Baby Girl - 13
Tzuyu tersenyum pada Elvah dan meminta makanan untuk di antar kekamarnya. Matanya merendah dan menatap telefon genggam miliknya, kilasan wanita yang ada didalam ruang kantor Jungkook membuatnya merenung hingga sampai di kamar.
Siapa wanita itu? Bagaimana mungkin wanita itu bisa begitu bodoh? Tzuyu kurang yakin jika wanita cantik tadi adalah wanita club, dilihat dari baju, aksesoris, dan karismanya jelas menjelaskan jika kasta wanita tadi cukup baik.
Dengan malas Tzuyu melepas rompinya lalu menggelengkan kepala saat tanpa disuruh fikiran dan hatinya terasa kusut ketika memikirkan dia akan kehilangan kasih sayang Kakaknya.
______________________________________
Somi duduk di samping Mingyu yang tengah membaca buku dengan khidmat.
"Kamu yakin suka sama Tzuyu?" Tanya Somi
Mingyu menoleh kearah adik sepupunya kemudian merebut cemilan miliknya. Haish! Jika adik sepupunya tinggal disini lebih lama, maka seluruh cemilannya bisa habis tanpa sisa.
"Tentu aku yakin, kenapa memang? Aku tau pertemuan diantara kita begitu singkat, tapi hati tidak ada yang bisa memprediksi. Aku menyukainya dan itu adalah hasil akhirnya."
Somi mangut-mangut.
"Aku akan mendukungmu, lagipula dari wajahnya dia sudah terlihat seperti gadis baik-baik. Aku pasti membantumu jika membutuhkan bantuan, jangan sungkan. Tanya saja apapun tentang gadis kepadaku, aku takut jika kebodohanmu dalam berkencan merusak hubungan kalian."
Laki-laki itu menjitak pelipis Somi membuatnya mengaduh kesakitan dan meninggalkan adik sepupunya sendirian.
Dalam langkahnya ia tersenyum manis, "Tugasku sekarang hanya untuk membuatmu menyukaiku Tzu."
______________________________________
Sinar bulan menyinari dunia dengan tamak, suasana dingin angin malam menjadi cukup hangat dan indah dengan datangnya sekelip cahaya putih samar.
Suzy membelai wajah Jungkook yang tertidur lelap, dia berbisik pelan, "Aku mencintaimu, Jung."
Angin berdesir lembut menjawab bisikanya. Wajahnya yang cantik memamerkan senyum seindah peri, dia melepas selimut yang membungkus tubuh telanjang keduanya.
Membersihkan diri didalam kamar mandi dan kembali duduk didepan meja rias.
Ah, punggungnya mati rasa. Dari siang hari bergulat dikantor dan sore sampai malam hari di apartement miliknya sendiri.
Bibirnya kembali menuangkan lengkungan bulan sabit menatap pantulan Jungkook didalam cermin riasnya. Menghembuskan nafas bahagia dengan mata sedikit menyipit.
Suzy kembali mendekati ranjang dan menepuk kepala Jungkook ringan. Suaranya yang manis mendayu lembut, "Jung, ayo bangun. Kamu harus mandi."
"Hmmm," Gumaman panjang Jungkook membuat Suzy mengerutkan wajah.
Mencubit lengan berotot kekasihnya hingga sangat empu terbangun dengan mengaduh sakit.
"Kenapa mencubitku?"
"Karena kamu begitu susah untuk bangun, cepat mandi dan aku akan memasak untuk dirimu. Sudah lama aku tidak memasak makanan untuk kamu makan."
"Karena kamu sibuk dengan karirmu."
Suzy menatap mata kekasihnya, "Maaf, karena aku terlalu terobsesi dengan dunia permodelan hingga meninggalkan dirimu sendirian. Aku yang salah."
Jungkook menghela nafas dan membawa Suzy ke dalam pelukanya yang hangat, masih sama seperti dulu disaat mereka dimasa kuliah.
"Hm, tidak masalah, asalkan sekarang kita sudah bersama kembali tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan, cukup nikmati waktu bersama kita hingga saat ini sampai nanti. Memasaklah dan aku akan mandi."
Suzy mengangguk dan melepas pelukan kekasihnya, keluar dari kamar kemudian memasak untuk makan malam mereka berdua.
Jungkook terduduk ditepi ranjang, memegangi keningnya yang sedikit pusing. Dia mengambil ponselnya dari atas nakas, mencari pesan atau telefon dari bayi kecilnya.
Ternyata tidak ada sama sekali, apa yang di lakukan bayi kecilnya hingga melupakan dirinya tanpa memberi kabar? Pikirnya.
Egonya yang keras tidak mengijinkan Jungkook untuk menelfon adiknya terlebih dahulu, lagipula mereka besok akan bertemu.
______________________________________
Dikamar tidur, Tzuyu tertidur dengan tubuh meringkuk seperti bayi kucing. Dahinya basah oleh keringat dengan anak-anak rambutnya menempel satu sama lain.
Bulu mata lebatnya basah terkena air mata, gadis ini demam tinggi.
Ringikan kecilnya membuat Elvah yang baru saja lewat untuk melihat bulan berhenti, dia mengetuk pintu dan hanya menerima rintihan kesakitan.
Dia khawatir sehingga membuka pintu kamar Tzuyu tanpa ijin. Alangkah terkejutnya dia melihat tubuh Nonanya meringkuk diatas kasur dengan baju basah karena keringat.
"Nona! Nona! Ada apa denganmu?" Elvah khawatir lalu mendekat, menyentuh kening Tzuyu yang begitu panas.
"Astaga, Nona! Kamu demam. Aku akan membangunkan temanku agar memasak bubur dan air jahe hangat untuk Nona!"
Tzuyu hendak meraih tangan Elvah tapi terlambat, maid muda itu telah pergi ke lantai bawah.
Gadis itu jarang demam dan ketika jatuh demam selalu mengalami mimpi buruk, jika dia masih dipanti maka akan ada Ibu Panti dan Kak Jungyeon yang selalu menemaninya.
Dia ingin mencari ponselnya, tapi tak mampu untuk bergerak. Badanya lemas dan mati rasa dengan perut mual.
"Kakak...." Tanpa sadar bibirnya merintih dan memanggil pria yang selalu dia sumpah serapahi karena kebejatanya.
Lagipula, siapa lagi yang bisa dia percayai saat ini?
Meski bejat, Kakaknya selalu lembut dan penuh kasih sayang dalam memperlakukanya membuat hati Tzuyu sedikit demi sedikit melunak dan menerimanya sebagai keluarga dengan mengesampingkan hubungan ilegal diantara mereka.
Langkah kaki kembali terdengar, Elvah masuk dan berdiri disisi Tzuyu, menempelkan plester penurun panas lalu membantu Tzuyu berganti pakaian.
"Elvah.... Dimana Kakak?"
"Tuan Muda belum pulang sampai saat ini, Nona tunggu sebentar lagi, temanku sedang memasak bubur untuk Nona."
"Um. Tentu, bisakah kamu ambilkan ponselku?"
"Oke."
Elvah membantu Tzuyu bangun, gadis itu mengklik ikon telefon pada kontak name Jungkook.
Dia menelfon 5x dan belum mendapatkan jawaban sama sekali. Bibirnya yang selalu berwarna pink merekah berubah menjadi bibir gersang dengan sedikit pecah-pecah.
Wajahnya pucat pasi dengan kedua alisnya selalu mengerut merasakan sakit ditubuhnya. Dia benci demamnya yang begitu menyakitkan.
"Nona, bubur sudah siap. Mungkin Tuan Muda sedang sibuk dan lembur dikantor."
Bibirnya yang pecah-pecah tersenyum sinis, tentu, tentu saja Kakaknya sedang sibuk dan lembur dengan wanita siang tadi.
Tzuyu memilih memakan bubur lalu minum obat dan tertidur dalam pelukan Elvah.
______________________________________
"Tidurlah," Titah Jungkook.
Jam menunjukan pukul 12 malam.
Suzy bergumam dan mencari kehangatan dalam pelukan kekasihnya. Memeluk erat sampai mendapatkan kenyamanan yang membuatnya tertidur.
Jungkook tersenyum, netra hitamnya menatap ponselnya yang berdering, malam-malam begini ada telfon?
Tubuhnya ingin bangkit sebelum sebuah cekalan erat membuat tubuhnya kembali merebah diatas kasur, Suzy tidak mau melepaskan dirinya.
"Jangan kemana-mana," Suaranya yang parau dan serak karena mengantuk meluluhkan Jungkook.
"Baik, tidurlah. Aku disini menjagamu, mimpi indah sayang."
Keduanya tidur bersama dengan kehangatan yang begitu nyaman, berlainan dengan gadis muda yang tertidur tanpa ada kenyamanan dengan genangan mimpi buruk yang selalu menjebak alam bawah sadarnya.
haduh aku sampe lupa revisi karena asik jadi pembaca akhir akhir ini 😭😂 miannn
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top