Ayah Aku Rindu🥀

______________________________________

🌹Kampus🌹
______________________________________

***

"Kakak," rengek Manda membuatku menghela napas.

"Apa?" tanyaku merapikan penampilan.

"Sakit," lirihnya. "Nggak usah sekolah aja," sahutku.

"Ais, nggak peka," dumel Manda.

"Adek kenapa?" tanya Bunda duduk di sofa.

"Biasa Bun, lagi dapet," sahutku. Bunda mengangguk paham dan menyarankan Manda untuk izin hari ini ke sekolah. Gadis itu merengek kesal tapi tetap menuruti perkataan Bunda.

"Bun, aku berangkat dulu ya," pamitku menyalami tangan Bunda.

"Hati-hati ya, kalau nggak ada perlu langsung pulang aja," pesan Bunda.

***

"Omg! Kamu masih jadi topik Ra," decak Najwa. Saat ini kami  bertiga sedang berada di kantin kampus menikmati nasi goreng.

Entah apa yang sedang dilihat Najwa saat ini. Berulang kali dia berdecak sebal entah kabun.

"Lihat apa sih Wa?" tanya Windy yang  menggeser layar laptop Najwa ke hadapannya.

"Wow! Jadi primadona kamu Ra," ujar Windy ikut menimpali.

Aku yang sedang menyendokan nasi goreng ke mulut cuman mangut-mangut saja.

"Ra, Kak Raihan tuh," tunjuk Windy menopang dagu menatap ke belakangku. Aku sontak menoleh ke belakang.

"Makan Kak," sapaku kebetulan Raihan sudah berdiri di belakangku.

Windy dan Najwa tercengang menatapku. "Kelewatan santai," gumam Najwa diangguki oleh Windy.

Raihan menarik kursi yang berada di samping. "Btw, kalian nanti ada waktu?" tanyanya.

"Ha? Kami semua?" tanya Najwa.

Raihan mengangguk, "Iya."

"Ngapain Kak?" tanya Windy penasaran.

"Bikin vidio klip untuk fakultas kita. Kebetulan kami yang menjadi perwakilan. Dan mau mengajak kalian dalam pembuatan vidio tersebut," jelas Raihan membuat Windy tercengang.

"Seriusan Kak?" tanya Najwa.

"Kok kami?" tanyaku penasaran.

Raihan mengusap tengkuknya, bingung menjelaskan dari mana.

"Nggak usah jelasin, Kak. Cukup paham," saut Najwa tersenyum jail.

"Ha!" Sontak ketiga pasang mata tersebut menatapku bingung.

"Eh, nggak apa-apa," ujarku pelan.

"Oke, rencananya kapan nih Kak?" tanya Najwa penasaran.

"Nanti setelah jam kuliah kalian selesai aja," ujarnya. Najwa mangut-mangut mengerti. Windya mengetok-ngetok meja pelan.

"Bentar, Kakak tau nama kami kan?" tanya Windy menatap Kak Raihan serius.

Raihan mengangguk singkat membuat Windy berdecak kagum.

"Yuadah, saya ke sana lagi ya. Nanti saya kabarin lewat Maura aja," pamitnya.

"Subahanallah, ganteng ya," celetuk Windy bertumpu tangan.

Tangan Windy disenggol oleh Najwa membuat si empu hampir saja  dagunya kepetok ke meja.

"Jan ngayal ketinggian ntar sakit loh,  dah ada pawang," ledek Najwa melirikku.

Aku mendengkus kesal. Nasi goreng yang tinggal sesuap itu langsung ku habiskan.

Decitan kursi membuat dua pasang mata itu menatapku. "Eh, mau ke mana?" tanya Windy mendegakkan tubuhnya

"Cari cogan," celetukku.

"Owh."

"Sana-sana cari yang banyak ya," celetuk Windy lantas aku mengacungkan jempol kepadanya.

Tujuanku sekarang ialah perpustakaan. Selain ingin menenangkan pikiran aku juga mencari bahan bacaan untuk hari ini.

Pintu perpustakaan sekarang sudah di depan mata. Bisikan-bisikan bahkan sampai ada yang ngomong terang-terangan tentang kedekatanku dengan Kak Raihan. Seandainya aku punya keberanian banyak pasti sudahku sumpal mulut itu dengan kaus kaki.

Kejam? Biarin dari pada telinga ini sumpek mendengarkan ocehan mereka yang tak ada benarnya sesuai fakta yang ada.

"Maura," panggil seseorang membuatku menoleh.

"Ya?" sautku menoleh ke samping ternyata tamanku.

"Huft, untung ketemu di sini," ujarnya  ngos-ngosan.

"Kenapa?" tanyaku bingung dengan ekspresinya.

"Eum, bentar," ujarnya melirik sekitar. Lantas dia langsung menarikku masuk ke dalam perpustakaan.

"Kenapa sih Nis?" tanyaku bingung. Dia langsung mendudukan ku di salah satu bangku bagian pojok perpustakaan.

Nisa mengeluarkan handphonenya dari dalam tasnya. Lantas menyodorkan ke hadapannya. "Baca baik-baik," pintanya.

"Couple goals?" tanyaku bingung. Siapa yang mendaftarkan dirinya masuk event tersebut.

"Kok?" 

"Makanya aku nanya," ujarnya duduk di hadapanku. Nisa merupakan salah satu teman dekat di kampus. Tak heran tiba-tiba kalau dia menodongku dengan pertanyaan tersebut.

"Kamu benaran dekat sama Kak Raihan itu?" tanyanya lagi.

Aku menggeleng lalu mengangguk membuatnya mendengkus kesal. "Ah, percuma saja nanya sama kamu," gerutunya.

"Najwa sama Windy mana?"

"Kantin."

"Oke." Nisa berlalu begitu saja dari hadapanku. Aku membuka laptop, apa yang dikatakan Nisa barusan benar. Bikin kepalaku pusing saja memikirkannya, siapa yang berani mendaftarkan dirinya ikut event tersebut.

***

Jam telah menunjukan pukul 11 malam sekarang aku masih betah duduk di depan laptop yang menyala. Tugas kuliah dari tadi sudah selesai, bukannya tidur aku malah tertarik untuk melihat-lihat foto-foto yang dikirim oleh Kak Fikri di WAG barusan.

Lengkungan kecil terukir di sudut bibirku. Entah kenapa melihat hasil ceprekan tadi siang membuatku senyum-senyum sendiri.

"Bagus juga," gumamku setelah memutar vidio yang telah jadi. Profil singkat tentang fakultas mereka.

"Kak, itu siapa?" tanya Manda mengagetkanku.

"Astafirullah," ucapku langsung.

Manda menyetir kuda lantas lansung duduk di sampingku. Dia mengamambil bantal guling yang ada di belakangnya dan langsung memeluknya.

"Kapan kamu masuk?" tanyaku mengilir beberapa foto.

"Sejak Kakak senyum-senyum sendiri natap foto Kak Raihan sama Kakak," uajrnya tersenyum-senyum.

"Nggak sopan," gerutuku.

"Siapa suruh asik sendiri tadi Manda udah ketok pintu dan manggil-manggil Kakak loh," dengkusnya.

"Nggak kedengaran," gumamku fokus dengan laptop di hadapanku. Manda merebahkan badannya ke belakang sambil memangku guling.

"Manda tidur di sini yak," ujarnya memjamkan matanya.

Aku melirik sekilas. Lantas langsung menutup laptop dan meletakan di atas meja belajar. Ku matikan lampu dan menghidupkan lampu tidur.

"Selamat malam," gumamku merebahkan badan di samping Manda.

****

______________________________________

Diamku bukan berarti takut, namun jika aku membalasnya sama saja dengan mereka.
______________________________________

🥀🥀🥀

(BAB 15)











Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top