1-1 | Chloe Wilder
Rosewood Forest, Moorevale, USA.
20 Juli 2019, 04.30 PM.
Lima orang bersaudara berkemah di hutan tengah kota, tepat di musim panas. Waktu menunjukan pukul setengah lima sore, pemuda yang umurnya paling tua keluar dari dalam tenda.
"Kita kehabisan kayu bakar, dan kurasa kita juga harus mencari buah-buahan untuk makan malam," ucap pemuda itu.
Seorang gadis berambut merah bergelombang memutar bola mata. "Elijah, sudah kubilang, 'kan, kita akan membakar daging barbeque saja? Aunt Marie membawa banyak sekali daging untuk kita semua! Bagaimana kalau tidak habis? Dia pasti akan mengomeli kita."
"Yeah, Kelsey benar. Mom membawa banyak sekali daging untuk kita!" ucap pemuda berambut keriting di sebelahnya.
"Kalau begitu seseorang tetap harus mencari kayu bakar di hutan!" Elijah memerintah.
Seorang gadis berambut merah yang lain mengangkat tangannya tinggi-tinggi, ia berseru dengan antusias. "Aku! Aku!"
"Okay. Chloe dan aku akan mencari kayu bakar," ucap Kelsey.
"Tapi, Chloe masih kecil. Aku saja yang mencari kayu bakar bersama Kelsey!" ucap si pemuda berambut keriting.
Chloe merengut. "That's not fair! Aku sudah lima belas tahun sekarang!"
Kelsey tertawa kecil, ia mengelus rambut merah sepupunya itu. "Okay, Chloe. Kau ikut bersamaku."
Chloe tersenyum lebar, ia beranjak dan berjalan mengikuti Kelsey menuju ke hutan.
"Jangan lupa membawa kompas!" Elijah berteriak pada Kelsey dan Chloe.
"Got it, Tuan Cerewet!" balas Kelsey.
*****
Chloe dan Kelsey berjalan menelusuri hutan untuk mencari kayu bakar. Sepasang tungkai mereka melangkah ke mana pun jalan setapak mengarah. Chloe, seorang remaja yang baru pertama kali berkemah, tersenyum dan mendongak untuk melihat-lihat pemandangan di sekelilingnya. Aroma dedaunan dan pepohonan memenuhi udara sekitar.
"Enjoy the view?" tanya Kelsey.
"Yeah." Chloe mengangguk. "Ini perkemahan musim panas pertamaku! Selama ini, Mom dan Dad selalu melarangku untuk berkemah bersama kalian."
"Ayah dan ibumu memang terlalu protektif. I mean, look at you! Kau akan menjadi murid SMA tahun depan!"
"Bagaimana rasanya menjadi murid SMA?" tanya Chloe pada sepupunya.
"Well ...." Kelsey mengelus dagunya. "There are so many hot guys in my school. Terutama di tim football."
"Hei! Aku tidak membicarakan hal itu! Maksudku, guru-gurunya? Pelajarannya?"
Kelsey terkekeh. "Kau terlalu kaku! Itu semua membosankan! Hal yang paling menarik dari semua itu adalah pemuda-pemuda tampan di tengah lapangan yang sedang berkeringat!"
"Jocks are not my type, Kelsey."
"Oh yeah? Kalau begitu seperti apa tipemu? Have you ever had a crush on someone?"
Chloe mengangguk. "Teman masa kecilku. Ia bukan warga asli Amerika. Kudengar keluarganya pindah ke Amerika dan hidup menetap di sini. Aku tidak begitu mengingat wajahnya."
"Let me guess, temanmu sebelum kau pindah ke Moorevale bersama kami?"
"Yeah. Kurasa ia masih menetap di kota kecil pinggiran New York."
Sambil mengobrol, kedua saudara itu merunduk untuk mengambil kayu bakar. Tiba-tiba, Chloe menemukan semak-semak yang dipenuhi buah beri.
"Kelsey! Aku menemukan buah beri!" seru Chloe.
"No, no, no. Kau tidak boleh memetiknya! Siapa tahu itu beracun!" omel Kelsey tanpa memalingkan pandangan ke arah Chloe dan masih asyik mencari kayu bakar.
Terlambat, Chloe sudah memetik buah beri itu terlebih dahulu dan mengamatinya. Sesuatu yang ganjil terjadi. Hanya dalam beberapa detik, buah yang ada di tangannya membusuk dengan cepat.
Gadis itu mengernyit. Masih dipenuhi rasa penasaran, ia memetik kembali buah di semak-semak. Hal yang sama terjadi untuk kedua kalinya, buah beri kedua pun kembali membusuk.
Chloe membuang buah beri busuk itu ke tanah sambil mengernyit. Karena penasaran, ia menyisir semak belukar itu, kali ini tidak ada keanehan yang terjadi. Sebagai gantinya, Chloe menemukan seekor ulat berwarna-warni di salah satu daun.
"Whoaaa ...." Gadis itu terkagum-kagum.
Hal aneh kembali terjadi, hanya dalam hitungan detik, ulat itu berubah menjadi kepompong, kemudian menetas menjadi kupu-kupu berwarna biru yang cukup indah. Binatang itu mengepakkan sayapnya yang berkilauan, pergi menjauh dari Chloe.
"Hey, butterfly, wait up!"
Dengan spontan Chloe berjalan cepat untuk mengejar kupu-kupu itu. Ia ingin sekali menangkapnya dan menunjukannya pada keempat sepupunya. Sudah dua hal aneh yang terjadi di hutan ini, yaitu buah beri busuk dan kupu-kupu biru berkilauan yang ada di depannya.
Setelah terbang cukup jauh, kupu-kupu tersebut jatuh ke tanah. Chloe berhenti untuk menyelamatkannya. Sayangnya, gadis itu terlambat, binatang tersebut sudah tidak bernyawa lagi.
"Aneh sekali. Aku yakin sekali kalau aku hanya berjalan sekitar lima menit. Mengapa kupu-kupu ini sudah mati?" gumamnya.
Chloe beranjak. Ketika mengedarkan pandangan ke sekitar, gadis itu menyadari bahwa kini ia sudah berada di tengah hutan. Tidak ada jalan setapak di sekelilingnya.
"I'm screwed," gumamnya.
Ia merogoh sakunya untuk mengambil sebuah kompas. Sayangnya, benda yang ia bawa juga mengalami keanehan. Kedua magnet kutub dari kompas tersebut tidak menetap di satu titik, melainkan berputar cepat searah jarum jam.
Gadis itu tidak menyerah begitu saja. Ia mengambil ponselnya dari dalam saku untuk menghubungi Kelsey. Sialnya, tidak ada sinyal di dalam hutan.
"Oh shit, I'm so screwed." Chloe mulai panik.
Ia mendongak ke arah langit Kota Moorevale yang sudah mulai menggelap. Gadis itu ketakutan, bagaimana jika ada hewan buas yang sedang mengincarnya? Chloe hampir saja menangis, tetapi ia paham semua ini adalah kesalahannya sendiri, menyesali keputusan bodohnya tidak akan membantu. Seharusnya ia mendengarkan apa yang dikatakan Kelsey.
"Kelsey! Kelsey Wilder!" Chloe berteriak, terus berjalan menelusuri jalan yang ia lalui sebelumnya. Namun, semakin jauh berjalan, semakin ia tersesat di dalam hutan.
"Elijah! Billy! Fred!" Ia berteriak memanggil ketiga sepupunya yang lain.
Tidak ada respons apa pun dari keempat sepupunya, gadis itu hanya mendengar gaung dari teriakannya sendiri. Chloe menggigit bibir. Apa yang harus ia lakukan di tengah hutan seperti ini? Gadis itu yakin tim SAR akan menemukannya, tetapi kapan? Ia bahkan belum makan malam. Koloni cacing di perutnya meraung meminta makan.
"Sial, mengapa hutan kota ini besar sekali, sih?" gerutunya.
Chloe masih menelusuri jalan yang ia tempuh sebelumnya sambil mengusap-usap kedua lengannya. Semakin lama, suhu di hutan semakin menurun. Gadis itu terus melangkah hingga menemukan sebuah peradaban. Tidak ada lagi pepohonan dan dedaunan, melainkan lapangan terbuka dengan sebuah gedung modern di tengahnya. Pagar besi berduri mengelilinginya. Gedung itu cukup tinggi, sekitar lima lantai. Material yang digunakan di gedung itu mayoritas adalah kaca.
Chloe juga tidak percaya bahwa ia sudah berjalan sejauh itu hingga sampai ke perbatasan hutan. Berhubung Rosewood Forest berbatasan langsung dengan Kota Moorevale, tidak heran jika ia menemukan peradaban di sana.
Selama beberapa detik Chloe berpikir untuk berlari ke sana dan meminta pertolongan, mungkin meminjam telepon untuk menghubungi sepupu atau kedua orang tuanya? Namun, ia mengurungkannya karena banyak sekali orang berjas putih keluar dari dalam gedung.
"Oh, no. Sekarang pasti sudah jam pulang kantor. Aku terlambat. Bagaimana caranya aku meminta pertolongan?" gumam gadis itu.
Chloe merunduk untuk bersembunyi di semak-semak. Ia mengamati gedung itu cukup lama. Sungguh mencurigakan, mengapa semua orang-orang berjas putih itu berlari ke luar gedung?
Tiba-tiba, tanah di sekitarnya bergerak. Getarannya tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk membuatnya panik.
"Oh, shit!"
Dengan refleks ia berjongkok, menutupi kepalanya dengan kedua tangan untuk menghindari ranting dan daun yang berjatuhan.
Tiba-tiba, cahaya putih kebiruan menerangi gedung tersebut, membuat Chloe menutupi kedua netranya dengan tangan. Segalanya terjadi begitu cepat, pandangannya menjadi kabur, hal terakhir yang gadis itu rasakan adalah benturan keras di punggung dan kepala belakangnya serta suara ledakan tak jauh dari sana.
Siders gapapa ga comment, tapi ⭐-nya diklik ya! It means a lot to me, thank you so much💙
*****
GLOSSARIUM
JOCKS: Sebutan di Amerika untuk seseorang yang sangat menyukai olah raga dan mahir berolah raga. Namun terkadang konotasinya menjadi negatif karena para jocks ini seringkali menyombongkan popularitasnya. Berbeda dengan atlet yang tidak menyombongkan popularitasnya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top