part 1 - denial (You'll come back, you always do)

Angin melolong pelan di telinga, menyambut kedatangan musim gugur yang datang membawa kesenduan tak terkalahkan. Dedaunan hijau yang melukis dunia perlahan berubah warna dari jingga menjadi cokelat, lalu berubah menjadi debu dan bersatu dengan tanah. Manusia pun begitu, perlahan-lahan akan layu dan keriput, dan menjadi tanah yang membangun ekosistem bumi.

Kazuha tidak memiliki musim favorit karena semuanya memiliki dengan keunikan masing-masing. Musim semi penuh dengan bunga bermekaran dan benang sari bertaburan di udara. Musim panas membakar yang menghantar tawa canda dari anak kecil yang berlarian di sekitar kota, benang layang-layang di tangan mereka. Musim dingin dengan salju turun di setiap ujung dunia, membenamkan seluruh dunia, menjadikan Teyvat sebagai bola kecil sunyi hingga detak jantung sendiri bisa didengar.

Namun, tahun ini, Kazuha tidak begitu menyukai musim gugur.

Bukankah itu ironis? Haori yang dia kenakan bertema musim gugur, dengan rona merah khas daun kering terlukis disana, ditambah beberapa pola daun maple. Jangan lupakan vision Anemo yang sangat cocok dengan suasana musim gugur yang suka membuat hati sentimental. Musim gugur adalah musimnya.

Tangannya terulur ke depan untuk menangkap satu helai daun yang kalah oleh serangan angin sepoi-sepoi. Kazuha mengangkat daun itu ke atas, membiarkan sinar matahari menerobos permukaan merahnya untuk memunculkan tulang daun yang tidak kalah rapuh dengan ujung-ujungnya yang sudah mengering.

Suaramu perlahan masuk dari salah satu kenangan yang tak akan bisa Kazuha lupakan. Jauh beberapa bulan yang lalu, sebelum musim gugur yang kejam menyapanya seperti maut.

Kazuha menoleh ke samping, melihat bayang-bayangmu yang menatap sedih pada daun yang berguguran di rumput. Bayangmu seperti film yang termakan oleh usia, pudar dan tak jelas, tetapi Kazuha mengingat semuanya dengan jelas. Tidak mungkin dia melupakanmu padahal baru beberapa hari sejak kepergianmu yang lenyap entah kemana.

Kazuha tidak akan melupakanmu.

"Waktu berjalan terlalu cepat," ujarmu, tangan kanan berpangku di atas dagu. Matamu tidak lepas dari dedaunan yang kembali terbawa arus angin, tidak menyadari tatapan lembut Kazuha yang menumpahkan segala kasih sayang tiada habisnya.

Kamu menghela nafas, kebahagiaan pun ikut keluar dari bibirmu. "Rasanya baru kemarin musim panas, tahu-tahu sudah mau musim gugur saja. Aku belum siap!"

"Itu juga termasuk dari keindahan dunia," ujar Kazuha, tangannya melepaskan genggaman dari tangkai daun, membiarkan sang objek tertiup angin yang tidak berhenti bersiul. "Warna hijau yang perlahan berubah menjadi jingga, hawa panas yang turun menjadi kesejukan yang tak bisa kamu bayangkan. Alam memang seperti itu, selalu menangkapmu di momen tak terduga."

"Tapi tidak adil," ucapmu tiba-tiba. 

Kazuha kembali menoleh ke arahmu, kebingungan terpatri di wajah rupawan yang tak bosan kamu pandang. "Pohon-pohon ini hanya coba bertahan hidup sampai musim dingin. Eh, tau-taunya, umur mereka hanya berhenti di musim gugur. Aku tidak mengerti."

Kalian berdua tahu bahwa alam memang enigma yang tidak bisa dimengerti tiap manusia. Bahkan Archon yang hidup hingga bertahun-tahun juga tidak bisa memahami konsep kehidupan dan alam seperti apa.

"Musim gugur memang pencuri, bagaikan maut yang suka tiba tanpa mengetuk pintu." Kazuha mengelus punggungmu, dan kamu menyandarkan kepala di pundak kokohnya. "Tapi tidak seperti bunga dan pohon, kita, manusia diberikan kesempatan untuk tumbuh setiap musim. Dan juga, setiap perpisahan akan ada pertemuan baru. Tidak seperti manusia, bunga dan pepohonan akan kembali tumbuh menjadi sesuatu yang baru, lebih indah dari sebelumnya."

"Musim gugur tidak bisa mencuri apapun dari kita."

Kamu terpaku sebelum mengulum sebuah senyuman yang bisa membuat Kazuha jatuh cinta untuk sekian kalinya.

"Kau benar, musim gugur tidak akan mencuri apapun dari kita."

Kapal Crux akan kembali berlayar ke sebuah tempat baru. Jangkar telah diangkat dari dasar laut. Layar telah terbuka lebar, siap menghadapi apapun yang berada di tengah samudra.

Huixing terpana pada sebuket bunga dengan aroma semerbak khas di genggaman Kazuha. "Pantas saja kau lama kembali naik, Kazuha! Ternyata kau petik bunga ini, toh!"

"Oh, Kazuha bawa pulang apa?" Beidou turun dari crow's nest dalam sekali lompatan, turun tanpa ada cedera atau lecet sama sekali. Sang kapten juga terkejut oleh jumlah bunga segar yang dibawa Kazuha. "Bukankah bunga ini terkenal sebagai bumbu dapur makanan khas Fontaine? Sepertinya mereka baru mekar. Kau mau kasih ini ke Xiangling?"

"Iya, beberapa saja akan kuberi saat kita berkunjung lagi ke Liyue," ujar Kazuha sambil memisahkan beberapa tangkai bunga agar diikat ke buket lain. "Aku akan kembali ke kamarku agar memastikan bunga ini tetap segar."

"Jadi... sisanya mau kau apakan?" tanya Huixing, tangan beralih untuk menggaruk tengkuk yang keringatan.

Kazuha tersenyum simpul. "Aku dengar bunga ini sering digunakan sebagai pembuatan parfum. Sayangku pasti ingin mencoba membuatnya dengan ilmu alkemisnya."

Seluruh awak kapal saling melirik dengan canggung, sementara Beidou hanya bisa menghela nafas gusar.

Kamu menghilang begitu saja tanpa jejak, tanpa surat, padahal barang-barangmu masih ada di dalam kabin tanpa satu pun hilang. Seolah kamu ditelan oleh bumi, dihapus oleh pohon kehidupan di bawah tanah Teyvat.

Semua berpendapat bahwa kamu menghilang, bahkan ada yang menduga kamu sudah meninggal. Tetapi tidak dengan Kazuha. Wajah syok yang ditunjukkan saat mereka menyampaikan berita langsung berubah menjadi datar, kosong tanpa perasaan sebelum sebuah senyuman bangkit di antara keretakan kesedihan.

"Aku yakin dia pergi berpetualang tanpa pamit lagi. Dia akan kembali, kok."

Ucapan penuh harapan sekaligus kekosongan terngiang-ngiang dalam pikiran mereka.

Beidou hanya diam, tidak berani mengucapkan apapun. Lagipula, tiap orang punya caranya sendiri untuk berduka. Kebetulan saja, Kazuha perlu waktu yang banyak untuk membiarkan perasaan itu masuk ke dalam relung hatinya.

-

tamu musiman disambut panen besar,

datang bersama rona merah dan siulan angin,

kamu, kamu menghilang dari sampingku

-

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top