4. Penguasa Over World?

☆࿐ཽ༵༆༒ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ༒༆࿐ཽ༵☆
.
.
.
.
.

ᑎOTᗴ: ᴍᴏᴏᴅɴʏᴀ ʀᴀғᴇʟ ᴅɪ ᴇᴘɪsᴏᴅᴇ ɪɴɪ ᴍᴜɴɢᴋɪɴ ᴋᴀʏᴀᴋ ʀᴏʟʟᴇʀᴄᴏᴀsᴛᴇʀ

𝐊𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐗𝐁... (𝐊𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐬𝐞𝐩𝐮𝐥𝐮𝐡 𝐛𝐭𝐰)

"Anak anak kita kedatangan murid baru pindahan dari Durmstrang High School cabang Inggris, kamu bisa memperkenalkan dirimu." Pak Fred mempersilahkan Parad untuk memperkenalkan dirinya

"Halo namaku Peverell Azrael Reverse Adrian Delvin Onyx Xaverius, kalian bisa memanggilku Paradox atau Parad, aku adalah kakak kembarannya Luna, salam kenal semua." Parad tersenyum kearah teman-teman barunya (panjang bet dah namanya-S. Ayon)

"Oke, kau bisa duduk disamping adikmu Parad." Pak Fred mempersilahkan Parad untuk duduk

"Permisi." Parad melewati depan Pak Fred sambil sedikit membungkuk

.
.
.
.
.

"Marvel, apa kau yakin mempercayai Rafel begitu saja." Samsul berbisik kearah Marvel

"Klo ayah mempercayainya gua juga bakalan percaya padanya, lagian lu tau kan gak mungkin ayah memberi keputusan kek gitu tanpa memikirkan resikonya." Jelas Marvel

"Tapi kan Vel, kita bahkan tidak tau kemampuan card yg dia miliki." Ucap Via

"Kita tidak terlalu membutuhkan kekuatan, yg kita butuhkan saat ini adalah otak untuk membuat strategi." Marvel berbicara dengan tenang

"Dia datang." Gumam Marvel

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤𝐤..

𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..

"Sorry gua agak telat, tdi gua dapet kendala dikit." Ucap Rafel

"Gapapa kok, kami juga baru sampe." Kata Marvel

"Rencanamu buat besok apa Fel." Sepertinya Samsul sedikit meremehkan Rafel

𝐒𝐫𝐚𝐤𝐤...

Rafel membuka peta yang dia bawa dan meletakkannya di meja

"Map apa itu Fel." Marvel penasaran dengan peta yang dibawa Rafel

"Ini map markas undead itu." Ucap Rafel

"Katanya baru ditemukan kan? Kok lu bisa punya map nya sih." Samsul mengernyitkan dahinya

"Rahasia ahahahhaha." Rafel tiba-tiba tertawa tanpa alasan yang jelas (kumat dah ni anak-S. Ayon)

Rafel yang tiba-tiba tertawa membuat Marvel, Samsul dan Via kebingungan, apa yang lucu pikir mereka

𝐖𝐮𝐬𝐡𝐡...

"Hey, tenanglah." Raphael tiba-tiba berada di belakang Rafel sedang membisikkan kata kata ke Rafel

"Kak~ mereka meragukanku." Raut wajah Rafel berubah drastis dari senang menjadi sedih

"Ssttt... Abaikan saja, kau hanya harus memberitahu rencanamu pada mereka." Raphael mengusap surai Rafel pelan

"Tunggu, kok lu tiba-tiba ada disini, apa jangan jangan lu punya card sebenarnya." Samsul kaget dengan kemunculan Raphael

"Sedikit yang kau tahu itu lebih baik Samsul, dan kalian jangan pernah ragukan adikku, percayalah padanya jika kalian ingin menyelesaikan misi ini hidup hidup." Setelah Raphael selesai mengintimidasi lawan bicaranya tiba-tiba ia menghilang dari sana

"Maaf sudah meragukanmu Rafel." Ucap Via

"hmm? Tidak apa apa, maaf sikapku yang agak tidak mengenakan, btw aku mendapatkan map ini dari kakakku, kakakku tahu segalanya.

Ohya aku mendapatkan kabar terbaru tentang markas itu, dan ini bisa dibilang kabar buruk ataupun kabar baik sesuai sudut pandang kalian masing-masing." Ucapan Rafel membuat mereka gugup

"Tempat yang di jadikan markas undead itu adalah sebuah Dungeon, nama Dungeon itu adalah Eternal Ice Dungeon, Dungeon rank S.

Informasi awal Dungeon itu memiliki undead berjumlah hampir 200 undead yang sebagainya adalah undead yang bermutasi dengan bos yang memiliki sebuah card Diamond Number Three dengan Element Es sebagai kekuatannya.

Tetapi dalam waktu semalam kakakku memberikan informasi secara tiba-tiba bahwa jumlah undead yang ada disana bertambah hingga 3 kali lipat, dan sekarang sebagian undead itu sudah bermutasi dan kemungkinan besok sisa dari undead biasa pasti akan bermutasi.

Kita tidak mungkin menyerang mereka sembunyi sembunyi apa lagi secara terang-terangan, kita hanya bisa menyusup kedalam sana, itupun jika tidak ada jebakan yang terpasang di Dungeon itu." Ucap Rafel panjang lebar

"T-tiga kali lipat." Wajah Samsul sudah memucat

"Santai saja, selama kita tidak membuat masalah kita akan baik baik saja." Ucap Rafel dengan tenang

"Bagaimana kita bisa santai jika jumlah undead hampir mencapai ribuan." Marvel menatap Rafel tidak percaya

"Jika kalian takut untuk melakukan misi ini ya kalian silahkan mundur dri misi ini, gua bisa kok menyelesaikan misi ini sendiri." Terlihat raut wajah datar terpasang di wajah Rafel

"Kau belum lama memegang Card Diamond tetapi kau sudah sesombong itu." Samsul tidak percaya dengan hal ini

"Stop berkomentar Sul, kau bisa memperkeruh keadaan, lebih baik Marvel lah yg mengambil alih ketika berdiskusi dengan calon Diamond yang baru." Via berbicara sambil menekan ucapannya pada kata Calon Diamond Yang Baru

"Kami tidak mungkin membiarkanmu menyelesaikan misi ini sendiri Fel." Marvel mengabaikan Samsul dan Via, "lagipula ini adalah Misi tingkat S, tidak mungkin kami membiarkanmu sendirian mengerjakan misi ini, kami berjanji akan mengikuti semua rencanamu." Lanjutnya

"Aku bersyukur ada satu otak berguna diantara kalian." Gumam Rafel, "ohya, aku peringatkan pada kalian. Rencana ini pasti tidak akan berjalan dengan mulus nantinya, jadi persiapkan diri kalian baik baik jika pertarungan dibutuhkan nantinya." Lanjutnya dan di balas anggukan oleh mereka

"Kita akan menyusup kedalam sana okay, Dungeon ini adalah Dungeon raksasa dan terdapat 27 jalan untuk keluar masuk, dan terdapat 4 jalan yang bisa dibilang hancur karena sebuah getaran.

Sebelum kita masuk kedalam Dungeon kita akan bagi menjadi 2 tim, kita terpaksa harus menggunakan 2 jalan yang jaraknya dengan tempat Bos cukup jauh karena hanya kedua jalan itu yang bisa dibilang cukup aman, sampai disini ada pertanyaan." Rafel menatap mereka

"Apakah kita akan menjalankan misi hanya berempat? Maksudku apakah kita benar-benar menjalankan misi ini tanpa diawasi seperti yang di katakan oleh Spade." Via bertanya kepada Rafel

"Sayangnya mereka tidak mengirimkan seseorang untuk mengawasi kita, kita harus mengerjakan misi ini secara mandiri." Rafel berbicara sambil memainkan surainya, "tapi tenang saja, aku sudah menyuruh kembaranku untuk standby di luar Dungeon, jika terjadi sesuatu dengan kita dia bisa langsung menuju kearah kita." Lanjutnya

"Raphael? Dia kan tidak memiliki card." Samsul mengernyitkan dahinya

"Sstttt... Jangan remehkan kami bocah, bahkan aku saja bisa mengalahkan kalian bertiga tanpa bantuan kartu kartu aneh itu." Rafel mode Pride

"Erk... Rafel, mendingan kita lanjutkan menjelaskan rencana mu hehehe." Marvel benar-benar merasa canggung

"Oke oke, kita kan harus bagi jadi dua tim nih, diantara kalian ada gak yang buta Map?" Rafel tersenyum sambil menatap mereka ber-3

"Hehehe aku." Ucap Via (sudah menjadi rahasia umum jika rata-rata ceue itu buta map🗿-S. Ayon)

"Eeee g-gua gak buta map ya, g-gua cuma kadang gak ngerti aja klo liat map, apalagi yg rumit kek gini." Marvel sepertinya tidak ingin mengakuinya

"Aku bisa baca map." Ucap Samsul

"Marvel akan ikut denganku, Via kau ikut dengan Samsul." Ucap Rafel

"Mana bisa gitu, Marvel seharusnya ikut denganku, aku tidak ingin membiarkan Marvel bersama dengan orang yang kekuatannya belum diketahui, bagaimana kalau kekuatan kalian berdua tidak cocok, pasti akan sulit untuk melakukan combo." Ujar Samsul

"Ahahahahaha kau yakin? Kau tau tidak kalau kegelapan dan petir akan sulit untuk serasi, petir itu hampir seperti cahaya sama sama terang, jika petir dan kegelapan melakukan combo itu agak tidak logis, pastinya efek serang petir akan bertambah kuat sedangkan efek serangan kegelapan akan melemah." Rafel menunjukkan smirknya (yg rafel katakan tuh ku tulis menurut pendapatku saja-S. Ayon)

"Hey itu teori dari mana anjir." Samsul tidak terima jika ia harus berpisah dengan Marvel ketika mengerjakan misi

"Saryu mempercayakan Marvel padaku bukan? Itu artinya dia belum melihat kemampuan Marvel yang sebenarnya, jadi untuk misi kali ini jangan bersama dengan Marvel agar Marvel bisa menunjukkan kemampuannya secara maksimal Samsul." Rafel menekan ucapannya di akhir

"Bagaimana caranya menunjukkan kemampuannya jikalau kita hanya diberi misi untuk mengamati saja." Tanya Via

"Sudah kubilang kan tadi, pasti rencana ini tidak akan berjalan mulus, nantinya pasti akan ada sesuatu yang membuat kita bertarung, dan tim yang sampai ke tengah Dungeon duluan dialah yang akan mengalahkan Boss Dungeon plus Pemimpin Undead itu." Rafel berbicara dengan ekspresi senang

"Kenapa kau terlihat senang Rafel?" Marvel terkadang bingung dengan ekspresi Rafel yang sering berubah ubah

"Akan ku pastikan bahwa aku dan kau yang akan sampai duluan Vel, sih- eh Kekuatan Kegelapan dan Cahaya digabungkan dengan kekuatanku yang termasuk kategori Support pasti tidak akan sulit kan untuk menerobos." Ucap Rafel

"Tunggu, kau sudah tau kekuatanmu apa?" Samsul benar-benar terkejut

"Spirit, aku memiliki kontrak dengan beberapa makhluk celestial, 𝘣𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘈𝘴𝘤𝘭𝘦𝘱𝘪𝘶𝘴." Rafel berbicara dengan nada gumaman diakhir

"Wahhh apakah kau membuat kontrak dengan Belial." Marvel bertanya dengan excited

"Hah Belial? Bukan aku yang membuat kontrak dengannya tapi orang lain, 𝘭𝘢𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘧𝘢𝘦𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘣𝘭𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘳𝘢𝘬𝘶𝘴 𝘉𝘦𝘭𝘪𝘢𝘭, 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘰𝘯𝘵𝘳𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘉𝘢𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘮𝘮𝘰𝘯." Rafel malas jika menyangkut tentang Belial

"Yahhh padahal katanya Belial itu cantik." Terlihat awan mendung disekeliling Marvel

"Cantik dari mana, Belial kalah jauh sama kecantikan Asmodeus ketika menjadi Wanita tau 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘥𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘪𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭𝘬𝘶, 𝘶𝘨𝘩𝘩 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘬." Rafel berbicara dengan jujur

"Belial kalah jauh sama Kambing sih gak aneh, Kambing kan harus memiliki kecantikan yang wah buat mengikat mangsanya, tapi gua gabakal tertarik sama kambing jadi jadian kek dia." Ucap Samsul

"Kambing? 𝘎𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘪𝘩, tapi klo lu terpikat sama kecantikannya Asmo gua bakalan yang paling keras ketawanya." Rafel tersenyum smirk

.
.
.
.
.

𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..
𝐓𝐚𝐩..

"Kenapa kau mengajakku kesini Alva." Raphael heran dengan kembarannya yang seenaknya sendiri menariknya ke tempat seperti ini

"Bacot diem lu." Respon Rafel

𝐊𝐫𝐢𝐞𝐞𝐭...

"Wah wah wah apakah ini adalah sebuah mimpi, Malaikat yang patuh pada Tuhannya menginjakkan kakinya di istanaku yang penuh dosa ini." Seorang pria tampan duduk di singgahsana nya

"Ayolah, apakah aku tidak boleh mengunjungi salah satu kakakku tersayang hmm?" Rafel mendekati Pria itu

"Kau mengakuiku sebagai kakak? Wah pasti ada apa apanya ini, apa alasanmu datang kemari. 𝑂ℎ 𝑙𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑡ℎ𝑒 𝑐𝑖𝑡𝑦 𝑜𝑓 𝑎𝑛𝑔𝑒𝑙𝑠, 𝑅𝑎𝑓𝑒𝑙 𝐴𝑙𝑣𝑎𝑟ℎ𝑒𝑎 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑟𝑐ℎ𝑎𝑛𝑔𝑒𝑙 𝑅𝑎𝑝ℎ𝑎𝑒𝑙." Ucapnya

"Ada manusia yang mengatakan bahwa dia tidak akan tertarik dengan pesonamu 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑒 𝑜𝑓 𝐿𝑢𝑠𝑡, 𝐴𝑠𝑚𝑜𝑑𝑒𝑢𝑠." Rafel berusaha memanaskan sesuatu

"Apa?!!" Asmodeus tiba-tiba berdiri

Dan terlihat dengan jelas Rafel memunculkan seringainya

'𝘚𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯, 𝘚𝘢𝘮𝘴𝘶𝘭'

"Awas saja manusia itu, dia pasti akan menjilat ludahnya sendiri." Asmodeus geram dengan Samsul

'𝘍𝘶𝘧𝘶𝘧𝘶~ 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘈𝘴𝘮𝘰 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘦𝘩'

"Ohya kudengar kau penggunaan spirit ya Rafel, kenapa kau tidak membuat kontrak dengan 𝑆𝑒𝑣𝑒𝑛 𝑑𝑒𝑎𝑑𝑙𝑦 𝑠𝑖𝑛𝑠." Asmodeus menaikkan salah satunya alisnya

"Kalian para Sins adalah saudaraku, mana mungkin ayah membiarkanku memperbudak saudaraku sendiri, jika bisa pastinya dari dulu aku sudah memanfaatkan kalian untuk melakukan banyak hal yang seru, 𝘵𝘦𝘳𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘵𝘪𝘭𝘢𝘴𝘪." Rafel tersenyum smirk saat menggumamkan kata terakhir itu

"(Rafel tidak mencerminkan Malaikat sama sekali)." Raphael heran dengan saudara kembarnya ini

.
.
.
.
.

"Sar, kau yakin dengan keputusanmu." Liu bertanya kepada Saryu yang sedang duduk di balkon kamarnya

"Jangan remehkan Rafel, Liu. Aku yakin jika Rafel bisa menjaga Marvel, aku juga berharap dimisi kali ini Marvel menunjukkan bahwa dirinya pantas menjadi Spade yang baru." Saryu menikmati sore hari dengan tenang dan ditemani 1 cangkir teh dan jangan lupakan istri tercintanya juga ikut menemani sore harinya yang indah ini

"Maksudmu apa Sar, Marvel sudah menunjukkan kegigihan nya agar bisa menjadi Spade, ya walaupun daya serangannya masih kurang." Ucap Liu

"Aku meminta Rafel agar ia membagi mereka menjadi 2 tim dan pastinya aku meminta agar ia bersama Marvel, Rafel kekuatannya bisa dikategorikan sebagai Support jadi mungkin saja ia bisa membuat Marvel sampai pada Batas maksimal kekuatannya.

Untuk kedepannya mungkin aku tidak akan membiarkan Marvel menjalankan misi dengan Samsul, selain karena kekuatannya itu. Samsul ternyata diam diam menyukai Marvel, sedangkan kita hanya ingin Marvel bersama dengan Nevin." Jelasnya

"Lalu bagaimana kau yakin dengan kemampuan Rafel." Tanya Liu

"Aku bermimpi jika panglima Vermilion yang menjadi Diamond dan Rafel adalah orang yang sama, juga sepertinya aku harus mencari pengganti Via." Jawabnya

"Why."

"Via sepertinya terpaksa harus menjadi Heart, kau ingat kan kalau kita asal menunjuk Via sebagai Heart beberapa waktu yang lalu."

"Lalu siapa yang akan menggantikan Via."

"Nevin bisa menjadi Heart, atau Marvel yang menjadi Heart sedangkan Nevin menjadi Spade."

"Kau ingin Spade dan Heart tetap menjadi pasangan dari dulu hingga sekarang ya Saryu."

"Akan disayangkan bukan jika Spade dan Heart kali ini tidak menjadi pasangan."

"Ahahaha sepertinya iya."

.
.
.
.
.

(Btw gua ngarang nama presiden dan Wakil presiden Elbonia, Terkutuk dan Plankpolitan hehehe-S. Ayon)

"Waw, tumben sekali presiden dan wakil presiden dari ke-3 negara menggunakan rumahku yang kecil ini untuk sebuah pertemuan." Space berbicara setelah meletakkan cangkir teh nya di atas meja

"Rumahku yg kecil? Merendah sekali ya." Walpres Elbonia a.k.a UrekanFaiz menahan kesal hingga memunculkan urat-urat

"Kalau gak Merendah bukan Space namanya haha." Ucap Walpres Terkutuk a.k.a IkkaN terkekeh pelan

"Hey sebenarnya kita disini untuk bercanda atau membicarakan hal penting sih." Gumam Presiden Terkutuk a.k.a Raditya

"Oke oke kita akan masuk pada topik utama, kalian tau kenapa gua tiba tiba suruh kalian berkumpul disini." Ucap Presiden Elbonia a.k.a Pak GM (ini yg bener cuma Pak GM doang, soalnya yakali bocah SMA jadi presiden sama wakil presiden 🗿-S. Ayon)

"Tau lah yakali kagak." Ucap Presiden Plankpolitan a.k.a BluzeOG

"Aku juga tau." Ucap Walpres Plankpolitan a.k.a Hendrick

"Kok aku yg jadi tuan rumahnya gak di kasih tau apa apa yah?" Space tersenyum kesal

"Hehehe sorry sorry gua lupa... Space kau ingat gak kalau dulunya bumi disebut Over World." Tanya Pak GM

"Iya aku ingat, memang kenapa?" Space melontarkan balik pertanyaan

"Semalam aku tiba-tiba mendapatkan panggilan dari tangan kanannya penguasa Over World, jujur aku cukup ragu dengan ucapannya tapi dia bilang dia ingin mengunjungi kota ini bulan depan, aku yang mendengar hal itu cukup dag dig dug serr tapi untungnya aku bisa mengatasi hal itu, btw bagaimana pendapat kalian tentang hal ini." Jelas Pak GM

"Lalu kau mengumpulkan kita cuma buat meminta pendapat kami tentang hal ini?" Ucap Raditya

"Tentu saja iya, aku ingin meminta pendapat kalian, apakah kita harus mempercayai hal ini atau tidak." Ucapnya

"Kita tidak mungkin percaya hal ini semudah itu GM, bagaimana kalau ini tipuan." Ucap BluzeOG

"Betul kata Bluze, kita tidak boleh mempercayai begitu saja, setidaknya harus ada semacam surat atau apalah untuk membuat kita yakin." Ucap UrekanFaiz

"Omong omong selain panggilan telepon dari tangan kanannya apakah kau mendapatkan hal yang lain, seperti surat resmi atau semacamnya mungkin." tanya IkkaN

"Ahya ini, aku menemukan surat ini di meja nakas saat bangun tadi, aku belum sempat membukanya sebab aku mencari sidik jari seseorang disana dan ternyata tidak ada sidik jari menempel di suratnya." Pak GM mengeluarkan surat yang masih tersegel oleh lilin, terlihat di segel tersebut terdapat cap dengan simbol yang sepertinya menandakan kerajaan yang menguasai Over World

"Mana lihat." Space yg melihat cap itu langsung mengambil surat itu secepat kilat, lalu ia membuka dan membaca surat itu (ish ish ish tak sopan sekali ni orang-S. Ayon)

Space membaca surat itu dengan cepat, dan ia mengamati dua tanda tangan yang tercantum di surat itu dengan cermat

Setelah ia selesai membacanya, ia pun meletakkan surat itu di meja lalu menyenderkan tubuhnya sendiri di kursi kesayangannya, dan ia menutup matanya

Entah kenapa rambutnya terlihat agak bergerak seolah-olah diterpa angin, padahal didalam ruangan itu tidak ada angin sama sekali

"Ada apa Space?" Tanya Hendrick

"David." Panggil Space tanpa menjawab pertanyaan dari Hendrick

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu." Seorang pria berambut hitam model Comma Hair bermata Merah Crimson a.k.a David tiba-tiba berada di belakang Space

"Baca surat itu sekarang." Titah Space

David dengan sedikit ragu pun meraih surat itu dan membacanya dengan cermat, setelah ia melihat kedua tanda tangan yamg tercantum di suratnya ia pun mematung

"Kau mengerti kenapa aku menyuruhmu membaca itu kan?" Ucap Space

"Kenapa mereka tiba-tiba menghubungi kita, setauku mereka menelantarkan Bumi selama hampir dua ribu tahun, apa ada hal yang akan terjadi tuan." Ucap David

"Bukan peristiwa yang penting, mereka hanya ingin mengunjungi tempat ini saja mungkin, btw Dav apa kau menyadari sesuatu yg aneh mungkin." Ucap Space

"Eh sejak kapan Over World memiliki Penguasa? Bukankah Over World di wakili oleh sebuah Kerajaan ataupun Negara di setiap bagiannya? Mustahil 1 kerajaan bisa meng-handle wilayah seluas Over World, Elheims saja sangat kesulitan meng-handle seluruh Wilayah perairan Over World dulu." David yang biasanya terlihat tenang sekarang benar-benar kebingungan

"Bukankah tidak ada yang mustahil bagi orang yang namanya tercantum di surat itu." Ucapnya

"Bocah itu tidak pernah bisa di tebak ya." Ucap David

"Bahkan oleh Alex?" Space mengalihkan pandangannya ke David

"Theo itu putra dari Archangel Raphael, bagaimana seorang manusia seperti kami bisa menebak pikirannya." Ucapnya

"Stop dulu stop, jadi kalian sudah mengenal pemimpin Over World?" BluzeOG yang dari tadi menyimak pembicaraan mereka berdua pun memotong pembicaraan itu

"Aku tidak pernah bertemu dengan Theo, aku hanya pernah mendengar tentangnya saja, anak itu di didik oleh Raja Vermilion terdahulu, Liko Vanezreal Onggara hingga umurnya yang ke-17 tahun, setelah itu ia memutuskan untuk berkeliling Over World untuk berpetualang, sejak saat itu tidak ada yang mendengar lagi kabar tentangnya." Jelas Space

"300 tahun setelah ia berpergian ia kembali muncul di Inggris dan menetap selama 30 tahun, ia memiliki beberapa murid yang di didiknya, bahkan Pangeran Mahkota juga termasuk muridnya, ia kembali pergi setelah semua muridnya bisa menjalani hidup tanpa bergantung padanya." Jelas David

"Bagaimana kau bisa tau tentang itu?" Tanya Pak GM

"Maaf saya tidak bisa memberitahu dimana saya mendapatkan informasi tersebut." Jawab David

"Ada banyak rahasia dunia yang lebih baik terlupakan GM, jadi terkadang kita hanya perlu menutup mata dan telinga." Ucap Space

"Eh bentar kok ada yang janggal ya." Ucap IkkaN

"Memangnya apa yang janggal?" Tanya UrekanFaiz

"Jika pemimpin Over World sudah ada sejak zaman Raja Liko berkuasa berarti umurnya sudah ada sekitar 5000 tahun dong? Eh gak, mungkin kurang sedikit dari 5000 tahun." Ucap IkkaN

"Berarti kita nanti menyambut kakek kakek tua yang sudah keriput dong." Ucap Raditya dengan polos

"Hey keriput dari mana, Malaikat gak mungkin menua." Ucap Space

"Tidak menua? Jangan jangan kau itu Malaikat Space." Hendrick berspekulasi dengan bermodal ngarang :v

"Jangan samakan aku dengan Makhluk yang tunduk pada aturan dari Nya." Raut wajah Space jadi agak muram

"Sumpah lu tuh aneh banget Space, banyak orang yg pengen disamain sama Malaikat tapi lu? Lu gamau di samain gimana ceritanya coba." Pak GM menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Kalau aku menceritakannya, bahkan sampai tahun depan ceritaku tidak akan selesai selesai." Ucapnya

.
.
.
.
.

"Huft... Padahal cuma pertemuan biasa tapi melelahkan juga ya." Space yg selalu absen saat ada pertemuan mengeluh hanya karena pertemuan kecil tadi

"Jika anda sering mengikuti pertemuan anda akan terbiasa tuanku." Ucap David yang sepertinya tidak bergeming dari tempatnya berdiri

"Aku cuma akan menghadiri pertemuan penting antara perusahaan besar, selain itu no. Ohya, kau mau bertanya apa Dav" Ucapnya

"Kenapa tuan tidak ingin disebut sebagai Malaikat?" Tanya David

"Alasan utamanya para Malaikat terlalu Loyal, lagian aku tidak bisa sepenuhnya di sebut sebagai Malaikat, sedari dulu aku selalu bingung aku ini siapa? Malaikat? Tapi disini lain aku juga Iblis, aku yang diciptakan sebagai Malaikat setengah Iblis pada akhirnya di asingkan oleh makhluk lain.

Selama pengasingan itu, aku berlatih dan terus berlatih untuk membuktikan diri, dewasa tanpa ada seseorang yang ingin membantuku, dan pada akhirnya aku berhasil membuat Hades turun dari tahtanya di Under World." Jelas Space

"Anda itu Spesial tuan, banyak orang mengira Iblis dan Malaikat mustahil untuk bersatu, tetapi anda membuktikan ke dunia dengan keberadaan anda bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini." Ucap David

"Kau mirip Luci, kalian sama sama peduli padaku." Space berbicara sambil tersenyum

"Saya peduli pada anda, seperti anda peduli pada saya tuan, dulu saya dan ke-3 adik saya selalu dikucilkan karena diramalkan akan menjadi utusan sang kehancuran, tetapi anda adalah orang pertama yang peduli pada kami, bahkan kedua orang tua kami yang mendapatkan ramalan itu mereka langsung membuang kami." Ucapnya

"aku ingat waktu itu, sudah lama ya... Ohya bagaimana kabar adikmu yang lain." Tanya Space

"Sejak saya bertemu anda 100 tahun yang lalu saya sudah tidak mendengar kabar mereka lagi tuan." Ucapnya

"Berpencar rupanya... Hubungi adikmu Aland, sepertinya Ayon butuh seorang pelayan pribadi sekaligus asistennya." Titah Space

"Yes, My lord." David membungkukkan badannya ala pelayan

.
.
.
.
.

"Kenapa kau tiba-tiba memperdulikan Bumi, Theo." Tanya seorang pria berambut hitam bermata Merah darah a.k.a Hades

"Kakek yang menyuruhku, dan aku juga butuh liburan setelah 2000 tahun lamanya lho." Ucapnya

"Akhirnya Dia turun tangan juga ya." Ucap Hades

"Hu'um padahal sudah ribuan tahun berlalu tetapi Kakek baru turun tangan sekarang, aneh tapi nyata." Ucapnya

"Dari dulu Dia memang sudah seperti itu, anak anaknya saling berperang satu sama lain saja dia diam, pada akhirnya dia turun tangan dan mereka yang terlibat konflik itu harus jatuh ke dunia fana, termasuk ke-6 anak kesayangannya.

Lucifer yang ingin membantu ke-5 adiknya harus dikirim ke Under World, adik adik yang dibela Lucifer dikirim ke dunia ini dengan kekuatan yang tersegel, Space membuat Lucifer mengambil alih tugasnya dan pergi ke dunia ini, Amun-Ra di bunuh, dan Isis juga dikirim ke dunia ini dengan kekuatan yang tersegel.

Mordial dan adik adiknya dikirim ke tempat yang sangat jauh, dan Dia pun akhirnya mengasingkan diri di tempat yang tidak diketahui." Ucap Hades

"Tapi pada akhirnya Kakek keluar dari persaingannya karena kondisi Daddy kan ya, jadi gak sabar ketemu Daddy." Ucap Theo

"Theo, apakah kau sudah pernah berkeliling kerajaanmu sendiri?" Hades melontarkan pertanyaan

"Mana sempat, lagian pusat kerajaan saja gak cukup 1 hari kalau mau berkeliling, sedangkan aku palingan hanya punya waktu 1 jam perhari untuk istirahat." Jawab Theo dengan kesal

"Kau itu Malaikat, dan pastinya kau punya sayap. Mengapa kau tidak terbang sambil berkeliling saja, kudengar Malaikat bisa terbang dengan jarak yang sangat jauh hanya dalam 1 detik." Ucap Hades

"A-aku tau kalau aku punya sayap, ha-hanya saja aku tidak pernah belajar terbang, aku tidak tau caranya terbang." Wajah Theo memerah karena menurutnya itu cukup memalukan

Bayangkan saja ia sudah berumur 4000 tahun lebih tetapi ia sama sekali tidak bisa terbang menggunakan sayapnya, jika informasi itu tersebar luas, mau diletakkan dimana wajahnya

"Pfftt... Ohya aku baru ingat kalau kau di besarkan oleh putra dari sang Cahaya dan sang Kegelapan, sorry sorry." Hades menahan agar dirinya tidak tertawa

"Arghh... Pergilah kau, dari pada menggangguku lebih baik kau kembali ke wilayahmu sana." Usir Theo dengan ekspresi kesal

"Oke oke aku akan pergi, sampai jumpa Theo." Hades pergi dari tempat itu segera sebab ia tidak mau jika harus bertatap dengan alter egonya jika ia benar-benar marah

"Claude, buatkan aku Earl Grey Tea." Ucap Theo

"Yes, Your majesty." Ucap Claude yang entah sejak kapan ada disana

"Waktunya melanjutkan pekerjaan ku." Theo pun mulai mengetik sesuatu di komputernya

𝐓𝐢𝐧𝐠...

Muncul sebuah layar transparan tepat di depan Theo, dan di layar itu terdapat sebuah tulisan

𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊 ⪻ 𝑴𝒐𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒕𝒂𝒓 ⪼ 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒏𝒅𝒂

"Shit, ngapain Paman Lucifer tiba-tiba nongol." Theo menahan kesal dengan menunjukan senyumannya (Luna habis ngapain sih sampe sampe kepikiran masukin Status Window ke ceritanya 🗿-S. Ayon)

𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊 ⪻ 𝑴𝒐𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒕𝒂𝒓 ⪼ 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝑸𝒖𝒆𝒔𝒕
𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝑸𝒖𝒆𝒔𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕

"Mau nolak, tapi gua jenuh klo cuma ngerjain semua pekerjaan ini." Theo pun menekan tombol bertulisan Yes

『 𝑸𝒖𝒆𝒔𝒕 』
𝑨𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒔𝒆𝒏𝒋𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒘𝒐𝒓𝒅 𝒐𝒇 𝑹𝒆𝒔𝒖𝒓𝒓𝒆𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 【𝑺𝒊𝒏 𝑶𝒇 𝑷𝒓𝒊𝒅𝒆】 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒍 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝑫𝒆𝒘𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒊𝒉𝒂𝒌 𝑪𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂

𝑸𝒖𝒆𝒔𝒕 𝑹𝒆𝒘𝒂𝒓𝒅:
• 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒋𝒂𝒕𝒂 𝑺𝒘𝒐𝒓𝒅 𝒐𝒇 𝑹𝒆𝒔𝒖𝒓𝒓𝒆𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 【𝑺𝒊𝒏 𝑶𝒇 𝑷𝒓𝒊𝒅𝒆】
• 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒌𝒊𝒍𝒍 𝑲𝒉𝒖𝒔𝒖𝒔 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 ⪻ 𝑴𝒐𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒕𝒂𝒓 ⪼ 【𝑳𝒊𝒇𝒆 𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏𝒔】
• 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒌𝒊𝒍𝒍 【𝑪𝒐𝒍𝒅 𝑯𝒆𝒂𝒓𝒕】
• 𝑳𝒆𝒗𝒆𝒍 𝑼𝒑
• 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒍𝒂𝒓 ≪𝑵𝒐𝒃𝒍𝒆 𝑯𝒆𝒍𝒍≫
• 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝟓𝟓𝟎𝟎𝟎 𝑲𝒐𝒊𝒏 𝑬𝒎𝒂𝒔 【𝑮𝒂𝒍𝒍𝒆𝒐𝒏】
• 𝟏 𝑹𝒂𝒏𝒅𝒐𝒎 𝑩𝒐𝒙
• 𝑴𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝟏 𝑩𝒍𝒂𝒏𝒌 𝑪𝒂𝒓𝒅

"Ini beneran nih hadiah Quest nya kek gini? Paman Lucifer gak rugi nih?" Tanya Theo

𝑲𝒐𝒏𝒔𝒕𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊 ⪻ 𝑴𝒐𝒓𝒏𝒊𝒏𝒈 𝑺𝒕𝒂𝒓 ⪼ 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝑯𝒂𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝑯𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉

"GAS NYARI SENJATA LEGENDARIS." Theo pun lari keluar untuk mencari sahabatnya

Para penjaga istana yang di lalui oleh Theo pun merasa keheranan dengan tingkah Rajanya yang tidak biasa itu

𝐁𝐑𝐀𝐊...

Theo menendang sebuah ruangan dengan sepenuh hati, jiwa dan raganya :v

"Terasi, bisakah kau menyelesaikan tugasku selagi aku pergi, aku ingin pergi ke suatu tempat yang sangat jauh untuk mencari sebuah benda." Theo berbicara dengan cepat

"SUDAH KU BILANG BERKALI-KALI NAMAKU ALOIS, THEO. BUKAN TERASI." Alois berteriak frustasi

"Nama belakang lo itu terasi." Ucap Theo

"TRANCY bukan TERASI." Alois menekankan perkataannya (eh kok ada Chara nyasar yak? 🗿-S. Ayon)

"Iya iya maksudku yang itu, bisa tidak menggantikanku untuk mengerjakan pekerjaanku." Ucap Theo dengan datar

"Bisa bisa, memangnya mau kemana sih. Tumben banget ninggalin pekerjaan." Alois membereskan kertas kertas yang berantakan di atas meja kerjanya

"Aku mau mencari sebuah artefak (dikit bohong gapapa lah ya) sebenarnya aku mencari artefak itu karena mungkin saja bermanfaat saat aku tiba di bumi gitu kan." Ucapnya

"Ohh sebuah artefak ya." Alois mengangguk pelan

"Yaudah aku pergi sekarang ya, Dadah terasi." Theo segera berlari dengan sangat kencang agar tidak mendapatkan teriakan Alois yang menyehatkan telinganya

"THEO BANGSAT." Alois mengumpat karena Theo selalu memanggilnya dengan sebutan terasi

.
.
.
.
.

𝐁𝐫𝐚𝐤...

"Ayahhhh." Parad mendobrak pintu ruangan Space

"Astaga Onyx, kenapa kau mendobrak pintu itu." Space mengelus dadanya kaget

Parad pun berjalan mendekati ayahnya itu dengan ekspresi kesal terpampang diwajahnya

"Ayah yang makan martabak ku ya?" Tanya Parad

Space yang dituduh pun mengernyitkan dahinya, "kau menuduh ayah? Kau tau kan ayah gak bisa merasakan rasa selain pahit dan hambar." Ucapnya

"Lalu siapa yang makan martabak ku, masa setan sih." Parad mengerucutkan bibirnya

"Entahlah ayah tidak tahu." Space mengedikkan bahunya

"Ahh ayah mahh." Parad pun mendudukkan dirinya di meja kerja Space

Space yang melihat tingkah putranya itu pun menggaruk kepalanya tidak gatal

"Kamu lagi PMS ya?" Space yang bertanya pun mendapatkan pelototan putranya itu

"Ohya, pas kamu pulang kemaren kok Vier gak pulang bareng kamu." Space mencoba mengganti topik setelah melihat pelototan yang dilontarkan pada dirinya

"Vier bareng Cory, Vier belum puas liburannya yaudah aku pulang duluan." Ucapnya

"Padahal ayah kangen Vier." Space tersenyum masam

"Nyeh salahnya ayah ngasih Vier ke Onyx." Ucapnya

"Ya ayah gak tega dong liat Vier nangis minta tinggal bareng kamu di LN, yaudah Ayah anter Vier ke kamu." Ucap Space

"Tau ah." Parad pun meninggalkan Ayahnya sendirian di ruangannya

"Fiks lagi PMS tu anak, marah marah mulu perasaan dah." Space menggelengkan kepalanya

.
.
.
.
.

"PAMAN CORY." Seorang anak kecil berumur sekitaran 7 tahunan yang sepertinya Albino bermata Electric Blue mencari pamannya yang bernama Cory

"Ada apa Xavier, kenapa kamu mencari Paman." Seseorang yang mirip David dan diketahui namanya yaitu Cory mendekati anak yang memanggilnya itu

"Paman ayo terbang ke Elbonia nyusul Mama, Vier kangen Mama." Anak itu a.k.a Xavier merengek ke Pamannya untuk segera menyusul Mamanya

"Hmm? Iya kita nyusul mama kamu, tapi besok ya, soalnya kan Xavier belum siap siap." Cory mengelus rambut milik putra kesayangan Crushnya 🗿 (UNAAAAA KAMU MAU BIKIN SHIP LAGI? ASTAGA DRAGON-S. Ayon)

"Yaudah klo gitu ayok bikin Biskuit buat Mama." Xavier menarik tangan Cory ke arah Dapur

"Ayooo." Ucap Cory

.
.
.
.
.

"WOY SARYU." Nevin mendobrak pintu masuk Villa milik Saryu

"Ngapain lu dateng dateng dobrak pintu orang hah." Saryu muncul dari arah Dapur

"Lu gila hah ngasih Misi ke Ubi ungu tanpa di awasi oleh seseorang." Ucap Nevin

"Tenang lah, Marvel tidak mengerjakan Misi ini sendiri." Saryu bertingkah dengan tenang

"TENANG? Samsul juga ikut Misi itu, bagaimana jika Samsul mencoba merebut Marvel dariku." Nevin menatap tajam Saryu

"Aku sudah menyuruh Rafel untuk selalu bersama Marvel, dan aku juga menyuruhnya untuk menjauhkan Marvel dari Samsul." Ucap Saryu

"Apa Rafel bisa dipercaya begitu saja?" Tanya Nevin

"Tenang saja, Rafel tidak mungkin menyukai Marvel. Dia kan Inces." Ucapnya

"Njir." Nevin tersyok syok mendengarnya (sama, aku juga syok-Leo)

𝐓𝐛𝐜...

𝟒𝟒𝟓𝟎 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬
(𝐏𝐮𝐚𝐬 𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐞𝐚𝐧)

YEY AKHIRNYA SELESAI, btw sylve_charlsAyon itu akunku -S. Ayon

Lumayan panjang, walau gak sepanjang eps sebelumnya :] -Leo

Ayokkk di Vote guysss janlup Comment juga :v -Luna

Dadah guys :>

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top