Baby Girl - 22
mian telat update asbvejaywixkT-T
part nya engga tau kenapa malah ke isi sama chap dari cerita lain, jadi agak mikir lama nyambugin ulang. cari ide ulang juga, gemez lama lama sama wp
-
Suzy terdiam, menatap layar ponselnya yang menampilkan video hasil rekaman cctv tepat di hari dia dan juga Jungkook bertemu kembali. Sebelum dia datang, kekasihnya bermain dengan adik angkatnya sendiri?
"Cih." Suzy mendecih kesal, apa-apaan dengan jalang kecil ini? Berani-beraninya dia memiliki nyali sebesar ini?
Demi meredakan kekesalan, dia melempar ponselnya kasar. Tidak perduli jika ponselnya rusak. Suasana hatinya kacau.
Pikiranya terfokus pada gadis yang bertemu dengan dirinya di restoran tadi pagi, gadis asing itu memiliki informasi yang begitu banyak tentang hubungannya dan Jungkook, serta hubungan Tzuyu dan Jungkook.
Gadis tersebut mengajak dirinya bekerja sama untuk menyingkirkan Tzuyu berserta keluarganya, Suzy bisa melihat mata penuh kebencian yang menyala-nyala layaknya api berkobar.
Baru saja berkenalan membuatnya tidak memiliki hak untuk bertanya dendam apa yang gadis tersebut simpan untuk Tzuyu berserta keluarga, Suzy hanya bisa menebak jika dendamnya bukan dendam ringan.
Melihat betapa ambisiusnya gadis asing ketika berbicara menyingkirkan keluarga Lorentzo satu-persatu, dengan dia yang harus menangani Tzuyu.
Pintu bel apartement berbunyi.
Suzy beranjak, berjalan menunju pintu, dia bisa melihat wajah pria yang sangat dia hafal lewat layar monitor. Membuka pintu dengan semangat, Suzy melemparkan tubuhnya ke dalam dekapan yang hangat.
"Merindukanku heh?"
"Tentu, hah, aku tidak sabar untuk bersama dengan dirimu."
Pria tersebut, Lee Minho, menggendong Suzy masuk ke dalam apartement. Terkekeh pelan sembari berkata, "Tunggulah lebih sabar, jika bukan karena properti berharga yang Jeon miliki. Aku tidak akan merelakan dirimu di sentuh pria lain selain diriku."
"Minho, aku mencintaimu."
Keduanya terjalin dan melakukan hal tidak senonoh.
Di Mansion Jeon.
Jungkook duduk di kursi kerjanya, menggumam ringan, "Hm, Papa tidak perlu khawatir. Tzuyu telah menemukan keluarga kandungnya yang kebetulan berada di sini."
"Tetap saja, Papa dan Mamamu khawatir dengan keadaannya. Kenapa nomernya tidak bisa di hubungi?"
Tubuhnya sedikit kaku, tidak mungkin dia menjawab jika adiknya membuang kartu ponselnya agar dia tidak bisa menghubunginya kan? Orang tuanya bisa curiga dan pasti akan menginterogasi dirinya apa kesalahan yang telah dia perbuat.
"Tzuyu sibuk menghabiskan waktu dengan keluarga kandungnya, lagipula dia telah mengganti nomer dan aku belum sempat meminta nomer barunya. Pekerjaan kantor membuatku terlalu sibuk."
Disisi lain, Jihmun menghela nafas, "Baiklah kalau begitu, siapa tadi marga keluarga kandung Tzuyu? Lorentzo?"
"Benar, Direktur utama adalah Kristian Lorentzo dengan CEO putra tertuanya, Jaehyun Lorentzo."
"Papa minta kamu jalin kerja sama dengan Perusahaan Lorentzo dalam peluncuran desain terbaru kita. Keluarga Lorentzo lumayan berpengaruh dari yang Papa dengar."
"Tapi Pa—"
"Tidak ada tapi-tapian, kamu wajib menjalin kerja sama!"
"Baik."
Sambungan telefon terputus, Jungkook menelfon sekretaris, "Cintia, buat proposal kerja sama dengan Perusahaan Lorentzo esok hari, saya sendiri yang akan datang bertemu CEO mereka. Kamu cukup siapkan semua yang di perlukan."
"Tentu Pak, akan saya laksanakan."
Jungkook memijat pelipis kanannya, beberapa hari telah berlalu, dia akhirnya mengetahui jika dirinya telah kecanduan terhadap adiknya.
Dia mencintai Tzuyu, namun dilain sisi, dia juga mencintai Suzy. Bisakah dia memiliki keduanya?
Besok dia harus ke Perusahaan Lorentzo yang berarti dia harus menebalkan kulit wajahnya, mengingat kemarin pertemuan antara dia, Tzuyu, dan Jaehyun tidak terlalu baik, apalagi, Jaehyun seperti tidak mengenali dirinya.
Sudah bisa di pastikan jika sepulang mereka, Jaehyun meminta Tzuyu menceritakan masalah dan hubungan ilegal yang terjalin antara dia dengan Tzuyu selama ini.
Merepotkan, kenapa Papanya harus bersikeras menyuruhnya menjalin kerja sama dengan Perusahaan Lorentzo.
Frustasi, frustasi, frustasi, itulah yang dia rasakan untuk saat ini.
Jungkook perlu sedikit hiburan, tangannya menyambar jaket yang tersampir di kursi kerja. Memakainya dan berjalan keluar kamar, tujuannya saat ini adalah klub malam.
Dia juga tidak ingin bertemu Suzy, entah mengapa, dia memiliki firasat yang buruk saat ini jika dia selalu berdekatan dengan Suzy. Tentu saja dia tidak menganggap serius firasat ini, mungkin saja dia hanya bosan dengan Suzy karena itu dia tidak ingin selalu berdekatan dan menempel bersama dengan calon istrinya.
Benar juga, dia akan segera menikah dengan Suzy 3 bulan lagi.
Andai saja Tzuyu masih disini, mungkin bebannya sedikit terasa ringan dengan memeluk tubuh bayi kecilnya. Sayang sekali, sekarang bayi kecilnya membenci dirinya.
-
Keesokan harinya.
Sekretaris dari Jaehyun, Lila, mengantar Jungkook dengan hormat menuju ruangan bosnya.
"Silahkan, Pak."
"Terima kasih, Nona."
Lila tersenyum merunduk, merasa sedikit panas melihat senyum menawan pria di depannya.
"Sama-sama, Pak. Saya pamit."
"Oke."
Jungkook membuka pintu ruangan Jaehyun, berjalan masuk tanpa permisi.
Jaehyun berhenti mengetik laporan di laptopnya, mendongak dengan kaca mata bertengger sempurna di hidungnya yang mancung.
CEO Jeon.
Tanpa sadar kedua tangan Jaehyun terkepal erat, menatap Jungkook dengan sengit. Pria keparat ini adalah orang yang telah berani melecehkan adik bungsunya!
Mengingat ini adalah urusan formal dan bisnis, Jaehyun segera menyembunyikan emosi yang bergemuruh meminta pelampiasan, "Saya telah menerima laporan kunjungan dari CEO Jeon terhormat, tapi maaf, perusahaan kami tidak berminat berjabat tangan dengan perusahaan anda."
Jungkook tersenyum sinis, "Benarkah? Bagaimana jika keuntungan kita bagi sama rata? 50-50?"
"Maaf, tidak tertarik. Anda juga pasti tau jika kedua perusahaan kita merupakan perusahaan unggul yang selalu bersaing demi mempertahankan reputasi selama ini. Akan lebih baik jika kita tidak menjalin kerja sama dan terus mengembangkan rasa kompetitif dalam meraih posisi."
"Aku tau, tuan muda Lorentzo terhormat karena memiliki dendam denganku bukan sampai menolak proposal ini?"
"Kamu-!"
Ekspresi Jungkook menjadi lebih serius kali ini, "Silahkan melihat lebih kedepan, perusahaan kita sama-sama perusahaan unggul yang beroprasi sejak lama, masing-masing dari perusahaan kita memiliki cara tersendiri demi mempertahankan posisi dan prestasi, pikiran saja. Bagaimana hasil akhir jika kedua perusahaan unggul di gabungkan? Bukankah itu akan menjadi keuntungan bagi kita berdua?"
"Maaf—"
"Kak Jaehyun!" Pintu ruangan terbuka, Tzuyu yang semula tersenyum, memasang ekspresi kaku melihat Jungkook berasa di ruangan Jaehyun.
"Bagaimana kabarmu, sayang?" Tanya Jungkook, matanya menyipit tidak suka pada bekal makanan yang ada di tangan Tzuyu. Mengapa saat bersama dengan dirinya, adiknya tidak pernah memberikan dia bekal untuk makan siang?
Tzuyu dengan sedikit gugup menjawab, "B-baik," tatapannya menyapu Jaehyun, dia tidak bisa untuk tidak yakin jika amarah Jaehyun tak akan meledak. Jika terjadi, maka akan terjadi perkelahian.
Sebagai Kakak, Jaehyun bisa memahami keengganan Tzuyu melihat wajah CEO Jeon, jadi dia berkata pada Jungkook, "Perusahaan kami bersedia menjalin kerja sama. Jadi saya mohon anda keluar, saya ingin menghabiskan waktu dengan adik saya."
"Tentu, kerja sama ini akan saling menguntungkan di masa depan."
Jungkook meletakan proposal diatas meja Jaehyun, berlalu keluar, tepat sebelum kakinya melewati pintu ruangan. Dia tersenyum pada Tzuyu membuat gadis tersebut mengigil, "Kakak merindukanmu, bayi kecil," bisiknya.
Selepas keluar dari ruangan Jaehyun, Jungkook merogoh saku jasnya. Botol yang mirip dengan parfume berada di genggamannya. Botol ini berisi cairan dengan aroma afrodisiak.
Beruntung dia memiliki antisipasi dan berfikir jika Tzuyu mungkin saja akan datang di saat dia membicarakan bisnis dengan Jaehyun, tak di sangka ternyata dugaannya benar.
Sekarang dia hanya perlu menunggu Tzuyu keluar dari ruangan, sedangkan dia berdiri di depan cermin besar yang memperlihatkan jalanan kota yang ramai.
"Kakak merindukanmu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top