MENCOBA UNTUK AKRAB

Luna memegang perutnya lalu menyuapkan makanan ke mulutnya lagi. Sebenarnya Luna tidak merasa lapar, tetapi dia memaksakan dirinya sendiri untuk makan. Dia sekarang sedang mengandung dan anak dalam kandungannya ini butuh makan. Sekalipun yang berada di dalam kandungannya adalah anak Qiuyue, tetapi selama jiwanya berada di tubuh Qiuyue ini maka anak dalam kandungannya ini adalah tanggung jawabnya.

Luna melihat Shaoqiang yang duduk bersama-sama dengannya di tepi telaga. Sejak dia makan, suami Qiuyue ini tidak memakan makanan yang mereka bawa dari Houfu. Laki-laki itu malah meminum minuman yang berada dalam botol guci kecil. Samar, Luna bisa mencium aroma alkhohol ketika tutup botol itu dilepaskan.

Luna merasa sedih. Dia yakin kalau percakapan mereka tadi membuat suami Qiuyue ini tidak berselera makan. Pembicaraan mereka mungkin sudah membuatnya ingat dengan semua hal yang dia ingin lupakan. Bahkan Shaoqiang mungkin sedang berusaha melupakan keadaan yang mungkin akan terjadi terhadap Rufen.

Luna ingat percakapan mereka tadi. Shaoqiang menceritakan alasannya mau menikah dengan Qiuyue. Laki-laki ini memiliki niat yang tulus untuknya. Sekalipun, dia menikah dengan Qiuyue bukan karena cinta, tetapi niatnya baik. Shaoqiang tetap ingin menolong Qiuyue supaya tokoh antagonis itu tidak menikah dengan pangeran dari negara lain. Luna kasihan kepada Shaoqiang karena pada akhirnya, suami Qiuyue itu menjadi kecewa kepada Qiuyue.

Akan tetapi, sekarang Luna tidak bisa menyalahkan Qiuyue untuk semua kesalahannya. Dia bisa membayangkan betapa sedihnya hati Qiuyue ketika ayahnya mengusulkan untuk menikahkannya dengan pangeran dari negara lain. Saat Shaoqiang menerima lamaran itu, perasaan tertariknya kepada Shaoqiang berubah menjadi cinta.

Qiuyue saat itu mungkin beranggapan kalau Shaoqiang mencintai dirinya juga. Ketika Shaoqiang membawa Rufen ke kediaman mereka, Qiuyue mungkin menjadi panik. Lalu setelah dia tahu kalau Rufen adalan cinta pertama suaminya, dia menjadi marah dan takut kalau suaminya akan menjadikan Rufen sebagai selirnya.

"Stupid Qiuyue, seharusnya kamu tetap memegang janji suamimu kalau dia tidak akan mengambil Selir. Kalau kamu percaya janji suamimu, kamu tidak akan bertindak sejauh itu kepada Rufen," Luna berkata di dalam hatinya. Dia memarahi Qiuyue sekaligus berempati kepadanya.

Jika Qiuyue tidak meracuni Rufen, mungkin Rufen tidak akan bertemu dengan orang yang tahu masa lalunya. Sekalipun tanpa cinta, Qiuyue akan tetap bersama Shaoqiang sampai tua. Pemberontakkan adiknya pun tidak akan terjadi. Ibunya akan selamat. Qiuyue pun tidak terjangkit penyakit balas dendam akut dan anaknya tidak kehilangan sosok ibu kandungnya.

Hanya saja, cerita Autumn Moon itu juga tidak akan menarik kalau Qiuyue tidak melukai Rufen. Beberapa kisah tanpa tokoh antagonis berat seperti Qiuyue, akan menjadi kisah yang tidak menarik. Lagipula, jika Rufen tidak bersatu dengan Shaoqiang maka kisah Autumn Moon menjadi kisah sad ending dan bad ending sekaligus.

Luna sendiri tidak suka dengan karakter Qiuyue yang digambarkan oleh penulis Fatewarning. Namun, setelah berada di kisah fiksi ini dan menjadi Qiuyue, Luna bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dia menjadi tahu alasan tindakan brutal Qiuyue. Namun, dia tetap menganggap aksi Qiuyue meracuni Rufen adalah hal yang tidak bisa dimaafkan.

Kejahatan adalah kejahatan. Kebaikan adalah kebaikan. Kejahatan harus mendapat hukuman. Sebaliknya, kebaikan harus mendapat penghargaan. Oleh karena itu, Luna harus segera menemukan cara supaya semua tokoh kisah Autumn Moon ini bahagia. Dengan begitu, kejahatannya lunas dibayar dan Luna bisa pulang ke dunia nyata.

Luna menghela nafas. Dia melihat suami Qiuyue itu itu masih saja minum arak.

"Houye, Anda tidak makan?" Luna memegang tangan Shaoqiang ketika laki-laki itu hendak menuang isi guci di tangannya ke dalam mulutnya.

"Aku tidak berselera makan,"

"Houye, tidak baik kalau Anda sering meminum minuman keras dan melewatkan waktu makan seperti saat ini,"

"Aku tidak sering minum minuman keras," Shaoqiang bicara dengan tenang. Perkataannya itu membuat Luna merasa sedih.

"Apakah Anda minum minuman keras karena saya membuat Anda mengingat hal yang Houye ingin lupakan?" Luna bertanya kepada Shaoqiang dengan sungguh-sungguh. Shaoqiang terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Luna.

"Yue Gongzhu, kamu salah menduga saja. Aku memang tidak berselera makan,"

"Anda harus makan atau saya berhenti makan," Luna memaksa. Dia tidak mau tokoh utama yang dia kagumi ini menjadi sakit karena tidak makan siang. Dia ingat di dunia nyata, pemilik salon tempatnya bekerja kerap ke rumah sakit karena penyakit lambung. Banyak orang yang menganggap remeh penyakit lambung. Padahal, jika tidak ditangani dengan serius maka penyakit lambung bisa merenggut nyawa.

"Qiuyue," Shaoqiang protes.

"Atau saya tidak makan?" Luna mengancam lagi. Shaoqiang menghela nafas lalu mengambil mangkuk nasi. Dia memakannya dengan pelan.

"Saya juga tidak berselera makan. Namun, saya memaksakan diri untuk anak saya. Saya tahu perasaan Anda. Anda sangat mencintai Rufen. Lalu ada menikah denganku karena kasihan, tetapi orang ini malah mengecewakan Anda," Luna berkata sambil memegang perutnya.

"Sebaiknya kita tidak meneruskan percakapan tentang hal itu lagi," Shaoqiang berkata dengan nada datar. Luna menganggukkan kepalanya pelan. Dia juga mengambil lauk pauk dan meletakkannya di dalam mangkuk nasi milik Shaoqiang. Shaoqiang menatap Luna sejenak sebelum memakan makanan yang diberikan oleh Luna.

"Kamu berbeda dengan dirimu yang dulu," Shaoqiang tersenyum tipis. Luna menatap senyuman Shaoqiang. Entah mengapa hatinya berdebar.

'Yang aku rasakan ini pasti perasaan Qiuyue yang masih ada di dalam tubuh ini,' Luna berkata di dalam hatinya. Tangannya menyentuh dadanya. Dia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. Luna menundukkan mukanya untuk menutupi ekspresi wajahnya. Luna merasa mukanya sedikit panas.

"Qiuyue, mengapa kamu menundukkan kepalamu seperti itu?"

"Tidak apa-apa. Aku merasa sedikit pusing," Luna berbohong. Shaoqiang langsung menyentuh dahinya. Luna mengangkat kepalanya karena kaget.

"Mukamu juga sedikit merah. Aku rasa kita terlalu lama berada di tempat terbuka ini. Sekalipun banyak pepohonan disini, tetap saja tidak baik jika berlama-lama duduk di tempat terbuka ini, bukan?" Shaoqiang berkata lalu menghabiskan makanan yang berada di dalam mangkuknya dengan cepat.

"Kamu sudah selesai makan? Jika sudah, kita sebaiknya masuk ke dalam kereta lalu kembali ke Houfu. Aku khawatir dengan kondisimu,"

"Aku tidak mau," Luna menolak dengan cepat. Dia sudah sangat bosan berada di Houfu. Dia ingin keluar dan melihat suasan di luar. Shaoqiang menatapnya dengan tatapan yang menunjukkan ketidak senangannya. Dia menghela nafas.

"Baiklah, kita akan meneruskan perjalanan ini. Di kota yang kita tuju, aku akan memanggil tabib untuk memeriksa kondisimu," Shaoqiang berkata sambil menyusun peralatan di dalam keranjang. Shaoqiang juga menuangkan teh dan memberikannya kepada Luna. Luna meminumnya.

"Ayo," Shaoqiang mengulurkan tangannya. Luna merasa dadanya berdebar kencang lagi. Namun, dia berusaha mengabaikan debaran itu. Dia menyambut tangan Shaoqiang dan berdiri dengan berpegangan kepada tangannya itu. Luna juga berjalan menuju kereta kuda dengan menggandeng tangan Shaoqiang. Shaoqiang juga membantunya masuk ke dalam kereta kuda.

Setelah mereka berdua duduk di dalam kereta kuda itu, kereta kuda itu pun bergerak dengan kecepatan sedang. Luna terkadang memegang lengan Shaoqiang ketika kereta kuda mereka melewati jalan berbatuan. Shaoqiang mengambil inisiatif dengan merangkul Luna sehingga kepala Luna tidak membentur dinding kereta. Luna ingin menolak, tetapi takut akan dianggap aneh. Lagipula dengan bersandar di dada Shaoqiang, dia merasa lebih nyaman.

"Tuan tokoh utama ini, sekalipun membenci Qiuyue, dia tetap bersikap baik kepadaku," Luna berkata di dalam hatinya sendiri. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri yang gugup. Lama kelamaan, dia merasa mengantuk dan tertidur.

***

"Qiuyue, kita sudah sampai," suara Shaoqiang terdengar lembut, Luna membuka matanya perlahan dan langsung bangun mendadak setelah sadar kalau dia menjadikan paha Shaoqiang sebagai bantalnya lagi. Tindakannya itu membuat Shaoqiang yang menundukkan wajahnya terkena benturan dahi Luna.

"Maaf, Houye!" Luna meminta maaf sambil memegang dahinya sendiri yang juga terasa sakit. Shaoqiang memegang dahinya sejenak lalu menghela nafas. Dia segera turun dari kereta kuda lalu mengulurkan tangannya sehingga Luna bisa turun dari kereta kuda dengan mudah.

Setelah turun dari kereta kuda, Luna tercenung sejenak. Dia memang sudah melihat suasana perkotaan di kisah fiksi Qiuyue saat dia bersama kedua pelayan Qiuyue pergi menemui Jian Wangye. Namun, saat itu hatinya sedang dilanda rasa panik sehingga tidak bisa menikmati suasananya.

Kota yang mereka kunjungi ini kecil, tetapi suasananya cukup ramai. Banyak orang berlalu-lalang. Aktivitas perdagangannya juga ramai. Luna ingin mendekati salah satu pedagang, tetapi Shaoqiang mencegahnya dengan menarik tangannya.

"Qiuyue, sebaiknya kamu beristirahat dulu di penginapan. Aku sudah menyuruh pengawalku pergi memanggil Tabib untuk memeriksa kondisimu," Shaoqiang berkata dengan tegas. Luna mengerucutkan mulutnya karena kesal dihalangi. Namun, wajah serius Shaoqiang membuatnya terpaksa menurut.

Shaoqiang membawa Luna masuk ke dalam penginapan. Dia langsung menemui pemilik penginapan itu yang duduk di meja depan. Luna tersenyum karena suasana penginapan itu mirip dengan serial televisi yang pernah dia tonton di dunia nyata.

"Selamat sore, Tuan. Ada yang bisa kami bantu?" pemilik penginapan langsung bertanya dengan suara yang ramah.

"Saya ingin menyewa kamar kosong,"

"Kebetulan kami memiliki sebuah kamar yang masih kosong," pemilik penginapan itu berkata dengan ceria.

"Apakah kamu tidak memiliki kamar kosong lainnya? Aku dan istriku terbiasa tinggal di kamar yang terpisah. Aku juga butuh kamar untuk pengikutku,"

"Maaf, Tuan. Kami hanya punya satu kamar kosong. Semua kamar sudah penuh karena besok akan ada festival Musim Panas. Untuk pengikut Anda, kami memiliki kamar kosong di belakang. Kamar itu sebenarnya bekas gudang jadi kondisinya tidak terlalu layak," pemilik itu memberi alasan.

"Sebaiknya kita mencari penginapan yang lain," Shaoqiang berkata kepada Luna.

"Tuan, saya tidak ingin menahan Anda. Namun, di tempat lain pun pasti sudah penuh. Dari penginapan ini, Anda bisa melihat pawai karena barisan pawai akan melewati penginapan kami," pemilik penginapan itu melanjutkan perkataannya.

"Houye,saya tidak apa-apa jika tidur satu kamar," Luna berkata dengan suara lirih. Sebenarnya dia tidak mau. Namun, mendengar kalau pawai festival musim panas akan melewati penginapan ini, dia menjadi enggan mencari tempat yang lain.

"Baiklah," Shaoqiang menganggukkan kepalanya lalu menghadap pemilik penginapan lagi.

"Tolong persiapkan air mandi untuk istriku dan makan malam. Aku akan membayar lebih untuk air panas dan makan malamnya," Shaoqiang langsung meletakkan beberapa tael emas.

"Jika ini kurang, aku akan membayar saat kami keluar dari penginapan," Shaoqiang melanjutkan perkataannya.

"Terimakasih, Tuan," pemilik itu tersenyum lalu menepuk tangannya. Seorang pelayan perempuan dengan terburu-buru datang mendekat.

"Tolong antar Tuan Muda ini dan istrinya ke kamar di atas," pemilik itu memberi perintah. Pelayan perempuannya menganggukkan kepalanya.

"Tuan Muda, silahkan mengikuti saya," pelayan itu berkata dengan ramah. Dia berjalan di depan dan menunjuk kamar yang mereka sewa.

Luna masuk ke dalam kamar yang ditunjuk oleh Dia merasa kamarnya cukup luas dan nyaman. Kamar itu memiliki tempat tidur yang besar, meja dan beberapa kursi di dalamnya. Juga ada sebuah jendela yang lebar di kamar itu. Luna mendekati jendela itu. Hatinya senang karena jendela itu menghadap ke jalan besar di depan penginapan. Dia bisa menonton pawai itu dari jendela ini tanpa harus berdesak-desakkan dengan banyak orang.

"Kamu suka?" Shaoqiang bertanya. Luna menoleh kepada suami Qiuyue yang sudah berada di sampingnya itu. Dia menganggukkan kepalanya.

"Kamar ini nyaman, Houye,"

"Bagus kalau begitu. Sekarang kamu duduk. Sepertinya pengawalku berhasil menemukan Tabib," Shaoqiang berkata sambil melihat ke jalanan di bawah. Luna ikut melihat ke arah yang sama. Pengawal suruhan Shaoqiang membawa seorang laki-laki tua. Laki-laki tua itu membawa kotak kayu. Dari pakaiannya, Luna tahu kalau laki-laki tua itu adalah tabib.

Luna menghela nafas. Dia enggan bertemu dengan Tabib karena sejak berada di dunia fiksi ini, Tabib selalu memberikan obat super pahit untuknya. Luna berusaha menghibur dirinya sendiri dengan bayangan festival yang akan dia tonton besok. Dia duduk di salah satu kursi yang ada di kamar itu. Tidak lama, pengawal itu mengetuk pintu.

"Tuan, saya membawa Tabib,"

"Bawa masuk!" Shaoqiang memberi perintah. Pintu kamar itu pun terbuka. Pengawal dan Tabib masuk.

"Houye, Yue Gongzhu," Tabib itu berkata sambil menundukkan separuh badannya untuk memberi hormat. Dari perkataannya, Luna tahu kalau Tabib yang dibawa itu sudah mengetahui indetitas Shaoqiang.

Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Tabib itu pun berjalan mendekati Luna. Dia duduk berhadapan dengan Luna. Dengan cekatan, Tabib itu memeriksa nadi Luna. Wajah Tabib yang semula agak pucat berubah menjadi cerah.

"Houye, keadaan Gongzhu baik-baik saja. Dia memang sedikit letih. Dengan meminum ramuan yang saya berikan, dia akan baik-baik saja,"

"Tabib di kediamanku memberikan banyak herbal. Periksalah! Apakah herbal itu bisa diminum dengan herbal yang kamu berikan," Shaoqiang bertanya dengan teliti. Luna merasa kagum mendengarnya. Suami Qiuyue ini tahu kalau tidak semua obat bisa diminum bersama-sama.

"Baik, Houye,"

"Ini untukmu, Tabib. Gu Fengyi, bawa Tabib ini ke kereta kuda dan perlihatkan herbal milik Yue Gongzhu kepadanya," Shaoqiang memberi perintah.

"Baik, Houye," pengawal itu menganggukkan kepalanya. Melalui perkataan Shaoqiang, akhirnya Luna mengetahui nama pengawal yang dibawa Shaoqiang dari Ibu Kota itu. Pengawal muda itu langsung memberi kowtow.

"Baik, Houye!" pengawal itu berkata lalu membawa Tabib keluar dari kamar itu.

"Sebentar lagi pelayan akan membawa air panas ke ruangan ini. Apakah kamu bisa membersihkan dirimu sendiri?" Shaoqiang bertanya dan pertanyaannya itu membuat Luna mengerutkan keningnya sebentar.

"Biasanya kedua pelayanmu membantumu," Shaoqiang memperjelas perkataannya. Luna menghela nafas. Dia memang selalu dibantu oleh kedua pelayan Qiuyue ketika mandi. Namun, sekarang mereka berdua tidak ada. Juga tidak mungkin dia meminta bantuan suami Qiuyue itu. Bagaimanapun Shaoqiang adalah suami Qiuyue, bukan suami Luna.

"Tentu saja aku bisa," Luna berkata dengan nada sedikit lebih tinggi. Shaoqiang menganggukkan kepalanya lalu keluar dari kamar.

"Aku akan mandi di pemandian umum penginapan ini,"

"Houye bisa mandi disini. Disana Anda mungkin merasa tidak nyaman," Luna berbasa-basi. Shaoqiang menatapnya sejenak.

"Baiklah,"

"eh!" Luna terkejut mendengar jawaban Shaoqiang. Mendengar seruan kaget yang Luna keluarkan, Shaoqiang tersenyum.

"Aku hanya bercanda. Aku tahu kamu hanya berbasa-basi menanyakan hal itu kepadaku. Kamu masih belum mengingat masa lalumu. Sekarang, aku adalah orang asing untukmu, bukan?"

"Maafkan saya, Houye,"

"Sudahlah. Aku keluar dulu," Shaoqiang segera keluar dari kamar.

Seperti perkataan Shaoqiang, tidak lama kemudian beberapa pelayan perempuan masuk. Mereka menyiapkan bak kayu yang besar lalu mengisinya dengan air. Mereka juga menaburkan beragam bunga. Luna bisa membayangkan tagihan yang akan mereka bayar nanti. Pasti sangat banyak untuk fasilitas mewah ini.

"Nyonya, Tuan Muda memberi kami uang lebih untuk membantu Anda membersihkan diri,"

"Tidak usah, aku bisa sendiri,"

"Mohon Nyonya tidak menolak. Kami sudah menerima uang dari Tuan Muda. Jika kami tidak melaksanakan tugas kami maka perasaan kami menjadi tidak nyaman," salah satu pelayan perempuan itu berkata. Luna terpaksa menurut.

"Baiklah. Mohon bantuan kalian,"

Setelah Luna setuju, dua orang pelayan perempuan tetap tinggal di kamar itu. Mereka berdua membantu Luna. Luna merasa tidak nyaman karena diurus oleh orang asing. Namun, dia menahan perasaannya. Dia mencoba membayangkan kalau dia bersama Liu Hua dan Liufei.

"Kelak kalau aku pergi lagi seperti ini, aku akan membawa mereka," Luna berkata di dalam hatinya.

Setelah selesai membersihkan dirinya sendiri dan dibantu berpakaian, Luna mendekati kantung kain miliknya. Dia mengambil beberapa perak dan memberikannya kepada pelayan yang membantunya.

"Nyonya, tidak usah memberi uang lagi. Tuan Muda sudah memberikan uang kepada kami,"

"Aku senang dengan pelayanan kalian. Aku mohon terimalah!" Luna memaksa. Sekalipun suami Qiuyue itu sudah membayar, dia merasa tidak nyaman. Apalagi kedua pelayan itu memberi pelayanan yang terbaik. Saat mereka memijat bahunya tadi, dia menjadi ingat dengan pekerjaannya di dunia nyata. Hal itu membuatnya rindu kepada teman-temannya di pekerjaannya. Sekalipun mereka tidak akrab, tetapi mereka sering saling menolong.

"Terimakasih untuk kemurah-hatian Nyonya," kedua pelayan itu tersenyum lebar. Mereka berdua segera menguras bak kayu. Mereka dengan cekatan membersihkan ruangan itu. Mereka juga melap lantai sampai kering.

Setelah para pelayan itu pergi, Luna duduk menatap keluar dari jendela. Dia menikmati pemandangan di luar. Luna bertekad kalau dia akan menikmati perjalanannya kali ini.

"Sementara ini aku akan berhenti memikirkan cara untuk kembali ke dunia nyata. Aku akan menikmati masa ini sebagai liburan," Luna bergumam lalu tersenyum.

"Lagipula, setelah mengobrol dengan Shaoqiang, aku tahu kalau suami Qiuyue itu bukan orang yang kejam. Dia memang masih membenci Qiuyue, tetapi tetap mengkhawatirkan kesehatanku. Jadi kesimpulannya adalah selama aku bersikap baik dan tidak membuat masalah, keadaanku akan baik-baik saja sampai aku menemukan cara pergi dari dunia ini," Luna berkata di dalam hati. Dia melihat langit yang gelap di langit telah bertabur bintang-bintang. Dia ingat film lama yang dia tonton di bioskop tentang perang antara bintang.

Dia sungguh merindukan masa itu.

"Qiuyue, aku bisa masuk!" suara Shaoqiang terdengar dari luar pintu.

"Masuklah, Houye," Luna segera mendekati pintu dan membukanya. Suami Qiuyue itu terlihat lebih segar dibanding tadi. Namun, rambutnya agak berantakan. Melihat rambut suami Qiuyue itu, nalurinya sebagai pekerja salon langsung muncul.

"Houye duduklah!" Qiuyue segera menarik tangan Shaoqiang dan mendudukkannya di atas kursi.

Luna langsung mencari sisir kayu yang dibawanya. Dia memiliki beberapa jenis sisir yang terbuat dari kayu. Dia meletakkan beberapa sisir di atas meja.

Sebenarnya sisir di kisah Qiuyue hanya sisir rapat. Namun, Luna meminta tukang kayu di Houfu untuk membuat beberapa jenis sisir seperti sisir di dunia nyata. Kedua pelayannya juga senang dengan sisir yang dibuat atas perintah Qiuyue itu. Mereka bilang menata rambut menjadi lebih mudah.

"Apa yang mau kamu lakukan?" Shaoqiang terdengar sedikit gugup.

"Aku akan merapikan rambut Houye,"

"Tidak usah," Shaoqiang menolak dan hendak berdiri tetapi Luna menahannya. Saat berendam tadi, dia ingat dengan pekerjaannya di dunia nyata. Melihat rambur Shaoqiang, tangannya menjadi gatal. Dia ingin menatanya.

"Anda harus menuruti saya kali ini," Luna memaksa. Dia langsung melepas rambut Shaoqiang. Dia juga melap rambut Shaoqiang yang basah karena terkena air. Setelah kering, dia menggunakan sisir pick comb terlebih dahulu. Sisir itu membantunya menguraikan rambut yang kusut. Setelah itu dia menggunakan sisir tooth comb.

"Rambut Anda sedikit kasar, Houye," Luna berkata dengan terus terang.

"Aku menghabiskan banyak waktuku di medan perang dan terkena matahari," Shaoqiang berkata dengan suara yang kecil. Luna menganggukkan kepalanya.

"Lain kali, aku akan membersihkan rambut Anda lalu memberi ramuan untuk merawat rambut Anda. Sayang sekali, aku tidak punya gunting. Kalau kita kembali ke Houfu, akan merawat rambut Anda dan memotong rambut Houye yang bercabang," Luna berkata dengan penuh semangat. Luna membayangkan conditioner. Dia harus mencari alternatifnya dan membuatnya.

"Tidak usah," Shaoqiang menjawab singkat. Luna melihat telinga suami Qiuyue itu agak merah. Luna tersenyum melihat suami Qiuyue yang pemalu itu. Dia tidak melawan perkataan Shaoqiang, tetapi bertekad akan tetap melakukan rencananya itu.

"Jika aku melakukannya, mungkin kami akan akrab. Siapa tahu Shaoqiang akan lupa dengan kebenciannya, sehingga aku tetap selamat sampai aku berhasil membuat semua orang yang disakit Qiuyue bahagia," Luna bertekad di dalam hati.

Dear Pembaca,

Terimakasih untuk dukungannya. Kisah ini slow romance dan ada sedikit slice of lifenya. Jadi memang bakalan agak panjang seharusnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top