Baby Girl - 18 & 19
mian kemarin ga bisa update, untuk permintaan maaf aku double up!
Jangan lupa follow ig khsusus account wattpad aku: @zura_tzu. Karena tinggal 14-15 chap lagi mungkin cerita ini sudah tamat. Dan kisah selanjutnya aku tempatin di work yang baru. Di ig aku selalu kasih spoiler dan beberapa asupan video Tzukook.
Pembaca lama BG pasti udah tau:) ini endingnya ngegantung buanget. Di igku dulu udh ku spoilerin tapi aku-nya malah unpub kisah ini terus akun sempet ilang karena ganti ponsel dan akun wp ini diponsel lama dibawa mamak, dihapus 😭
Aku akan tamatin ff ini sampe tuntas ke kisah anak Tz sama Jk juga.
Cuma spoiler aja : anak Tz sama Jk namanya sally. Dan kisah cinta Sally tetep bakal aku buatin work Tzukook. Judulnya nanti Still With You! 💓 ke inspirasi dari lagunya mamas Jk sendiri 😂 btw ada saran nama untuk Jk veri inggris atau lokal?
-
Nuansa kamarnya yang baru sama dengan kamarnya di mansion Jungkook. Dominan warna pink, dulunya kamar ini adalah milik Tziya, mendiang Kakak kembarnya.
Tzuyu berdiri didepan figura besar yang menampilkan wajah gadis cantik bermata hijau dan berambut sebahu berwarna merah.
[Era Like Oh-Ah. Tz sempet pakai warna rambut merah, dan itu cantik banget. Suka parah waktu dia berambut merah waktu itu! 😭💓]
Setelah mendengar kisah kejadian beberapa tahun silam tentang dirinya yang tertukar, dia merasa cukup khawatir dengan Tzuya palsu yang telah melarikan diri entah kemana. Apa anak itu baik-baik saja? Apa dia masih hidup? Bagaimana dia bisa pergi dan hidup mandiri dengan tubuh terluka dan usia baru menginjak 15 tahun?
Flashback
Ruangan persalinan nomer 79 dipenuhi suka cita atas kelahiran dua putri kembar keluarga Lorentzo. Kristian Lorentzo sebagai Ayah maju mendekati dua putrinya yang menangis keras, tersenyum lalu kembali mengarahkan tatapannya pada Minji, sang istri.
Mencium keningnya dengan bibir terus mengucap terima kasih.
Jaehyun berjinjit mengintip dari kaca pintu yang berbentuk lingkaran. Ikut tersenyum melihat dua bayi kembar menangis di gendongan Dokter. Saat ini usianya menginjak 10 tahun.
Suster yang membantu persalinan membawa Tziya dan Tzuya menuju ruangan perawatan bayi, berkumpul dengan bayi-bayi lainnya.
Sesampainya diruangan, dia berteriak pada suster yang tengah magang dirumah sakit tersebut, "Hani! Aku menaruh dua bayi ini dikasur pojok, dua bayi perempuan kembar Tziya Lorentzo dan Tzuya Lorentzo!"
Suster tersebut meletakan Tzuya disebelah kanan dan Tziya disebelah kiri.
"Baik Senior! Tunggu sebentar, aku harus menenangkan satu bayi lagi!" Hani sibuk menepuk pelan pantat salah satu bayi yang menangis kencang. Tidak menoleh untuk melihat wajah bayi yang dibawa seniornya.
10 menit berlalu.
Hani bernafas lega karena bayinya sudah tenang, tapi saat dia merubah posisi menggendong, bayi ini menangis lagi dengan kencang.
Pintu terbuka menampilkan suster senior yang lain, "Hani! Tolong taruh ini ditempat bayi bernama Chou Tzuyu! Aku harus membantu dokter untuk melakukan persalinan lagi!"
"Oke, senior! Taruh saja di ranjang pojok dengan dua bayi lainnya!"
Beberapa menit berlalu, akhirnya bayi yang sedari tadi rewel diam tertidur nyenyak. Dia menuju ranjang pojok ruangan. Menggaruk kepalanya dan bingung menatap tiga bayi diatas ranjang.
"Senior Ely membawa gadis kembar, jadi pasti menaruhnya bersisian, lalu Senior Vika datang dan menaruh satu bayi lagi. Yang tengah pasti sikembar, tapi satunya lagi yang mana?" gumamnya, merasa bingung dan berfikir keras.
Dia memutuskan lebih dulu menggendong Tziya, menaruhnya di box bayi bernama Tziya Lorentzo yang telah disiapkan setelah bayi lahir dan suster mengirimkan nama untuk pembuatan box bayi diruangan perawatan bayi.
Hani kembali ke ranjang pojok, mengigit bibir bawahnya frustasi. Dia keluar dan bertanya tentang keberadaan suster Ely yang tadi membawa bayi kembar. Namun suster Ely saat ini sedang membantu Operasi persalinan.
Sial.
Suster Cesia yang sama-sama suster magang seperti Hani menghampiri temannya.
"Hani! Aku mendapatkan tugas untuk mengambil bayi kembar putri Tuan Lorentzo. Tolong bantu aku bawa satu bayinya ke ruang rawat Nyonya Minji Lorentzo."
Hani ingin berkata jujur, tapi tidak berani. Operasi persalinan memakan banyak waktu, dan Dokter Vika juga sedang mengurus persalinan wanita lain.
Dia akan mendapatkan nilai buruk jika dosennya tau dia begitu ceroboh. Tidak! Dia tidak boleh mendapatkan nilai jelek! Dengan sedikit ragu dia membawa Cesia ke ruangan rawat bayi.
Menyuruh Cesia untuk membawa Tziya, Hani mengambil bayi yang terletak di sebelah kanan Tziya, meletakkannya dibox bayi bernama Chou Tzuyu. Lagi pula siapa yang akan menyadari jika dia menempatkan bayi yang salah? Wajah mereka bertiga menurutnya mirip, dengan selimut yang sama, hanya Tziya yang mencolok karena matanya yang berwarna hijau.
Dia mengambil bayi yang ada di sebelah kiri Tziya, membawa bayi yang salah ke keluarga Lorentzo. Membawa Chou Tzuyu yang asli dan menaruh Tzuya asli di box bernama Chou Tzuyu.
15 tahun kemudian.
Tziya dan Tzuya palsu tumbuh menjadi gadis yang cantik, wajah mereka kembar namun hanya memiliki 10% kemiripan. Wajah Tzuya memiliki ciri khas gadis cina dengan mata sipit, alis tipis panjang yang tajam, hidung bangir kecil yang indah dan suara menggemaskan layaknya gadis cina.
[Kalian yang pernah nonton drachin pasti tau, gadis gadis cina itu suaranya imut imut:) alis mereka tipis cantik tapi tajem, mata sipit cantik sama hidungnya kebanyakan kecillll cantik banget.]
Keluarga Lorentzo mengabaikan kejanggalan Tzuya dan tetap memberikan kasih sayang yang sama pada dua putri kembar mereka. Hingga ketika si kembar dengan keluarganya pergi ke pasar malam, kecelakaan terjadi.
Peluru nyasar mengenai perut Tzuya membuat gadis cantik tersebut dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Dokter keluar dari ruangan Tzuya, mendapatkan tatapan ketakutan dari Kristian, Minji, Jaehyun, dan Tziya, dia tersenyum sopan, menepuk bahu Kristian selaku sahabatnya.
Bella, dokter yang juga membantu persalinan Minji. Wanita yang berprofesi bidan namun kembali belajar di Universitas dengan jurusan Dokter Umum.
"Tzuya baik-baik saja, operasi berjalan lancar. Sekarang dia kembali membutuhkan donor darah AB Negatif, stock dirumah sakit sudah tidak tersedia lagi mengingat golongan darah AB Negatif begitu langka."
Kristian bingung, "Apa? AB Negatif?"
Bell ikut bingung, "Kenapa memangnya? Apa salah satu keluargamu tidak ada yang bergolongan darah AB Negatif?"
Minju ikut berbicara, "Tidak, tidak ada. Keluarga Kristian memiliki golongan darah B dan keluargaku memiliki golongan darah A."
Bella terkejut, begitu pula semua keluarga Lorentzo, wanita cantik tersebut berkata dengan sedikit ragu, "Apa..... Jika memang benar begitu, maka bisa dikatakan kalau Tzuya bukan anak kandungmu? Mustahil! Aku yang membantu melahirkan Minji, bagaimana mungkin Tzuya bisa memiliki golongan darah berbeda?"
Jaehyun yang telah berusia 25 tahun memeluk Tziya yang sedih sekaligus terkejut, memberikan usul untuk meraih kebenaran, "Tante Bella, tolong berikan kami rekaman cctv ruang rawat bayi tahun 2002 tanggal 4 Desember."
"Baik kalau begitu, mari!"
Mereka semua menuju ruangan cctv dan mencari berkas yang menyimpan rekaman ruang rawat bayi tahun dimana si kembar lahir.
Rekaman ditemukan dan mereka semua menonton sampai adegan dimana Hani dan Cessi keluar ruangan membawa dua bayi. Bella merasa malu melihat suster magang di rumah sakit tempat dia bekerja bisa begitu ceroboh.
"Kristian, aku minta maaf," ujar Bella penuh sesal.
Kristian memeluk istrinya, menatap nyalang layar monitor. Suster magang bernama Hani adalah pemicu tertukarnya putri bungsunya.
"Bantu aku mencari gadis bernama Chou Tzuyu di negara kita, maka aku akan memaafkanmu. Kami pulang, aku menitip Tzuya padamu. Masalah administrasi kamu kirimkan saja berapa nominalnya."
"Oke."
Mereka semua pergi dan fokus mencari Chou Tzuyu, Tzuya mereka yang asli. Minji begitu khawatir memikirkan kehidupan anaknya di tangan hidup orang lain. Apa putrinya bahagia? Apa dia mendapatkan kasih sayang? Apa dia sehat?
Sore harinya di rumah sakit.
Bella memeriksa denyut nadi Tzuya palsu, meletakkan kembali lengan gadis cantik yang menatapnya.
"Kau beruntung Tzuya, stock darah golongan AB Negatif ternyata datang lebih awal dan kamu bisa mendapatkan donor darah."
Tzuya palsu berterima kasih dan bertanya, "Terima kasih, Dokter Bella. Dimana keluargaku?"
Bella sedikit terdiam, mengusap kepala Tzuya yang sudah dia anggap sebagai putrinya sendiri. Dia tahu, keluarga Lorentzo tidak terlalu perduli lagi dengan Tzuya palsu karena mereka fokus mencari keberadaan putri kandungnya.
Dia sedikit merasa iba, menjawab, "Tzuya, sebenarnya golongan darahmu sama sekali tidak sama dengan semua keluarga Kristian dan Minji. Kami melihat rekaman cctv dimana putri kembar Kristian lahir, dan kamu tertukar dengan putri bungsu asli mereka. Saat ini mereka semua dengan fokus mencari putri kandung mereka."
"A-apa? Ti-tidak mungkin!"
"Tzuya..."
"Tidak! Tinggalkan aku!"
Bella pergi dari ruangan rawat Tzuya palsu.
Tzuya palsu merasa sesak dan sedih, apa ini rasa sakitnya di buang keluarga sendiri? Ah tidak, mereka bukan keluarga kandungnya, lalu siapa keluarga aslinya?
Dengan pemikiran labil dan impulsif diusianya, dia melepus infus tanpa pikir panjang dan lari pergi dari rumah sakit. Berlari dan terus berlari, kesal dan marah. Benci dan merasa tercampakkan.
Flashback off
Hujan turun sangat deras, Tzuyu berdiri di balkon kamar. Merasakan tetesan hujan menimpa telapak tangannya, mendongak kemudian mengukir senyum.
Hari ini adalah hari ulang tahunnya ke-18 yang tanggal ulang tahunnya di tetapkan Ibu Panti. Tepat dimana dia ditemukan oleh wanita itu. Beberapa hari dia tidak menelfon Kak Jungyeon dan Kevin, mereka pasti khawatir.
Part 19
Jungkook duduk dikursi dekat jendela besar, menatap keramaian sore tanpa semangat. Sudah 1 minggu berlalu, mencari Tzuyu tidak membuahkan hasil, dia menunggu gadis itu di sekolah namun saat dia bertanya tentang Jeon Tzuyu kepala walinya, dia bilang Jeon Tzuyu telah pindah.
Dimana anak itu? Bagaimana mungkin dia bisa bertahan hidup tanpa membawa kartu kredit yang dia berikan? Bagaimana keadaan adiknya sekarang?
Kepalanya pusing. Mingyu 2 hari yang lalu juga datang untuk bertanya kabar tentang Tzuyu, membuat Jungkook menghilangkan prasangka jika Mingyu yang membawa adiknya pergi.
"Kak Jaehyun!"
Teriakan anak gadis yang cukup memekik membuat restoran sepi terpecah dari keheningan.
Tubuh Jungkook membeku mendengar suara akrab milik Tzuyu. Dia mendongak dan menatap ke sekeliling, hingga dia menemukan adiknya menggandeng tangan seorang pria berjaket hitam.
Tzuyu memegang lengan kanan Jaehyun dan memilih beberapa roti yang tersedia di restoran untuk di bawa pulang untuk dia jadikan cemilan saat home schooling. Ya, Tzuyu meminta home schoolling agar Jungkook tidak menemukannya ketika bersekolah.
Kristian sebagai Ayah langsung menyetujui tanpa meminta alasan, apapun yang di inginkan putri kecilnya akan selalu dia penuhi.
Tangannya terkepal erat melihat pria berjaket hitam mengusap puncak kepala Tzuyu, tersenyum pada miliknya, bahkan mencium kening yang seharusnya menjadi miliknya.
Tzuyu menoleh kebelakang, tubuhnya kaku melihat tatapan Jungkook yang begitu mematikan, dingin dan penuh amarah.
"Kak Jaehyun....." panggil Tzuyu pelan, suaranya bergetar takut tanpa sadar.
"Apa Juyu?"
"Ayo cepat pulang!"
"Apa yang terjadi padamu?"
"Ayo pulang, aku ingin pulang, aku ingin pulang."
"Jeon Tzuyu," suara dingin dan rendah memanggil namanya membuat Jaehyun ikut menoleh. Melihat pria yang sepertinya pernah dia lihat. Jaehyun tidak tau jika pria didepannya adalah CEO Jeon karena dia hanya tau jika CEO Jeon adalah Kakak angkat Tzuyu dan belum pernah melihat wajahnya.
Bak!
"Aaaaa! Kak Jaehyun!" Tzuyu berteriak takut kala Jungkook memukul Jaehyun tanpa aba-aba.
Tubuh Jaehyun terpental dan menubruk kursi dibelakangnya saat mendapatkan pukulan dadakan, mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah.
Tersenyum miring dan bangun, meraih kerah baju orang yang telah memukulnya, Jungkook juga melakukan hal yang sama.
"Apa anda tidak memiliki moral dan sopan santun?" Tanya Jaehyun mengejek.
Jungkook semakin marah, "Bukankah itu lebih cocok untukmu karena telah menculik adiku Jeon Tzuyu?"
Jaehyun diam, dia teringat saat Tzuyu pertama kali datang ke rumah dengan dirinya. Saat dia menagih penjelasan pada adiknya kenapa gadis itu menangis ketika menelfonnya, Tzuyu hanya berdalih dan tidak mau bercerita membuat Jaehyun menyerah.
Tzuyu meminta pulang saat melihat pria ini, bahkan berkata gemetar kepada dirinya. Jaehyun menatap Tzuyu yang sudah menangis, mata anak itu memerah karena menangis.
Apa yang dilakukan CEO Jeon pada adiknya hingga adiknya takut pada pria ini?
"Anda hanya Kakak angkat sedangkan saya adalah Kakak kandung. Otorisasi mana yang paling tinggi di antara kita CEO Jeon?"
Jungkook tersenyum miring, berdecih dan tertawa hampa, "Lelucon yang bagus tapi aku tidak tertarik untuk mendengarnya."
"Kak Jungkook lepaskan Kak Jaehyun, jangan ganggu kakakku!"
"Jeon Tzuyu pulang dengan Kakak!" Jungkook menghempaskan Jaehyun, menarik Tzuyu dengan kasar agar mau ikut dengannya kembali ke mansion Jeon.
Jaehyun mencekal lengan kiri Tzuyu, dua pria terjerat dalam adegan tahan-menahan lengan adik mereka. Tzuyu hanya bisa meringis merasakan kekejaman pegangan dua Kakaknya.
Pelayan restoran lebih dulu melerai, Bos mereka bisa marah jika terjadi kekacauan yang bisa merugikan restoran.
"Tuan Lorentzo, pesanan anda sudah siap," tangan pelayan yang menyodorkan kantong plastik bergetar.
Jaehyun menjawab, "Kirimkan ke kediaman Lorentzo, Mansion Lorentzo di jalan Sky Flower. Antar dan aku akan memberimu banyak tip," matanya masih beradu tatap dengan Jungkook, jika mata mereka bisa mengeluarkan sinar panas, maka mereka berdua sudah hancur menjadi abu.
Pelayan tadi mengangguk dan bersemangat keluar dari restoran, jika dua pria tadi merusak restoran tidak masalah. Dia tau rumah dari salah satu pria tadi untuk dimintai tanggung jawab nanti ketika restoran benar akan hancur.
"Kak Jungkook, lepas. Aku ingin pergi dengan Kak Jaehyun," Tzuyu akhirnya bersuara, nafasnya tercekat mengatakan hal ini. Seminggu tidak bertemu menciptakan rindu yang melekat dalam hatinya, meminta untuk bertemu dengan Jungkook dan kembali kesal dengan pria ini.
Sesaat setelahnya, kenyataan menyadarkannya. Menjawab Tzuyu dengan kejam. Sudah tidak mungkin.
"Apa maksudmu bayi kecilku? Kau lupa jika kartumu dipegang oleh Kakak?"
Tzuyu mengibaskan tangannya, cekalan Jungkook lepas.
"Kakak selalu mengancamku dengan itu untuk memanfaatku! Aku lelah Kak! Aku lelah! Cukup! Kalau Kakak benci aku, hancurkan aku jangan hancurkan keluargaku yang ada di panti! Mereka tidak bersalah, kenapa? Kenapa Kakak begitu kejam? Kakak benar-benar biadab!"
Jaehyun memeluk adiknya, fikirinya semakin banyak membentuk kesimpulan kesimpulan negatif. CEO Jeon pasti sudah melakukan hal buruk pada adiknya.
"Saya mohon anda untuk pergi atau saya akan memanggil polisi."
"Polisi? Bukankah seharusnya aku yang mengatakan itu? Kamu seharusnya pergi atau aku akan memanggil polisi karena kamu telah menculik adiku!"
"Apa bukti yang anda punya?"
"Surat hak asuh Jeon Tzuyu ada ditanganku, gadis itu milikku."
"Anda...." Jaehyun terbata, gadis itu milikku.
Apa ini? Kalimat ini begitu ambigu dan tidak patut dikatakan oleh seorang Kakak pada adiknya dengan nada penuh penekanan, seolah Jaehyun telah mencuri istri kesayangannya..
Jaehyun kembali bersuara dengan mantap, "Maka biarkan polisi kesini, kita akan melakukan cek darah untuk menentukan siapa yang lebih berhak membawa Tzuyu."
"Kak Jaehyun sudah.... Ayo pulang, aku mohon...."
"Chou Tzuyu! Aku Kakakmu!" Jungkook membanting kursi disampingnya.
Pelayan lainnya memilih bersembunyi di dapur meski jam istirahat mereka telah selesai, beruntung restoran hari ini tidak ada pengunjung kecuali dua pria yang tengah bertarung didepan dengan satu orang gadis.
Pelayan yang semuanya adalah gadis tidak berani melerai sama sekali. Beberapa mengenali Jaehyun, CEO Lerontzo. Pria muda berbakat yang sukes dan memiliki kekuasaan tanpa batas.
Untuk apa seekor semur seperti mereka melemparkan diri di pertarungan dua harimau dan akan mati dengan sekali injak?
Tzuyu melepas dekapan Jaehyun, menatap Jungkook dengan sedih, bibir merah mudanya tersenyum miring, "Kakak?" nadanya seperti mengejek.
"Kakak mana yang tega menjadikan adiknya sebagai pemuas nafsu?! Kakak mana yang mampu melakukan itu?! Katakan padaku! Katakan padaku! Kakak mana yang tega melakukan itu dan setelah dia menemukan mainan baru maka dia mencampakkan mainan lamannya seperti barang bekas yang patut disimpan digudang?!"
Jaehyun melihat punggung adiknya yang bergetar, apa hal itu yang menyebabkan adiknya menangis malam-malam saat menelfon dirinya? Jadi....
Melihat Jaehyun, Tzuyu menahan lengan Kakaknya, "Kak Jaehyun, ayo pulang. Aku ingin istirahat, aku lelah."
Mereka berdua berjalan melewati Jungkook yang berdiri terdiam dengan wajah masam, tersenyum gila dan ingin mengejar Tzuyu untuk membawanya kembali sebelum suara Tzuyu terdengar lagi.
"Jika Kakak mengikuti aku, jangan harap Kakak bisa melihatku lagi esok, lusa, atau selamanya."
Skak mat.
Jungkook berdiri diam diposisinya tanpa berani bergerak.
MAU DOUBLE UP BUAT MINGDEP? 😋
Genepin votenya jadi 200 dan genepin juga komennya jadi 100. Kuy ramein! ❤
See you dear! ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top