PEMIKIRAN YANG SEBENARNYA


"Qiuyue, apakah kamu mau makanan kecil? Aku dengar wanita hamil harus sering makan," Shaoqiang tiba-tiba bertanya kepada Luna yang sedang melamun. Luna menatap suami Qiuyue itu sejenak. Dia tahu kalau Shaoqiang sedang mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. Sebelumnya, Luna menyinggung masalah Rufen.

'Jika itu kehendak Langit, maka jadilah,' adalah jawaban yang diberikan Shaoqiang kepadanya saat Luna bertanya mengapa Shaoqiang tidak berada di Ibu Kota untuk mencegah Bixia menjodohkan Rufen dengan orang lain.

Luna merasa sedih dan merasa bersalah sekaligus. Dia sungguh tidak bermaksudd untuk merubah jalan cerita kisah Autumn Moon. Dia adalah big fans pasangan ini. Dia sangat senang ketika membaca akhir kisah Autumn Moon, Shaoqiang dan Rufen bersatu dan menikah. Namun, saat ini keadaan menjadi kacau. Dia tidak menyangka kalau sikap dan tindakannya berbeda dari Qiuyue asli membuat keadaan menjadi seperti saat ini.

"Qiuyue?" Shaoqiang menyentuh pundak Luna. Luna terkejut karena tadi Shaoqiang masih duduk di kursinya saar bertanya. Sekarang dia sudah berada di sampingnya.

"Kamu mau makanan kecil?" Shaoqiang mengulang pertanyaannya. Luna menganggukkan kepalanya. Biasanya, waktu ini adalah waktunya memakan makanan kecil. Berbekal pengetahuan dari dunia nyata, dia mengatur pola makannya untuk merawat bayi dalam kandungannya.

"Sebentar lagi, Li Hua atau Liu Fei akan membawakan makanan kecil untukku, Houye. Anda tidak usah cemas," Luna menjawab dengan suara lirih. Shaoqiang mengerutkan keningnya. Luna mengerti kalau Shaqiang bingung dengan jawabannya.

"Sejak saya tahu kalau saya sedang mengandung, saya mengatur pola makan saya. Saya juga bertanya kepada Tabib. Saat ini adalah waktu saya untuk makan makanan kecil," Luna menjawab dengan rinci. Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Dia melihat ke perut Luna yang sudah membesar. Luna menyadari tatapan mata Shaoqiang itu. Seketika dia menutupi perutnya dengan lengan bajunya yang lebar. Dia merasa malu.

"Bolehkah aku menyentuhnya?" Shaoqiang bertanya kepada Luna. Luna menatap wajah Shaoqiang yang menunjukkan kalau dia merasa antusias dan penasaran. Luna menatap perutnya sendiri. Dia sebenarnya tidak suka kalau perutnya disentuh oleh orang lain. Apalagi Shaoqiang baginya adalah orang asing. Dia ingat dua malam dimana dia terpaksa tidur dengan laki-laki yang berada di hadapannya ini. Itu adalah momen yang sangat memalukan baginya.

Akan tetapi, bayi yang berada dalam perutnya kini adalah anak Shaoqiang dan Qiuyue. Tidak mungkin dia menolaknya, bukan? Luna menatap wajah Shaoqiang lagi. Lalu menganggukkan kepalanya. Shaoqiang tersenyum kaku lalu duduk di sebelah Luna. Dia meletakkan tangannya perlahan di atas perut Luna. Luna melihat wajah antusias Shaoqiang.

"Akh," Luna sedikit meringis karena saat Shaoqiang menyentuh perutnya, bayi didalam kandungannya itu langsung bereaksi dan memberikan tendangan. Shaoqiang tersenyum lebar lalu menatap Luna.

"Dia menendang?" Shaoqiang bertanya untuk memastikan. Luna menganggukkan kepalanya. Usia kandungannya sudah tujuh bulan. Bayi dalam kandungannya sangat aktif. Suka menendang.

"Dia mengenali ayahnya sehingga memberi tendangan sebagai salam," Luna berkata dengan lirih, sungguh dia merasa malu mengatakannya. Dia melihat Shaoqiang yang masih tersenyum lebar.

"Xiaobao, kamu mengenali Fuqin)*?" Shaoqiang bertanya sambil mengusap perut Luna. Luna merasa sangat malu. Dia melihat ke arah lain. Wajahnya memerah.

)*Fuqin= ayah

'Setidaknya ini bisa mengurangi rasa sedihmu, Male Lead-sama,' Luna berkata di dalam hati. Sekalipun hal ini memalukan baginya, tetapi dia senang karena tokoh utama yang dia idolakan ini merasa terhibur.

"Maaf, jika perbuatanku membuatmu merasa tidak nyaman," Shaoqiang berkata setelah menarik tangannya dari perut Luna. Luna melihat kearah suami Qiuyue itu lagi. Wajahnya agak merah seperti wajahnya. Luna menghela nafas. Dia ingat kalau karakter asli Shaoqiang adalah laki-laki pemalu yang polos. Luna menggelengkan kepalanya.

"Xiaobao senang jadi tidak masalah," Luna memandang perutnya dan menyentuhnya. Dia tahu kalau bayi didalam kandungannya merasa sangat senang. Luna ingat kalau majalah yang dia baca di dunia nyata mengatakan kalau bayi bisa merasakan kasih sayang orang tuanya sejak dia berada dalam kandungan. Semakin sering orang tuanya menunjukkan rasa sayang mereka maka bayi di dalam kandungannya akan bertumbuh semakin baik.

"Yue Gongzhu, saya membawa makanan kecil untuk Anda dan Houye," Lihua berkata dari luar ruang belajar.

"Masuklah!" Luna menjawab dan pelayan kepercayaannya itu masuk bersama Liufei. Mereka membawa nampan dan langsung menyajikannya di hadapan Luna dan Shaoqiang. Luna tersenyum.

"Terimakasih, Liufei, Li Hua. Untuk makan malam, katakan kepada Juru Masak untuk memasak makanan kesukaan Houye," Luna memberi perintah.

"Baik, Niangniang," mereka berdua menjawab bersamaan setelah itu mereka keluar dari ruang belajar itu. Luna menuangkan teh ke dalam cawan dan memberikannya kepada Shaoqiang.

"Silahkan Houye meminumnya," Luna berkata dengan sesantai mungkin. Shaoqiang menganggukkan kepalanya dan menerima cawan itu lalu meminum isinya. Luna juga meminum tehnya perlahan. Dia mengambil camilannya. Juru masak membuat pao sayuran dan beberapa buah yang diselimuti dengan cairan gula. Luna memakannya dengan lahap karena perutnya juga mulai lapar.

"Kamu juga lebih gemuk daripada tiga bulan yang lalu," Shaoqiang berkata dan perkataannya itu membuat Luna berhenti menurunkan Pao yang sudah di dekat bibirnya. Dia menatap Shaoqiang.

"Apakah saya sangat gemuk?"

"Aku tidak berkata kamu sangat gemuk. Aku berkata kalau kamu lebih gemuk,"

"Tetap saja itu buruk. Apa aku harus mengurangi makanku?" Luna bertanya karena merasa terganggu. Di dunia nyata, dia juga sangat menjaga berat badan tubuhnya. Mendengar kata gemuk, dia merasa seperti mendengar kata yang menakutkan.

"Apakah semua perempuan tidak suka jika dikatakan gemuk? Mengapa cemas sekali dengan berat badan?" Shaoqiang balik bertanya. Kemudian dia tersenyum.

"Wajar kamu bertambah gemuk karena kamu dalam keadaan hamil. Bahkan, aku merasa kamu lebih baik sedikit gemuk seperti ini dibandingkan sebelum kamu hamil," Shaoqiang bicara panjang lebar. Luna mengernyitkan dahinya. Dia merasa kalau tubuh Qiuyue saat dia baru memasuki dunia fiksi ini adalah tubuh yang ideal. Namun, Shaoqiang mengatakan kalau dia sangat kurus.

Luna menghela nafas. Dia kembali memakan pao yang berada di tangannya. Namun, perkataan Shaoqiang barusan terngiang lagi. Mengusik perasaannya. Shaoqiang berkata kalau tubuh Qiuyue lebih baik dibanding sebelumnya.

"Apakah Houye pernah menyukai Qiuyue?" Luna bertanya. Namun, setelah bertanya dia menyesal. Dia selalu seperti ini. Tidak banyak berpikir sebelum bicara. Shaoqiang pasti merasa kesal dengan pertanyaannya. Apalagi dia bertanya seakan dia sedang membicarakan orang lain. Padahal dia sedang berada di tubuh Qiuyue. Saat ini dia adalah Qiuyue.

"Mengapa Yue Gongzhu bertanya seperti itu?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa heran karena Houye berkata kalau tubuhku lebih baik dibanding sebelum hamil,"

"Aku sering merasa bingung ketika kamu bicara. Awalnya aku bisa menerima kalau kamu hilang ingatan sehingga kamu bersikap berbeda dari biasanya. Namun, kamu juga sering berkata seolah kamu tahu segalanya. Apakah orang yang hilang ingatan bisa berkata seperti itu?"

"Tahu segalanya?"

"Iya. Kamu pernah berkata kalau Qiuyue sangat menyukaiku. Artinya kamu tahu segala hal tentang Qiuyue. Namun, kamu bilang kalau kamu hilang ingatan?" Shaoqiang memperjelas maksud perkataanya yang sebelumnya. Hal itu membuat Luna cemas. Akhirnya suami Qiuyue ini menyadari keanehannya.

"Saya masih hilang ingatan, Houye. Jika saya berkata kalau saya tahu Qiuyue menyukai Anda itu karena pelayan mengatakannya begitu," Luna mencoba memberi alasan.

"Kamu juga berkata kalau Qiuyue menyukaiku sampai dalam tahap obsesi. Padahal menurutku kamu tidak pernah menyukaiku. Kamu hanya menganggapku sebagai barang pribadimu dan kamu marah kepada Rufen karena takut jika barang pribadimu direbut oleh orang lain," Shoqiang bersikeras. Luna tahu kalau dia tidak menjawabnya dengan hati-hati kali ini maka semuanya akan semakin kacau.

"Kedua pelayanku menceritakan semua tindakanku sebelum saya hilang ingatan. Saya mengambil kesimpulan kalau Qiuyue terobesi kepada Anda setelah mendengar cerita mereka," Luna memberi penjelasan.

"Saya juga berkata seolah menceritakan orang lain karena Qiuyue yang saya ceritakan adalah Qiuyue di masa lalu. Qiuyue di masa lalu itu bukan saya. Saya adalah Qiuyue pada masa ini," Luna memberi jawabannya lagi. Shaoqiang mengernyitkan dahinya.

"Saya juga tidak suka dengan Qiuyue di masa lalu. Para pelayan menceritakan kalau Qiuyue di masa lalu adalah perempuan yang sangat arogan. Saya tidak mau menjadi perempuan yang seperti itu. Perempuan yang dibenci oleh orang-orang. Saya tidak mau," Luna melanjutkan perkataannya. Shaoqiang menghela nafas. Dia melihat ke atap sejenak kemudian menatap Luna lagi.

"Jadi begitu, ya? Kamu bukan saja hilang ingatan, tetapi juga tidak bisa menerima indetitasmu?" Shaoqiang bertanya dan Luna menganggukkan kepalanya.

"Kamu benar. Kamu, maksudku Qiuyue di masa lalu adalah perempuan yang sangat arogan, sombong dan suka merendahkan orang lain. Dia juga bicara kepadaku dengan kalimat yang merendahkanku. Padahal aku adalah suaminya," Shaoqiang berkata pelan lalu menuang teh ke cawannya sendiri lalu meminumnya. Kali ini dia mulai berkata seperti sedang membicarakan orang lain dan bukan sedang menceritakan perempuan yang berada di hadapannya.

"Houye tentu merasa terjebak setelah menikahi Qiuyue, bukan? Anda pasti sangat menyesal setelah mengetahui kalau perempuan yang Anda nikahi itu arogan, sombong dan egois," Lune berkata, tetapi kali ini dia merasa ada kesedihan menyusup di hatinya. Dia tahu kalau perasaan Qiuyue yang asli mulai bereaksi. Menunjukkan kesedihannya.

"Furen," Shaoqiang berkata lembut sambil memegang tangan Luna. Luna terkejut dengan cara Shaoqiang memanggilnya. Mengatakan Furen artinya dia berkata 'istriku,.

"Perkataanku selanjutnya mungkin akan terdengar kejam. Namun, aku memberanikan diri mengatakannya karena kamu berkata kalau kamu adalah Qiuyue masa ini dan menganggap Qiuyue di masa lalu itu bukan kamu," Shaoqiang menghentikan perkataannya sejenak.

"Memang benar kalau aku menyesal menikahi Yue Gongzhu. Aku selalu berpikir kalau seharusnya aku menolak tawaran Bixia saat dia ingin menjodohkanku dengan Yue Gongzhu," Shaoqiang melanjutkan perkataannya. Seperti dugaannya, Luna merasa dadanya sedikiti sesak. Perasaan asli milik Qiuyue muncul. Dia merasa kesedihan yang dalam.

"Saya tahu kalau Houye akan berkata seperti itu," Luna berkata lirih.

"Mengenai sikap arogannya, aku sudah tahu kalau dia arogan sejak sebelum kami menikah," Shaoqiang berkata lagi dan perkataannya itu membuat Luna kaget. Jika Shaoqiang tahu kalau Qiuyue adalah perempuan bersifat jelek, seharusnya dia tidak menikahinya saja.

"Sebenarnya, aku menduga kalau dia bersikap begitu mungkin karena pengalaman masa kecilnya. Bixia menghukum Ibu Kandung Qiuyue ke Istana dingin dan memisahkan Qiuyue dari adik laki-laki yang disayanginya sampai mereka dewasa. Hal itu mungkin membuatnya merasa tidak aman dan bersikap arogan untuk membuat semua orang takut kepadanya," Shaoqiang berkata dengan hati-hati. Luna semakin terkejut. Dia tidak menyangka kalau Shaoqiang berpikir sejauh itu. Luna juga tidak menyangka kalau tokoh utama cerita Autumn Moon bersimpati kepada tokoh antagonisnya.

"Aku berpikir jika aku menikah dengan Qiuyue maka Qiuyue akan merasa lebih aman. Sebagai istriku, dia akan menjadi tuan di rumahnya sendiri. Namun, aku tidak menyangka kalau sikap buruknya semakin menjadi-jadi setelah kami menikah," Shaoqiang menjelaskan perkataannya. Luna menundukkan kepalanya. Sekalipun dia bukan Qiuyue yang asli, sekarang dia merasa bersalah kepada suami Qiuyue ini. Merasa bersalah karena Qiuyue tidak bisa melihat ketulusan Shaoqiang dan malah bersikap buruk kepada suaminya.

"Maaf jika Qiuyue sudah membuat Anda kecewa. Sebenarnya dia sering mengambil tindakan yang salah karena dia tidak suka berdiskusi. Dia sering mengambil tindakan tanpa memikirkannya dengan hati-hati," Luna berkata dengan tulus. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia berkata seperti itu. Namun, saat mengatakannya, rasa sesak di dadanya sedikit berkurang.

"Misalnya saat Anda baru pulang dari perang. Dia malah membuat pesta besar saat negara masih dalam kondisi krisis. Sebenarnya dia ingin menghibur Anda pada saat itu, Houye. Dia tidak berdiskusi kepada Anda dan malah marah saat Anda menegur tindakannya. Seharusnya dia berdiskusi dengan Anda lebih dulu. Maafkan Qiuyue," Luna melanjutkan perkataannya itu. Shaoqiang mengernyitkan dahinya sejenak kemudian menganggukkan kepalanya.

"Baiklah. Aku akan memaafkan Qiuyue untuk hal itu," Shaoqiang menuang teh lagi lalu meminumnya. Kemudian dia tertawa kecil.

"Houye?" Luna terkejut melihat reaksi suami Shaoqiang itu. Hatinya menjadi cemas karena Shaoqiang tertawa. Dia takut kalau Shaoqiang tertawa karena menganggap percakapan mereka tadi adalah omong kosong.

"Maaf, aku hanya merasa sedikit lucu. Aku dan kamu membicarakan dirimu di masa lalu seperti sedang membicarakan orang lain. Walaupun kamu hilang ingatan dan tidak menyukai karaktermu di masa lalu, kamu tetap Qiuyue," Shaoqiang memberi penjelasan. Luna tersenyum lalu menghela nafas.

"Saya berharap Houye bisa menerima saya yang sekarang," Luna berkata dengan sungguh-sungguh. Namun, Shaoqiang menggelengkan kepalanya perlahan.

"Qiuyue, aku belum bisa menerima semuanya. Aku masih ingat bagaimana kamu meracuni Rufen di masa lalu. Pada saat itu, Rufen hampir kehilangan nyawanya. Seandainya pristiwa itu tidak ada, aku mungkin bisa menerima semua percakapan kita sore ini sebagai kebenaran," Shaoqiang berkata dengan pelan. Luna menundukkan kepalanya. Dadanya kembali merasa sesak.

"Houye benar. Seharusnya Qiuyue tidak melakukan itu. Namun, dia memang melakukannya," Luna berkata.

"Maaf!" Luna berkata dengan tulus. Sekalipun dia bukan Qiuyue, dia merasa dia harus mengatakan hal itu. Dia berharap Qiuyue yang asli juga akan melakukan hal yang sama setelah mengetahui ketulusan Shaoqiang terhadapnya. Shaoqiang memang tidak mencintainya, tetapi sejak awal pernikahan mereka, laki-laki di hadapannya ini berusaha menjadi suami yang baik untuk Qiuyue.

"Aku belum bisa menerima maaf itu. Aku sudah berjanji kepada Qiuyue kalau aku tidak akan mengambil Selir, artinya aku akan setia kepadanya sampai akhir hidup kami. Namun, tindakannya meracuni Rufen menghancurkan kepercayaanku kepadanya sepenuhnya," Shaoqiang menjawab dan perkataannya itu membuat Luna merasa dadanya sesak lagi.

"Aku mengerti," ucap Luna dan berusaha tersenyum. Dia mengambil cawan tehnya dan meminum isinya.

"Houye, saya harus kembali ke kediaman saya. Saya ingin membersihkan diri saya," Luna pamit. Shaoqiang menganggukkan kepalanya.

"Aku akan malam di kediamanmu nanti," Shaoqiang berkata dan Luna menganggukkan kepalanya. Dia sedikit menundukkan badannya lalu berjalan keluar dari ruang belajar itu.

***

Shaoqiang melihat Qiuyue yang berjalan keluar dari ruang belajar. Setelah Qiuyue keluar dan pintu ditutup, Shaoqiang berjalan mendekati jendela. Dia melihat keluar dan memperhatikan sosok Qiuyue sampai tidak terlihat lagi.

Shaoqiang mengingat percakapan mereka hari ini. Dia menatap tangannya yang menyentuh perut Qiuyue tadi. Dia masih ingat tendangan kecil yang dia rasakan. Dia merasa senang karena bayi mereka memberi respon kepada sentuhannya.

"Mungkin karena itu, aku bisa menerima Qiuyue berkata dengan sudut pandang orang lain tentang dirinya sendiri," Shaoqiang berkata kepada dirinya sendiri.

Dia ingat perkataan Qiuyue. Istrinya itu berkata dengan sungguh-sungguh kalau dia lupa ingatan dan tidak suka dengan karakter Qiuyue di masa lalu. Shaoqiang yakin kalau Qiuyue tidak sedang bersandiwara ketika mengatakan hal itu. Sebagai jendral, dia telah melatih diri untuk melihat apakah informannya di medan perang berkata jujur atau sedang berbohong. Ekspresi Qiuyue menunjukkan kalau istrinya itu tidak sedang berbohong.

"Sejak awal seharusnya aku bisa menerima Qiuyue menggunakan sudut pandang orang lain. Akhirnya aku mengerti mengapa dia sering terlihat takut berada di dekatku. Sejak dia hilang ingatan, dia menganggapku sebagai orang lain. Jika sejak awal kami bicara seperti ini, kami berdua bisa bicara dengan terus terang," Shaoqiang bergumam lagi. Dia ingat perkataan Qiuyue terakhir. Dia meminta maaf karena telah meracuni Rufen.

Dalam masalah itu, Shaoqiang belum bisa menerimanya. Dia masih marah dengan pristiwa itu. Dia tidak bisa memaksa dirinya untuk melupakan pristiwa yang mengerikan itu.

Shaoqiang juga ingat pertanyaan Qiuyue. Bagaimana jika Bixia menjodohkan Rufen dengan orang lain?

Shaoqiang menghela nafas. Dia harus mempersiapkan dirinya sendiri dari sekarang. Jika hal itu terjadi, dia harus tabah dan menerimanya. Sekalipun dia sangat mencintai Rufen, dia tidak bisa memaksa Rufen menjadi miliknya.

"Cinta tidak harus saling memiliki, bukan?" Shaoqiang bergumam lagi.

Dear Pembaca,

Aku minta maaf untuk update yang sangat lama. Maaf karena pekerjaan saya sangat banyak. Pikiran saya juga mumet. Ada ide tapi tidak bisa dieksekusi dengan baik. Jadinya begini. Namun, saya berjanji akan menyelesaikan cerita ini. Mohon dukungannya. Terimakasih.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top