Page 2
.
.
.
Setiap melakukan sesuatu yang menyenangkan, tentu saja waktu tak terasa begitu cepat berlalu. Kumiko menengadah tatkala suara burung gagak terdengar di atas kepala, menggema pada langit yang mulai berwarna jingga. Ia mengerjap, menyadari bahwa terlalu berlarut pada dunianya sendiri.
Helaan napas lolos dari bibirnya. Sungguh, ia tidak ingin memberi jeda, kembali ke dunia nyata itu adalah hal yang tak menyenangkan. Karena itulah, sayang sekali, Kumiko hanya mampu mengulas senyum miris. Ia menutup bukunya, merapikan dengan baik sebelum bergegas pulang. Namun, tepat setelah ia menaruh buku tersebut, sebuah auman terdengar dari arah hutan, membuatnya tersentak kaget.
"E-eh, apa itu?"
Pandangannya mengedar, memperhatikan sekitar. Ia tak menyadari bahwa lingkungan tempatnya menghabiskan waktu telah sepi, padahal malam belum menampakkan diri. Ia menoleh, mendapati salah seorang warga yang mengangkat karung berisi gandum kering dengan tergesa-gesa.
Gadis berambut biru muda itu pun mulai mengangkat suara.
"Permisi ... apa tadi, anda mendengar suara dari arah hutan?" tanya Kumiko, sedikit merasa risih akan suara tersebut.
"Suara? Oh, Kumiko, ya. Aku tidak ada suara apa pun, kok! Tapi, memang sisi bagian desa ini dianjurkan untuk tidak keluar saat malam. Kau juga, pulanglah segera!"
Setelah mengatakan hal tersebut, warga itu kembali sibuk pada kegiatannya, memindahkan karung dan masuk ke dalam rumah. Dahi Kumiko mengernyit disebabkan belum semua pertanyaannya diajukan. Ia melirik lagi ke arah hutan.
Suara itu ... nampak terdengar menakutkan.
"Tapi, rasanya ... seperti rintihan kesakitan?" gumamnya berpikir keras.
Apakah itu hanya halusinasi sang gadis saja? Mengapa warga itu tak mendengat suara yang bergema dari arah sana? Ah tidak, Kumiko cukup yakin dengan pendengarannya. Ia tidak berkhayal.
"Hm, tapi aku takut akan gelap. Kalau aku pergi sekarang juga, Nii-san pasti akan mencariku."
Ia berkata dengan pelan dan khawatir, mengeratkan genggamannya pada buku-buku yang dipeluknya. Rasa gundah di hatinya saat ini tidak kunjung sirna, ia merasa akan semakin kepikiran bila tidak pergi mengeceknya. Membulatkan tekad setelah sibuk dengan pikiran sendiri, membuat Kumiko semakin yakin.
"Aku akan mengecek sebentar. Setelah itu, pulang!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top