Baby Girl - 2
Seorang gadis berjalan sendirian ketika waktu pulang sekolah telah tiba. Chou Tzuyu, gadis penyendiri yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan Teratai.
"Tzuyu! " Panggil seorang gadis berambut pendek dibelakang Tzuyu
Tzuyu membalikan tubuhnya. Di sana terlihat sang Kakak—dalam makna Kakaknya dari Panti Asuhan.
"Kak Jungyeon? Ada apa?" Tanya Tzuyu sambil memandang heran sang kakak yang saat ini tengah mengatur nafas nya setelah berlari cukup kencang.
"Hosh... Hosh... Sebentar dulu. Aku mau nafas dulu. Haduh sesek nafas, kayak mau sakaratul maut," Jungyeon mengambil nafas dalam lalu menghembuskanya kembali, terus seperti itu berulang-ulang hingga nafasnya kembali stabil.
"Gini nih, aku nggak bisa pulang bareng sama kamu. Kakak masih harus ngerjain tugas di rumah temen. Jadi otomatis motornya dibawa Kakak. Kamu nggak masalah kan kalo naik angkot dulu pulang ke panti-nya?" Jelas Jungyeon setelah itu meminum air Aqua yang selalu dia bawa di dalam tasnya.
Tzuyu menganggukan kepala nya pertanda setuju, "Yaudah nggak masalah. Tzuyu pulang sendiri aja. Kakak jangan pulang sore sore ya, nanti ibu panti khawatir," Jungyeon mengangguk kemudian kembali berlari menuju parkiran sepeda motor.
Kaki jenjangnya kembali melangkah menuju gerbang, jari-jari mungilnya memegang tali ransel dengan kencang ketika melihat hunusan tatapan anak laki-laki yang Tzuyu yakini adalah seniornya.
Suara sepeda montor ninja membuat perhatian Tzuyu teralih, mata bulatnya bersinar saat melihat Kevin yang duduk diatas motor dan tersenyum padanya. Anak laki-laki kelas 12 mendengus kesal karena kedatangan Kevin.
"Tzuyu, tadi Jungyeon bilang suruh nganterin lo balik ke panti. Cepatan naik ke belakang, gue anter lo pulang," Tawar Kevin.
Gadis tersebut mengigit bibir bawahnya gugup, "Kev, Tzuyu minta maaf buat kemarin. Nggak usah repot-repot juga, Tzuyu naik angkot aja."
Kevin mendesah kecewa, "Tzu, gue dari dulu udah bilang sama lo, meski lo nggak bisa bales perasaan gue nggak masalah, asal lo jangan pernah ngejauhin gue."
Tzuyu semakin merundukan kepalanya lebih dalam.
"Ayolah Tzu, udah naik aja ke jok belakang, gue anterin tanpa biaya ongkos."
"Oke, maaf ya repotin kamu terus."
Kevin tersenyum, "Seneng bisa lo repotin, daripada gue gabut juga, anterin lo malah apet pahala. Nanti mampir ke toko kue dulu, Mama minta di beliin kue."
"Iya."
Kevin menyalakan motornya kemudian berkendara menembus jalanan kota.
*
"Kamu nggak mau ikut masuk ke dalem, Tzu? " Tanya Kevin sambil melepas helm full face yang dia pakai.
Tzuyu menggeleng, "Nggak usah Kev, aku disini aja."
"Yaudah, gue masuk dulu. Jangan tinggalin gue, lo. Nanti hati gue gelap kalo lo pergi tanpa ninggalin penerangan buat nerangin hati gue. Asikk," Kevin berlari dengan kencang dan masuk ke toko sebelum mendapat cubitan dari Tzuyu .
"Aish! Awas aja kamu Kev!"
Tzuyu menggerakkan tangan di udara seolah-olah tangan itu sedang mencubit seseorang.
Tzuyu berdiri di dekat motor Kevin, dia melihat kendaraan yang berlalu lintas. Tatapannya jatuh pada seorang nenek yang mencoba menyebrang jalan tapi tetap tidak bisa karena jalan terlalu ramai oleh arus kendaraan.
Tzuyu menaruh tas nya di motor Kevin lalu berlari mendekati sang nenek yang sedang mencoba menyeberang jalan raya.
"Nenek mau nyebrang ke sana ya? Ayo nek, Tzuyu bantuin," Tzuyu memegang tangan sang nenek kemudian membantu nenek tersebut menyeberang jalan raya.
"Makasih ya nak," Ucap sang nenek penuh terima kasih.
"Iya Nek, sama-sama. Kalo gitu aku pamit dulu, sampai jumpa lagi Nek."
"Sampai jumpa juga, Nak."
Tzuyu mencoba menyebrang jalan raya untuk kembali, karena kurang teliti Tzuyu tidak melihat jika ada mobil hitam mewah yang sedang melaju ke arahnya. Saat Tzuyu melihat mobil tersebut, Tzuyu malah berteriak dan tidak berlari.
"Aaaaa!!!!" Teriak Tzuyu .
Cit!
Hampir saja mobil mewah tersebut menabrak Tzuyu. Gadis tersebut mengambil udara dengan rakus sambil memegang dadanya mencoba menormalkan detak jantungnya yang berirama begitu keras dan kencang.
Seorang pria dengan setelan jas lengkap keluar dari mobil mewah tersebut. Sepatu hitam mewahnya berjalan maju menghampiri Tzuyu. Melepas kaca mata hitamnya, mata setajam elang menatap gadis SMA yang hampir bertarung dengan maut jika dia tidak berhenti tepat waktu.
"Kamu kira ini jalan Nenek Moyang kamu? Bosan hidup?"
Tzuyu menatap pria dengan suara dalam didepanya. Berdiri dengan angkuh.
"Ma-maaf kak. Ta-tadi aku bener-bener nggak tau kak. Maafin aku Kak."
Bukanya marah, Jungkook justru mengulurkan tangannya pada Tzuyu membuat Tzuyu bingung.
"Perkenalkan, saya Jeon Jungkook," Tzuyu memelototkan matanya saat mendengar nama tersebut. Jeon Jungkook adalah pengusaha termuda dan terkaya yang ada di negaranya Tzuyu menggelengkan kepalanya menolak uluran tangan Jungkook .
"Ma-maf Tuan. Saya tidak tau jika anda Tuan Jeon. Saya takut tangan anda kotor karena bersentuhan dengan tangan gadis biasa seperti saya."
Manis dan rendah hati. Mangsa terbaru yang sangat bagus. Batin iblis Jungkook berkata.
Jungkook menarik tangan Tzuyu dengan paksa agar berjabat tangan. Membuat Tzuyu agak terkejut dengan sikap Jungkook .
"Siapa nama mu?"
"Na- nama saya Chou Tzuyu Tuan Jeon," Jawab Tzuyu sambil menundukan kepalanya.
"Nama yang indah. Panggil saja aku Kakak atau Jungkook. Tidak perlu memanggilku Tuan. Di mana kamu tinggal? "
Tzuyu terkejut lagi saat Jungkook bertanya di mana dia tinggal. Apa dia akan memarahi ibu panti karena aku?
Jungkook tersenyum saat melihat wajah takut Tzuyu yang menurut nya begitu lucu, "Tenanglah, aku hanya ingin mengunjungimu jika ada waktu."
Tzuyu bernafas lega lalu tersenyum,
"Ah begitu. Tzuyu tinggal di pantai asuhan kak. Nama panti asuhan nya Panti Asuhan Teratai, disamping perumahan Cempaka Senja jalan mekar nomer 3."
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa," Jungkook dengan lancang mencium bibir Tzuyu sekilas. Membuat detak jantung Tzuyu kembali bermaraton. Tidak sopan! Untung saja Jungkook telah menarik Tzuyu kesamping mobil dekat trotoar yang cukup sepi, jalanan juga lancar dengan pengemudi yang menjalan transportasi dengan cepat. Mereka tidak akan memperhatikan apa yang dilakukan dua orang itu.
"Manis. Sampai jumpa, Little," Jungkook masuk ke dalam mobil kemudian melajukan mobilnya pergi.
Mobil pergi menjauh dari pandanganya, Tzuyu kembali dari kelinglungan diri sendiri dan kembali ke toko kue, berdiri disamping motor Kevin. Jari telunjuknya menyentuh bibirnya sendiri pelan.
Dia mengambil first kiss ku.
"Kak Jungkook ternyata lebih tampan di lihat secara langsung," Tzuyu memukul mulut nya sendiri ketika mencerna ulang kata-kata yang telah dia ucapkan. Tzuyu kamu harusnya marah karena pria itu begitu cabul!
"Tzu? Lo ngelamunin apa?" Kevin menenteng kantung plastik berisi kue, mata sipitnya menatap Tzuyu bingung.
"A-ah? Enggak, enggak. Bukan apa-apa. Ayo pulang."
Kevin mengedikan bahunya acuh, hanya mengangguk kemudian naik ke sepeda motor di ikuti Tzuyu .
Jangan Lupa votmen ya :')
Maaf for typo :>
Babay :* see you di next chapter ;¬>
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top