ORANG ASING
KOSAKATA
Houfu = Kediaman, Rumah (Manor dalam bahasa Inggris)
Laoye = Tuan
Mama = Kepala pelayan perempuan.
Gongzhu = Tuan Putri
Niangniang = Yang Mulia, digunakan kepada kerabat perempuan Kaisar seperti ibu, istri, selir, dan anak perempuannya.
Bixia = Kaisar
---
“Yue Gongzhu Niang-niang, jangan kesana! Anda tidak bisa berenang,” terdengar suara teriakan yang membuat Shaoqiang terpaku sesaat. Yakin dengan pendengarannya, dia berlari menuju sebuah tebing kecil. Sampai disana, dia melihat kejadian yang tidak diduganya. Perempuan yang menjadi istrinya beberapa tahun ini sedang berjalan ke tengah sungai yang ada di bawah tebing tempat Shaoqiang berdiri.
Para pelayan istrinya itu terus berteriak untuk mencegah majikan mereka. Namun, teriakan mereka tidak diindahkan Qiuyue. Perempuan itu hanya sebentar menoleh ke belakang, lalu kembali berjalan ke tengah sungai yang lebar itu. Akhirnya dia tenggelam. Melihat kejadian itu, Shaoqiang langsung terjun ke dalam sungai di bawahnya.
Dengan susah payah dia berenang dan menyusul tubuh istrinya yang dibawa aliran sungai. Setelah meraih tubuh Qiuyue, dia membawanya ke pinggir sungai. Melihat istrinya yang sudah tidak sadarkan diri tu, dia langsung melakukan tindakan pertama. Ditekannya dada istrinya itu supaya air yang tertelan olehnya keluar. Setelah berkali-kali melakukannya dan juga memberi nafas buatan, istrinya akhirnya bereaksi. Matanya terbuka perlahan.
“Qiuyue, kamu baik-baik saja?” tanya Shaoqiang, tetapi istrinya itu tidak menjawab. Wajahnya yang pucat dan bibirnya yang membiru membuat Shaoqiang sadar kalau istrinya itu kedinginan.
“Niang-niang,” ucap salah satu pelayan Qiuyue yang menyusul mereka dengan berlari di pinggir sungai. Di tangannya ada sebuah mantel. Shaoqiang segera mengambil mantel itu dari tangannya memakainya untuk menyelimuti tubuh Qiuyue.
“Bagaimana keadaan Niang-niang, Laoye?” tanya pelayan itu dan Shaoqiang menatapnya dengan kesal. Seharusnya sebagai pelayan, dia terus mengikuti Qiuyue kemana pun. Namun, dia tidak punya waktu untuk memarahi para pelayan yang teledor ini.
“Kita harus membawanya segera ke Houfu dan kamu harus memanggil Tabib untuk datang ke Houfu,” ucap Shaoqiang dengan tegas. Pelayan itu menganggukkan kepalanya.
“Bantu aku lebih dulu. Letakkan Yue Gongzhu di punggungku!” ucap Shaoqiang kepada Liu Fei dan Li Hua. Kedua pelayan itu langsung menganggukkan kepalanya dan mengangkat tubuh Qiuyue sehingga Shaogiang bisa menggendongnya. Setelah yakin posisi Qiuyue sudah tepat, Shaoqiang berlari menuju kediamannya.
Keadaan Houfu sedikit kacau dengan kepanikan para pelayan yang mencari Qiuyue. Melihat majikan mereka datang dengan menggendong istrinya yang tidak sadarkan diri, Jiao Mama segera berteriak memberi instruksi kepada para pelayan.
“Siling, segera siapkan pakaian untuk Yue Gongzhu dan Louye. Sanyu, siapkan teh hangat. Bawa semuanya ke kediaman Yue Gongzhu,” ucap Jiao Mama dan kedua pelayan yang disebut namanya itu menganggukkan kepalanya. Mereka segera pergi untuk mengerjakan hal yang diperintahkan. Sedangkan Jiao Mama mengikuti Shaoqiang di belakang.
Sesampai di ruang tidur Qiuyue, Jiao Mama dibantu Siling mengganti pakaian Qiuyue dengan pakaian yang keringa. Shaoqiang mengganti pakaiannya di ruangan lain. Setelah selesai berpakaian, dia masuk ke dalam ruang tidur Qiuyue dan melihat wajah Qiuyue yang pucat. Dipegangnya tangan Qiuyue dan merasakan kalau tubuh istrinya itu dingin.
“Tabib sudah datang, Laoye!” ucap seorang pelayan yang baru masuk ke dalam ruangan itu.
“Suruh dia masuk,” ucap Shaoqiang dan pelayan itu pun segera mempersilahkan Tabib yang menunggu di luar ruang tidur Qiuyue untuk masuk. Tabib itu hendak memberi hormat, tetapi Shaoqiang langsung menghentikannya dengan aba-aba tangan. Dia menyuruh Tabib itu segera memeriksa keadaan Qiuyue.
“Laoye, saya sudah memeriksa keadaan Yue Gongzhu. Suhu tubuhnya sangat dingin. Jika terus seperti ini, akan membahayakan nyawa Yue Gongzhu dan bayi yang sedang dikandungnya,” ucap Tabib Li. Ucapan itu membuat Shaoqiang khawatir. Bagaimanapun Qiuyue adalah putri Kaisar. Jika hal buruk terjadi kepadanya, akan memberi dampak buruk kepadanya. Sekalipun yang menyebabkan keadaan Qiuyue seperti ini adalah dirinya sendiri, Shaoqiang harus mempertanggung jawabkannya nanti.
“Apa yang bisa kita lakukan supaya keadaannya segara membaik?” tanya Shaoqiang tanpa menyembunyikan rasa cemas yang melingkupinya.
“Saya juga sudah meresepkan ramuan yang harus segera dia minum. Lalu Anda harus memeluk Yue Gongzhu. Panas tubuhnya akan lebih cepat menjadi normal jika Anda memeluknya, Laoye,” ucap Tabib Li dengan suara yang tegas. Shaoqiang menganggukkan kepalanya.
“Jiao Mama, segera rebus ramuan untuk Yue Gongzhu,” ucap Shaoqiang dan Jiao Mama segera mengambil resep dari tangan Tabib Li.
“Tabib Li. Aku berharap kamu tidak pergi kemana-mana sampai kondisi Yue Gongzhu membaik. Jika sesuatu yang buruk tiba-tiba terjadi, kamu bisa langsung memeriksanya,” pinta Shaoqiang dan Tabib itu menganggukkan kepalanya.
“Laoye tidak usah khawatir. Saya akan berjaga-jaga disini. Yue Gongzhu adalah putri Bixia. Jika hal buruk terjadi kepadanya, saya juga akan dianggap bersalah,” ucap Tabib Li dan Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Para pelayan yag berada dirusng tidur ikut keluar setelah Jiao Mama memberi kode dengan gerakan kepalanya.
“Tabib Li. Silahkan ikuti saya!” ucap Li Hua dan Tabib itu menurut dan keluar dari ruang tidur Qiuyue. Shaoqiang menghela nafas. Sebenarnya dia enggan berdekatan dengan istrinya itu. Namun, saat ini dia harus mengesampingkan perasaan tidak nyamannya. Perlahan Shaoqiang melepas pakaian luarnya. Perlahan dia membuka selimut yang menyelimuti tubuh Qiuyue. Dia berbaring disebalahnya kemudian menjadikan tangan kanannya sebagai bantal untuk kepala Qiuyue. Setelah itu dia memeluk Qiuyue dengan tangan kirinya.
Berada dalam jarak sedekat ini, membuat perasaannya tidak nyaman. Semua perbuatan Qiuyue terbayang di benaknya.
Sejak pernikahan mereka berdua, Qiuyue sering melakukan hal yang membuat Shaoqiang kesal. Shaoqiang ingat bagaimana Qiuyue dengan mudahnya melakukan pemborosan di saat negara dalam krisis keamanan dan ekonomi. Istrinya itu membuat sebuah pesta yang menjadi pembincaraan di Ibu Kota. Mereka mengkritik Shaoqiang karena membiarkan istrinya berpesta di tengah krisis. Lalu saat dia menegur perbuatan istrinya itu, Shaoqiang malah dihina sebagai ‘orang udik' oleh Qiuyue.
Tidak hanya hinaan itu yang dia dapat dari istrinya. Shaoqiang pernah dihina Qiuyue karena mengundang banyak petarung dari perguruan tidak terkenal. Qiuyue bahkan bersikap buruk kepada mereka karena menganggap tamunya itu pengemis hanya karena mereka berpakaian sederhana.
Yang terburuk dari semua perbuatan Qiuyue adalah usahanya membunuh Rufen. Shaoqiang ingat bagaimana paniknya dia saat tahu dari pelayannya kalau Qiuyue mengusir Rufen setelah meracuninya lebih dulu. Shaoqiang mencari kemana-mana dengan rasa cemas dan takut kalau dia akan kehilangan Rufen untuk selama-lamanya. Dia merasa bersalah karena membawa Rufen ke kediamannya.
Shaoqiang menghela nafas, secantik apa pun perempuan yang dipeluknya ini, prilakunya yang buruk membuat kecantikan itu tidak memiliki arti. Dia tidak bisa jatuh cinta kepada perempuan yang sombong dan kejam seperti Qiuyue. Pernikahan mereka berdua terjadi karena dekrit yang diberikan Bixia setelah Shaoqiang berhasil mengalahkan musuh Kerajaan. Jika dia ingat semua perbuatan Qiuyue, Shaoqiang merasa menyesal karena menerima dekrit itu begitu saja.
“Dingin,” suara lirih terdengar. Shaoqiang tersadar dari lamunannya dan melihat istrinya itu menggigil. Shaoqiang merapatkan selimut yang mereka kenakan.
“Laoye, saya membawa ramuan obat untuk Niang-niang,” terdengar suara dari luar ruang tidur. Shaoqiang segera duduk.
“Masuk!” perintah Shaoqiang dan dua orang pelayan pribadi Qiuyue masuk membawa cawan di atas nampan. Shaoqiang mengambil cawan itu dan mencoba menyuapkannya dengan sendok ke mulut istrinya itu. Namun, Qiuyue tidak menelannya.
Shaoqiang menghela nafas. Jika Qiuyue tidak meminum obatnya, keadaannya bisa memburuk. Dengan enggan Shaoqiang meminum isi cawan itu dan menyuapkannya langsung ke mulut Qiuyue. Mereka seperti berciuman. Membuat kedua pelayan yang masuk tadi menundukkan mukanya karena malu.
“Air,” ucap Shaoqiang. Mulutnya terasa pahit karena herbal yang terpaksa diminumnya. Salah satu pelayan langsung memberikan cawan berisi air yang diberi madu. Rasa manis dari air madu itu menghilangkan rasa pahit di mulutnya.
“Kalian keluar!” perintah Shaoqiang dan kedua pelayan itu menganggukkan kepalanya. Mereka mundur dan keluar dari ruang tidur Qiuyue. Shaoqiang kembali membaringkan dirinya dan memeluk Qiuyue. Dia sendiri berusaha untuk tidur.
***
Luna membuka matanya perlahan sambil berharap di dalam hati kalau dia membuka mata maka dia sudah kembali ke dunia nyata. Namun, saat matanya terbuka, dia justru mendapat pandangan yang mengejutkan. Dia berada dalam pelukan seseorang. Luna dengan panik menendang tubuh orang yang memeluknya itu sampai jatuh dari tempat tidur.
“Aduh! Apa yang kamu lakukan?” orang itu bertanya dengan suara yang menyiratkan rasa kesal. Luna segera duduk dan merapatkan selimut ke tubuhnya. Ditatapnya laki-laki yang memeluknya tadi. Laki-laki itu masih terduduk di atas lantai. Wajahnya yang tampan sempat membuat Luna terpaku sesaat. Namun, dengan cepat juga perasaannya berubah menjad panik. Sebelumnya, dia tidak pernah di peluk oleh laki-laki manapun.
“Kamu siapa? Jangan mendekat!” ucap Luna dan rasa takut memuncak. Apalagi laki-laki itu berdiri dan berjalan mendekatinya. Rasa takut membuat Luna mengambil bantal rotan nya dan melemparnya ke muka laki-laki itu. Lalu Luna melompat mendekat meja untuk mengambil cawan di atas meja. Hendak melemparnya ke arah laki-laki itu.
“Qiuyue, ini aku. Shaoqiang,” ucap laki-laki itu membuat Luna terkejut. Ditatapnya sekitarnya. Keadaan masih belum berubah. Dia masih berada di dunia fiksi tempatnya terjebak. Lalu orang yang dihadapannya adalah suami Qiuyue. Suami yang akhirnya akan mencabut nyawa istrinya sendiri. Hal itu membuat Luna panik. Orang yang harus dia hindari berada di hadapannya. Dia harus berbuat apa sekarang?
“Jangan mendekat!” ucap Luna dan ucapannya membuat Shaoqiang berhenti sejenak.
“Kamu benar Shaoqiang? Atau pencuri? Atau pembunuh bayaran?” tanya Luna dengan berteriak. Teriakannya membuat dua pelayannya masuk tanpa izin.
“Niang-niang, jangan gegabah. Ini Laoye,” ucap Li Hua dengan panik. Pelayan itu berjalan perlahan mendekati Luna dan melepas cawan dari tangan Luna.
“Niang-niang, Anda masih lemah. Duduklah,” ucap Li Hua sambil membimbing Luna duduk di tepi tempat tidurnya.
“Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa Yue Gongzhu tidak mengenaliku?” tanya Shaoqiang dengan suara yang terdengar marah. Luna tidak berani menjawab. Dia menundukkan wajahnya dan memeluk pinggang Lihua karena rasa takut. Pelayannya yang satu lagi, Liufei langsung duduk diatas lantai dengan menundukkan seluruh tubuhnya seperti memberi hormat.
“Maafkan kami Laoye. Kami tidak menjaga Yue Gongzhu dengan baik. Dia terjatuh dari kuda. Akibatnya dia kehilangan sebagian dari ingatannya. Yue Gongzhu bahkan sempat lupa kalau dirinya adalah Yue Gongzhu,” ucap Liufei dalam posisi mendunduk dan Luna tahu kalo pelayannya itu takut. Suaranya bergetar saat memberikan penjelasan.
“Tolong maafkan kami, Laoye!” ucap Lihua setelah melepas tangan Luna dan ikut duduk di atas lantai seperti temannya.
“Mengapa kalian tidak memberi tahu hal sebesar ini? Kalian harus dihukum karena merahasiakan hal sebesar ini,” ucap Shaoqiang yang membuat kedua pelayan Qiuyue menundukkan badannya semakin dalam.
“Maafkan kami Laoye. Maafkan kami,” ucap kedua pelayan itu bersamaan. Melihat Shaoqiang tetap diam dan tidak memberi jawaban, Luna menjadi takut. Bagaimana jika suami Qiuyue ini menjatuhkan hukuman berat kepada kedua pelayannya ini. Tanpa berpikir lagi, Luna ikut duduk di atas lantai. Dikesanpingkannya rasa takutnya dan mengadahkan wajahnya menatap wajah suami Qiuyue itu.
“Laoye, saya mohon! Maafkan mereka! Saya yang melarang mereka memberitahukan masalah ini kepada Anda,” ucap Luna dengan bahasa paling formil. Namun, Shaoqiang tidak tersenyum. Sebaliknya, suaminya itu terlihat kaget.
“Qiuyue, apa yang kamu lakukan?” tanya Shaoqiang. Luna semakin takut mendengar ucapan suami Qiuyue itu. Dia menyangka kalau suaminya itu semakin marah setelah mendengar alasannya. Didorong rasa takut, Luna mendekati Shaoqiang dan memeluk kaki suaminya.
“Laoye, Tolong maafkan mereka! Biar saua saja yang dihukum. Mereka tidak bersalah,” pinta Luna dan bicara sambil menangis. Membuat kedua pelayannya juga menangis. Mereka bertiga histeris.
“Qiuyue, aku tidak akan menghukum mereka. Sekarang tenanglah!” ucap Shaoqiang sambil mengangkat tubuh istrinya itu dari lantai. Dibimbingnya Luna ke tempat tidur.
“Sekarang kamu berbaring dulu. Kalian, panggil Tabib untuk memeriksa Yie Gongzhu,” ucap Shaoqiang. Lihua daj Liufei dengan terburu-buru keluar dari ruang tidur. Luna menjadi cemas lagi karena ditinggal berdua saja dengan Shaoqiang. Baginya Shaoqiang itu orang asing. Sekalipun Luna sadar kalau sekarang dia berada di dalam tubuh Qiuyue, dia tidak bisa menganggap Shaoqiang sebagai suaminya. Baginya, Shaoqiang adalah suami Qiuyue dan bukan suami Luna. Luna pun menggeserkan posisi duduknya agar jauh dari Shaoqiang.
Tidak lama, Tabib yang dulu memeriksa Luna masuk. Dia menundukkkan separih tubunya sebagai tanda hormat. Kemudian dia berjalan mendekati Luna. Dirabanya nadi Luna dan terlihat berpikir keras.
“Jendral, keadaan Yue Gongzhu lebih baik dari tadi. Syukurlah keadaan janinnya pun baik. Namun, dia tidak bisa lagi meminum ramuan yang saya berikan tadi karena bisa berakibat buruk untuk janinnya. Sebaiknya Yue Gongzhu terus memakai pakaian yang agak tebal dan tidur dalam pelukan Anda,” ucap Tabib Li dan ucapannya itu membuat Luna terkejut sekaligus takut.
‘Aku harus tidur dengan orang asing? Bahkan dia bukan orang asing saja. Di adalah orang yang akan membunuh Qiuyue nantinya. Ini gila!’ keluh Luna di dalam hati.
“Baiklah, aku mengerti. Kalian berdua temui Jiao Mama. Katakan supaya dia mendengarkan isntruksi Tabib Li dengan seksama. Tabib Li, saya berterimakasih untuk pertolonganmu,” ucap Shaoqiang.
“Ini adalah kewajiban saya, Jendral. Jika begitu, saya mohon diri,” ucap Tabib Li dan Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Tabib Li pun pergi bersama Lihua dan Liufei. Membuat Luna kembali tegang karena ditinggal berdua saja dengan Shaoqiang.
“Hari masih gelap. Kamu harus tidur,” ucap Shaoqiang, tetapi Luna enggan menurut.
“Laoye, saya tidak bisa tidur kalau Anda ada disini. Bagaimana jika Lihua atau Liufei saja yang menemani saya tidur,” ucap Luna, memberanikan diri berbicara terus terang. Ditatapnya suami Qiuyue itu dengan raut wajah memohon.
“Tabib mengatakan kalau aku harus memelukmu. Sekarang tidurlah,” ucap Shaoqiang dan dengan tenang dia membaringkan tubuh Luna di atas tempat tidur. Berbeda dengan tadi, rasa takutnya kali ini membuat Luna tidak berani membantah. Saat Shaoqiang berbaring di sebelahnya, Luna ingin menjerit tetapi menahannnya. Dia pasrah saat suami Qiuyue itu memeluknya. Luna menutup matanya dan berharap rasa takutnya bisa hilang. Sayangnya, hal itu tidak terjadi. Luna terus diserang rasa cemas.
***
Shaoqiang menatap wajah istrinya yang berbaring dalam pelukannya. Kebingungan melandanya. Tidak menyangka kalau perempuan dalam pelukannya ini mengalami amnesia. Yang paling membingungkannya adalah sikap Qiuyue yang berubah drastis.
Dulu, Qiuyue selalu memandanganya dengan rendah. Dia akan menyebut statusnya sebagai putri Kaisar untuk merendahkan Shaoqiang atau memaksa Shaoqiang memenuhi permintaannya. Namun, tadi dia bersikap sangat formil dan merendahkan dirinya sendiri di hadapan Shaoqiang.
Apakah kepribadian seseorang bisa berubah karena kecelakaan? Apakah sikapnya sekarang karena pengaruh amnesia? Ataukah Qiuyue sedang berpura-pura supaya Shaoqiang jatuh kasihan kepada Qiuyue lalu membawanya kembali ke Ibu Kota?
Alasan terakhir tampaknya adalah hal yang paling masuk akal bagi Shaoqiang. Tindakan Qiuyue yang tiba-tiba kabur dari Houfu lalu pergi ke sungai dan menenggelamkan diri di sungai jelas adalah tindakan yang disengaja. Shaoqiang yakin kalau semua itu dilakukan Qiuyue dengan sengaja supaya Shaoqiang kasihan kepadanya.
Shaoqiang berjanji di dalam hati kalau dia tidak akan mudah kasihan kepada istrinya ini. Bagaiamanapun Qiuyue harus menjalani hukumannya supaya dia tidak lagi mengulangi perbuatannya yang jahat. Saat ini dia memang terpaksa menolong Qiuyue. Namun setelah dia sembuh, Shaoqiang tidak akan bersikap baik seperti saat ini.
***
Pembaca yang kusayang,
Terimakasih jika kalian masih menunggu cerita ini dengan sabar. Saya sebenarnya sangat menyukai cerita ini dan ingin secepatnya melanjutkan cerita ini. Namun, ada banyak hal yang membuat saya sulit melanjutkan. Sekarang, nampaknya saua bisa mulai atur jadwal untuk meneruskan semua cerita saya. Mohon dukungannya.
Sumatera Utara, 11 Agustus 2018
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top