3.

"Marvel" itu perkataan seseorang
"(Mefelz)" itu batin seseorang
:MoenD: itu telepati seseorang

♡*♡∞:。.。 ℎ𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑟𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔...。.。:∞♡*

Di manor punya revan....

"Tdi sihir gw tipe apa bang, warna merah '-')." Kata Malik

"Sihir aura." Kata Rafel

"Tpi kenapa kau mengira aku punya sihir chaos." Kata Malik

"Seorang Malik Arthur Pendragon tidak memiliki sihir kegelapan itu impossible." Kata Rafel

"Bagaimana kau tau nama sihirku." Kata Malik

"NAH ITU PERCAYA ADA SIHIR." Teriak Rafel secara tiba tiba

"IYAIYAAYANGGWIVANKENAPAGKBOLEHHAH." Latah seorang Malik ☕🗿

"Si bulol anjing." Kata Raphael

"Serah gw lah, btw untuk nama sihir kan emang setiap pureblood wajib punya." Kata Malik

"Ohya yah lupa gw, maaf soalnya gw masuk ke jajaran remaja jompo." Kata Rafel

"Remaja dari mana njir, umur lu aja ribuan tahun." Kata Malik

"Tpi gw termasuk jajaran remaja njir." Kata Rafel

"Remaja kok punya anak chuakzz." Kata Raphael

"Ngaca kek jadi orang." Kata Rafel

"Tpi kan itu juga anak lu sayang." Kata Raphael

"Hueek 🤢🤮, sejak kapan njir." Kata Rafel

"Iya iya itu anak ku, bukan anak mu jadi jangan gendong anak ku ya." Kata Raphael

"Lama lama gw penggal pala lu sumpah." Kata Rafel

"Ampun fel ampun." Kata Raphael

"Kalian berdua sebenernya sodara apa pasutri sih." Kata Malik

"kmi cuma sodara njing." Kata Rafel

"Ohh, iyain aja biar seneng." Kata Malik

"I'm okey, I'm fine, Gwenchana~ teng neng neng neng neng, ku menahan rasa sakit~ rasa sakit~." Kata Raphael

"Meaw"

"(Ck knp harus muncul segala sih) *lari ke kucing terus membawa kucing tersebut ke kamarnya* gw mao ngasih makan kucheng dulu." Kata Rafel

"ada sesuatu yg aneh tentang kucing itu." Kata ivan

"Kucing itu bukan hewan tpi manusia." Kata Raphael

"Hah..." Kata Malik

"Alva seperti nya menemukan cara untuk mengubah manusia menjadi hewan." Kata Raphael

"Itu ilegal kah." Kata Malik

"Sangat ilegal, tpi gw gk masalah sih, karna jika alva senang maka aku juga senang." Kata Raphael

"Tpi bagaimana bisa dia melakukan itu." Kata ivan

"Ah klo itu aku gk tau, tpi itu klo gk salah dah dari dulu dia ngelakuin hal itu, soalnya dulu gw dapet info klo Alva di juluki ilmuan gila." Kata Raphael

"Ilmuan gila yg pas zaman vifan sekitar 5000 tahun yang lalu." Kata malik '-')

"Yup betul sekali." Kata Raphael

"Jadi sejarah itu beneran terjadi." Kata Ivan

"Heh ayolah sejarah itu beneran ada di real life cuk bukan karangan semata, bisa ya orang gabut bikin karangan kek gitu terus di jadiin sejarah, ya kagak lah." Kata Raphael

"Oy kalian lagi ngobrol affah." Kata Rafel

"Biasa zaman zaman vifan." Kata Raphael

"Owh zaman zaman vifan toh." Kata Rafel

『𝚂𝚢𝚕𝚟𝚎𝚜𝚝𝚎𝚛 𝙲𝚑𝚊𝚛𝚕𝚎𝚜 𝙰𝚢𝚘𝚗 𝚝𝚊𝚔𝚎𝚜 𝚘𝚟𝚎𝚛 𝚌𝚘𝚗𝚝𝚛𝚘𝚕 𝚘𝚏 𝚝𝚑𝚎 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢』

"Btw si alva apa punya masalah kejiwaan." Malik berkata sambil mendekatkan dirinya ke Ivan

"Maksud lu apa cuk, lu pikir gw gk tau tentang masalah kejiwaan apa." Rafel berkata sambil menatap sinis Malik

"Van, malaikat gila itu klo marah nakutin." Malik berbisik sambil memeluk lengan kekar milik ivan (anjay lengan kekar OwO)

"Heh elu bisik bisik aja gw masih denger ya." Rafel berkata sambil mempertahankan senyuman malaikatnya

"Ih siapa juga yg bisik bisik coba." Malik berkata sambil merengut

"Lu kira gw tuli apa hah, bahkan lu bisik bisik pas lagi beda ruangan ama gw aja gw masih bisa denger ya." Rafel berkata sambil ancang-ancang seperti orang yang ingim memukul

"Bisa gk sih kalian akur kek dulu, kalian klo gk akur meresahkan tau gk." Raphael berkata sambil memijat pelipis nya

"Meresahkan dari mana anjir." Malik dan Rafel bertanya secara kompak

"Itu pas dulu kalian berdua di lorong lantai 4 tiba tiba bertengkar, dan para profesor berusaha memisahkan kalian berdua and profesor yg berusaha memisahkan kalian berdua masuk ke hospital wing dalam keadaan hampir mati dan profesor tersebut koma selama 1 bulan." Raphael berkata sambil tersenyum bak malaikat maut

"Lalu siapa yg memisahkan kmi." Malik bertanya kepada Raphael

"Luna dan ivan tentunya, soalnya ayon dan azuya tidak dapat di andalkan." Raphael berkata sambil menyesap teh nya

"Btw kenapa 4 kesatria legendaris yg sekarang itu gk dipanggilnya spade, heart, diamond and clover." Rafel bertanya kepada Malik dan ivan

"Sebutan itu kan pke bahasa inggris, terus sebutan itu di khusus in cuma buat 4 kesatria legendaris yang dulu." Malik menjawab pertanyaan dari Rafel

"Logikanya dimana sih." Rafel berkata sambil menggaruki kepalanya

"Bahkan gw gk tau dimana letak logikanya." Ivan berkata sambil memainkan ponsel nya

"AHAHAHAHAHA Bahkan seorang ivan pun mengakui nya." Raphael tertawa terbahak-bahak

Meanwhile di markas YTMC Guard Center...

"Marvel, apakah kau sudah menemukan orang yang cocok untuk di jadikan salah satu kesatria legendaris." Kata seorang pemuda? (Idk) berambut hitam bermata hijau emerald (ngingetin ama harry potter suer, bedanya gk make kaca mata) a.k.a Saryu

"Gw menemukan 2 orang yg cocok untuk di jadiin pemimpinnya wajik♢." Marvel berkata sambil memakan martabak manis rasa coklat kacang dengan coklat ekstra dan masih hangat karena baru di angkat dari loyang (Idk, tpi suer cok gw jadi pen martabak 😭)

"Ohya kah, siapa mereka berdua." Saryu berkata sambil menyesap kopinya

"Rafel AlvaRhea dan Raphael Emrys, mereka berdua sangat cocok sekali." Marvel berkata sambil memandang saryu

"Kenapa kau menganggap mereka berdua cocok marvel." Saryu memandang balik marvel

"Gimana ya, bukannya gua ngarang, tpi gua punya firasat klo mereka berdua cocok gitu." Marvel memakan martabak sambil menggaruk kepalanya yg tidak gatal

"Apa mereka mau." Saryu memandang marvel dengan senyum kecil

"Bentar gw telfon bang malik dulu, soalnya tdi bang malik bilang klo bang malik mau ke rumah mereka." Marvel berkata sambil menekan gambar telfon di kontaknya

◦•●◉✿ 𝑡𝑒𝑙𝑓𝑜𝑛 𝑜𝑛 ✿◉●•◦

𝐐𝐢𝐥𝐚𝐦

ᴍᴀʀᴠᴇʟ: ʜᴀʟᴏ ʙᴀɴɢ

ᴍᴀʟɪᴋ: ɴᴀᴘᴀ?, ᴛᴜᴍʙᴇɴ ʟᴜ ᴛᴇʟᴘᴏɴ

ᴍᴀʀᴠᴇʟ: ʟᴜ ʟᴀɢɪ ᴅɪ ʀᴜᴍᴀʜɴʏᴀ ᴅᴜᴀ ᴍᴜʙᴀʀ ɪᴛᴜ ᴋᴀɴ

ᴍᴀʟɪᴋ: ɪʏᴀ ᴋᴇɴᴀᴘᴀ?

ᴍᴀʀᴠᴇʟ: ʙɪsᴀ ᴛᴀɴʏᴀɪɴ sᴇsᴜᴀᴛᴜ ᴋᴇ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʙᴇʀᴅᴜᴀ ɢᴋ?

ᴍᴀʟɪᴋ: ᴛᴀɴʏᴀ ᴀᴘᴀ?

ᴍᴀʀᴠᴇʟ: ᴛᴀɴʏᴀɪɴ ᴅɪᴀɴᴛᴀʀᴀ ᴍᴇʀᴇᴋᴀ ʙᴇʀᴅᴜᴀ ᴀᴅᴀ ɢᴋ ʏɢ ᴍᴀᴜ ᴊᴀᴅɪ ᴘᴇᴍɪᴍᴘɪɴ ɴʏᴀ ᴡᴀᴊɪᴋ♢

ᴍᴀʟɪᴋ: ɴᴀɴᴛɪ ᴋʟᴏ ᴏʀᴀɴɢɴʏᴀ ᴅᴀʜ ʙᴀʟɪᴋ ᴅᴀʀɪ ᴅᴀᴘᴜʀ ɢᴡ ᴛᴀɴʏᴀ ᴅᴀʜ, ᴅᴀɴ ɴᴀɴᴛɪ ɢᴡ ᴋᴀsɪʜ ᴛᴀᴜ ᴅɪ ᴄʜᴀᴛ ᴀᴊᴀ ʏᴀ ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

◦•●◉✿ 𝑡𝑒𝑙𝑓𝑜𝑛 𝑜𝑓𝑓 ✿◉●•◦

"Katanya entar bang malik ngasih tau di chat sar." Marvel memandang layar ponselnya

"Oke, kita cuma tinggal menunggu." Saryu kembali menyesap kopinya

「ᴊᴜᴊᴜʀ ɢᴡ ɢᴋ ᴛᴀᴜ sᴀʀʏᴜ ɪᴛᴜ sɪᴀᴘᴀɴʏᴀ ᴍᴀʀᴠᴇʟ, ʟᴜɴᴀ ɢᴋ ɴɢᴀsɪʜ ᴛᴀᴜ ɢᴡ-s. ᴀʏᴏɴ ಥ_ಥ」

𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐬𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐢𝐤 :𝐯...

"Oy tdi siapa yg telpon?" Rafel bertanya kepada Malik sambil berjalan mendekati Malik dan Ivan

"Oh yg telpon tdi adek gw marvel, klo gk salah elu sekelas ama marvel kan." Malik berkata kepada Rafel

"Ohh marvel, iya dia satu kelas dengan gw." Rafel berkata dan duduk di sofa

"Memangnya kenapa dia telfon lik?" Raphael bertanya kepada Malik

"Diantara kalian ada gk yg mau jadi wajik♢." Malik bertanya sambil memainkan ponselnya

"tawaran yg menarik, tpi maaf aku tidak ingin menjadi kesatria." Raphael berkata sambil menyenderkan kepalanya ke pundak Rafel (dan gw bingung sampe sekarang hubungan mereka berdua sebenarnya apa ;-;)

"Gw pengen, cuma bisa gk sih nama panggilan nya diganti spade, heart, diamond dan clover, soalnya gw dah nyaman ama panggilan kek gitu." Rafel berucap sambil sesekali melirik pojok ruangan

"Klo itu bisa kita diskusikan di lain waktu, eum... Alva, kenapa lu selalu melirik ke pojok ruangan." Malik berkata sambil ikutan melirik salah satu pojok ruangan yg sering dilirik Rafel

"Kenapa? Penasaran kah." Rafel berucap sambil mengalikan pandangannya dan menatap Malik

"Penasaran lah, pake nanya." Malik berkata dan membalas tatapannya Rafel

"Tpi gw gk mau ngasih tau gimana dong." Rafel berkata dengan memiringkan matanya dan menatap Malik dengan mimik wajah yg polos

"Yaelah tinggal kasih tau aja, susah amat." Malik berucap dan menatap sinis Rafel

"Ahahahahhaha... Se-penasaran itu kah kau." Rafel berkata dengan mengganti mimik wajahnya menjadi menyeringai secara tiba tiba

"Begini, 𝑠𝑖𝑙𝑒𝑛𝑐𝑖𝑜 *𝘮𝘢𝘯𝘵𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘦𝘥𝘢𝘮 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢* disudut itu ada hantu,

keknya arwah gentayangan, gw juga kurang tau,

hantunya itu buruk rupa kulitnya putih pucat di sertai bercak bercak biru seperti memar,

dengan tangan kiri yang bermutasi menjadi gumpalan daging yang membusuk,

Pakaiannya memiliki noda darah,

Ada darah yang mengalir dari luka leher dan kepala,

Kepalanya cukup mengerikan,

Kepala bagian atas sepertinya hancur, bahkan otaknya sampai terlihat,

Hidung yang patah,

Mata kanannya keluar dari kelopak mata,

Mata kirinya masih utuh

Telinga kiri yang sudah tidak utuh,

Mulutnya sobek sekitar 4 cm,

Beberapa jari di tangan kanan dan kaki kiri hilang,

Mulutnya bersimbah darah,

Dada kirinya berlubang dan terlihat bahwa jantungnya sudah di ambil,

Di leher ada bekas gigitan, seperti gigitan vampir,

Hantu itu seorang wanita,

Aura yang ada di sekitar hantu itu adalah aura seseorang yang ingin membalaskan dendamnya,

Sepertinya hantu itu adalah korban pembunuhan,

Masalahnya itu bagaimana ada arwah gentayangan disini, kak Revan pasti sebelum menghuni rumah ini sudah menggunakan ritual suci untuk mengusir hantu hantu itu, dan kak Revan tidak mungkin membunuh seseorang,

Dan ya cuma itu yg ingin ku katakan tentang hantu itu, jumlah hantu itu cuma ada 1." Raphael berkata dengan sesekali menyesap tehnya dan terus memandangi hantu itu tanpa rasa jijik

"Jangan berbohong Emrys." Malik berucap sambil memeluk Ivan dengan erat

Ivan mengalihkan pandangannya ke sudut ruangan yang di maksud. "Malik, Emrys tidak berbohong, hantu itu ada di sana dan menatap seseorang diantara kita." Ivan mengikuti arah pandangan hantu itu. "Dan sepertinya hantu itu menatapmu terus, Alva."

"Ah~ belum lama kita berada di dunia ini dan kau sudah membunuh seseorang, adikku sayang." Raphael menatap Rafel sambil tersenyum

"Lagian aku bosan, dan aku hanya menjadikannya eksperimen ku tidak lebih." Rafel berucap sambil cemberut seperti anak kecil

"Kukira Alva cuma orang gila, ternyata dia juga pembunuh." Malik bergumam sambil ketakutan

"Oh~ kemana sifat sadismu menghilang Malik~." Rafel berucap dengan nada sing a song

"Gw bukan psikopat." Malik menatap Rafel tajam

"Psikopat tidak pernah menganggap dirinya seorang psikopat, Malik." Rafel menyeringai dan menatap Malik

"Serah lu dah." Malik mengalah dari Rafel

"Gampang amat lu ngalah anjir, gk kek dulu." Rafel kembali menatap hantu itu

"Btw van, lu bisa liat hantunya kah." Malik bertanya sambil menatap mata Ivan

"Gk semua hantu bisa ku lihat sih, lebih tepatnya aku cuma bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata jika aku ingin saja." Ivan mengusap rambut Malik

"Ivan, pengen pulang, aku takut sama hantu itu." Malik membujuk Ivan pulang

"Lik, mending lu jangan pulang dulu, matahari baru mulai tenggelam, di jam segini rawan kecelakaan yg disebabkan karna hantu hantu yang berkeliaran." Raphael mengecek jam lewat ponsel nya

Rafel mengangguk dan berkata. "Apa yang Emrys katakan memang benar, lagian angin di jam segini tidak sehat untuk kesehatan, dan lu juga bisa bisa kesambet setan." Rafel membuka aplikasi fuckbook (plesetannya keren kan :V) karna merasa agak bosan

"Lah... Aku bosan." Malik merenggut sambil mempoutkan bibirnya

"Ini apa Alva." Ivan bertanya karena mendapatkan kiriman file sebuah aplikasi dari Rafel

"File aplikasinya pke 12GB lebih segala lagi." Malik melihat pesan dari Rafel

"Itu medsos lama, mungkin lu bisa inget sesuatu klo nyelem ke medsos itu." Rafel masih mencari sesuatu di fuckbook

"Ini bagaimana." Ivan menunjukan ponselnya yang terdapat tulisan 𝑫𝒊𝒎𝒊𝒕𝒕𝒊𝒔 𝒕𝒆 𝒂𝒖𝒓𝒂

"Lepaskan auramu, agar aplikasinya bisa mendeteksi akunmu jikalau kau sudah pernah memiliki akun." Raphael masih menikmati tehnya yg sedari tadi tidak habis habis

"Unik juga ya." Ivan agak terkejut karena dia bisa mengakses akun asli milik God of light

Malik yang penasaran juga mencobanya dan dia pun juga tersebut karena, "wow gila, akun leluhur gw coy sekaligus God of darkness, eh tpi apa alat pendeteksi nya gk error ini." Malik bertanya kepada Duo R

"Ahahahahha... Kau meragukannya? Sungguh? Kau benar benar meremehkan program yang sudah di rancang oleh leluhurnya Ayon." Rafel menatap Malik dengan tatapan yang serius

"Tunggu, kenapa postingan tentang mayat atau sebagainya yang tidak di sensor itu tidak terkena ban." Ivan memandang layar ponselnya yang terdapat postingan tumpukan mayat yang dilumuri oleh darah

"Pertanyaan yang bagus, coba cek postingan pertama milik pembuat aplikasi itu, nama akunnya @KingOfElheims." Rafel memperlihatkan akunnya lewat ponselnya (harusnya kalian dah tau lah pemilik asli akun itu :V)

"Ini Trio iblis generasi pertama." Ivan terkejut dengan foto itu

"W-what, jadi aplikasi ini sejarahnya sangat panjang." Malik bertanya sambil melirik ponselnya Ivan

"Cukup panjang sih menurutku, btw apa kah kalian menyadari siapa yang menjadi trio iblis generasi pertama." Raphael menjawab dan melontarkan pertanyaan ke Ivan

"Mereka mirip 3 sahabat kami." Malik bergumam sambil menunjukkan ekspresi ketidakpercayaan

"Dan juga ada foto trio iblis generasi kedua." Perkataan Ivan di jeda beberapa saat. "Di generasi kedua lebih mirip ke 3 sahabat kami."

"Gimana? Gimana? Bisa bikin teori kagak." Rafel menatap Ivan dan Malik bergantian

"Hah, teori apa anjir, gw gk maksud sumpah, teorinya harus berteori apa." Malik mengernyitkan dahinya

"Begini lik, jika misalnya trio iblis generasi pertama dan generasi kedua adalah orang yg memiliki jiwa yg sama karena Reinkarnasi, bisa di simpulkan identitas dari trio iblis generasi ketiga hanya dengan membandingkan kedua foto itu." Ivan mengacak-acak surai hitam milik Malik

"Gk mungkin mereka bertiga trio iblis kan van, mungkin saja itu kebetulan." Malik menatap bingung Ivan

"KEMANA MALIK ARTHUR PENDRAGON YANG JENIUS BIN GILA ITU PERGI." Rafel tiba tiba teriak frustasi

"OCOPOTPALABAPAKKAUPECAH." Malik melatah dan hampir jatuh ke belakang tapi Ivan dengan refleks yang sangat bagus menahan malik agar tidak jatuh ke belakang

"NAUJUBILLAH." Raphael tersungkur ke belakang

𝐃𝐔𝐊...

"BANGSAT, NGENTOT, ANJING, KONTOL SAKIT COK PALA GW." Raphael memegang kepalanya kesakitan

"Bagaimana dunia ini memiliki malaikat seperti mereka." Malik membisikkan nya ke Ivan

"Momen ketika malaikat dah beradaptasi dengan sangat baik di dunia manusia ya kek gitu lah, sampe sampe bikin orang bingung klo itu malaikat apa iblis." Rafel menunjuk kembaran yg sedang mengeluarkan 1001 kata mutiara dari dalam mulutnya yg suci :V

"Aku benar benar speechless." Ivan menatap Raphael yang mirip bak orang gila

"Fuck, bullshit, damn it, bloody hell, Dick, pussy, Bastard, fool, idiot, Breast, asshole, butthole, cock, suck, whore, motherfucker Bla... Bla... Bla..." Raphael masih mengumpat hanya karna jatuh (udah jangan banyak banyak, takutnya terlalu frontal, gw ngetik itu pun karna sarannya bang lili anj-S. Ayon)

"Suci sekali mulut malaikat agung satu ini." Malik menatap Raphael dengan pandangan tidak percaya

"Udah lah, cape anjir mengumpat mulu, btw gk ada yg punya nomornya theo kah, aku merindukan nya." Raphael kembali duduk di samping saudara kembarnya

"Theo saha atuh." Malik bertanya kepada Raphael

"𝑇ℎ𝑒𝑜 𝑖𝑠 𝑚𝑦 𝑠𝑜𝑛, 𝑀𝑦 𝑐𝑢𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑐ℎ𝑖𝑙𝑑, 𝑇ℎ𝑒𝑜 𝑖𝑠 𝑚𝑦 𝑔𝑜𝑙𝑑𝑒𝑛 𝑏𝑜𝑦 𝑤ℎ𝑜𝑚 𝐼 𝑙𝑜𝑣𝑒 𝑡ℎ𝑒 𝑚𝑜𝑠𝑡." Raphael mengatakan nya dengan aksen yg fasih

"Hey, kau melupakan putra mu yg lain kak." Rafel menatap tajam kembarannya

"Hah, siapa." Raphael menatap bingung kembarannya

"Dadah gw pen ke paradise world dulu buat ngomong ke Mireille dan Azazel klo gw bakal ambil hak asuh sepenuhnya dari tangan lo." Rafel berjalan ke arah tangga dengan tubuh yg warnanya memudar seperti menyatu dengan udara

"Eh... EH ADUH JANGAN GITU DONG AL, ASTAGA KIRAIN SIAPA ANJIR." Raphael ingin mencegah rafel pergi tapi terlambat karena rafel sudah pergi

"Lu punya anak berapa njir." Malik menatap Raphael datar

"Ada 3, gw radak pikun anjir." Raphael menggaruk rambutnya yang tidak gatal

"//tiba tiba muncul// father, teganya father ngelupain Mireille." Mireille menatap Raphael dengan raut wajah seperti anak kecil yg habis menangis

"Eh Mireille, please jangan nangis, father tidak bermaksud ngelupain Mireille, ya jangan nangis entar di gigit kak Azazel loh, Mireille mau di gigit Azazel hmm..." Raphael panik dan tidak tau caranya menenangkan remaja (read:kakek buyut) yg memiliki sifat seperti anak kecil

"Em... Gk mau, Mireille gk mau di gigit kak Azazel, kak Azazel nyeremin soalnya klo ngegigit." Mireille menggeleng geleng seperti anak kecil

"Eh adik kecil, nama kamu siapa." Malik bertanya kepada anak lucu itu (padahal Mireille wujudnya kek remaja anjir 🗿)

"Halo, kenalin namaku Mireille Emrys Rhearsals Opryleason, aku adiknya kak Azazel, aku selama ini tinggal di Paradise World bareng Father dan Daddy, kadang kadang aku ke kota tanpa nama buat main bareng grandpa." Mireille melambai lambai ke arah Malik

"Ihhh sumpah ni bocil imut bangetttt." Malik men toel toel pipinya Mireille

"Sorry lik, tpi Mireille bukan bocil, umurnya aja 4958 tahun ('。_。`)." Raphael berkata sambil menunjuk putranya dengan jari

"Hahh apa, anjir cok klo leluhurku masih hidup keknya umurnya sama kek ni anak 😭." Malik syok

"Eemm uncle Malik jangan kaget, tpi klo uncle nganggep Mireille anak kecil gapapa kok, Mireille palahan seneng, lagian umur hanyalah angka." Mireille menatap Malik polos

"Klo begitu panggil aku kakak, jangan panggil uncle soalnya aku tidak setua itu." Malik menatap Mireille dengan pandangan berbinar

Di suatu tempat...

"Huftt... Aku bosan, satu satunya cara agar aku tidak bosan hanyalah saat aku melakukan 'itu', tapi aku sudah lama meninggalkan hobi lamaku itu, dan itu juga karena aku ingin menjalani kehidupan normal seperti yang lain.

Hahaha... Kehidupan normal apanya, diriku saja menjadi anggota YtmcGuard bagaimana bisa normal coba, apalagi aku berada di kelompok anicraft, cukup merepotkan." Seseorang berambut hitam bermata merah darah a.k.a Azuya sedang berjalan menelusuri jalan yang sepi

"𝑶𝒉 𝒊𝒕 𝒕𝒖𝒓𝒏𝒔 𝒐𝒖𝒕 𝒊𝒕'𝒔 𝒚𝒐𝒖 𝟎𝟎𝟓, 𝒘𝒆 𝒉𝒂𝒗𝒆𝒏'𝒕 𝒔𝒆𝒆𝒏 𝒆𝒂𝒄𝒉 𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓 𝒇𝒐𝒓 𝒂 𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒎𝒆 [Oh ternyata itu kau 005, sudah lama kita tidak bertemu]." Seseorang remaja laki-laki seumuran Azuya berambut pirang platina bermata perak memanggil Azuya dengan sebutan 005 (remaja pirang itu memiliki kata kata ikonik yaitu 'my father will hear about this' 🗿)

"𝑺𝒐𝒓𝒓𝒚, 𝒍𝒐𝒐𝒌𝒔 𝒍𝒊𝒌𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒘𝒓𝒐𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒐𝒏 [Maaf, sepertinya anda salah orang]." Azuya menatap datar remaja itu

"𝑰 𝒄𝒐𝒖𝒍𝒅𝒏'𝒕 𝒑𝒐𝒔𝒔𝒊𝒃𝒍𝒚 𝒓𝒆𝒄𝒐𝒈𝒏𝒊𝒛𝒆 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝟎𝟎𝟓 𝒘𝒓𝒐𝒏𝒈, 𝒋𝒖𝒔𝒕 𝒇𝒓𝒐𝒎 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒂𝒖𝒓𝒂 𝒊 𝒌𝒏𝒆𝒘 𝒊𝒕 𝒘𝒂𝒔 𝒚𝒐𝒖 [Aku tidak mungkin salah mengenali seseorang 005, dilihat dari auramu saja aku sudah tau kalau itu adalah kau]." Remaja itu memandang Azuya dengan smirk andalannya

"𝑻𝒔𝒌, 𝒄𝒂𝒏 𝒚𝒐𝒖 𝒑𝒍𝒆𝒂𝒔𝒆 𝒏𝒐𝒕 𝒂𝒑𝒑𝒆𝒂𝒓 𝒊𝒏 𝒎𝒚 𝒍𝒊𝒇𝒆 𝒂𝒈𝒂𝒊𝒏 𝟎𝟐𝟐, 𝒊 𝒏𝒐 𝒍𝒐𝒏𝒈𝒆𝒓 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒂 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔𝒉𝒊𝒑 𝒘𝒊𝒕𝒉 𝒚𝒐𝒖 𝒈𝒖𝒚𝒔 [Ck, Bisakah kau tidak muncul di kehidupan ku lagi 022, aku sudah tidak memiliki hubungan dengan kalian]." Azuya menatap tajam remaja yang di panggil 022 oleh Azuya

"𝑰𝒕'𝒔 𝒂 𝒔𝒉𝒂𝒎𝒆, 𝒎𝒂𝒚𝒃𝒆 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒆 𝒇𝒖𝒕𝒖𝒓𝒆 𝒘𝒆 𝒘𝒊𝒍𝒍 𝒎𝒆𝒆𝒕 𝒐𝒇𝒕𝒆𝒏 𝒃𝒆𝒄𝒂𝒖𝒔𝒆 𝒊 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒅𝒖𝒕𝒊𝒆𝒔 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒄𝒐𝒖𝒏𝒕𝒓𝒚 [Sayang sekali, mungkin kedepannya kita akan sering bertemu karena aku memiliki tugas di negara ini]." 022 masih memasang smirk 𝒂𝒏𝒅𝒂𝒍𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂

"𝑫𝒂𝒎𝒏 𝒚𝒐𝒖, 𝒈𝒐 𝒏𝒐𝒘 𝒚𝒐𝒖 𝒊𝒅𝒊𝒐𝒕 [Sialan, pergi kau sekarang bedebah]." Azuya sudah berada di ambang kesabarannya

"𝑺𝒆𝒆 𝒚𝒐𝒖 𝟎𝟎𝟓, 𝒐𝒉 𝒚𝒆𝒂𝒉 𝒎𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒍 𝒏𝒂𝒎𝒆 𝒊𝒔 𝑫𝒓𝒂𝒄𝒐 𝑳𝒖𝒄𝒊𝒖𝒔 𝑴𝒂𝒍𝒇𝒐𝒚, 𝒓𝒆𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒎𝒚 𝒏𝒂𝒎𝒆 𝒐𝒌𝒂𝒚? [Sampai jumpa 005, oh ya nama asliku Draco Lucius Malfoy, ingat ingat namaku ya]." 022 pergi meninggalkan Azuya tanpa menunggu responnya (mwehehehehee draco malfoy join the story :V)

"ARGHH... Apa yang bedebah itu lakukan disini, semoga saja dia tidak melakukan kekacauan apapun, sudahlah lebih baik aku kembali ke rumah, pasti roman dan yang lainnya mencariku." Azuya pergi meninggalkan tempat itu dengan ekspresi kesal terlihat diwajahnya

Di suatu tempat terpencil...

"𝑯𝒆𝒚 𝟎𝟐𝟐, 𝒚𝒐𝒖'𝒓𝒆 𝒌𝒊𝒅𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆 𝒊𝒇 𝟎𝟎𝟓 𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒊𝒍𝒍 𝒂𝒍𝒊𝒗𝒆, 𝒓𝒊𝒈𝒉𝒕? [Hey 022, kau bercanda kan jika 005 masih hidup]." Seorang remaja berambut hitam bermata hijau Emerald menggunakan kacamata bulat dan memiliki luka berbentuk unik di dahinya menatap 022 dengan tatapan tidak percaya (harusnya kalian tau siapa yg nanya 🗿)

"𝑰'𝒎 𝒏𝒐𝒕 𝒌𝒊𝒅𝒅𝒊𝒏𝒈 𝟎𝟑𝟏, 𝒊 𝒆𝒗𝒆𝒏 𝒎𝒆𝒕 𝒉𝒊𝒎 𝒆𝒂𝒓𝒍𝒊𝒆𝒓 [Aku tidak bercanda 031, bahkan tadi aku menemuinya]." 022 memeluk dan mencium lehernya 031 (YOOOO SHIP FAVORIT KU AHAHAHHAHA-Luna)

"𝑰𝒉𝒉𝒉, 𝒕𝒊𝒄𝒌𝒍𝒊𝒔𝒉 𝒅𝒓𝒂𝒚 𝒅𝒐𝒏'𝒕 𝒌𝒊𝒔𝒔 𝒎𝒆 𝒏𝒆𝒄𝒌 [Ihhh, geli dray jangan mencium leherku]." 031 menggeliat liat karena geli

"𝑶𝒉 𝒅𝒂𝒎𝒏, 𝒚𝒐𝒖'𝒓𝒆 𝒔𝒐 𝒉𝒂𝒘𝒘𝒚 𝒄𝒖𝒕𝒆 𝒕𝒉𝒂𝒕 𝒊 𝒘𝒂𝒏𝒕 𝒕𝒐 𝒑𝒐𝒖𝒏𝒄𝒆 𝒐𝒏 𝒚𝒐𝒖 [Oh sial, kau terlalu imut hawwy sampai sampai aku ingin menerkam mu]." 022 memasukan tangannya ke dalam pakaian 031 (LUNA, TOLONG LUN KENAPA ELU NYURUH GW NULIS KEK GINI 😭-S. Ayon)

"𝒀𝑶𝑼 𝑷𝑬𝑹𝑽𝑬𝑹𝑻 𝑨𝑳𝑩𝑰𝑵𝑶 𝑭𝑬𝑹𝑹𝑬𝑻 [DASAR FERRET ALBINO MESUM]." 031 lari meninggalkan 022 yang sedang menunjukkan wajah eee mesumnya (abaikan sumpah abaikan-S. Ayon)

"𝑶𝒉 𝒔𝒉𝒊𝒕, 𝒎𝒊𝒏𝒆 𝒊𝒔 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈, 𝒊 𝒉𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒔𝒐𝒍𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒊𝒔 𝒎𝒚𝒔𝒆𝒍𝒇 [Oh shit, punyaku berdiri, aku harus menyelesaikan ini sendiri]." 022 pergi ke kamar mandi dengan mengusap wajahnya dengan kasar

Kembali ke posisi Marvel dkk...

"Saryu, Blane, Liu, Genah, apa iya dulu ada kamp bernama Numbers." Marvel menatap 4 kesatria itu secara bergantian (gw sengaja ngambil namanya dari...-S. Ayon)

"Ohh kamp itu." Saryu mengaduk tehnya yang baru selesai di buat

"Kelompok paling menyebalkan." Genah menyesap kopinya

"Kelompok yang sangat merepotkan." Liu memandang Marvel dengan senyum kikuk nya

"Satu satunya kelompok yang tidak bisa kami atasi, khususnya para Lord Numbers dan pemimpinnya 027, mereka benar benar sangat berbahaya, tpi katanya sekarang mereka cuma tersisa beberapa saja dan juga 027 dikabarkan sudah meninggal." Blane mengingat ngingat informasi yang dia ketahui

"Ada beberapa orang yang cukup terkenal selain 027, yg di kenal cukup berbahaya adalah 021, 019, 005, 025, 131, 022, 031 dan 124, kami tidak tahu seberapa berbahaya mereka disebabkan waktu itu mereka tidak turun tangan." Saryu meminum tehnya

"Dan 027 menyebabkan Liu koma waktu itu." Genah memandang Liu sambil mengingat ingat

"Dan ada tentara bayaran dengan kode nama grimm memiliki kemampuan yang sama seperti 027." Liu beranjak pergi dari ruangan itu

"Wow, info yang menarik." Nevin berada di samping Marvel tanpa mereka sadari

"BANGSAT KAGET." Blane melatah karena terkejut dengan keberadaan Nevin

"ANJ PANAS COK." Genah lari ke kamar mandi karena tidak sengaja menumpahkan kopinya

"BANGKE." Saryu terjungkal kebelakang

𝐁𝐫𝐮𝐤𝐤...

"Aduh, astaga Nevin.

Bisakah kau datang dengan mengucapkan permisi, untuk aku tidak memiliki riwayat jantung." Saryu kembali duduk ke kursinya

"Sorry Ayah Saryu, aku gk sengaja ngagetin kalian." Nevin cengengesan sambil menatap Saryu

"Lu manggil Saryu gk usah make embel embel Ayah bisa gk sih vin, Saryu itu bokap gw bukan bokap lu, bokap lu tuh si Arvin anjir bukan Saryu." Marvel menatap tajam Nevin

"Tapikan Saryu calmer ay, jadi aku harus biasain diri buat sopan." Nevin mencubit hidung Marvel

"Serah lu dah vin, gw cape sama elu." Marvel memijat pelipis nya

"Kukira kalian dah balik ke rumah masing masing." seorang remaja jadi jadian memiliki rambut putih dan mata berwarna ungu Amethyst memasuki ruang itu

"Ayolah space, kami masih disini juga karena belum larut malam, dan tumben kau kesini, walaupun kau juga ytmcGuard tapi kau itu pemalas, bahkan aku tidak ingat terakhir kali kau ke gedung ini kapan." Blane mengerutkan keningnya sambil melihat Space yang duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu

"Heh kau baru menginjak usia 41 tahun tetapi kau sudah pikun ck ck ck ck sepertinya dalam hal memori kau kalah dariku." Space berkata kepada mereka

"Aku tahu kau lebih tua dariku, tapi berapa umurmu sampai sampai kau mengatakan hal seperti itu, gk mungkin kan umurmu terpaut jauh dari umurku." Blane berkata seolah olah dia dan Space memiliki umur yg tidak jauh berbeda

"Eh iya juga ya, gw juga penasaran sama umurnya pak Space." Marvel memunculkan binar matanya

"Spil dong pak Space umurnya." Nevin sangat antusias jika menyangkut umur Space

"Palingan umurnya cuma beda 5 tahun dari Blane." Genah keluar dari kamar mandi setelah mengganti pakaiannya yang terkena kopi

"Ahhahahahaha cuma beda 5 tahun? 46 tahun? Mana paten 124 tahun lah ahahahhahaha." Space tertawa karena spekulasi mereka meleset terlalu jauh

"Anjir lah kakek buyut cok." Nevin syok

"Sungkem sepuh." Marvel reflek ngomong kek gitu

"Hah affah, yang bener aja." Saryu ikutan syok

"Gila, mukanya aja kek remaja anjing." Blane melotot kaget

"Amazing tralala." Genah bertepuk tangan tanpa berkedip

"Pas kalian tau umur GM aja gk syok, kok gw syok sih." Space kebingungan dengan mereka

"Pak GM itu mukanya emang kek bapak bapak jadi gk aneh umurnya 70 an, tapi elu yang kek remaja ternyata lebih tua dari Pak GM, logikanya dimana asu." Marvel pusing saat menggunakan logika untuk mempercayai ucapan Space benar atau tidak

"Astaga naga, tidak semua hal di dunia ini bisa menggunakan logika Marvel, ada banyak hal di dunia ini yang tidak bisa di logika kan, buktinya apakah logika bisa menjelaskan tentang kekuatan kalian yang kalian dapatkan oleh sebuah card? Tidak kan, ada banyak hal yang di sembunyikan dunia ini dari kita para manusia." Space menyalakan rokok bermerek Essence (aslinya pen ku namain True Essence sumpah 🗿-S. Ayon)

"Gk salah sih ucapan lu, eh pak space apakah menurutmu si Rafel Alva itu cocok jadi diamond eh maksudku jadi wajik♢." Marvel bertanya tentang pendapat nya

"Oh Rafel ya, dia lebih dari pantas untuk menjadi kesatria legendaris, dia ahli dalam pertarungan jarak jauh ataupun jarak dekat, dia juga ahli menggunakan senjata apa pun, dan jangan ragukan strategi yang dimiliki olehnya, aku percaya dia cocok menjadi wajik♢." Space tersenyum saat mengingat sosok Rafel di masa lalu

"Bagaimana kau tau keahliannya, apakah kalian sudah lama saling mengenal." Nevin dan Genah bertanya secara bersamaan

"Sedikit yang kalian tahu lebih baik," Space menghisap rokok nya sekali lalu melanjutkan perkataannya. "Ah juga jangan pernah membentak atau mengagetkan Rafel, atau kau akan menghadapi amukan seorang Raphael." Space terkekeh saat mengingat korban/pelaku yang pernah membentak Rafel

"Seberapa mengerikannya amukannya bocah itu Space." Saryu mengerutkan keningnya

"Ahahahha jika tidak ada yang menghalangi nya saat itu pasti orang itu sudah terbunuh di tangannya." Space sangat senang jika itu menyangkut hal berbau Pembunuhan

"Uishh mengerikan." Blane membayangkan kondisi korban amukannya Raphael

𝐁𝐑𝐀𝐊...

"Ohya gw baru inget, Saryu boleh gk klo gw ama yg lain dah jadi 4 kesatria legendaris sebutannya di ubah jadi Spade, Heart, Diamond dan Clover." Marvel menggebrak meja yang tidak memiliki kesalahan apapun

"Marvel, kau tau kan alasan kenapa kami tidak menggunakan sebutan itu." Saryu mengusap rambut Marvel pelan

"Eum... Aku tau cuma jika kita bisa kembali menggunakan sebutan itu Alva pasti bakalan setuju untuk menjadi kesatria, lagipula pak Space sudah mengakui keahliannya kan." Marvel membujuk ayahnya dengan ekspresi imut

"Ihhhhh gk kamu gk Malik klo ngebujuk orang ekspresi nya imut banget." Saryu mencubit pipi Marvel pelan

"Saryu, jangan pipiku bisa gk sih, gk elu gk Nepin sama aja." Marvel cemberut

"Kyaaaaaaaaa imut bangetttttt." Saryu dan Nevin mimisan karena Marvel 🗿👍

"Ekhem... Marvel, untuk hal yang tadi kau katakan kita bisa membicarakan itu di rapat selanjutnya." Blane sengaja mengganggu Saryu dan Nevin yang sedang seperti orang kerasukan

"Oke, btw bisa gk sih kalian berdua gk kek orgil, sumpah ya gw jadi pengen masukin kalian ke kategori ODGJ." Marvel menatap datar Saryu dan Nevin

"Ih jangan gitu dong, kami kan anak baik jadi jangan masukin kami ke kategori ODGJ." Nevin dan Saryu mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes

"Oke guys mulai sekarang kedua bajingan posesif sialan ini adalah ODGJ ya guys ya." Marvel menatap datar mereka berdua

"Shut up vin sar, klo kalian berdua masih merengek kaya bayi yg dot nya di umpetin gw bakalan tendang kalian berdua ke rsj sumpah." Blane menatap sinis mereka berdua

"Astaga naga kukira disini akan tenang dan damai ternyata se berisik itu, sudahlah aku mau pergi lagi ya soalnya aku mau pulang dan istirahat." Space beranjak pergi dari ruangan itu

"Space, jika sempat kau bisa ikut rapat besok." Saryu berteriak dan di hanya di jawab dengan anggukan singkat dari Space tanpa membalikkan badannya

"Kebiasaan buruk Space yg tidak bisa hilang sampai sekarang benar benar menyebalkan, pasti jika dia di panggil dari arah belakang dia cuma menyahut tanpa repot repot membalikkan badannya dan menatap lawan bicara.

Aku benar benar ingin memelintir kan kepalanya kebelakang agar dia menoleh saat ku panggil." Genah di buat geram dengan kebiasaan dosennya itu (Space itu guru SMA Sans sekaligus dosen btw, walaupun Space hanya mengajar 1 kelas dalam 2 minggu di universitas soalnya dia jadi dosen cuma buat mengisi kegabutan 🗿-S. Ayon)

"Gw juga pengen gen tapi tetep aja gw gk berani, yakali gw berani melintir kepala orang yg mirip banget kaya titisan iblis." Nevin juga setuju dengan ucapan Genah walaupun disisi lain dia juga menolak (agak gimana gitu kata katanya-S. Ayon)

"Heh setan gentayangan, kakek jadi jadian, kalian berdua gk boleh mikir kaya gitu, inget Space itu masih guru sama dosen kalian ya." Samsul mulai menyahut perkataan Nevin dan Genah setelah sekian lama dirinya diam dan di abaikan karena gk kebagian script

"Maksud lu apa saepul ngatain gw setan gentayangan hah." Nevin es mochi karena di katain setan

"Heh jamal, gw ini bukan kakek jadi jadian ya yakali ganteng ganteng gini di panggil kakek." Genah menatap sinis Samsul

"Yaudah klo gitu gw panggil kalian berdua donat blueberry sama roti gosong." Samsul mengatakan hal itu tanpa tau bahwa di masalalu mereka berdua memang seperti yang di katakannya barusan

"Bangsat banget ni ucup, lama lama gw jejelin pake lele kuning sumpah." Nevin kembali menyebut Samsul dengan nama orang lain

"Heh vin jangan lele kuning vin, mending jaenudin di sepong sama si peyleng." Genah tidak setuju dengan ucapan Nevin barusan

"Heh gen jangan gitu, palahan mereka berdua keenakan dan bisa bisa mereka berdua bisa bablas sampe si pepek hamidun, lagian lu sih kek gk tau aja Ren klo ngamuk kek gimana." Nevin tidak setuju dengan uxapan Genah

"Ohya gw lupa klo pelet si buaya darat dah punya pawang, yaudah kita cari tumbal cwo uke lucu buat di jadiin pasangan one night stand nya si samsudin." Genah menarik Nevin kabur keluar karena merasakan hawa tidak mengenakan dari beberapa orang yg ada di ruangan itu

.
.
.
.
.

"Ugh... Malem malem gini enakan mandi dulu gk sih." Space menanggalkan pakaiannya hingga tidak ada sehelai kain pun di tubuhnya dan memperlihatkan tubuhnya yg putih mulus, lalu ia pergi ke shower niche dan menyalahkan shower nya (btw jangan di bayangin guys-S. Ayon)

.
.
.
.
.

(Gw sama Luna kepikiran bikin ship baru :V -Leo)

𝐃𝐢 𝐚𝐮𝐥𝐚 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐬𝐢𝐨𝐧...

"Terus kan netesin darah ku ke altar ritual nah lalu bacakan mantranya." Seorang remaja yang memiliki rambut berwarna chocolate milk dengan mata yang senada dengan rambutnya memiliki tanduk kecil berwarna merah (kalian pasti tau siapa dia kan) sedang meneteskan darah dari pergelangan tangan yang tadi dia sayat

ia juga sedang melihat sebuah buku yang terlihat tua berisikan tulisan dnegan bahasa asing yg jarang orang pelajari lalu dia mengatakan sebuah mantra yang ada di dalam buku ini

"daemon sine nomine, [sang iblis tanpa nama]

daemon, qui terram luxuriae regit, [iblis penguasa tanah nafsu]

dimidius angelus daemon, [iblis separuh malaikat]

primogenitus frater quinque deorum , [saudara tertua dari kelima dewa]

veni ad hunc mortalem mundum, [datanglah kedunia fana ini]

et contrahe mecum, [dan buatlah kontrak dengan diriku]

et dabo tibi corpus meum in vicem, [dan aku akan berikan tubuhku sebagai imbalannya]

sed obedire oportet quod ego praecipio [tetapi kau harus menuruti apa yang aku perintahkan]

et me confortare [dan berikan diriku sebuah kekuatan]." Pemuda itu mengatakan mantranya dengan lancar dan tanpa hambatan

(Ekhm... Gini ges, gk semua dewa, dewi, malaikat sama iblis yg di ceritanya Luna itu ada di mitologi, karena sebagian ada yg emang oc nya Luna oke jadi jangan di cari-S. Ayon)

𝐁𝐫𝐮𝐤...

"Fuck, siapa sih yg ngesummon gw anj, gw lagi mandi jnck." Seorang albino (dah jelas klo kulit sama rambutnya putih) bermata ungu a.k.a Space 🗿☕ tiba tiba muncul di tengah tengah altar tanpa menggunakan sehelai kainpun

"Wow ternyata guru favorit semua orang adalah seorang iblis." Remaja yang melakukan ritual itu menunjukkan smirknya

"FUCK YOU, BALIKAN BADAN MU SIALAN GW MASIH TELANJANG, JANGAN TATAP GW KEK ORANG MESUM MURID SIALAN." Space menatap sinis muridnya itu sambil merapatkan kedua kakinya dan menutupi tytydnya (yang nulis bukan Luna jadi maklumin klo ada kata kata frontal-S. Ayon)

"Oh pak Space~ kita sudah terikat dengan kontrak~ untuk apa kau malu malu, kau tau tubuhmu itu indah sekali dan mungkin kau akan kehilangan ke-penjaka-an ups hampir lupa dan juga keperawananmu malam ini." Remaja itu mendekati Space perlahan-lahan dengan menunjukkan tampang mesumnya 🗿☕

"Menjauh dariku sial, kau tidak tau seberapa sulit diriku menjaga mahkotaku selama 124 tahun terakhir." Space mundur perlahan lahan dengan raut wajah ketakutan

"Aw My little devil is scared, how cute." Remaja itu menarik paksa Space kedalam sebuah kamar di lantai bawah

"Tidak, jangan sentuh aku pleaseee." Space mencoba memberontak tanpa kepikiran untuk menggunakan sihirnya (efek karena panik 🗿-S. Ayon)

.
.
.
.
.

𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐣𝐚𝐡𝐭𝐞𝐫𝐚𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐥𝐞𝐰𝐚𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐞𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮...

"Ugh... Sssttt... Sakit." Seorang remaja jadi jadian terbangun di sebuah kamar dalam keadaan full naked (kasian sumpah-S. Ayon)

Setelah remaja jejadian itu a.k.a Space mengembalikan kesadarannya setelah bangun tidur/pingsan? Idk, dirinya mulai mengingat apa yang baru saja terjadi padanya semalam, karena hal itu dirinya memeluk kedua kakinya dan mulai menangis

"Hiks... Kenapa, kenapa hal ini terjadi padaku hiks..."

"Hiks... Apakah ini adalah karma yg ku dapatkan karena perbuatanku di masa lalu, hiks... Tapi kenapa baru sekarang hiks... Karma itu menimpa diriku."

𝐂𝐤𝐥𝐞𝐤...

"Space..." Remaja yg tadi malam masuk ke kamar itu

"Pergi kau hiks... Aku membencimu sialan." Space meringkuk sambil menangis

"Sorry, gw gk bermaksud melakukan itu semalam, gw bener bener menyesal."

Remaja itu berjalan mendekati ranjang tempat Space berada tetapi Space berusaha menjauhinya

"Jangan mendekat pleaseee." Space menatap remaja itu ketakutan

"Huft... Okay okay, klo kau tidak mau berada di sini kau bisa kembali and jika kau membutuhkan pertanggung jawaban aku akan bertanggung jawab atas kejadian semalam oke, istirahat lah dimanapun kau nyaman." Remaja itu pergi keluar ruangan dengan tatapan sedih

"Aku tidak mungkin kembali kerumah dengan keadaan seperti ini kan." Space pergi menghilang dari ruangan itu

𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐲𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 😁...

"agrh... Bagaimana caraku untuk menemukan Gabriel di dunia manusia, Gabriel i miss u." Seorang remaja? (Gw gtw itu remaja ato bukan 😭-S. Ayon) berambut pirang platina pucat panjang sampai menyentuh pundaknya dengan mata berwarna biru langit dan memiliki fitur wajah yang sama seperti Raphael sedang merebahkan tubuhnya di ranjang yg mewah

"Tuan Lucifer, bukankah aneh saat 'Dia' membiarkan Tuan Gabriel tiada begitu saja disebabkan Tuan Gabriel melindungi anda dari tusukan pedang milik Tuan Michael.

Dan mungkin saja kematian Gabriel dan Reinkarnasi nya itu adalah jebakan untuk mempermainkan anda Tuan, anda tau kan seberapa besar 'Dia' menyayangi Tuan Gabriel." Seorang pria tampan berambut hitam panjang sebahu dan rambut belah tengah dengan sedikit poni di bagian depan serta mata berwarna merah darah dan berpakaian ala Butler berbicara sambil berdiri di samping ranjang yang di tempati oleh Lucifer (gua kok klo bayangin jadi mirip Sebastian ya '-') -S. Ayon)

"Ah aku baru menyadarinya sejak dulu kan ayah selalu mempermainkan ku, aku dulu sangat dekat dengan Gabriel tetapi ayah menciptakan Azrael untuk menengahi diriku dengan Gabriel.

Dan waktu itu aku di usir hanya karena aku tidak sengaja membuat konflik dengan Selene, dan sekarang disini lah tempatku sebagai King Of Pride, bagaimana bisa nasibku sesial ini." Lucifer memejamkan matanya lelah

"Alastair, bisakah kau menggantikan tugasku untuk sementara waktu, aku lelah." Lucifer menatap Pria yang berdiri di samping ranjang

"Tentu tuan, sesuai perintah anda." Alastair pergi dari kamar itu menuju ke istana milik Lucifer

"Kok gw bisa ya betah banget tinggal di Istana Lust, apa karena dari dulu diriku lebih akrab ke kakak tertua daripada Kak Michael sampai sampai aku sering di ajak kesini." Lucifer tersenyum mengingat masa lalu sebelum dirinya di usir

𝐖𝐮𝐬𝐡...

"HUWAAAA LUCIIIIIIIIIIII Hiks.... Luci aku tadi di perkaos." Space tiba tiba muncul di dekat Lucifer 😃

𝐆𝐫𝐞𝐩𝐩...

"Loh kakak tertua ngapain kesini tumben banget, dah gitu pake acara telanjang lagi." Lucifer speechless karena tiba tiba dipeluk Space

"HUWAAAAA LUCI, aku baru saja di perkaos tau hiks... Aku langsung datang kesini soalnya pas kejadian itu aku habis mandi jadi aku gk pke baju, dan aku dateng kesini karena gabisa jalan buat ambil baju makanya aku tdi langsung jatuh meluk kamu." Space mengusap air matanya sambil duduk di pangkuan Lucifer (sebenernya Luna sama bang Leo mau bikin ship apa sih, gw bingung banget cok 🗿-S. Ayon)

"Bisakah kau menceritakan ku kejadiannya kak?" Lucifer menatap kakaknya yang sedang terisak di pangkuannya

"Hiks... Jadi gini ceritanya..."

.
.
.
.
.

"Ohhh jadi begitu."

"Gw bingung, gw inget klo dulu gw dah ngelenyapin buku ritual untuk memanggil diriku Luc, bahkan di garis keturunan Reverse dan Cakra sudah ku lenyapkan buku buku itu.

Tapi gw gk nyangka klo misalnya buku itu juga ada di garis keturunan Butarah."

"Butarah? Keluarga mana itu, perasaan seingatku yg memiliki buku buku itu hanyalah keturunan mu saja kak, tapi aku tidak pernah mendengar nama keluarga Butarah dari mulutmu ataupun mulut yang lainnya."

"Eumm... Sebenernya keluarga Butarah itu garis keturunan dari anak haramku di kehidupan pertama Luc, erkk... Dan aku lupa jika aku dulu punya anak haram jadi ya begitulah aku melewati satu keturunan ku."

"Kakak ku ini semakin pikun ya, padahal umurmu baru 124 tahun loh lah aku yang lebih tua darimu saja masih ingat kalau aku juga punya anak haram loh."

"Hah anak haram? Jadi kau selingkuh dari istrimu itu, padahal istrimu yg memilih langsung adalah salah satu adik kita Asmodeus."

"Hey aku memang selingkuh, yakali gw sudi sama jalang yg dipilih Asmo, mendingan gw ngeseks sama Asmo yg mirip sama Gabriel."

"Lalu keturunan harammu itu siapa."

"Aku lupa namanya hehehehe tpi yg ku tau sih Merlin dan Morgana Le Fay keturunanku."

"Sialan ternyata selama ini adikku adalah leluhurku."

"Cocok di jadiin judul sinetron tuh."

"Bacot anying, palah bahas sinetron."

"Kak jujur aku benar benar minta maaf."

"Hah kenapa kau mi- Eumph..."

𝐒𝐤𝐢𝐩... (Gw masih suci buat bikin adegan kek gini-S. Ayon)

"ARGH... SIALAN KAU LUCIFER, bukannya kau menghiburku kau palah menggempurku sialan emang." Space masih belum beranjak duduk karena tubuhnya yang terasa remuk semua

"Hehehehehe maaf kak lagian lu dateng ke sini pke acara telanjang sih, dan kau sudah gk penjaka lagi kan makanya kuputuskan untuk welowelo." Lucifer tersenyum polos

"Lahh masa aku harus punya 2 mate sih, dua duanya sama sama Enigma lagi menyebalkan." Space cemberut sambil memandang Lucifer

"Wkwkwkwk sorry kak, udah gih mending lu balik aja ke rumah takutnya Luna ku yg paling unyu unyu nyariin kamu." Lucifer tertawa dan hampir terjungkal ke belakang

"Klo Ayon denger lu ngeklaim Luna punya lu ya pasti lu dah kena amukannya seorang Ayon." Space menatap datar Lucifer

"Untung aja Ayon gk inget sama masa lalunya, klo gk dah habis gw di siksa dia." Lucifer tersenyum masam

"Ya tapi gw gk suka sama mereka yg sekarang Luc, soalnya mereka jadi punya sifat berperikemanusiaan." Space menatap bagian atap kamarnya

"Setidaknya sifat sadis mereka masih ada." Lucifer bergumam sambil menatap ke arah luar kamar

"Hah bukti mereka masih punya sifat sadis mana, perasaan mereka anak baek baek loh."

"Huftt... Lalu bagaimana Trio Iblis Generasi Ketiga muncul dan mengacaukan takdir Kematian banyak orang.

Jika mereka masih punya kekuatan mereka yang dulu pasti tidak akan terjadi butterfly effect tapi sekarang apakah mereka masih tau cara menggunakan kekuatan mereka untuk mengubah garis takdir seseorang.

Tidak kan, lalu bagaimana cara kita mencegah butterfly effect itu, 𝒇𝒂𝒕𝒆 bisa bisa marah pada mereka kak."

"Masih ada aku yg bisa mengubah garis takdir Luc, tenang saja kau ini."

"Baiklah aku akan berusaha untuk tidak khawatir."

"Btw ini gua gimana Luc, gk mungkin kan besok bool milikku bisa sembuh."

"Kayanya kagak deh, tapi besok bool mu gk bakalan sesakit sekarang emangnya kenapa."

"Besok aku harus menjemput Anak Baptisku yang lain di Bandara Luc."

"Kukira 1 orang cuma bisa memiliki 1 anak baptis doang."

"Hey tapi kepercayaan yang kita anut berbeda jauh dengan orang orang beragama itu."

"Baru tau njay, eh btw siapa yg jadi anak baptis lu selain Luna."

"Kakaknya Luna lah siapa lagi cok."

"Kukira Luna anak tunggal."

"Bapak kau anak tunggal, dari kehidupan pertamanya aja dia punya sodara njay yakali sekarang kagak punya."

"Namanya saha cok."

"Namanya adalah..." (Belum mikir namanya siapa 🗿-S. Ayon)

.
.
.
.
.

𝐃𝐢 𝐒𝐞𝐤𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐧𝐬 𝐢𝐬𝐭𝐢𝐫𝐚𝐡𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚...

"Yoo guys apa kabar nih." Seorang remaja bersurai hitam bermata merah mendekat bersama remaja bersurai Chocolate milk dengan warna mata senada dan menggunakan topi berwarna hitam

"Yooo Ajul, Jerry 𝑯𝒐𝒘 𝒂𝒓𝒆 𝒚𝒐𝒖." Ucap sang pemilik surai panjang berwarna pirang platina dengan ujung berwarna violet dan memiliki warna mata yang berbeda, mata kanan bewarna biru langit dan mata kiri berwarna amethys

"Kami baik Luna, btw gk usah manggil nama kmi pke nama RP soalnya ini di rl." Ajul/Aspect berkata sambil duduk di hadapan nya Luna

"Sorry jul, tpi gw dah biasa manggil kalian berdua kek gitu, btw tumben akhir akhir ini kalian berdua bareng terus jadian kah." Luna menunjukkan raut wajah bercanda (eh btw Luna dah nongol dri eps sebelum nya gk sih, gw gk terlalu hafal soalnya-S. Ayon)

"Hah gw sama Corazon? Banh gw emang bisa belok kapanpun gw mau, tapi belok karena Corazon? Gk level sumpah gw sama bocah burik satu ini." Aspect mengatai sepupu nya sendiri 🗿

"Nyeh siapa juga yg pengen sama lu, lagian gw dah punya mate ya jadi gw gk mungkin sama lu." Corazon memandang sinis Ajul

"Wkwkwkwk kalian berdua klo lagi berantem lucu, jadi pengen ku cubit pipinya." Luna tersenyum sambil terkikik

"Anjir lah yakali ganteng ganteng kek gw imut lun." Aspect menatap datar Luna

"Yaampun, eh Luna katanya Aspect klo Pak Space gk masuk hari ini, emang kenapa sih." Corazon bertanya kepada Luna

"Awalnya gw gk tau kemana Ayah pergi, tapi pas beberapa menit sebelum pelajaran sastra berakhir Ayah tiba tiba ngechat klo dia itu sibuk dari pagi pagi banget jadi lupa ngabarin gw klo Ayah pen pergi, dan saat ini Ayah lagi berada di rumahnya uncle Lucifer ada urusan katanya, gitu sih alasannya." Luna kembali menyeruput es nya

"Ohhh gitu toh, emang si Lucifer itu rumahnya dimana?" Corazon sudah mulai kepo

"Gatau juga sih, tapi kata ayah ada di luar kota Rumahnya klo alamat nya sih kurang tau aku." Luna mencoba mencari info yang menarik di medsos

"Yahhh padahal aku penasaran dimana rumahnya." Corazon cemberut seperti anak kecil yang sedang marah lalu dirinya ingin kembali bertanya tapi disela oleh Aspect

"Zon, mending lu diem deh dari pada lu nyerocos, kasian tau Luna harus jawab pertanyaan lu satu satu." Aspect menatap datar Corazon

"Astaga naga, eh katanya kau sudah punya mate kan jerry, bukankah elu kemaren aja masih jomblo ngenes, siapa yg pengen jadi mate lu." Luna penasaran dengan mate nya Corazon

"Lah iya yah kemaren aja gw inget lu itu masih jomblo sejomblo jomblonya kok tiba tiba dah punya mate sih, gak mungkin lu tiba tiba punya mate dalam semalam." Aspect juga kepo dengan mate nya Corazon

"Uhuk... Eh eum... Mate ya eeee itu anu aaa aku baru dapet mate emang tdi malem tpi klo soal mate ku siapa itu rahasia." Corazon panik

"Ayolah Corazon Jerry Butarah, beritahu kami siapa mate mu, kami penasaran tau." Aspect mencoba membujuk Corazon untuk memberi tahu nama mate nya

"Aaaaa... Aku kan dah bilang kalau aku gk mau ngasih tau nama mate ku siapa, kenapa kamu jadi maksa banget sih Sep." Corazon cemberut sambil menatap sinis Aspect

"Yahh Jerry mah gitu, padahal aku juga penasaran Jer." Luna menampilkan wajah cemberut nya

"Tapi sebenernya aku pengen ngasih tau, cuma takut mate ku gk setuju klo infonya kesebar, hubungan kami aja Backstreet." Corazon menjelaskan alasan nya

"Ohhhh pantesan, ternyata Backstreet toh." Aspect mengangguk pelan

"Eh omong omong Duo R klo jam kos sama istirahat itu kemana sih, gua gk pernah ngeliat mereka berdua samsek loh." Corazon mengalihkan topik pembicaraan

"Gua kurang tahu sih, deket aja kagak." Aspect menggelengkan kepalanya

"Duo R? Siapa?" Luna bertanya kepada Corazon

"Itu loh duo mubar, si Raphael Emrys sama Rafel AlvaRhea." Corazon menjelaskan kepada Luna

"Loh kenapa harus Duo R loh sebutannya." Luna mengernyitkan dahinya

"Inisial namanya sama, namanya juga hampir sama, kemana mana berduaan, mereka itu kembar, dan entah kenapa mereka berdua itu cocok." Jawab Aspect

"Owh maksud gua maksud." Luna menganggukkan kepalanya

"Kedenger denger Ivan sama Malik tuh deket sama Duo R loh." Corazon berkata dengan nada orang yang suka gibah

"Lu dapet infonya dri mana Zon?" Aspect menatap Corazon

"Itu loh gua dapet info klo mereka kemarin habis pulang sekolah ngobrol akrab banget, bahkan katanya Emrys ngajak Malik dan Ivan kerumahnya dan mereka berdua setuju." Corazon sedang dalam mode Gibahnya

"Gua juga kemarin kemarin liat Pak Space ngobrol sama mereka berdua akrab banget loh, kek udah lama kenal." Aspect juga ikut ikutan gibah

"Iya kah, gua jdi penasaran sama mereka berdua." Corazon menyahuti ucapan Aspect

"Astaga, bagaimana aku memiliki teman yg suka gibah seperti mereka." Luna memijat pelipis nya

.
.
.
.
.

𝐑𝐞𝐯𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐧𝐨𝐫...

"Adik adikku sayang, kakak mau nanya bentar boleh kan." Revan tersenyum bak malaikat yang turun dari surga

"Kenapa kak." Duo R menyahuti ucapan Revan secara bersamaan

"Kok ada arwah gentayangan di rumah ini, kalian gk aneh aneh kan disini." Revan memegang sebuah rantai cahaya yang melilit leher hantu wanita yg semalam di lihat oleh Malik dkk

"Gua aja gk tau apa apa tentang hantu itu kak, semalam aku juga kaget melihat hantu itu di pojok ruangan." Ucap Raphael sambil mengalikan pandangannya

"Rafel, apakah kau tau sesuatu." Revan menatap Rafel yang sedari tadi mengupil

"Hmm? Maksudmu apa kak, aku tidak mengerti ucapanmu." Rafel menatap polos kakaknya

"Astaga naga, jangan pura pura tidak mengerti R-A-F-E-L A-L-V-A R-H-E-A." Revan sedikit membentak dan menatap tajam Rafel

"Hiks* huwaaaaaaa kak Rapha, kak Revan membentakku hiks*." Rafel menangis sambil memeluk Revan

"Kak, mau ku kubur hidup hidup atau ku buang ke matahari." Raphael tersenyum bak malaikat sambil memeluk Rafel

"Ehhh sejak kapan Rafel secengeng ini." Revan panik

"Jika kau ingin tahu segalanya silahkan tanya kak Mordial, aku akan membawa Rafel kekamarnya." Raphael menggendong Rafel ala koala dan dia berjalan ke sayap timur manor

"Aneh...

Sejak kapan rafel secengeng itu.

Tunggu dulu....

SIALAN, MEREKA BENAR BENAR INGIN MENGHINDARI PERTANYAAN DIRIKU." Revan segera menyusul Raphael yang sendang menggendong Rafel

.
.
.
.
.

"Sssttt... Jangan berteriak, Alva sedang tidur kak." Raphael menutup mulut Revan menggunakan tangannya

Revan hanya bisa diam dan kebingungan sambil menatap Rafel yang sedang tertidur di kasurnya, lalu dia menatap Raphael dengan isyarat mata untuk menjelaskan segalanya.

Raphael yang melihat isyarat itu membawa Revan ke sofa yang ada di kamar itu.

"Jadi?." Revan meminta penjelasan kepada Raphael

"Jujur aku bingung mau menjelaskan dari mana kak, karena kejadian yang membuat Alva seperti itu sudah lama sekali, dan selain Alva sendiri hanya kak Mordial dan Ayah yang tau kejadian terperinci nya, aku hanya tahu garis besarnya saja." Raphael berkata dengan lirih agar Rafel tidak terganggu

"Tinggal jelaskan apa yang kau tahu Raphael."

"Jadi 4982 tahun yang lalu di Babilonia Alva dan kesatria legendaris yang lainnya di serang oleh Ishkur dan Ereshkigal secara bersamaan, dan Anubis membawa jiwa mereka ketempat dimana Anubis bertugas yaitu Tanah Duat."

"Tunggu, Tanah Duat? Rafel pergi ke Tanah Duat? Untuk apa?" Revan menatap kaget Raphael

"Karena Anubis ingin membantu para kesatria agar bisa menggunakan Divine Energy, hanya saja Alva lupa memberitahu semua kontraknya bahwa Alva adalah Fallen Angel." Jawab Raphael

"Demi celana dalam Voldemort yang tidak pernah di cuci, ternyata masalah ini bisa sampai sebesar ini." Revan memijat pelipisnya

"Kak, apa Voldemort pake celana dalam." Raphael menatap polos Revan

"Hey lupakan pertanyaan unfaedah itu, Raphael jelaskan tentang arwah gentayangan itu." Revan menatap tajam adiknya itu

"Eh klo soal hantu itu aku nggak tau, yg tau itu Alva soalnya Alva yg bunuh." Raphael terpaksa jujur kepada Revan

"Lah sama Alva di apain mayatnya sampe sampe wujud hantunya jadi kek gitu." Revan speechless

"Yo ndak tau ko tanya saya." Jawab Raphael

"Raphael, bagaimana sifat Rafel jika sedang kambuh." Tanya Revan

"Tergantung kondisi, jika dia di buat terkejut ataupun di bentak maka Alva akan tiba-tiba menjadi seperti anak kecil yang cengeng dan ketakutan, sedangkan jika kambuh bukan karena kedua hal itu ya palingan cuma gila." Raphael menjawab pertanyaan dari Revan

"Owh oke, tapi apa hanya karena hal itu saja yang membuat Rafel kambuh." Revan kembali bertanya

"Oh sebenarnya alasan spesifik Alva bisa kambuh karena sihir alam yang ada di udara sangatlah tipis." Raphael memberitahu apa yang dia tau

"Masalahnya dunia ini memang seperti sudah hampir kehabisan sihir alam, soalnya ada seseorang yang menyerap sihir itu." Ucap Revan

"Dewa itu?" Respon Raphael

"Iya, yang itu."

"Shit, harusnya dia bersyukur hanya diasingkan ke dunia ini, tidak sampai seperti kak Lucifer."

"Dewa itu sudah benar benar obses banget sama yg namanya kekuatan, jadi yaa itu alasan dunia ini sudah tidak cocok untuk ditinggali."

"Bagaimana dia bisa menyerap sihir alam yang melimpah ini hanya dalam waktu kurang lebih 2000 tahun."

"Dia merubah dirinya menjadi pohon, tapi untungnya akarnya hanya mencapai Antartika saja."

"Untungnya?"

"Aku akan jelaskan itu di lain waktu, Raphael." Revan beranjak pergi dari situ

"Kau mau kemana kak." Raphael bingung dengan tingkah Revan

"Aku baru ingat kalau aku mempunyai janji dengan Azuya." Revan berhenti dan seperkian detik berikutnya dia kembali berjalan pergi

"Huh? Dasar bucin." Raphael hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum kecil

.
.
.
.
.

"Ayah, ayah habis pergi kemana." Luna berjalan menuruni tangga

Luna melontarkan pertanyaan untuk ayah baptisnya yang sedang membaca buku tebal di ruang tamu sambil di temani secangkir kopi

"Luna, kan sudah ayah bilang di pesan kalau ayah habis dari rumah uncle mu." Space menoleh kearah Luna sambil tersenyum

"Rumah Uncle Luci memangnya ada di mana, kok Luna gk pernah diajak kesana." Luna cemberut sambil melihat kearah Ayahnya

"Luna tau Manor besar yg ada di tengah hutan sebelah timur?"

"Hu'um."

"Nah Manor itu adalah tempat tinggalnya uncle Luci."

"Jadi manor yg dijuluki Manoir de l'Étoile du Matin itu Manornya Uncle?"

"Hu'um, dan apakah besok Luna ikut ayah ke bandara untuk menjemput kakak kembarmu?"

"Hmm? Besok kakak pulang ya, Luna ikut yah. Soalnya bosen juga klo di Manor terus."

"Okee kalau begitu."

"Ayah, izin keluar boleh? Luna bosen jadinya pengen main ke rumahnya Ayon."

"Boleh kok, tapi jangan pulang lewat tengah malam ya."

"Aye aye Captain."

.
.
.
.
.

"Totalnya 76rb mas." Ucap mbak mbak kasir

"Owh ini uangnya ya mbak." Harry memberikan satu lembar uang berwarna merah ke mbak kasirnya

"Mas orang luar negeri ya?" Mbak kasirnya memberikan uang kembalian ke Harry

"Iya mbak, kok mbak tau sih." Harry tersenyum menanggapi ucapan mbak kasirnya

"Oh jelas lah mas, masnya aja kalo ngomong logatnya masih kedengeran kayak lagi ngomong pake bahasa Inggris, muka mas juga keliatan kayak orang Inggris." Jawab mbak kasir

"Hehehe gitu toh, yaudah saya permisi dulu ya mbak." Kata Harry

"Ati-ati yo mas, mbok ana begal." Ucap mbak kasirnya ramah

"Iya mbak." Harry keluar dari minimarket tersebut

"Luv, kamu kok lama sih." Draco yang awalnya duduk di kursi yg disediakan tiba tiba berada di samping Harry

"Ngobrol bentar sama mbak kasirnya. Ayo dray kita pulang."

"Ayo~."

.
.
.
.
.

"Kalian sudah tahu kan alasan diadakan rapat malam ini." Saryu duduk di kursi utama sambil menatap orang orang yg ikut rapat

"Yes sir." Jawab Orang orang itu

"Sebelum itu aku ingin memperkenalkan 2 orang pada kalian, mungkin beberapa dari kalian sudah mengenalnya tetapi aku akan memperkenalkan ulang mereka pada kalian.

Remaja yang bermata Emas bernama Rafel AlvaRhea, dia adalah bintang utama kita malam ini, dia adalah Calon Wajik♢ atau biasa disebut sebagai Diamond.

Sedangkan remaja bermata Sky Blue bernama Emrys Raphael, kembaran dari Rafel Alva sekaligus tamu spesial kita malam ini, Blane kau bisa ambil alih sekarang." Saryu berkata dengan senang hati

Blane yang mendengar intruksi dari Saryu, berdiri dari kursinya.

"Oke, kami berempat selaku kesatria legendaris setuju untuk menunjuk Rafel Alva sebagai penerusku selanjutnya, kebetulan Space yang menjabat sebagai menteri keamanan mengakui keahliannya dan dia juga merekomendasikan Rafel Alva.

Kami juga menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Rafel Alva.

Dan karena hal itu, kami setuju untuk mengujinya dengan Misi Rank S yaitu menyusup markas Undead yang belum lama ini ditemukan, lokasinya ada di dungeon besar yang terletak di arah tenggara kota ini, jarak tempat itu sekitar 1000 block dari gerbang timur.

Rafel Alva harus bisa memimpin ke-3 calon kesatria lainnya agar tidak ketahuan saat menyusup ke dalam sana, syukur syukur kalian juga bisa membersihkan mereka juga, apa. Ada pertanyaan?" Ucap Blane panjang kali lebar

"Maaf saya ingin mengajukan pertanyaan, undead nya termasuk undead pada umumnya atau termasuk undead abnormal." Gadis berambut merah a.k.a Via bertanya sambil mengangkat tangan kanannya

"Sayangnya sebagaian dari undead itu abnormal, yang pasti undead abnormal itu memiliki racun yang tidak diketahui dan beberapa undead terkuat memiliki pemikirannya sendiri, jumlah mereka diperkirakan mencapai 200 undead.

Ahh hampir lupa, pemimpin undead itu memiliki card Diamond Number Three , kekuatan dari card itu adalah  Element Es." Jelas Liu

"Kapan kita memulai misinya." Marvel berkata dengan raut wajah datar andalannya

"Misinya dimulai lusa, dengan batas waktu 2×24 jam." Jawab Genah

"Apakah salah satu dari kita dikirim untuk mengawasi mereka? Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan." Tanya Zifa

"Tent-"

"Tidak, itu tidak perlu." Ucapan Liu dipotong oleh Saryu yang mengakibatkan semua orang yg mendengarnya sontak menatap Saryu dengan kaget

"Hey apa apaan itu, itu tidak sesuai dengan yang kita diskusikan tadi siang." Blane membantah ucapan Saryu

"Apa kau gila Sar, kau ingin mengirim putramu sendiri ke alam lain." Genah menatap syok Saryu

"Ini gila." Liu kaget dengan ucapan Saryu barusan

"Ayah ingin membunuh Esta? Ingat ayah ini misi Rank S bukan misi Rank E, D ataupun C." Malik menatap kaget ayahnya

"Keputusanku sudah bulat, aku tidak menerima protes apapun dari kalian. Rafel apakah kau menerima tanggung jawabmu untuk memimpin mereka ber-3 sekaligus menerima resiko apapun." Saryu menatap Rafel dengan pandangan yakin

"Saya siap menerima tanggung jawab yang anda berikan kepada saya, dan saya juga menerima resiko yang ditanggung oleh keputusanku." Rafel berkata dengan nada percaya diri

"Bagus, aku percayakan putraku Marvel kepadamu dan kalian harus kembali hidup hidup." Ucap Saryu

.
.
.
.
.

"Perketat keamanan Eternal Ice Dungeon, jika bisa kirim undead tambahan hingga jumlah undead yang ada disana mencapai 3 kali lipat dari jumlah undead saat ini." Ucap pria yang sangat mirip dengan Azuya Surya tapi rambutnya yang seputih salju membuat dirinya berbeda dengan Azuya

"Tuan Kazuya, kenapa anda tiba tiba memberi perintah untuk memperketat penjagaan dungeon itu." Makhluk berwarna hitam yang menggunakan jubah putih a.k.a Entity 303 bertanya kepada tuannya itu

"Aku ingin menguji seberapa kuat calon kesatria legendaris yang baru." Ucap Kazuya

"Tunggu, bukankah itu cukup berlebihan. Mereka bisa saja mati jikalau pasukan undead sebanyak itu dikirimkan ke dungeon itu." Makhluk berwarna hitam bermata putih a.k.a Null kebingungan karena perintah tuannya itu

"Jangan meremehkan calon Diamond yang baru, dan akan ku pastikan misi mereka kali ini akan menjadi tontonan yang seru untuk kalian." Kazuya menunjukkan smirk andalannya

"Siapa yang membocorkan lokasi dungeon itu." Lick(gua males ngetik ciri cirinya) merasakan ada yang tidak beres dengan hal itu

"Tentu saja adikku, siapa lagi." Jawab Kazuya

"Maksudmu adikmu yg lemah itu, yang hanya mengandalkan pedang element nya." Lick kaget sekaget kagetnya

"Jangan pernah mengatai adikku Lemah, kau belum tau kemampuannya Lick." Tiba tiba ada partikel cahaya yang berkumpul ditangan Kazuya dan memadat menjadi sebuah pedang bermata dua

"𝑆ℎ𝑖𝑡, 𝑇ℎ𝑒 𝑑𝑜𝑢𝑏𝑙𝑒-𝑒𝑑𝑔𝑒𝑑 𝑠𝑤𝑜𝑟𝑑 𝑜𝑓 𝑙𝑖𝑔ℎ𝑡." Gumam Lick

.
.
.
.
.

"Sudah mulai larut malam, kamu pulang gih. Besok habis pulang sekolah ketemuan lagi, Dear." Azuya berkata dengan nada Deep voice nya

"Kamu juga pulang loh jangan keluyuran melulu, aku mau pulang dulu takut di cariin adek-adekku, g'nite Az." Revan beranjak dari situ

𝐂𝐡𝐮𝐩𝐩~

"G'nite too, Dear." Azuya mengecup pipi Revan sebentar, lalu mengusap rambutnya pelan

.
.
.
.
.

"Cuy gua pengen nunjukin trik baruku." Ucap seseorang bertopeng tengkorak setengah wajah berbentuk kucing dengan Mata Red Blood yang menyala di kegelapan

"Astaga, trik baru macam apa lagi Aakesh, tidak usah mendingan." Tanya Seseorang bertopeng tengkorak setengah wajah berbentuk naga dengan mata kiri berwarna Amethyst menyala dan mata kanan berwarna Red Blood yang menyala

"Ayolah Ace, bahkan Arley terlihat antusias melihat trik baruku." Aakesh menunjuk seseorang bertopeng tengkorak setengah wajah berbentuk seperti serigala yang sedang membunuh beberapa orang yang menyerangnya tanpa mempedulikan ucapan Aakesh

"Terserah lu dah." Ace mengcapek dengan tingkah laku Aakesh

Aakesh berdiri diantara orang orang yang sedang bertarung melawan kedua rekannya, dan dia mulai mengangkat kedua tangannya dari arah bawah ke arah samping secara perlahan

"I"

Saat dia mengangkat kedua tangannya keatas kepala, terlihat tangannya memegang suatu benda yang tipis

"Am"

Lalu Aakesh menghentakkan tangannya kebawa dengan agak cepat ☕️🗿

"Atomic"

𝐒𝐫𝐚𝐤𝐤𝐤...

𝐂𝐫𝐚𝐬𝐡𝐡...

𝐊𝐫𝐞𝐤𝐤...

𝐒𝐫𝐚𝐤𝐤...

𝐁𝐫𝐮𝐤𝐤...

Tubuh orang orang yg sedang bertarung tiba tiba terpotong potong tanpa tau sebabnya, yang menyisakan Aakesh dan kedua rekannya

"Astaga Aakesh ini bukan anime anjing, ngapain lu ngomong begituan." Arley yg sedari tadi diam membisu tiba tiba berkata dengan nada frustasi

"Hehehehe gatau juga sih, di script nya tulisannya begitu ya aku ikutin lah." Aakesh hanya bisa cengengesan

"Authornya lagi gabut apa gimana dah script nya jadi kek gitu." Arley kebingungan

"Kagak anjir, palingan script nya diganti sama author ke-2, soalnya pas tdi gua ngecek script masih waras waras aja." Ace kebingungan dengan tingkah laku author ke-2

"Wahh parah nih ya, kembaran lu noh dikontrol tindakannya, asal ngubah script." Aakesh berbicara dengan Arley

"Kembaran dari mana anj, mirip aja kagak." Arley menatap sinis Aakesh

"Orang nama kalian berdua sama." Aakesh mengatakan sesuatu yg seharusnya tidak di beritahu

𝐌𝐞𝐚𝐧𝐰𝐡𝐢𝐥𝐞 𝐝𝐢 𝐩𝐨𝐬𝐢𝐬𝐢 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐤𝐞-𝟐...

"Hatchim... Fuck siapa yg lagi ngatain gua asu." Author keh2 a.k.a S. Ayon tiba tiba bersin tanpa sebab

"Palingan trio iblis yg lagi ngatain elu." Gaada angin gaada hujan author ke-3 a.k.a Leo muncul di belakangnya S. Ayon

"Astaga Bang Leo Ngegay." S. Ayon nyungsep kedepan karna kaget

"Heh adek bangsat, gua gk ngegay ya." Leo menatap sinis S. Ayon

𝐁𝐚𝐜𝐤 𝐭𝐨 𝐬𝐭𝐨𝐫𝐲...

"Ohya, kok elu bisa ngubah darah jadi benang sih, Kesh." Ace penasaran dengan kemampuan Aakesh yg termasuk cukup unik

"Gatau juga sih, aku cuma tiba tiba bisa kek gitu." Aakesh mengedikkan bahunya

"Lu gk dapet Card kan?" Ace bertanya ke Aakesh

"Ya kagak lah bjir, yakali gua dapetin card itu. Lagian pedang gua yg sekarang aja dah op banget." Sahutnya

"Pedang lu? Pedang leluhur lu yg bisa ngeluarin 4 element itu?" Tanya Arley

"Iya lah emang yang mana lagi coy." Respon Aakesh

.
.
.
.
.

"Ayah, Luna 𝑖 𝑚𝑖𝑠𝑠 𝑦𝑜𝑢." Seorang remaja berlari mendekati Space dan Luna sambil berlari

"Kak onyx." Luna memeluk remaja yang di panggil Onyx itu

"Aww adikku yg kusayang, apa kabarmu hmm?" Remaja itu mencubit pipi Luna karena gemas

"Kwabar kwu bwaik." Jawab Luna

"Parad lepaskan pipi adikmu, lama lama pipinya bisa melar." Space tersenyum karena melihat keakraban mereka berdua

"Hehehe sorry adik." Remaja itu a.k.a Parad mengusap pelan rambut Luna

"Ya-ya-ya." Luna hanya bisa pasrah jika kakaknya itu mencubit cubit pipinya

"Ayo kita pulang, dan Parad kau bisa memberikan kopermu ke Tippy agar dibawa pulang." Ucap Space

"Tapi sebelum kita pulang mampir dulu ke restoran, tapi restoran apa." Celetuk Luna

"Restoran ya, gimana klo restoran Sushi?" Tanya Parad

"Hmm Sushi? Boleh." Space setuju dengan saran dari Parad

"Dan semoga saja pas kita lagi makan Sushi kita gak kepergok Ayon."  Harap Luna

"Hahaha klo gak sengaja ketemuan sama Ayon pas makan Sushi bisa bisa Ayon ngajak kamu Break kan Luna." Space terkekek pelan

"Ih mana bisa gitu." Luna mengerutkan keningnya

"Bisa bisa aja wkwkwk." Parad merespon ucapan Luna

"Gabisa, buktinya pas itu gaada 5 menit kami break dia dah minta udahan breaknya." Ucap Luna

"Njir bisa gitu ya." Parad speechless

"Bisa lah, namanya juga Ayon." Jawab Space

.
.
.
.
.

"Hey bocah, apakah kau tidak ingin mengecek ponselmu sesekali." Seorang wanita berambut merah dengan tanduk berwarna hitam(kan?) memasuki sebuah ruangan besar yang dimana terdapat 1 orang pria berambut putih dengan ujung berwarna emas dan manik mata berwarna sky blue sedang duduk di kursi kebanggaannya sambil mengerjakan berkas berkas yang menumpuk

"Astaga naga, apa lu gk liat gua lagi ngerjain berkas berkas yang menggunung Belial." Ucap pria itu

"Sesekali bukalah ponselmu, aku sempat melihat ada pesan dari Daddy mu, Emrys Theodorus AlvaRhea." Ucap Belial

"Tolong periksakan Pesan yang masuk dari Daddy takut ada yg penting." Pria itu alias Theo berbicara tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yg sedang dikerjakannya

"Kenapa harus aku, itu pesan dari Daddy mu untuk mu bukan untukku." Belial benar-benar heran dengan tuannya itu

"Arghhh.. Buta ya lo gk liat gua sibuk banget, Claude ambilkan ponselku yg berada di kamarku." Ucap Theo

"Yes, your majesty." Tiba tiba ada pria berpakaian ala Butler di samping Theo,ia membungkukkan badannya lalu pergi menghilang

"Belial, jika lu bosan dengan gua dan ingin kembali mengikat kontrak dengan Daddy silahkan, gua gk ngelarang sama sekali kok." Theo menatap datar Belial

"Iya sih elu ngebolehin tapi gk mungkin Rafel bakal nerima kontrakku balik, gua aja dibuang dan dikasih ke elu." Belial menggerutu pelan

"Sudah ingat kan alasan lu terikat kontrak dengan ku, sekarang keluar dari ruanganku dan kerjakan tugasmu, pastikan selesaikan tugasmu hingga akhir bulan ini karena kita harus mengunjungi bumi bulan depan." Theo berkata sambil menatap malas Belial

"Yes sir." Belial meninggalkan ruangan itu sesegera mungkin

"Astaga, bagaimana bisa salah satu bagian Over World memisahkan diri dan menjadi sebuah planet." Theo memijat pelipisnya karena pusing

.
.
.
.
.

"Halo, Mordial." Ucap seorang yang mirip dengan Raphael

"Halo juga Michael, tumben tumben kau mengunjungiku." Ucap seseorang berambut putih dengan ujung berwarna merah dan Mata berwarna merah crimson a.k.a Mordial

"Ayah memintaku untuk memberitahukan dirimu bahwa kau akan dikirim Bumi." Michael berkata dengan suara yang tidak terlalu keras tetapi masih bisa didengar oleh Mordial (dikirim ke bumi untuk orang orang sepertiku~ //tiba tiba nyanyi//-Leo)

"Ada apa ayah ingin mengirimku kesana?" Tanya Mordial

"Ini tentang Dewa Itu, kita tidak mungkin membiarkan Dewa Itu menghancurkan Bumi, apalagi hukuman Rafel belum selesai." Kata Michael

"Apa hanya aku yg dikirim ke bumi?" Tanya Mordial

"Di bumi sudah ada Revan, Raphael, Azrael, dan Gabriel." Ucap Michael

"Rafel tidak dihitung?"

"Kau pasti tau kondisi Rafel saat ini kan."

"..."

"Mungkin ayah juga akan mengirimku juga bersama Samael, Uriel, dan Lucifer, dikarenakan kelima Dewa Agung sedang dalam kondisi yang tidak memungkinkan." Michael pergi dari tempat itu tanpa berpamitan

𝐓𝐛𝐜...

𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎𝟓 𝐖𝐨𝐫𝐝𝐬

AKHIRNYA SELESAI JUGA MUAHAHAHAA, Sorry jika beberapa bagian gk nyambung soalnya ngetiknya itu di waktu yg berbeda makanya agak gk nyambung hehhehe-Luna

Gimana mau nyambung, chapter kali ini aja baru selesai sekarang padahal dah ada setengah tahun chapter ini di kerjain-Leo

Dan mungkin beberapa hal yg ada di chapter ini bakalan jadi sebuah Plothole karena gua ngetik ini pas lagi ngantuk ngantuknya cokk-S. Ayon

Gimana chapter kali ini puas gk? -Luna

Jangan Lupa Vote and Comment guys, biar gua semangat ganggu adekku yg ngetik cerita ini (•̀ᴗ•́)و ̑̑ -Leo

Abaikan babank ku yg lagi kumat, and see you next chapter bye-S. Ayon

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top