Part 4 - Depression (my heart has no pity on me)
Semua harapan yang tersimpan dalam hatinya hanyalah ucapan kosong.
Musim gugur akan segera berakhir. Musim dingin yang tidak kalah menyedihkan akan tiba. Dunia akan jatuh ke dalam kesunyian oleh salju tebal, merendamkan setiap suara alam agar hewan-hewan bisa hibernasi dengan tenang, sementara manusia dan tumbuhan harus mencari cara agar tetap berdiri tegap di tengah badai tak terkendali.
Tidak dengan Kazuha. Kehadiranmu yang absen perlahan memusnahkan keinginan Kazuha untuk bertahan. Hari berjalan begitu lambat tapi di waktu yang sama begitu cepat.
Juza dan Beidou saling melirik pada Kazuha yang membantu awak kapal dengan beberapa pekerjaan. Rasanya kembali ke hari-hari lama melihat Kazuha mengerjakan semuanya tanpa tukar sapa atau sedikit pun kata, membisu bersama dengan kegaduhan hati yang tidak bisa di dengar semua orang.
Hanya dunia dan Kazuha sendiri yang tahu betapa berantakan isi pikiran dan hatinya.
Musim gugur sungguh pencuri yang kejam, hampir bersanding sama dengan kematian. Hanya saja kamu belum mati--kamu masih hidup entah menjadi apa. Apakah kamu menjadi angin yang meniup kain kapal agar tetap berlayar? Apakah kamu kerikil yang tidak sengaja Kazuha tendang saat dia berjalan melamun? Apakah kamu lidah api yang membantu membakar makan malam kemarin? Pertanyaan itu hanya mengepul di udara tanpa jawaban.
Meskipun dia mencarinya dengan putus asa, jawbaan itu tidak akan datang, seperti kamu yang meninggalkan Kazuha di dalam sepi penuh penderitaan.
Tidak ada gunanya. Semua kumpulan buku-buku dongeng yang akan kamu sukai hanya akan diberikan pada panti asuhan, bunga-bunga dan bumbu dapur yang telah dikumpulkan hanya menjadi hadiah ke chef terkenal. Sisi tempat tidurnya akan selalu merindukan keberadaanmu.
Kazuha akan selalu merindukanmu.
Titik-titik yang dapat ditolerir berubah menjadi hujan deras, seolah langit telah menghujankan rudal dalam bentuk bulir bening. Cuaca tak terduga itu mengundang kepanikan dari anggota Crux, ditambah lautan terombang-ambing membawa kapal mengikuti irama berantakannya. Gemuruh kencang di atas langit, menciptakan sambaran petir yang tercetak jelas meskipun awan tebal mengepul hingga rona biru cerah tak terlihat.
"Apakah ada monster di wilayah ini?"
"Jangan konyol! Kita sering melewati lautan ini, tidak mungkin ada monster."
"Mungkin saja dia baru muncul? Sudahlah-- kita hanya perlu membantu Kapten Beidou dan Kazuha agar mereka bisa menyerang apapun monster itu."
Kazuha menoleh sekitar dengan bingung. Angin di sekitar menjadi ganas dan tak terkendali, tetapi tidak ada aroma kejahatan di sana, hanya murni kebingungan dan... kegembiraan? Arus angin bergerak lincah di antara anggota, berputar-putar di sekitar Beidou yang sudah berjalan ke ujung kapal dengan pedang besar. Angin itu lalu melayang ke arah Kazuha, bermain di sekitar lengan haori, meniup beberapa surai yang menhalangi mata.
Ada yang aneh.
"Tunggu! Kau ngapain?" Beidou segera menahan pundaknya, menarik Kazuha kembali ke sisi sang kapten. "Bodoh, apa kau sadar apa yang hendak kau lakukan?"
Kazuha mengerjap bingung. Kelopak matanya terasa beratoleh rintik hujan yang menghalangi pandangan.
"Kau mau lompat dari kapal."
Kapal kembali berguncang hebat.
Beidou berteriak pada kru kapal yang masih terjebak dalam ruang panik benak. Sang kapten memberikan lirikan singkat penuh kekhawatiran, tetapi Kazuha memberikan lambaian pelan, mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja dan tidak melamun lagi.
Meskipun dia mengatakan begitu, dia tidak yakin bisa fokus dengan bisikan angin yang entah bagaimana bisa membawa suaramu di antara dersik.
Apakah efek depresi sudah menyita seluruh pikirannya? Apakah rasa rindu begitu kronis hingga angin pun bisa meniru suaramu?
"KAZUHA!"
Kepalanya langsung menoleh cepat. Oceanid raksasa melayang di atas lautan, mengejutkan tiap orang akan keberadaan makhluk air dari Fontaine berdiri di depan kapal mereka. Sebelum petir dari pedang besar menghantam tubuh cairnya, Oceanid tersebut segera terbang cepat ke arah Kazuha, menjatuhkan tubuhnya oleh tekanan kuat air segar.
Hangat. Hujan dan air suci mengguyur tubuh hingga semua darinya basah kuyup, tapi Kazuha merasakan kehangatan yang selama ini dia rindukan.
Tubuh Oceanid perlahan-lahan menghilang; bulir-bulir bening bergerak secara teratur kembali ke laut, dan suara ledakan petir menyusut sambil mengusir pergi awan gelap. Kazuha menahan nafas, memeluk tubuh manusia familiar yang selama ini hanya bisa dia pandang tanpa disentuh. Tangannya menggulung di pinggang tubuh tersebut, bagaikan kebiasaan lama yang sulit untuk dihilangkan, dia perlahan tenggelam dalam sensasi hangat yang menemani tidur malamnya sebelum kamu menghilang.
"(Name)."
"Maaf membuatmu menunggu terlalu lama," isakmu, membalas pelukannya lebih erat. "Aku--Aku sungguh tidak bermaksud. Tiba-tiba saja aku jadi air, bukan di kapal lagi, dan--"
Kazuha mengecup keningmu dengan lembut, tidak lagi merasakan dada yang berat nan kosong. Semuanya dipenuhi oleh kelegaan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata puitis. Kazuha terasa penuh.
"Aku sangat merindukanmu."
-
From the east wind blows,
Your scent will never drift off
Never forgotten
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top