EPILOG
EPILOG
~***~
Menyakitkan sekali saat tahu bahwa seseorang yang selama ini kita sukai, selama ini kita kejar-kejar dengan segenap pengorbanan dan air mata yang tiada henti-hentinya ternyata lebih memilih seseorang yang lebih baik daripada kita.
Berbicara tentang rasa sakit, Nazwa merasakannya berkali-kali lipat. Tiga tahun sudah ia mengorbankan waktunya untuk memcuri perhatian Awan yang ia sendiri tahu sangat sulit untuk mendapatkannya. Ia terus berusaha dengan harapan suatu hari nanti Tuhan Yang Maha Baik akan memutar balikan hatinya Awan. Tetapi ternyata benar apa yang dikatakan Awan. Bahwa sangat sia-sia jika ia harus menghabiskan waktu untuk mengejar seseorang yang bahkan tidak pernah melihat kita sama sekali.
Beberapa bulan kedekatannya dengan Awan semakin membaik, Nazwa fikir ia sudah mempunyai peluang yang besar dari Awan. Tetapi ternyata, ia salah, justru itu caranya Tuhan menunjukkan bahwa ia akan merasakan rasa sakit yang luar biasa setelahnya. Jika saja ia tahu akan seperti ini, mungkin dari dulu ia tidak akan menyatakan perasaannya secara terang-terangan pada Awan.
Dan untuk Naufall, pria itu sangat baik. Tetapi entah kenapa rasanya sulit sekali untuk menerimanya. Dan mungkin itu juga yang Awan rasakan padanya. Ia terlalu baik untuk Awan, sampai rela untuk mengorbankan segala hal untuknya sehingga membuatnya merasa tidak nyaman dan mengambil cara untuk menyakitinya dengan cara yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Memacari sahabat baiknya sendiri, Jully.
Nazwa merasa sangat dikhianati sekali oleh Jully. Tidak menyangka bahwa sahabatnya yang sangat ia percaya bisa melakukan hal seperti itu padanya. Ini bukan salah Jully ataupun Awan. Tetapi karena cinta yang seharusnya tidak bersemayam di dalam hatinya. Untuk mereka... Nazwa hanya bisa mendo'akan yang terbaik. Dan untuk Naufall, maaf karena tidak bisa menerima perasaannya.
Sampai kemudian Nazwa sadar bahwa awan tidak akan selalu bersama lautan, awan akan terus pergi ke sana kemari kemana angin membawanya. Awan harus pergi lalu datang kembali, tidak akan pernah bisa menetap dan menemani lautan selamanya. Ia salah dulu memilih menjadi lautan bukannya menjadi angin supaya bisa terus bersamanya.
Sama seperti Awan yang hanya datang untuk mengisi kehidupan Nazwa. Sekedar lewat dan memberikan warna yang baru untuknya, membantunya terus bertahan dalam perasaan yang tak karuan, memberinya semangat disaat rasa bosan menyerang.
Dia... Awan...pria yang pernah memberi warna dan kehidupan padanya. Meskipun pada akhirnya ia tidak bisa memiliki pria itu.
Tapi...
Terimakasih telah hadir dalam hidupnya.
~***~
TAMAT
Iya aku tau aku tau kok kalau ceritanya agak agak absurd gitu, padahal absurd sih. Tapi, tetep yah guys vote sama comentnya harus diutamakan. Bukan keselamatan aja yang harus diutamakan yah, mengerti??
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top