Bab 45
Chrys menatap lurus Olivia yang ada di seberang lapangan. Tubuhnya tegak dengan tangan terkepal. Rambut pirang pendeknya berkibar tertiup angin. Air muka anak itu seperti singa yang siap menerkam mangsa.
"Jangan terlalu tegang, Chrys!" ingatku dari tempat yang agak jauh di belakangnya.
Anak itu berjengit dan berbalik ke arahku. Dia tersenyum lebar dengan kening mengerut sambil memberikan jempol. "Tenang saja!" balasnya.
Aku tenang. Kau saja yang tidak.
Diony Shu mengumumkan kembali. "Peserta, siapkan avatar kalian!"
Chrys melemparkan pin avatarnya ke udara. Wujud dirinya yang mungil terbentuk dari cahaya dengan warna biru, celana kuning, hiasan bulu merak di rambutnya, dan tanpa baju. Seruling bambu di tangannya siap digunakan untuk menghancurkan apa saja.
"Arena, set!"
Cahaya dari sudut-sudut arena menyebar ke sepenjuru lapangan. Rerumputan berubah menjadi tanah hitam keras berbatu. Stalagmit menyerak di beberapa sisi bagai gigi taring hewan buas. Kristal-kristal biru di beberapa sudut berpendar menerangi stadion yang dibuat agak temaram.
Bisik-bisik kagum mengudara di sepenjuru arena.
Minerva Athene lantas menghitung mundur yang disahuti oleh seluruh penonton.
"Satu!"
Kedua avatar berlari cepat menerjang satu sama lain. Seruling Krishna dan pedang Freya beradu. Avatar Olivia menyerang dengan perisai, tetapi lawannya dengan sigap melompat ke atas dan menerjang balik dengan serangan suara bagai gelombang kejut. Freya jatuh berguling-guling, sementara Krishna mendarat dengan mulus.
"Oooh, serangan pertama untuk Freya!" komentar Diony Shu. "Dan sekarang Krishna menggunakan Gadha Kaumodaki!"
Gada emas besar di tangan Krishna. Dia memukul, perisai Freya menahan. Avatar Olivia lantas mengentakkan tamengnya sampai lawannya mundur beberapa langkah. Dengan gerak memutar, makhluk digital berzirah perak itu mengoyak dada Krishna membuat luka digital melintang.
"Krishna!" panggil si Anak Pirang.
Krishna tersaruk mundur. Pertarungan jarak dekat lantas terulang lagi. Mereka berguling, berputar, menyerang, dan menangkis. Avatar Chrys lebih terasa berakrobat dengan lompatan-lompatan melenting di udara, padahal gada yang dia bawa terlihat berat. Sementara Freya lebih membumi dengan sabetan-sabetan pedang yang bertenaga.
"Krishna, menjauh!" perintah Chrys.
Si makhluk biru digital melompat mundur, menghindari ayunan pedang Freya. Avatar Chrys lantas mengganti senjatanya dengan dua cakram tajam berputar. Benda-benda bulat itu memelesat bagai kilat ke arah lawannya dengan jalur melengkung. Satu cakram berhasil mengenai pipi Freya, yang lainnya berhasil dihindari.
Olivia tidak mau kalah. Dia mengganti senjata Freya dengan cemeti rantai berduri. Si avatar berzirah memutar-mutar pecutnya menghalau setiap cakram yang datang, melemparkan mereka semua ke tanah, lantas mengikat Krishna dengan erat.
Avatar Chrys menggeliat. Hit point-nya terkikis sedikit demi sedikit. Serangan tipe damage per second.
Freya lantas melecutkan cambuknya, membanting-banting Krishna hingga makhluk digital itu membentur tanah yang keras, menabrak stalagmit sampai hancur, dan melepasnya hingga meluluhlantakkan kristal yang ditubruk.
"Whooo, serangan yang brutal sekali!" teriak Diony Shu.
"Krishna, tidak!" Chrys mengetatkan rahang. Tangannya terkepal. Semoga saja anak pirang itu akan membalas dengan epik.
Krishna bangkit dengan cepat. Majikannya memberi dia skill gada lagi.
"Ayo, kita balas dia, Krishna!" seru Chrys.
Krishna berlari menyeret gada di belakang punggungnya. Dia lantas melompat, memukul-mukulkan senjatanya ke tanah, memunculkan pilar-pilar batu yang mengular mengikuti Freya. Lawannya melompat-lompat menghindar, tetapi serangan Krishna lebih cepat.
Freya terpental di pilar batu terakhir yang meruncing. Luka digital tertoreh di baju zirahnya. Namun, makhluk digital itu berhasil menapakkan kedua kakinya di sebuah stalagmit, kemudian memelesat balik bagai per dengan tombak terhunus, menggantikan cemeti yang sudah kedaluwarsa.
Tombak menggores gada, menancap tanah. Krishna dengan gesit melompat menggunakan senjatanya sebagai tumpuan. Bagai tanpa beban, si makhluk digital biru mengangkat gadanya dan mengayunkannya sekuat tenaga sampai menghantam punggung Freya.
"Bagus, Krishna!" seru Chrys. Tangannya mengepal di depan dada. Senyumnya lebar berseri-seri.
Masih terlalu dini untuk senang. Serangan Chrys mungkin masuk terus, tetapi Freya belum bertarung secara maksimal. Aku tidak mengharapkan anak pirang itu gagal, tetapi mengingat yang dihadapinya Olivia, bukan tidak mungkin gadis itu dapat mengalahkan Chrys dengan mudah.
Ayo, Chrys, keluarkan semua kemampuanmu.
Freya bangkit cepat dan menggenggam pedang disertai rangkaian bilah-bilah tajam mengilap yang membentuk kipas di belakang punggungnya. Bagai kilat, dia menyapukan tangan ke udara, bergerak lincah bagai tarian yang mematikan. Setiap ayunan membelah udara. Setiap putaran mendorong lawannya. Akan tetapi, gada Krishna berhasil memblokir serangan-serangannya.
Serangan avatar Olivia semakin cepat, sedangkan senjata avatar Chrys yang berat tidak bisa mengimbangi. Beberapa kali pedang-pedang itu menggores Krishna di beberapa sisi, sampai akhirnya satu ayunan besar berhasil mengempaskan gada emas sekaligus pemiliknya yang berwarna biru.
Hit point-nya tersisa setengah. Ini tidak bagus. Freya hanya sedikit di bawah Krishna. Mereka juga belum mengeluarkan skill ultimate masing-masing.
Ayo, Chrysan.
Anak itu tersenyum samar. Aku jadi penasaran apa yang akan dia lakukan. Skill ultimate baru?
"Ayo, Krishna, kita akhiri!" teriak si Anak Pirang. Avatarnya bangkit dan memasang kuda-kuda yang mantap. "Mode Narayana!" Dia menunjuk langit yang temaram.
Krishna melompat ke angkasa sambil memainkan seruling. Dari udara kosong, mewujud tujuh ular kobra yang lantas menyatu, membentuk ular berkepala tujuh. Sang perwujudan Dev Vishn menjejakkan kaki di kepala ular tengah yang bertatahkan kristal di dahinya. Makhluk digital itu terus memainkan suling, mengumandangkan melodi lembut yang mencekam.
Ular itu semakin menegak, mengangkat Krishna ke angkasa. Freya yang menyerangnya dengan cambuk duri ditahan oleh sekumpulan kepala ular hingga berdenting. Pertahanan yang kokoh sebelum jurus pamungkas dilancarkan.
Di balik punggung si makhluk biru digital, bayangan besar memadat, dengan empat tangan yang masing-masing memegang benda yang berbeda. Kedua kakinya menjejak teratai merah muda yang lebar, tubuhnya dihiasi perhiasan emas yang berkilau, dan kepalanya bermahkota emas penuh permata.
"Uwoooh! Apa ini?! Skill ultimate Krishna?!!" Sorakan Diony Shu diamini oleh para penonton. Pertanyaan retorisnya dijawab sendiri. "Krishna Narayana!"
Teriakan dan seruan hadirin semakin menggila.
Seharusnya, makhluk besar itu bukan tandingan Freya dengan hujan kucingnya. Mestinya, Krishna dalam mode Narayana bisa menghabisi hit point lawannya dengan mudah. Namun, kenapa aku merasa ragu?
"Ayo, Krishna!" perintah Chrys. "Sangkha Nirmala!"
Cangkang kerang yang dipegang tangan kiri belakang sang Narayana ditiup, menyebabkan gelombang yang menggetarkan udara. Suaranya bagai terompet perang yang membuat bulu kudukku merinding. Chrys juga sepertinya tidak menyangka jurus avatarnya bisa seperti ini. Matanya membulat kagum dan tangannya yang terkepal bergemetaran.
Freya di sisi lain menjerit kesakitan sambil memegang helmnya. Hit point-nya yang di bawah setengah berkurang sedikit demi sedikit. Tatkala suara perang itu berhenti, atas perintah Chrys, tangan kanan Narayana yang di belakang melemparkan cakram berputar raksasa yang mengelilingi lapangan, menghancurkan stalagmit-stalagmit yang menghalangi, dan memantulkan cahaya-cahaya dari kristal yang berpendar.
Freya berlari menghindar, tetapi kaki-kaki kecilnya terlalu lambat dibandingkan senjata raksasa Krishna yang berputar cepat. Sayangnya, avatar Olivia itu berhasil berguling ke depan, hanya mendapatkan sedikit poin kerusakan dari goresan yang diterima. Debum dan gema disertai debu-debu yang beterbangan menutupi sebagian arena ketika cakram sang Narayana akhirnya berhenti karena menghantam tanah.
Penonton bersorak, menahan napas, dan bertepuk tangan.
Baru kusadari satu hal, skill ultimate Krishna ini tidak berpatokan terhadap waktu sebagai batas. Biasanya jurus pamungkas akan berakhir setelah 1 menit dipakai, tetapi batas waktu sudah terlampaui, dan Krishna Narayana masih menjulang gagah. Mungkinkah batasnya adalah serangan dari empat lengannya?
Kalau memang begitu, masih ada dua serangan lagi sebelum mode Narayana menghilang.
Pertanyaannya sekarang adalah, kenapa Olivia belum memberikan skill ultimate kepada Freya untuk menghadapi Krishna? Apakah karena dia belum siap atau sengaja ingin menunjukkan jurus pamungkasnya di akhir sebagai bukti dia bisa bertahan dan berniat mempermalukan Chrys?
Mataku menyipit. Benar-benar gadis yang tidak bisa ditebak.
Freya bangkit dengan lembing sebagai senjata. Kaki-kaki kecilnya mengarah pada Krishna yang berdiri memainkan melodi-melodi lembut. Namun, tangan kanan depan Narayana yang memegang sekuntum tertatai merah muda menyapu udara, mengeluarkan kelopak-kelopak terbang yang membentuk kumpulan memanjang serupa cambuk. Serangannya seperti jurus milik Lakshmi. Tidak heran, karena Narayana dan Lakshmi memang memiliki hubungan.
Kumpulan teratai terbang lantas mengular bagai tombak yang mengincar mangsa. Freya melompat memakai lembing sebagai tumpuan, menghindari kelopak-kelopak yang berputar bagai bintang ninja. Namun, kelopak-kelopak yang lain berhasil melukai meskipun senjata avatar Olivia itu berhasil menghalau mereka. Beberapa kali kumpulan kelopak itu menjauh dan mendekat hanya untuk menyerang dengan lebih menyakitkan.
Kelopak menghilang dan Freya jatuh berlutut dengan hit point tinggal seperempat. Satu kali hantaman gada dari kesempatan terakhir Narayana bisa saja menumbangkan Freya.
"Ayo, Krishna, akhiri dia!" teriak Chrys penuh semangat.
Gada di tangan kiri depan Narayana terangkat diiringi suara tertahan para penonton. Senjatanya yang bulat membayangi Freya yang ada di bawah. Debum terdengar dan debu beterbangan membentuk tabir yang menghalangi pandangan ketika gada Narayana menghantam mangsanya. Namun, hit point yang tertera pada layar besar di atas arena tidak menunjukkan tanda perubahan.
"Uwoh! Apa yang terjadi!" Diony Shu berteriak heboh. "Mungkinkah ini yang disebut epic comeback?!
Debu yang menghilang barulah menjawab semua pertanyaan kami.
Di bawah gada raksasa Narayana, kawah terbentuk, tetapi dengan pelindung berupa kubah dari logam. Senjata avatar Chrys seketika terdorong ke atas oleh kumpulan logam-logam perak yang membentuk akar-akar menjalar.
Para penonton bersorak.
Jadi, itukah atribut dewi perang yang digabungkan dengan dewi kesuburan? Akar logam yang dapat melumat seluruh mangsa yang dikenainya.
Untuk kedua kalinya, gada Narayana dihantamkan, tetapi serangannya kembali bisa dipantulkan dengan mudah. Dengan berakhirnya serangan tersebut, berakhir pula mode Narayana Krishna. Wujud besar di belakang avatar Chrys perlahan menguap menjadi udara dan ular kepala tujuh yang menopang kakinya melata kembali menuju ketiadaan. Krishna menapak dengan kedua kaki kecil birunya di tanah yang berbatu, sementara kedua tangannya memegang seruling dalam mode siap menyerang.
Keadaan sekarang berbalik.
Chrys bernapas berat. Sesekali dia memijat kening, pasti pening setelah mengeluarkan jurus pamungkasnya.
Akar logam menjalar ke atas dan Freya muncul dari dalam kelopak-kelopak keperakan yang bermekaran. Dia mengacungkan tombak dengan satu tangan, sementara tangan lainnya memegang perisai bundar. Kemudian, makhluk digital itu mengetuk-ngetukkan senjata panjangnya pada tameng disertai raungan, seperti memanggil bala bantuan dari alam lain.
Dari dasar tempatnya berdiri, tanah kecokelatan berubah menjadi rerumputan; hijau gelap karena cahaya yang temaram. Warna itu melebar disertai tangan-tangan yang keluar dari dalam tanah.
Keningku mengerut. Zombi? Sesaat aku tidak mengerti hubungan Freya dengan mayat hidup, lalu kuingat mereka bisa saja merepresentasikan orang-orang gugur dari Folkvangr, tempat sebagian yang mati di medan perang pergi—bukan ke Valhalla. Dipilih oleh Freya, dipimpin oleh Freya.
Namun, "mayat hidup" itu tidak seperti yang dibayangkan. Mereka tampak layaknya prajurit biasa, manusia utuh dengan baju zirah kulit atau besi berlapis dengan senjata tombak, pedang, dan kapak, dilindungi dengan helm logam serta tameng bundar seperti pemimpin mereka. Beberapa dari mereka bahkan ada yang memakai jubah bulu binatang.
"Jurus pamungkas baru Freya!" Diony Shu mengonfirmasi skill yang dipakai Olivia. "Satu pasukan lawan seorang! Apakah ini adil?!"
"Tenang saja, Dion," balas Minerva Athene yang baru terdengar lagi. "Krishna hanya butuh bertahan selama 1 menit."
Kita akan buktikan.
Freya berteriak dan pasukannya merespons. Mereka berlari sambil menghunus senjata masing-masing ke arah lawannya.
Chrys dengan sigap memerintahkan avatarnya. "Krishna, hindari semua serangan dan lawan balik dengan gelombang suara!"
Satu per satu senjata terhunus. Si makhluk biru digital melompat mengelak sabetan pertama, lantas meniup serulingnya. Para zombi yang terkena serangan terempas berguling-guling mengenai satu sama lain. Namun, prajurit Freya yang lain sigap menerjang maju menggantikan kawannya yang tumbang.
Krishna melompat, mengelak, bersalto, menghindari setiap serangan yang dilontarkan. Serulingnya berganti menjadi gada untuk melemparkan dan menumbuk seluruh musuh-musuhnya. Chrys tidak bisa mengganti skill sesuka hati untuk mengimbangi serangan karena biaya soal yang harus dikerjakan.
Sayangnya, pertarungan itu tidak bertahan lama. Krishna semakin dikepung oleh prajurit-prajurit Freya. Senjata-senjata silih berganti mencoba mencicipi tubuh digitalnya. Luka-luka merah melintang tertoreh di sana-sini, menandakan hit point-nya yang terus terkuras.
"Krishna!" Chrys memekik, tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Avatarnya sampai tenggelam dalam lautan zombi berbaju zirah.
Tidak terlihat Krishna di mana pun, tetapi bar hit point-nya belum habis sepenuhnya. Tanda merah-hijau berkedip-kedip menandakan dia masih bertahan, meskipun terus-menerus menerima poin kerusakan.
Satu menit akhirnya berakhir.
"KRISHNA BERTAHAN!" Diony Shu berteriak tidak menyangka.
Prajurit-prajurit Freya menghilang seperti asap. Krishna tengkurap lemah dengan hit-point yang tersisa sangat sedikit. Dia berusaha bangkit, tapi Freya yang telah turun dari tempatnya segera menghampirinya.
"Krishna, menghindar!" Chrys memerintah dengan panik. Air mukanya keras, rahangnya mengetat.
Freya berdiri di hadapan lawannya yang sekarat. Avatar Olivia itu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, lalu dengan satu ayunan dia menusuk punggung Krishna dengan dramatis sampai si makhluk biru digital menjerit. Seolah belum cukup, dia menyeret Krishna dengan pedang masih menusuk dan melemparkannya ke arah Chrys dan aku.
Hit point Krishna habis sepenuhnya. Dia perlahan menghilang menjadi butiran cahaya tatkala masih melayang di udara, dan berakhir kembali menjadi pin avatar hitam berbentuk ikosahedron tepat di kaki Chrys.
"EPIC COMEBACK! PEMENANGNYA ADALAH OLIVIA!" Diony Shu mengumumkan.
Penonton seketika bersorak, menggemakan teriakan di seluruh stadion dengan arena yang kembali seperti semula.
Chrys jatuh berlutut sambil memegang pinnya.
Aku menghampiri anak pirang itu dan seketika dia berpaling padaku. "Maaf," katanya. Matanya berkaca-kaca, tetapi tetap dia tahan.
Aku berlutut di sampingnya seraya memegang pundaknya. Saat awal-awal kami bertemu, aku mungkin akan marah dan menyalahkan setiap orang karena gagal. Namun, tidak dengan sekarang. Aku paham bagaimana perjuangan setiap orang dan itu tidak mudah. "Tidak apa-apa, kau sudah berusaha semaksimal mungkin," balasku. "Istirahatlah, aku yang akan selesaikan sisanya."
Anak pirang itu tersenyum. Dia mengusap air mata yang hampir mengalir.
Aku dan Chrys kembali ke bangku penonton tempat Chloe, Mischa, dan Pak Ben beristirahat. Si anak pirang agak lemas saat berdiri hingga aku sesekali harus menopang tubuhnya. Saat kami sampai, Chloe langsung menyambut dengan pujian betapa kerennya mode Narayana Krishna dan menyemangati Chrys bahwa dia sudah bertarung sangat maksimal.
Chrys cukup menerima kekalahannya dan tidak berlarut-larut dalam kesedihan, terutama setelah Pak Ben ikut menasihatinya.
Setelah 10 menit istirahat, aku kembali ke lapangan.
Sekarang, giliranku.
~~oOo~~
A/N
Akhirnya update lagi :")
Bohong banget mau tamatin bulan-bulan lalu :")
Tinggal kurang lebih 2 bab lagi sebelum tamat sepenuhnya, tapi aku gak yakin bisa tamatin cerita ini di tahun ini. Gak kerasa ya udah akhir tahun aja :"
Selamat liburan dan sampai ketemu tahun depan. Mohon maaf bila banyak kesalahan di tahun ini.
...
Diterbitkan: 25/12/2024
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top