Epilog

Di sebuah ruangan tertutup yang remang, seorang pria berdiri menghadap tiga layar hologram yang menampakkan siluet manusia yang berbeda-beda.

"Harus kami katakan kalau Anda sudah bekerja dengan bagus, Agen Benjamin," kata siluet yang di tengah dengan suara janggal seperti menggunakan pengubah suara. "Namun, sayang sekali ada pengganggu yang hampir membuat Anda ketahuan. Terlebih lagi dia adalah murid yang ada di bawah pengawasan Anda."

"Murid yang menjadi terikat dengan dirimu," sahut siluet yang di kiri dengan tajam. "Kau juga melunak karena dirinya."

"Maaf atas kelalaian saya. Saya akan lebih waspada untuk ke depannya," balas sang agen.

"Semoga saja. Kami berharap banyak pada dirimu," siluet yang di kanan menimpali.

"Untung saja kita masih bisa menghentikan Ascent mengakses semua data pertarungan itu," lanjut suara yang di tengah.

"Tapi, mungkin saja mereka memiliki cadangannya. Mengingat teknologi maju mereka," suara yang kanan menyahut. "Apa kau melihat ada pergerakan lain yang mencurigakan dari pihak Ascent?"

Agen Benjamin menggeleng. "Tidak ada," balasnya.

"Tetap waspada, kita tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan. Mungkin saja ada serangan balik dalam waktu dekat," si suara janggal mengingatkan.

"Baik, Pak," sahut sang pria.

"Tugasmu sebagai guru pembimbing di sini sudah selesai. Anda akan ditugaskan di tempat lain. Setelah memastikan keselamatan semua anak asuhmu, Anda tidak boleh lagi menghubungi mereka."

Seolah ada bayangan yang menggantung di depan mata sang agen. Meskipun guru pembimbing hanyalah penyamaran untuk memuluskan misi, tapi dia tidak bisa berbohong dengan ikatan yang telah dia bangun dengan keempat anak muridnya, terutama sang ketua tim.

"Apa akan ada kemungkinan saya diberi misi lagi di sekolah tersebut?" tanya Agen Benjamin penuh harap.

"Jika memang ada misi lain yang berkaitan dengan sekolah itu, lebih baik kami mengirim agen lain yang lebih kompeten," siluet kiri berkata tegas. "Ingat, Ben, emosi berlebih dapat memengaruhi keputusan dan kami sangat keras dengan yang namanya ikatan. Kau tidak ingin berbelas kasih pada musuh, bukan?"

"Maksudnya adalah," yang kanan menambahkan, "kita memang harus membangun kepercayaan dengan orang lain, tapi jangan sampai hal tersebut menjadi penyebab gagalnya misi dan jangan sampai kau jatuh pada orang yang salah. Kau mengerti?"

Tangan pria itu mengepal. Dia mengembuskan napas panjang sebelum akhirnya menjawab, "Siap, saya mengerti."

"Jika semua sudah mengerti," kata siluet yang tengah, "pertemuan ini kita akhiri sampai sini. Detail misimu selanjutnya akan kami kirim sesegera mungkin. Sampai waktu tersebut, Anda dibebastugaskan, tetapi jangan melakukan hal yang gegabah."

"Baik, saya paham."

"Bubar," siluet tengah mengumumkan, lalu ketiga jendela hologram itu lenyap seperti televisi yang dimatikan.

Agen Ben tidak beranjak dari tempatnya. Dia menunduk, tangannya mengepal. Pria itu memang salah telah membangun ikatan yang terlalu kuat, tetapi tidak mungkin dia membuangnya begitu saja. Wali kedua hanyalah kedok, tapi apa yang dia berikan adalah nyata. Meskipun hal tersebut hanyalah nasihat-nasihat kecil dan alasan, "Bapak ada urusan sebentar."

Dan dia harus memutus semua itu? Tidak bisa. Namun, identitasnya sebagai agen tetap harus rahasia. Tugas adalah tugas.

Ben menghela napas berat lagi. "Maafkan aku, Arennga."[]

~~oOo~~

TAMAT

A/N

YAY TAMAT AAAAAAA :DDDDDD:

Dengan rilisnya Epilog, Avatar System: Brain Games resmi tamat! 

Setelah terbit di tahun 2021, akhirnya Brain Games tamat di tahun 2025!!! Tadinya mau ditamatkan di tahun 2024, tapi gk jadi hahaha. SEKALI LAGI, TAMAT YAAAAY!

Akhirnya perjuangan bertahun-tahun menulis cerita ini selesai juga :"D Terima kasih pada pembaca sekalian yang sudah mau membaca sampai sejauh ini. Mungkin aku akan bikin bab khusus untuk ucapan terima kasih.

AAAA tidak kusangka bisa tamat juga, hiks :"

Makasih sekali lagi. Sampai jumpa di karya selanjutnya!

...

Diterbitkan: 03/02/2025

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top