TAKUT DARAH

Hallo... kali ini saya kembali dengan membawa tema takut darah atau biasa dikenal sebagai hemafobia atau hematofobia.

Aduh, membahas ini saya langsung terbayang tentang film berdarah-darah yang pernah saya tonton. Pembunuhan sadis yang banyak darahnya. Berasa ngilu-ngilu gimana gitu. Tapi, itu sih normal. Yang gak normal, kalau dia lihat darah sedikit saja, orang itu langsung lari. Menjauh dan bersembunyi, paling parah malah mual sampai pingsan. Ada yang pernah kayak gini?

Nah, orang yang takut darah berlebihan seperti itulah yang disebut pengidap hemofobia.

Diketahui, istilah hemofobia diambil dari bahasa Yunani, yaitu “haima” yang berarti darah dan “phobos” yang artinya ketakutan. Jadi, hemafobia adalah rasa takut berlebihan terhadap darah. Entah itu darah yang berasal dari dirinya, orang lain, bahkan pada binatang.

Lalu pertanyaannya adalah, mengapa ada orang yang takut berlebih pada darah? Padahal kalau dipikir, darah sangat penting bagi kehidupan manusia. Fungsinya pun beragam, salah satunya adalah menyuplai oksigen dan nutrisi makanan ke seluruh tubuh supaya organ tubuh dapat bekerja dengan normal. Selain, itu darah juga mengalirkan hormon dan melawan infeksi ketika kulit terluka.

Mau tahu jawabannya?
Kalau gitu, yuk simak penjelasan di bawah ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bisa mengidap fobia ini, yaitu :

👥 Faktor genetik : Fobia darah mungkin terjadi karena faktor genetik karena pada umumnya fobia adalah gangguan kecemasan yang dialami sejak usia dini.

👪 Pola asuh orang tua : Apabika orangbtua atau pengasuh juga memiliki rasa takut pada darah, maka mungkin dapat menuruni pada anaknya. Karena secara tak langsung mereka mengajarkn pola rasa itu pada anak mereka.

💀 Trauma : Mengalami trauma seperti kecelakaan yang menyebabkan keluar banyak darah atau kematian tepat di depan mata.

Hemofobia sering kali muncul pada masa kanak-kanak, sekitar usia 7 hingga 16 tahun dan penyebabnya timbul akibat cedera fisik atau berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan penelitian tentang fobia darah mengungkapkan bahwa serabgan fobia darah terjadi di rata-rata usia 7 - 9 tahun.

Biasanya, ketakutan ekstrem ini juga muncul bersamaan gangguan psikoneurotik, seperti fobia kegelapan, fobia orang asing, fobia hewan, tripanofobia (takut jarum suntik), misofobia (takut kuman), bahkan rasa takut pada makhluk-makhluk menyeramkan dari imajinasi.

Gejalanya pun beragam. Dan yang lebih sering terlihat adalah pada perubahan emosi dan fisik. Namun ada juga gejala umum yang lain, seperti :
● Sulit bernapas
● Detak jantung meningkat diikuti nyeri dada
● Badan gemetar, pusing, mual dan berkeringat
● Panas dingin
● Perasaan cemas atau panik yang ekstrem
● Hilang kendali dan halusinasi
● Hilang kesadaran
● Merasa ketakutan dan tidak berdaya

Pada beberapa kasus, hemotofobia juga menyebabkan respons vasovagal. Kondisi ini menandakan tekanan darah dan detak jantung mengalami penurunan. Ini merupakan gejala unik dari hemofobia yang tidak umum terjadi pada fobia lainnya.

Sementara anak-anak yang takut darah, biasanya menunjukkan gejala, seperti :
● Mengamuk
menangis
● Berusaha keras untuk bersembunyi
● Terus menempel pada orang lain untuk mendapatkan keamanan
● Menolak untuk melihat hal-hal berhubungan dengan darah.

Namun, tingkah laku seperti itu sangat umum terjadi pada anak-anak, karena menurut mereka itu sangat menyeramkan.

Lalu, bagaimana perawatannya?

Setiap orang memiliki fobia masing-masing dan umumnya itu tidak berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Terlebih pada fobia yang tidak akan membahayakan hidup. Intinya, untuk fobia jenis ini, kita hanya perlu menghindari pemicu fobia tersebut.

Namun, hemofobia atau fobia darah adalah kasus lain. Pada beberapa kondisi fobia darah harus disembuhkan karena mungkin akan kesulitan saat harus berhubungan dengan jarum suntik, pengobatan tertentu, invesi kesehatan, atau tindakan medis yang berhubungan dengan darah.

Fobia darah harus ditangani ketika :
》Fobia tersebut menyebabkan serangan panik dan rasa gelisah yang tidak terkontrol.
》Merasakan ketakutan hingga enam bulan lebih.
》Fobia tersebut tidak rasional.
》Kesulitan dalam melakukan tondakan medis yang berhubungan dengan darah.

Jadi, pengobatan akan disesuaikan dengan keparahan gejala. Namun, umumnya ketakutan ekstrem ini dapat diatasi dengan beberapa cara, seperti:

♧ Terapi kognitif dan relaksasi

Mengendalikan perasaan takut dengan darah dapat dilakukan dengan terapi. Caranya, mengganti pikiran Anda yang negatif terhadap darah menjadi pikiran positif. Dengan begitu, selama melihat darah, Anda kemungkinan besar dapat mengendalikan diri dari ketakutan. Mungkin Anda perlu menjalani tes melihat darah beberapa kali dari gambar atau film supaya lebih terbiasa.

Selain rasa takut, hemafobia juga membuat Anda cemas. Kecemasan tersebut dapat Anda atasi dengan terapi relaksasi. Yaitu, melatih pernapasan supaya napas jadi lebih baik, stres dan cemas dapat berkurang, serta pikiran jadi lebih jernih.

♧ Minum obat

Selain terapi, cara lain untuk mengatasi hemofobia adalah minum obat. Dokter akan memberikan obat antidepresan dan anticemas, serta obat lainnya yang bisa membantu kondisi Anda jadi lebih baik lagi.

Source :
- alodokter.com
- doktersehat.com

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top