Episode 2 [Thrive]
Hari ini ada jadwal ngawasi (?) anak Thrive. Semenjak pengumuman itu rutinitas tetap berjalan seperti biasanya.
"Nee, Dichi. Kita masih ada waktu sebelum rekaman, kan?" Tanya Yuta sambil memegang bukusan isi permen.
"Ha'i, masih ada sedikit waktu sengang," jawabku sambil tersenyum
"Nah, kalau begitu~ aku bisa memakan beberapa permen! Aku penasaran dengan rasa Marshmallow ini," ujar Yuta yang kemudian melahap permen Marshmallow tersebut.
"Hei, kau bisa tersedak di tenggorokan jika makan terlalu banyak seperti itu," tergur Kento yang melihat cara makan Yuta.
Ah, anakku (*´∀`*) satu itu walaupun makannya gitu, tapi tetap saja dia mengemaskan (abaikan narasi ini)
"Fueyihi, fueyihii!" Oceh Yuta dengan mulut penuh dengan marshmallow membuat, Kento menyirit tidak paham.
"Oi, sialan! Jangan keluarkan marshmallow itu dari mulutmu!
Bisa tidak kau diam saja saat makan!" omel Goshi yang risih lihat tingkah Yuta.
"Gomenn~!" jawab Yuta yang masih menguyah marshmallow.
"Diam saja saat makan!" seru Goshi
Astogeh, tiada hari tanpa marah-marah yah Goshi. Thrive tidak akan berubah, tapi sepertinya Yuta jadi tukang makan terus. Semoga berat badan nya gak naik pesat. Oh iya ...
"Apa kalian sudah pikirkan tentang tema yang akan dibawakan untuk live tunggal perdana B-Project?"
"Oh, soal yang dibicarakan Yashamaru-san kemarin," kata Goshi
"Kita harus mencari cara, bagaimana menafsirkan cinta pada kita sendiri," ucap Kento sambil merapikan poninya.
"Ako tyidak taho apo yong biso kolakokan(Aku tidak yakin apa yang bisa kulakukan)," ujar Yuta yang mulutnya masih dengan makanan.
"Yuta, aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Habiskan yang ada di mulutmu itu, baru bicara," protes Kento sambil menunjuk makanan yang masih berada di mulut Yuta.
"Hmmmm ..." Yuta terlihat menguyahnya dengan buru-buru.
Aku yang melihatnya tertawa kecil. Kemudian terdengar suara ponsel milikku berdering.
"Ah, tunggu sebentar yah," ucapku sambil mengangkat telpon dan berjalan keluar.
Setelah selesai menelpon, aku kembali masuk ke ruangan di mana anggota Thrive berada.
"Kami sudah memikirkannya. Thrive memutuskan untuk tidak melakukan sesuatu yang istimewa," ungkap Yuta mendadak.
"Eh? Tidak melakukan sesuatu yang istimewa?" tanyaku bingung
"Sou, bukannya sudah cukup kecintaan kita pada musik dan banyaknya pengemar hingga membuatku menjadi yang paling populer," kata Kento
"Kita memiliki semangat dalam bermusik yang lebih dari kelompok lain karena kita adalah Thrive," sambung Goshi
"Maa, Goshi merupakan musisi terbaik kita. Sementara aku adalah pembawa cinta Thrive. Layanan fanservice wajib loh~" timpal Kento sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dasar narsis ....
"Eh? Lalu, bagaimana denganku?" tanya Yuta sambil menunjuk dirimya sendiri.
"Tukang makan," jawab Goshi dengan cepat
"Nah, itu saja," ujar Kento menyetujui ucapan Goshi.
"Heeeeee! Gochin dan KenKen ini tidak adil! Masa bagianku begitu, sih!" protes Yuta
Apa cukup hanya cinta pada musik dan memiliki banyak pengemar? Atau mereka memang belum memahami dengan benar tema yang diberikan? Sepertinya opini ku yang kedua yang kemungkinan besar terjadi pada mereka. Semoga aja pola pikir mereka yang seperti itu tidak membawa masalah untuk ke depannya.
***
Keesokan pagi di Apartemen
"Kenken apa ini teh? Warnanya indah sekali. Kelihatannya enak," ucap Yuta yang melihat minuman yang baru saja dibuat Kento.
"Oh, maksudmu teh Hibiscus? Teh ini sangat bagus untuk kulit dan menghilangkan rasa letih di tubuh," jawab Kento
"Wahh ... Kalau gitu, aku ingin minum juga!"
"Yuta, bukannya kau tidak tertarik dengan perawatan kulit?"
"Kau juga tidak kelihatan lelah," sambung Goshi
"Mou ... Aku kan hanya ingin mencobanya. Kalian kejam sekali padaku, itu tidak baik loh~!" rengut Yuta
"Ha'i, ha'i," ujar Kento mengalah.
"Jaa, sudah waktunya aku pergi ke studio bawah tanah dan bermain gitar," kata Goshi sambil mengenakan tas gitar miliknya.
"Hm?" Ketika Goshi ingin bangun, ia tidak sengaja melihatku berjalan menghampiri mereka.
"Ohayou, minna~" sapaku
"Oh, Dichi! Ohayou!" balas sapa Yuta
"Ohayou, Di. Ada yang bisa kami bantu?" ujar Kento di akhiri pertanyaan.
"Kenty, kau menyukai drama percintaan, bukan? Ini ada tawaran menjadi salah satu pemain utama. Sutradaranya sangat ingin kau bergabung di dalamnya," tuturku
"Eh?! KenKen mendapatkan tawaran menjadi salah satu pemain utama drama!?" ucap Yuta kaget.
"Lalu, peran seperti apa yang ditawarkan?" tanya Kento
"Menjadi rivalnya pemeran utama pria. Meskipun bukan pemeran utama prianya, tapi peran itu sepertinya sangat penting."
"Maksudmu, peran yang bersaing dengan pemeran utama pria demi memperebutkan pemeran utama wanitanya! Kalau hal seperti itu mah, Kenken ahlinya," kata Yuta
"Terima saja tawarannya," ujar Goshi
"Dalam ceritanya, pasti lawan mainku yang akan menang. Tapi tidak masalah, aku akan melakukannya dengan baik," ucap Kento sambil mengibaskan poninya.
Yuta yang mendengarnya juga mengangguk antusias.
"Kalau gitu, aku akan mengabari sutradaranya kalau Kenty menerima tawarannya," ucapku sambil tersenyum
"Tentu saja, sore jaa yoroshiku~" kata Kento sambil tersenyum
"Ometedou Kenken~ jadi pemain utama! Aku pasti akan melihat dramanya!" ujar Yuta
"Lakukanlah yang terbaik," tutur Goshi
"Serahkan saja padaku," balas Kento sambil mengibaskan poninya (lagi)
Memang yang namanya makhluk biru, playboy, maniak poni, tukang gombal, pasti tidak jauh dari kata narsis. Yah, setidaknya yang dia inginkan untuk main film terwujud walaupun bukan pemeran utama prianya.
***
Beberapa hari setelah kejadian itu ...
"Otsukare sama, minna. Aku datang untuk mengantarkan bahan-bahan untuk acara kali ini," ujarku sambil meletakan barangnya di tas meja.
"Otsukare, Dichi. Arigatou, sudah mengantarnya~" tutur Yuta ceria.
"Sebenarnya kau tidak perlu sampai mengantarnya segela. Sisanya serahkan pada kami, jadi tidak perlu khawatir," kata Goshi.
"Baiklah, aku juga ingin bertanya soalmu, Kenty."
"Ah! Besok hari pertama main drama, kan!" ujar Yuta mendadak
Aku tersenyum dan mengangguk, "Iya, Kenty apa kau siap untuk syuting besok?" tanyaku
"Iya, aku juga sedang membaca skripnya ... ada beberapa bagian yang membuatku sedikit bingung," ucap Kento yang tengah membaca naskahnya.
"Begitu."
"Oh, iya Di. Jika kau ada waktu sengang, bisakah kau menemaniku latihan? Akan lebih baik, jika punya teman wanita yang bisa membantuku menyempurnakan peranku," kata Kento
"Wakarimashita, aku akan menbantumu," ucapku sambil tersenyum.
Sebenarnya sih, malas. Tapi karena aku A & R yang baik budi, rajin, pandai menabung, aku akan membantu si poni biru ini.
***
Sore hari di apartemen Thrive ...
"Jaa, bisakah kau menoleh dan melihat ke arahku?" ucap Kento sambil menatapku.
"... kapan?"
Eh? ini sudah di mulai yah?
"Oh, oh! aku akan jadi sutradara!" tutur Yuta sambil mengangkat tangannya. "Ini dia ... Action!"
"Aku pikir ... apakah aku harus merelakan sebagian belahan hatiku dibawa pergi olehmu. Aku takut kau tidak akan datang hari ini. Tapi ternyata, kau datang. Di hari ini, khusus untukku, kan? Lalu ..." kata Kento jeda sejenak sebelum Kento kembali berucap. "Bolehkah aku menciummu?"
Hah?! Ci-cium?? Seriously?! O.o
"Saa ... Sekarang, tutup matamu. Terimalah aku, Di," tuturnya sambil mendekatkan wajahnya padaku.
Wait wait WAIT!!!!! OI! EMANGNYA ADEGAN BEGINI ADA DI DALAM NASKAH?! Σ ( ○–○)?! Minnaaaa selamatkan oeeeee,!!!!(/TДT)/
"E-ehh ... ch-chotto ... Kenken?!" ucap Yuta panik.
"O-oi! Ada adegan seperti itu!"
"E-eh? Ke-kenty, bukankah ini hanya latihan drama?" ucapku menyadarkan Kento.
Kento membuka matanya dan menjauhkan wajahnya, "Ha'i~ perannya sudah sangat sempurna. Aku hanya sedikit mengodamu tadi," balasnya dengan tidak berdosanya.
PLTAKKKKK!
Sebuah jitakan keras mendarat di kepala si playboy maniak poni. Mampus rasain.
"Oi! Di! Apaan sih tiba-tiba jitak kepalaku?!"
"Itu hukuman karena melakukan hal bodoh seperti tadi! Untung masih ku jitak, dari pada ku buat burung perkututmu kehilangan masa depannya mau ?!!" seruku
--------- titttttt ( oke mulai dari adegan jitak itu, hanyalah karangan dan imajinasi absrud seorang Dichiany)------------- Aslinya ...
"O-oh begitu ..." ujarku kikuk.
Hampir saja ku terbawa suasana, benar-benar memalukan! Jika hanya masalah bagian ini, semoga besok baik-baik saja.
***
Esoknya di lokasi syuting ....
"Aku mencintaimu dari dasar hatiku!
Jadi ... -"
"Cut! Ulangi lagi adegannya!" seru Sutradara
"Ha'i, sumimasen!" ujar Kento
Adegan ini saja, sudah 10 kali diulang-ulang. Sepertinya, Kento tidak mendalami dengan benar perannya.
Aku bisa melihatnya ... tatapan matanya tmenunjukan bahwa ia tidak terlihat sungguh-sungguh mencintai si heroine.
"Setiap kali aku melihatmu, hatiku merasa aneh. Pada awalnya, aku tidak tahu alasan dari perasaan seperti ini.
Tapi sekarang aku yakin ..." tutur Kento memberi jeda sejenak sebelum kembali berkata, "Aku mencintaimu dari dasar hatiku!"
"Tidak, Tidak, Tidak!" seru Sutradara dengan kesal
Kento terlihat sedikit kaget dengan seruan sutradara yang tiba-tiba ".... Eh?"
"Aizome-san, kau harus mendalami perasaannya! Pandangan matamu sama sekali tidak menunjukan bahwa kau benar-benar mencintainya! Kau harus menunjukan bahwa kau tidak bisa hidup tanpanya! Cinta yang mendasar gitu aja tidak bisa!" omel sutradara
"Bukankah ini hanya akting?" guman Kento
Aku memperhatikan ekspresi yang ditujukan oleh Kento. Pandangannya seperti mengelap (?) bukan depresi tapi seperti mengarah ke frustasi dan tertekan. Adegan kembali berulang dan lagi-lagi Kento gagal melakukannya.
"Cut! Lebih baik kita lanjutkan adegan ini besok!" omel sutradara
"Terima kasih. Maafkan saya, atas ketidaknyamananya" ucap Kento sambil membungkuk minta maaf.
***
Sekembalinya dari lokasi syuting, terlihat raut wajah Kento belum juga membaik. Syuting hari pertama yang berjalan tidak terlalu baik. Sepertinya ucapan sutradara benar-benar mempengaruhi moodnya.
"Jujur, aku tidak mengerti apa yang dikatakan oleh sutradara," tutur Kento akhirnya buka suara juga
"Huh?"
"Aktingku tidak mendalami perannya? Apa terlihat seperti itu?" ucap Kento sambil menoleh ke arahku.
"Cinta itu hal mendasar. Apa ada hal yang tidak kumengerti, namun ..." ucapan Kento berhenti kemudian menghela nafas berat.
"Kenty ..." entah kenapa aku jadi kasian padanya.
"Ah, sudahlah. Saat ini aku tidak ingin membicarakannya." Kento yang melihatku khawatir padanya, kemudian tersenyum tipis sambil mengacak rambutku.
"Sudah, jangan khawatir. Aku baik-baik aja, kok. Kalau begitu aku diluan yah, jaa oyasumi," lanjutnya sambil berjalan meninggalkanku.
"A-ah, tu-tunggu Ken ..." terlambat, orangnya sudah masuk ke dalam lift dan meninggalkanku sendirian
Aku hanya menghela nafas berat. Aku tidak menyangka dia bisa mengeluarkan ekspresi seperti itu. Aku harap moodnya segera membaik besok.
Tapi kalau dipikir-pikir ini mungkin karma bagi dia yang terlalu sering mengoda wanita. Yah, apapun itu aku harap, suatu saat dia bisa menemukan orang yang benar-benar dicintainya.
Next Episode 3
Note : Sekedar info, teh Hibiscus merupakan teh herbal yang dibuat dari seduhan tanaman hibiscus atau kembang sepatu dalam air mendidih. Ini sangat bagus bagi tubuh karena mengandung nutrisi penting dan membantu menjaga kebutuhan cairan tubuh agar terhindar dari dehidrasi.
-w-)b sekian info dari Dichiany
see you
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top