🍁ALL I ASK


A story by lalingga







🍁







Autumn, musim gugur. selalu identik dengan daun daun yang berguguran mengundang kembali kenangan kenangan yang membekas. bagai rintik hujan yang datang secara bersamaan

wooseok berdiri mematung dibawah pohon menatap lurus kedepan, mengamati sebuah objek

daun daun masih setia berguguran begitu pula dengan setia nya wooseok mengamati objek yang ditengah keramaian tersebut. fokus

tidak salah, mereka sedang di sebuah pasar malam

semakin lama, darah nya semakin mendesir dan detakan jantung pun tak kunjung berasa. rasa itu masi disana

'kring'

bunyi telepon menghancurkan fokus nya. wooseok pun menghela nafas dalam, memperciapkan diri menerima telepon tersebut

'kau dimana?'

kata pertama yang diucapkan orang diseberang

hm masih masa

'berbalik lah'

jawaban singkat, dan objek yang diamatinya dari tadi pun berbalik membuat jantung nya semakin menggila

memang benar jika yang menelpon tadi ada orang yg diamati sejak tadi, lee jinhyuk

"um–apakabar kim wooseok?"

dada wooseok sesak, panggilan itu sudah tidak lagi sama

"baik, bagaimana dengan mu?" balas wooseok, orang didepan–lee jinhyuk tersenyum

" seperti yang kau lihat aku baik baik saja "

" bagus lah, long time no see "

jinhyuk membalas dengan tersenyum tipis "ayo kita keliling" menggandeng tangan wooseok

tangan itu. wooseok tidak bisa berbohong kalau dia tidak menyukai nya. wooseok menyukai nya, sangat.

" ah— maaf, apa tujuan pertama kita? " jinhyuk melepaskan gandengan tangannya.

wooseok meringis.

" bagaimana dengan komedi putar? "

jinhyuk tersenyum lagi, "kau masi sama" gumam nya

"ayo cepat jinhyukk nanti kita bisa mengantri lama jika kau tak berlari, komedi putar nya bisa kehabisan tikett"

"wooseok ak lelah, ayolah ak bahkan belum sempat tidur dari kemaren"

"tak apa komedi putar bisa membangkitkan semangat mu" wooseok menggegam tangan jinhyuk untuk mengajak nya berlari bersama

"keras kepala"jinhyuk menjitak pelan kepala wooseok

wooseok menghentikan langkah nya, menatap jinhyk kesal "jinhyukk itu sangat menyakitkann"

rolling eyes, itu yang jinhyuk lakykan ketika mendengar rengekan wooseok "baiklah maaf kan aku ya sweetheart". mengacak pelan rambut wooseok

wooseok mendengus, memang benar kepala yang di acar hati yang berantakan

sekelebat kenangan itu muncul dibenak kedua nya, tetapi mereka mencoba menghiraukannya

sudah di depan arena komedi putar, mereka tetap diam mematung. tidak memilih untuk menganbil antrian atau pun berbincang sedikit

keheningan semakin nerasuki, deheman jinhyuk pun akhirnya memecah keheningan

"ehm, ayo mengambil antrian "

" tidak kita disini saja " balas wooseok singkat masi fokus menatap komedi putar yang sibuk bergerak dan dipenuhi canda tawa orang yang menaikinya

jinhyuk pun ikut diam dan kembali berdiri di sebelah wooseok

berselang beberapa lama dalam keheningan yang teramat canggung. wooseok memberanikan diri menggandeng tangan jinhyuk "ayo pergi"

yang digandeng pun hanya mengikuti

"sekarang sudah terlalu malam buat bertele tele, ayo naik biang lala" dan ya mereka berhenti tepat di depan antrian biang lala

tidak ramai, sehingga mereka bisa langsung mendapat kan tempat mereka.

didalam gerbong biang lala itu entah kenapa, keheningan kembali merasuki. tidak mudah jelas berbincang dengan orang yang sudah 3 tahun tidak bertemu ditambah lagi dengan status rumit ini

"bagaimana pernikahan mu?" jinhyuk menggenggam tangan wooseok yang duduk di deoan nya. ia elus dengan seakan dapat hancur kapan saja

"entah lah" balas wooseok pelan, sangat pelan tetapi jinhyuk masi dapat mendengar nya

jinhyuk menghela nafas dalam, "jadi, kenapa kau meninggalkan ku di hari seharusnya kita fitting baju untuk pernikahan kita?"

pertanyaan ini, wooseok yakin sudah tersimpan sejak dulu dibenak jinhyuk. dapat mendengarnya sekarang bukan hal yang mengejutkan.

"aku sudah dijodohkan" wppseok menunduk, sesak rasanya

"ke-kenapa kau tidak memberi tahu ku, kenapa kau seolah olah—akh, maafkan aku" jinhyuk kalap, tentu saja

"jinhyuk tetap lah bersama ku, aku mencintai mu" wooseok menangis di depan jinhyuk

melihan kesayangannya menangis, jinhyuk segera memeluknya

"tenang, aku tidak akan kemana mana, ak sangat mencintai mu"

"ta-tapi bagai mana dengan perjodohan mu itu "wooseok membalas dengan sesegukan

"maka, bantu aku lepas dari perjodohan ini, aku yakin ibu akan berubah pikiran setelah mengenal mu"

dan benar saja, perjodohan jinhyuk dibatalkan karena telah ada wooseok disisinya dan wooseok sendiri merahasiakan perjodohannya

naif bukan?

"ma-maafkan aku, maaf aku tak bermaksud maaf kan aku hiks" air mata mulai turun, wooseok mulai menangis dengan menutupi wajah nya menggunakan tangan

jinhyuk hanya diam, pikirin nya kosong

"jinhyuk, maaf kan aku hiks hiks" tangis wooseok semakin menjadi

baiklah jinhyuk menyerah, bukan ini tujuan nya mengajak wooseok bertemu. bukan untuk melihat nya menangis

jinhyuk mendudukan dirinya di depan wooseok menangkup pipi yang masi menjadi kesayangan nya itu "hei manis, sudah jangan menangis aku tidak apa apa"

jinhyuk mengankat kepala wooseok dengan pelan, dikecup nya ringan kepala wooseok

"selamat buat pernikahan mu, aku belum pernah berkata begitu bukan" jinhyum tersenyum manis, sedangkan wokseok menggelengkan kepala nya ribut

sakit rasanya

"hiks tapi aku mencintai mu, masin mencintai mu hiks, kepala ku serasa ingin pecah saat memikirkan mu, aku merindu kan mu hiks menginginkan mu" tangisan wooseok menjadi, itu pecah. jinhyuk menarik wooseok kedekapan nya

"sudah sudah jangan menangis, apa dia menyakitimu?" jinhyuk mengelus elus pelan kepala wooseok yang didekapannya.

"tidak, aku mencintai mu" balas wooseok pelan

"i love you too, wooshin"

"hiks, bisakah aku bersama mu saja" jinhyuk tak membalas wooseok dia hanya tersenyun kecut.

alunan musik mulai terputar dipasar malam, menyuarakan isi hati.

'so why don't we
just play pretend,
like we're not scared
of what's coming next
or scared of having nothing left'

"ayo kita nikmati malam ini dengan senyuman, lihat bintang disana " ucap jinhyuk sambil menunjuk bintang bintang yang menghiasi langit malam. mereka sedang berada di puncak bianglala

iya nikmati dengan senyuman, karena kita tak tau kapan akan merasakan ini kembali

'look, don't get wrong
i know there is no tomorrow
all i ask'

" nikmati seakan malam ini malam terakhir kita bersama, seperti dahulu ya " jinhyuk kembali berucap

'if this is my last
night with you
hold me like
i'm more than just a friend,
give me a memory
i can use
take me by the hand
while we do what lovers do
it matters how this ends'

wooseok masih di dekapan jinhyuk. tidak ada yang terjadi hanya menikmati malam, angin malam, dan daun daun yang berguguran di luar jendela kaca.

wooseok tidak ingin ini semua berakhir, bergitupun jinhyuk

malam ini terlalu berarti

yes, this is our last night

"hm–apakah kau akan datang besok?" lagi lagi jinhyuk yang bertindak memecah keheningan ya tetapi sekarang bukan keheningan canggung.

"tentu, aku akan datang bersama nya" balas wooseok pelan, lagi lagi sesak menghampiri dada nya

"baiklah, terimakasih telah mau datang kepernikahan ku"

'cause what if
i never love again?'

" haha, kita menyebut ini apa? broken hearted couple?" tawa sarkas terdengar

jinhyuk tidak membalas, hanya tersenyum miris. ia setuju dengan apa yang wooseok sebutkan. sangat dan ia mengerti betul maksud nya

'kringg'

ponsel wooseok berdering, menampilkan tulisan 'seungyoun is calling'

wooseok melirik jinhyuk, ia tersenyum. waktu mereka habis, cukup sampai disini

wooseok akhirnya menggeser tombol hijau di smartphone nya,menerima telepon tersebut

'aku tunggu di depan'

itu kata uang wooseok dengar dan ia segera mematikan sambungan

wooseok menatap jinhyuk dalam. jinhyuk menangkup pipi wooseok, "sudah ayo turun, nanti dia terlalu lama menunggu" diakhiri dengan kecupan di kening, cukup lama dan memabukan

air mata kembali turun, "jangan menangis wooshin" dan dihapus.

mereka berjalan keluar arena bianglala dan menuju pintu keluar pasar malam ini

daun daun masih berguguran seiring kangkah kaki mereka, menambah suasana sesak dan sakit

diujung sana dapat terlihat seungyoun– suami wooseok

" terimakasih jinhyuk untuk hari nya " ucap wooseok pelan, lalu menghampiri seungyoun dengan berlari kecil, rasanya sakit dengan keadaan sekarang.

jinhyuk ikut menghampiri seungyoun

" hei, sudah lama tidak bertemu " sapa seungyoun, mereka saling mengenal.

sapaan tadi hanya dibalas dengan kekehan pahit dari jinhyuk

"terimakasih telah menjaga wooshin ku dengan baik" jinhyuk tersenyum, wooseok sudah tidak disini. dia sudah masuk kedalam mobil meninggalkan keadaan rumit ini

" hm, tentu saja " seungyoun tersenyun tipis

" selamat atas pernikahan mu "

" ya, selamat juga atas pertunangan mu, um–perjodohan bukan " ucapan seungyoun dibalas anggukan kecil oleh jinhyuk

"hm–tolong jaga sejin dengan baik, untuk ku"

jinhyuk tersenyum mendengar ucapan seungyoun, "tentu"

kita sebut apa ini, pasangan yang tertukar?

broken hearted couple, bukan?












FIN

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top