Baby Girl - 20 & 21

huhu mian aku lupa harii kalau kemarin seninnn 😭 meski ketentuan komen belum ke capai aku tetep double up buat minta maaf karena late update.

Reader's be laik : telat terus aja biar double up

🌚👍🏻

-

Jaehyun membawa adiknya ke taman kecil di dekat danau, mengajaknya keluar dari mobil dan duduk di pinggiran danau yang berair jernih.

Dia masih menunggu Tzuyu untuk bersuara, tidak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu mengetahui adiknya selalu merunduk sejak bertemu dengan CEO Jeon.

"Kak...." Tzuyu merasa tidak bisa untuk menjelaskan masalah yang terjadi antara dirinya dan juga Jungkook.

Jaehyun memasang wajah apatis, berkata dengan tegas, "Katakan yang sejujurnya, apa masalah yang terjadi antara kamu dengan CEO Jeon? Kalimat yang dia ucap sangat ambigu untuk hubungan yang terjalin di antara kalian berdua."

"Bisakah Kakak janji nggak akan marah?"

"Kakak janji."

Dengan gugup, sedikit ragu, dan sedih, dia mulai menceritakan apa yang telah Jungkook lakukan pada dirinya di malam sebelum dia resmi menjadi putri bungsu dari keluarga Jeon.

Wajah Jaehyun yang awalnya apatis menjadi sangat gelap dan hitam, terpelintir begitu mengerikan seperti hantu.

Bajingan Jeon ini!

Berani-beraninya dia melakukan hal seperti ini kepada adiknya sendiri? Dia memaklumi sifat bermain perempuan yang memang kebanyakan dimiliki oleh Pengusaha Muda di jaman era modern yang begitu bebas.

Tapi kenapa adiknya juga di jadikan sasaran? Dimana letak kewarasan jiwa dan akal pria ini?

Jaehyun merasa cemas akan sesuatu, segera menyuarakan apa yang mengganjal di dalam hatinya, "Yuyu, kamu-apa kamu hamil?"

Tzuyu menggeleng, "Saat aku pergi dengan Kakak untuk pulang ke rumah, saat itu aku sedang haid. Malam sebelum hari itu Kak Jungkook ingin menyentuhku saat mabuk, tapi aku berkata jika aku sedang haid."

Jaehyun bisa merasakan kelegaan yang menghinggapi rongga dadanya.

Tangan kanannnya mengepal hingga urat-urat menonjol hampir keluar menembus kulit putihnya, tertarik dengan sangat erat.

"Sekarang, jauhi Jeon Jungkook. Dan buang dia jauh-jauh dari fikiranmu, Kakak pasti akan selalu menjaga kamu dari pria itu."

Tzuyu merasa enggan untuk melupakan Jungkook, takdir tidak memberi pilihan yang lebih baik dan yang di katakan Kak Jaehyun adalah terbaik untuk dirinya sendiri saat ini.

"Oke."

"Jangan beri tahu Mama dan Papa masalah ini, Kakak nggak mau mereka langsung membuat keributan dan datang langsung ke perusahaan Jeon karena itu akan sangat gegabah mengingat reputasi perusahannya yang tidak bisa di anggap remeh.

"Tzuyu akan selalu mematuhi semua ucapan Kakak."

Dia membawa Tzuyu ke dalam pelukannya, begitu banyak masalah dan tekanan mental yang di dapat adiknya sebelum dia temukan.

Dia berjanji akan memberikan kasih sayang yang berlimpah untuk adik satu-satunya yang dia miliki saat ini.

Di Mansion Jeon Jungkook.

Tubuhnya layu dan tidak memiliki semangat, seminggu lebih dia tidak memperhatikan pekerjaan di kantor dan porsi makan yang masuk ke dalam mulutnya.

Jika di tamati lebih jelas, tulang pipi Jungkook tampak sedikit menonjol di karenakan tubuhnya yang makin kurus. Frustasi yang dia alami secara terus-menerus akan kehilangan Tzuyu memengaruhi jam tidur dan nafsu makannya.

Dia menaiki tangga menuju kamar adiknya, membuka pintu dan seketika amarahnya meledak melihat maid yang memasukkan barang-barang Tzuyu ke dalam sebuah kotak besar.

"Apa yang kamu lakukan?!" Teriak Jungkook.

Maid yang di bentak tidak bisa untuk tida menggigil, apa salahnya? Dia hanya menjalankan perintah dari Kepala Maid yang berkata jika Nona mereka mungkin tidak akan pernah kembali dan semua barang-batangnya yang ada di dalam kamar tidak akan berguna lagi.

"Tuan muda, saya hanya menjalankan perintah dari Kepala Maid. Dia bilang Nona pasti tidak akan kembali dan barang-barang ini akan berdebu serta usang jika hanya di simpan di kamar ini."

Urat leher Jungkook bergerak liar membuat maid yang memunguti barang Tzuyu menjatuhkan pantatnya je lantai, dia sungguh takut.

"Jangan pernah menyentuh barang-barang Tzuyu! Pergi dan cari Kepala Maid! Pecat dia atas perintahku karena telah berani berkata jika Tzuyu tidak akan pernah kembali!"

"Ta-tapi Tuan—"

"Pergi atau kamu juga akan aku pecat!"

Maid tadi semakin pucat seperti mayat, segera mengangguk keras, "Tentu Tuan! Bawahan ini akan langsung menyampaikan perintah Tuan!"

Maid pergi dari kamar Tzuyu dengan jantung bertalu-talu, menyisakan Jungkook sendirian di kamar ini. Dia menutup pintu, berjalan ke arah kardus yang berada di samping ranjang Tzuyu.

Dia mengambil boneka besar yang selalu Tzuyu peluk ketika tidur, menghirup aroma khas adiknya yang masih sedikit tersisa. Mencoba membuat aroma ini menjadi bayangan adiknya yang masih tidur di ranjang dengan wajah lugunya yang cantik.

Realita menghancurkan ekspetasinya.

Mama dan Papa telah berkali-kali menelfonnya begitu juga Suzy, Jungkook mengabaikan mereka semua, fokus dalam mencari Tzuyu sampai dapat.

Suzy juga sudah berkunjung ke Mansion yang ketika dia datang, Jungkook pasti sedang ada dua luar untuk mencari Tzuyu yang membuatnya sedikit jengkel dan cemburu.

Kenapa dia begitu mengunggulkan dan menomor satukan Tzuyu melebihi dirinya?

Disini siapa yang menjadi kekasihnya?

Siapa calon istrinya?

Dia mulai berfikir keras, melalui sikap Jungkook, tatapan anehnya saat melihat Tzuyu, dan hal janggal menjegal hatinya.

Dia merasa lidahnya getir dan kelu mengenai pemikiran yang ada di fikirannya saat ini. Apa ini mungkin? Jika tebakannya benar, Jungkook menyukai adik angkatnya sendiri?

Ck, jika memang benar dia harus berhati-hati dengan rubah kecil si Tzuyu. Tapi jika tidak benar maka dia harus tetap berhati-hati agar tujuan awalnya datang kesini akan tercapai tanpa hambatan.

Ponsel Suzy berdering, dia mengernyitkan alis indahnya ketika nomer tidak kenal menelfon, menggeser ikon hijau dan menyapa, "Halo?"

"Ingin bekerja sama?"

"Apa maksudmu?"

Orang di seberang tertawa renyah, sedikit mendengus dengan tajam dan menjawab arogan, "Hanya ingin melakukan kerja bisnis. Kamu mendapatkan Jeon Jungkook dan aku mendapatkan orang yang ingin aku hancurkan."

"Bagaimana kamu tau tentang aku dan calon suamiku?"

"Karena aku terlalu pandai mungkin? Aku tidak suka basa-basi, besok temui aku di restoran reimmor tepat pada jam 9 pagi. Aku jamin kamu akan menyesalinya seumur hidup jika tidak menjabat tangan dan bekerja sama dengan diriku."

Tut—tut

Suzy mengedikkan bahunya, namun apa salahnya jika dia memang ingin mencoba? Siapa tau orang ini memang bisa membantunya, dan sudah terlihat jelas jika orang yang memintanya menjadi Sekutu kali ini bukan orang biasa.

Jika dia orang biasa, bagaimana bisa dia mendapatkan nomer telefon miliknya dan mengetahui hubungannya dengan Jungkook?

Para karyawan di kantor saja hanya tau jika Suzy dan Jungkook adalah teman lama yang cukup akrab dan sering pergi berdua.













Part 21

Tzuyu menghubungi Mingyu dan Somi sekaligus mengajak mereka bertemu, sebenarnya dia ingin melunasi janji untuk mentraktir Somi. Tapi jika dia hanya mengundang Somi maka itu kurang baik mengingat Mingyu dan Somi sama-sama teman dekat yang dia punya di negara asing ini.

Somi melahap makanannya senang hati, mengusap perut bundarnya dan bersendawa.

Mingyu menatap sengit pada Somi, mencibirnya, "Tidak ada sopan santun sama sekali!"

Somi menjulurkan lidah, "Sayangnya aku tidak perduli."

Tzuyu terkekeh kecil, seminggu tidak bertemu membuatnya rindu melihat pertengkaran kecil yang cukup lucu antara dua sepupu di depannya.

Somi mendudukan posisi dengan  benar, menatap Tzuyu serius, "Tzu, kemarin pria itu siapa? Kenapa dia menjemputmu? Kamu juga belum menjelaskan kepada kami kenapa kami harus berbohong jika kamu tidak ada di kediamanku waktu itu? Apa kamu tau? Kak Jungkook sangat mengerikan, dia marah-marah datang ke mansionku hingga Papa memarahiku."

Tzuyu merasa bersalah, "Somi, maafkan aku karena sangat merepotkan dirimu."

Somi segera mengibaskan tangan, "Lupakan, lupakan, kita adalah teman jadi sudah seharusnya saling membantu."

Tzuyu tersenyum lega karena Somi tidak marah.

Mingyu angkat bicara, matanya menatap Tzuyu lembut, "Tolong jelaskan pada kami jika kamu memang punya masalah, jangan terlalu suka memendam masalah sendirian. Kami tau kamu sedikit ragu ingin berbagi masalah dengan kami."

Somi setuju dengan Mingyu, "Jadi, kamu mau cerita masalah kamu sama kami sekarang?"

"Oke."

Tzuyu menjelaskan awal dari masalah, konflik masalah, hingga akhir masalah dalam hidupnya yang di picu kehadiran seorang Jeon Jungkook.

Mingyu dan Somi sama-sama terkejut, bagaimana mungkin ada pria sebejat Jeon Jungkook di dunia ini?

Mingyu dan Somi juga merasa jika teman cantiknya tidak lugu lagi, akan memalukan bagi mereka jika mereka memanggil Tzuyu teman kecilnya yang polos.

Tzuyu bahkan sudah melakukan permainan orang dewasa, ehem.

Mingyu sebenarnya ingin mengutarakan perasaan yang dia punya pada Tzuyu pada hari ini, hatinya sedikit ragu setelah mendengar cerita dari Tzuyu, kisah di balik kertas putih yang selalu terlihat.

Beruntung Tzuyu meminta ijin untuk pergi ke toilet.

Somi segera menyikut Mingyu, "Apa keputusan yang kamu ambil?"

"Aku, aku tiba-tiba menjadi sedikit ragu."

Somi meninju lengan kiri Mingyu, "Jangan bilang kamu ingin mencampakkan Tzuyu? Dia masih gadis baik-baik, dia melakukan semua itu karena tekanan dan paksaan dari Kak Jungkook. Jangan pernah berfikir dan bahkan sampai menyamakan Tzuyu dengan para wanita jablay di luar sana. Dia gadis baik, meski dia memang telah kehilangan kehormatan, aku akan tetap mendukungmu 100%. Ketulusan dan kebaikan dalam mencari pasangan adalah hal terpenting."

Kata-kata Somi bagai motivasi untuk Mingyu, dia mengangguk dengan mantap, "Aku tidak akan berani berfikir untuk meninggalkan Tzuyu, aku ingin memilikinya."

"Bagus! Itu baru sepupuku! Setelah ini kamu harus langsung jujur pada Tzuyu!"

"Jujur padaku tentang apa?" Tzuyu datang dari toilet lalu duduk di tempat ia duduk semula.

Menatap Mingyu dan Somi bergantian dengan penasaran.

"Aduh, mules!" Somi berakting, "Aku ke toilet dulu sebentar, kalian berdua ngobrol dulu!" Dia segera ngancir pergi ke toilet. Memberikan waktu berdua untuk Mingyu dan Tzuyu.

Mingyu sedikit guguk, kegugupannya tidaj luput dari pengawasan Tzuyu.

"Gyu, kamu oke?"

"Ah, oke. Aku ingin jujur padamu."

"Apa? Katakan saja."

Dia meraih kedua tangan Tzuyu yang ada di atas meja, membungkusnya dengan telapak tangannya yang lebar dan hangat.

Menatap tepat di manik hitam gadis di depannya, berucap tulus, "Aku menyukaimu. Apa kamu mau menjadi kekasihku?"

Tzuyu diam, masih syok dan terkejut mendengar kejujuran Mingyu, "Kamu....... sejak kapan kamu menyukaiku?"

"Setelah kamu menolong aku dulu, aku mulai menyukaimu sejak saat itu."

"Mingming, kamu tau sekarang aku buka lagi gadis dengan kehormatan. Aku gadis buruk, kamu bisa mencari yang lebih baik dari aku. Kamu tampan dan pintar, pasti banyak gadis yang menyukaimu tanpa ragu."

"Aku tidak perduli, aku hanya menyukaimu."

"Mingming....."

"Jangan berfikir jika aku kasihan kepadamu, aku tulus denganmu. Tidak peduli kekurangan apa yang ada pada dirimu, aku tetap ingin kamu menjadi kekasihku. Jadi maukah kamu?"

Nasihat Jaehyun yang menyuruhnya untuk melupakan ingatan tentang Jungkook mulai sekarang membuatnya ingin menerima hubungan yang ingin Mingyu bentuk dengan dirinya.

Meski dia cukup jahat karena sama saja menggunakan Mingyu sebagai pelampiasan.

Akhirnya, Tzuyu tersenyum, "Kalau begitu, buat aku menyukaimu."

"Kamu serius?"

"Tentu saja!"

Keduanya tersenyum bersama, Somi yang mengintip dari pintu toilet ikut nyengir bahagia. Segera keluar dengan berlari, mendorong kepala belakang Mingyu hingga condong ke depan mencium bibir Tzuyu.

Tzuyu juga tidak siap dengan gerakan agresif Somi yang mendorong kepala belakang Mingyu tanpa ijin.

Cup!

"Yes! Aku akan mendapatkan traktiran makanan lagi! Kalian berdua harus mentraktir aku, jika bukan karena aku, maka kalian tidak akan pernah bersama."

Mendengar ocehan Somi, Tzuyu dan Mingyu sama-sama kesal. Memandang Somi seperti ingin menginjak seekor semut menjadi daging penyet hancur!

"Santai, santai. Aku minta maaf, aku minta maaf, lagi pula itu hanya ciuman biasa. Jangan memasang muka seperti itu seolah aku memasukan obat afrodisiak ke dalam minuman kalian hingga kalian melakukan hal-hal yang buruk."

[Afrodisiak : sejenis obat perangsang.]

Insiden ciuman yang di ciptakan Somi membuat beberapa pengunjung memperhatikan mereka, sekarang Somi berkata vulgar dengan begitu keras.

Apa mereka bisa menukar Somi dengan beberapa gram emas? Tolong beritahu Tzuyu dan Mingyu, dia ingin menukar Somi dengan apapun itu dan membuat gadis campuran asia-bule itu pergi dari hadapan mereka saat ini.

Ini sungguh menyebalkan.

Diruangan lab pribadi dalam rumah.

"Nak, apa yang kamu lakukan?"

"Ibu, jangan mengganggu aku dulu. Aku sedang membuat sejenis obat bius."

"Baiklah, baiklah, apapun itu. Dan yah, nak, kenapa ada banyak pistol di kamarmu? Bukankah itu koleksi ayahmu?"

"Hm, aku hanya ingin melihat-lihat."

Sang ibu bernafas lega, "Jangan mengikuti jejak ayahmu, ibu tidak akan suka."

"Tentu."

Jam menunjukan pukul 10 pagi, setelah bertemu dengan Suzy sebelumnya, membuat dia sedikit bahagia karena rencana yang dia susun berjalan dengan lancar. Hanya tinggal menunggu waktu.

kenapa dua part aku gabungin? biar ringkez weehehehehehe

Ada typo? komen di paragraf nya ya sayang, thank you❤❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top