PROLOG

Alice.

Yang ada di kepalaku dulu, setiap kali baby junior menendang perut, aku membayangkan diriku berpeluh keringat sambil susah payah mengejan. Geo ada di sampingku, kewalahan menahan sakit karena rambutnya yang kujambak dan lengannya yang kucengkram keras sampai meninggalkan jejak kuku milikku di sana. Selain itu, dia mesti tabah mendengarkan aku yang menjerit-jerit karena kesakitan saat berusaha melahirkan anak kami.

Walaupun imajinasi itu sanggup membuatku mengernyit—karena aku belum tahu bagaimana rasanya melahirkan—tidak jarang, aku justru merasa senang membayangkannya.

Bahkan saat bercinta dengan Geo, aku pernah tidak fokus dengan apa yang kulakukan karena dadaku berdebar membayangkan bagaimana rasanya mengalami proses persalinan.

Menegangkan. Juga membahagiakan.

Kemudian, tibalah aku pada hari ini. Aku berkonsultasi dengan dokter obgyn-ku, dr. Clara, yang usianya sudah memasuki senja dan tampak judes bila sedang berhadapan dengan pasiennya, termasuk aku. Tapi, nama dr. Clara cukup dikenal sebagai dokter senior yang pasiennya datang dari berbagai daerah, bukan hanya dari Jakarta.

"Delapan puluh persen saya menganjurkan Anda melahirkan dengan operasi SC(1). Air ketubannya sudah menyusut. Bisa membahayakan bayi. Lagipula usia kandungan sudah lewat dari empat puluh satu minggu," dr. Clara berkata dengan suara tegas.

Mendengarnya, badanku langsung lemas. Bersamaan dengan itu, aku ingin marah pada Geo!

Sudah kubilang, HPL(2)-ku sudah di depan mata! Tapi tetap saja, dia tidak bisa absen dari rangkaian rapat kerjanya di Manila!

Dasar egois! Dia lebih memilih pekerjaan dibandingkan anak dan istrinya!

"Kalau Anda setuju untuk operasi nanti malam pukul tujuh, silakan diuruskan administrasinya terlebih dahulu. Ada keluarga yang menemani, kan?" dr. Clara memandangiku tajam dari balik kacamata perseginya.

Aku mengangguk sambil menelan ludah.

Tidak seperti imajinasiku selama ini, rupanya aku akan melahirkan tanpa ditemani Geo. Lesu, kutinggalkan ruangan dr. Clara, lalu mengambil ponsel dari dalam tas.

"Al! Gimana hasil konsulnya? Belum kerasa mulas juga?" Mama berkata cepat dari seberang telepon.

Aku tidak langsung menjawab karena ada sesak yang menyumpal tenggorokan. Aku sudah hampir menangis. Perlahan, aku berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.

"Al?" Mama memanggil, suaranya terdengar cemas.

Tepat setelah berdiri di luar gedung, aku menarik napas panjang, lalu... tangisku tumpah.

Terbata, kubilang pada Mama, "Ma... ma-mama temenin a-aku di rumah sa-sakit, bisa? Ge-geo belum pu-pulang. O-operasi sesarnya ma-malam i-ini..."

Aku tidak tahu lagi apa yang Mama katakan berikutnya, karena aku keburu tenggelam dalam sedu-sedan.


(1) Bedah sesar (caesarean section dalam bahasa Inggris atau cesarean section dalam bahasa Inggris-Amerika), disebut juga dengan seksio sesarea (disingkat dengan SC) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan, di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi.

(2) Hari Perkiraan Lahir.


***

Author's note:

Bab 1 akan di-publish hari Sabtu, 20 Aug'16. Be ready for it ;)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top