MELARIKAN DIRI
KOSAKATA
Niangniang : panggilan kepada perempuan yang menjadi keluarga Kaisar seperti Ibu Suri, Selir Kaisar, Istri Pangeran dan Putri Kaisar
Gongzu : Tuan Putri
Bixia : Yang Mulia Kaisar
Laoye : Tuan
Muqin : Ibu
Fuqin : Ayah
Nubi : Hamba
Mama : Kepala Pelayan (perempuan)
****
Luna membuka pintu jendela ruang tidurnya. Melihat pemandangan di luar ruang tidurnya. Musim Semi sebentar lagi berlalu. Bunga plum di pepohonan telah mekar seluruhnya. Aroma bunga itu tercium olehnya. Menenangkan perasaannya yang kacau balau selama dua minggu ini.
"Niangniang, Nubi membawa sarapan Anda," ucap Lihua dari ambang pintu ruang tidurnya. Aroma masakan segera tercium. Menggantikan aroma bunga plum. Membuat perut Luna bergolak.
"Lihua, bawa makanan itu keluar!" teriak Luna sambil menutup hidungnya dengan tangan kirinya. Ditunjuknya nampan yang dibawa Lihua dengan rasa kesal.
"Ini makanan kesukaan Anda, Niangniang. Ayam panggang," ucap Lihua, tetapi Luna menggelengkan kepalanya. Ditunjukknya nampan itu lagi.
"Bawa keluar! Perutku mual," perintah Luna dan gejolak di perutnya semakin parah. Luna pun mencari guci yang sengaja di letakkan Lihua di ruangan itu. Luna mendekati guci itu dan memuntahkan isi perutnya. Hanya air yang keluar karena dia belum makan apapun sejak tadi malam.
"Niangniang," ucap Lihua panik dan segera keluar membawa nampan yang berisi makanan itu. Tidak lama kemudian, Liufei masuk. Dengan tergesa-gesa dia mendekati Luna lalu menepuk-nepuk punggungnya.
"Nubi akan mengambil minuman untuk Anda, Niangniang," ucap Liufei setelah Luna berhenti muntah. Luna menganggukkan kepalanya, tanda setuju. Liufei pun pergi mendekati meja di ruangan itu. Ada sebuah teko di atasnya yang berisi air putih. Liufei langsung menuangkan isinya kedalam cawan lalu memberikan cawan itu ke Luna. Luna meminumnya dan merasa lebih nyaman.
"Jika Niangniang tidak juga makan, kandungan Niangniang akan berada dalam bahaya. Apakah sebaiknya saya memanggil Tabib?" ucap Liufei dan wajahnya menunjukkan rasa khawatir. Luna menggelengkan kepalanya.
"Tidak, Liufei. Tidak perlu memanggil Tabib," ucap Luna. Dia tidak khwatir dengan kandungannya. Yang paling dia khawatirkan adalah cara untuk kembali ke dunia nyata secepatnya.
"Lagipula yang ada dalam kandunganku ini adalah anak Qiuyue, bukan anakku," ucap Luna di dalam hati. Namun, ketika dia mengucapkan itu di hatinya, ada rasa sakit muncul di dadanya.
"Setahuku Qiuyue tidak menyayangi anaknya, bukan? Jika dia memang menyayangi anaknya, dia tidak menyandera anaknya sendiri untuk balas denam," lanjut Luna lagi di dalam hati, tetapi setelah kalimat itu muncul di pikirannya justru rasa nyeri terasa di dadanya. Luna sekejap merasakan kesedihan yang sangat dalam.
"Niangniang menangis?" ucap Liufei panik membuat Luna menyentuh pipinya. Air mata telah membasahi pipinya. Pikirannya bertolak belakang dengan perasaannya. Didalam pikirannya, dia tidak peduli dengan kandungannya. Namun, perasaannya berkata lain.
"Mengapa aku menangis? Apakah kesedihan yang kurasakan ini adalah kesedihan Qiuyue? Mengapa rasanya sakit sekali," ucap Luna di dalam hati. Air mata terus mengalir dan rasa sakit itu tidak juga mau hilang dari hatinya.
***
Shaoqiang menarik tali kekang kudanya untuk memperlambat laju kudanya itu. Dia telah sampai di depan Desa Timur Emas, dimana dia membangun sebuah rumah peristirahatan. Rumah peristirahatan itulah yang menjadi tempat Bixia menghukum Qiuyue. Bixia melarangnya keluar dari rumah peristirahatan sampai dia menyadari kesalahannya.
Shaoqiang pun melewati desa dengan laju yang lambat. Beberapa warga desa yang kebetulan bertemu dengannya menundukkan badan dan memberi hormat. Shaoqiang membalasnya dengan anggukkan kepala dan wajah yang tersenyum. Anak-anak kecil yang berlarian di jalan ikut menyapanya dengan berteriak.
"Jendral datang! Hidup Jendral! Hidup Jendral!" seru anak-anak kecil itu dan Shaoqiang tersenyum mendengarnya. Dipanggilnya kumpulan anak kecil itu untuk mendekat. Sekitar lima orang anak berusia lima sampai tujuh tahun, mendekat. Shaoqiang langsung turun dari kuda yang di naikinya.
"Kalian mengenaliku?" tanya Shaoqiang dengan tenang dan anak-anak kecil itu menganggukkan kepalanya.
"Jendral melawan musuh negara. Fuqin dan Muqin bilang begitu," ucap salah satu anak. Shaoqiang tersenyum. Dia bertanya bukan karena menginginkan pujian, tetapi ingin dekat dengan anak-anak kecil itu. Sejak dulu dia menyukai anak-anak. Ke daerah manapun dia pergi berperang, dia akan mengutamakan keselamatan anak-anak. Sifatnya yang ramah juga membuat anak-anak suka berkerumun di dekatnya.
"Kami ingin seperti Jendral. Ciat..ciat..ciat, memukul musuh," ucap seorang anak lagi sambil menunjukkan gerakan tinju dan tendang yang asal-asalan. Shaoqiang tergelak melihat ulahnya. Diambilnya uang yang dia swselipkan di pinggangnya. Lalu memberikan uang itu kepada yang menunjukkan gerakan kacau tadi.
"Ini untukmu. Bagilah bersama teman-temanmu," ucap Shaoqiang membuat semua anak itu tersenyum lebar. Mata mereka berbinar. Secara bersamaan, mereka mengucapkan salam.
"Xiexie (terimakasih), Jendral," ucap anak-anak itu sambil menundukkan separuh tubuh mereka. Kemudian mereka berlari meninggalkan Shaoqiang dengan tawa berderai.
"Kita beli manisan!," sayup Shaoqiang mendengar suara anak kecil yang mempraktekkan tinju asal-asalannya tadi. Mendengar itu, senyum Shaoqiang terbit.
Shaoqiang jadi ingat dengan masa kecilnya dulu. Masa itu tidak terlalu menyenangkan baginya. Sebagai anak yatim piatu, dia jarang bisa membeli peganan. Sekalipun guru kungfunya sangat terkenal di dunia jianghu, dia tidak punya uang untuk membelikannya makanan yang disukai murid-muridnya. Shaoqiang tahu betapa senangnya anak-anak jika bisa membeli peganan. Hati Shaoqiang merasa puas karena anak-anak itu senang.
Shaoqiang menarik tali kekang kudanya. Dia memilih untuk berjalan sambil menuntun kudanya itu menuju rumah perisitrahatan. Sebenarnya dia enggan untuk mengunjungi Qiuyue, tetapi Bixia telah memberi perintah. Shaoqiang menghela nafas, berharap dia bisa bicara baik-baik dengan Qiuyue sekalipun dia membencinya. Bagaimanapun, perempuan itu sedang mengandung anak mereka.
Shaoqiang menghela nafas. Hatinya meragukan Qiuyue.
"Bisa saja perempuan itu berbohong kepada semua orang tentang kehamilannya supaya aku datang," keluh Shaoqiang. Dia masih belum bisa mempercayai berita yang dibawa Xiaojian dalam pertemuan terbatas di Istana satu minggu yang lalu. Jika istrinya itu benar-benar hamil, seharusnya kepala pelayan segera memberi kabar kepadanya. Namun, selama beberapa bulan ini dia tidak menerima kabar apapun.
"Lagipula, apa dia bisa menjadi ibu yang baik?" tanya Shaoqiang di dalam hati.
"Jika aku merasa dia tidak bisa menjadi ibu yang baik maka aku sendiri yang akan mengurus dan membersarkan anak kami. Aku akan menjauhkan anakku itu dari jangkauan Qiuyue," ucap Shaoqiang lagi di dalam hati. Hatinya sudah bertekad. Dia tidak akan membiarkan anaknya memiliki sifat yang jahat seperti ibunya.
Setelah berjalan sepuluh menit sambil menuntun kuda, akhirnya dia sampai di depan pintu gerbang rumah peristirahatan. Pengawal yang menjaga di depan langsung memberikan hormat. Lalu salah satu diantaranya berlari ke dalam untuk memberi tahu orang dalam. Shaoqiang sengaja tidak memberi kabar kalau dia akan datang. Dia ingin membuktikan kebenaran berita yang dia dapatkan.
Berita kedatangan Shaoqiang membuat seisi rumah peristirahatan itu heboh. Seorang perempuan paruh baya yang Shaoqiang tunjuk sebagai kepala pelayan, datang dengan setengah berlari. Empat orang pelayan perempuan mengikutinya dari belakang. Mereka semua terlihat panik.
"Selamat datang, Laoye," ucap perempuan paruh baya itu kepada Shaoqiang. Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Ditunggunya Qiuyue yang belum datang untuk menyambutnya. Shaoqiang menghela nafas. Hatinya tidak senang dengan sikap Qiuyue hari ini.
"Sifat arogannya belum hilang. Sebagai seorang istri, dia seharusnya menyambut kedatangan suaminya. Karena dia seorang Putri Raja, dia kerap merendahkanku seperti ini," keluh Shaoqiang di dalam hati. Dia menatap kepala pelayannya.
"Jiao Mama, Dimana Yue Gongzhu?" tanya Shaoqiang kepada kepala pelayannya yang bermarga Jiao itu. Kepala pelayan itu mengernyitkan kening sesaat lalu berbalik ke belakang. Melirik ke kiri dan ke kanan. Mencari majikannya. Wajahnya berubah menjadi pucat karena majikannya itu belum datang.
"Maaf, Laoye. Yue Gongzhu sepertinya masih di ruang tidur. Selama dua minggu ini kesehatannya menurun. Tidak mau makan dan terus muntah. Mungkin karena itu, dia belum menyambut Anda," ucap Jiao Mama dengan suara gugup. Shaoqiang menghela nafas dan berjalan menuju ruang tidur. Hanya Jiao Mama yang menemani langkahnya, sedangkan yang lain langsung kembali ke tempat mereka masing-masing bekerja.
"Apa benar dia hamil?" tanya Shaoqiang kepada Jiao Mama yang mengikuti selangkah di belakang Shaoqiang.
"Benar, Laoye," ucap Jiao Mama gugup.
"Mengapa kamu tidak segera mengabariku?"
"Yue Gongzhu melarang Nubi memberi tahu Anda Laoye. Dia bilang kandungannya lemah, jadi tidak berani memberi tahu kehamilannya. Dia takut Anda kecewa kalau janinnya tidak bisa bertahan," ucap Jiao Mama dengan gugup. Kata-katanya tidak lancar.
Jawaban Jiao Mama membuat Shaoqiang menghela nafas. Bukan dia tidak punya hati, tetapi dibandingkan hidup dengan memiliki ibu yang jahat seperti Qiuyue mungkin lebih baik baginya tidak lahir ke dunia ini. Meskipun dia berpikir begitu, hatinya tetap merasa sakit. Bagaimana pun, anak itu adalah darah dagingnya juga.
"Seharusnya kamu tetap memberi kabar, Jiao Mama. Jika aku tahu kondisinya tidak baik, aku bisa meminta Tabib Istana untuk memeriksa kesehatannya dan memberikan obat. Bixia kesal karena aku tidak tahu kondisinya," ucap Shaoqiang dengan suara yang tajam.
"Maafkan Nubi, Laoye. Nubi tidak bermaksud membuat Laoye dipermalukan ," ucap Jaio Mama dengan suara yang terbata-bata dan gemetar. Shaoqiang berbalik dan menatap Jijao Mama untuk memarahinya. Namun, hatinya iba kepada perempuan tua itu sehingga tidak jadi memarahi Shaoqiang. Mereka pun meneruskan perjalanan dalam diam sampai tiba di depan ruang tidur Qiuyue.
"Laoye, selamat datang. Semoga Anda panjang umur!"sambut Lihua dan Liufei di depan pintu ruang tidur Qiuyue. Shaoqiang membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Namun, istrinya tidak ada di dalam ruangannya itu.
"Dimana dia?" tanya Shaoqiang kepada Lihua yang masih menunggu di luar ruang tidur. Lihua dan Liufei mengkerutkan keningnya dan masuk ke dalam ruang tidur Qiuyue. Wajah mereka seketika pucat.
"Maafkan, Nubi, Laoye. Ketika pelayan lain memberi tahu kalau Anda datang ke rumah peristirahatan, Yue Gongzhu menyuruh kami keluar dari ruangannya. Dia bilang mau mempersiapkan diri menyambut Anda," ucap Liufei dan Shaoqiang mengernyitkan keningnya.
Shaoqiang masuk lagi ke dalam ruangan kemudian memperhatikan seisi ruangan. Dia menyadari kalau jendela ke belakang terbuka lebar. Shaoqiang mendekati tepi jendela dan melihat ada bekas tapak sepatu yang tidak kentara. Shaoqiang langsung menduga kalau Qiuyue keluar dari jendela.
"Kenapa dia keluar dari jendela setelah tahu aku datang? Dia melarikan diri dariku?" tanya Shaoqiang di dalam hati. Kelakuan Qiuyue ini membuatnya bingung.
"Suruh seisi rumah ini mencarinya!" ucap Shaoqiang dengan geram.
"Baik, Laoye," ucap para pelayan yang berada di ruangan itu. Mereka dengan terburu-buru, pergi ke segala arah. Jiao Mama berteriak memanggil pelayan yang lain. Shaoqiang bisa mendengar suara Jiao Mama yang memberi instruksi kepada pelayan yang dia temui.
"Qiuyue, apakah kamu berniat mempermalukan diriku lagi?" tanya Shaoqiang di dalam hati. Dia berjalan mendekati jendela lagi dan melompatinya. Mencari petunjuk ke keberadaan Qiuyue. Seperti harapannya, ada jejak rumput yang terinjak. Shaoqiang mengikuti jejak itu.
***
"Yang benar saja! Kenapa dia datang?" seru Luna sambil berjalan tergesa-gesa. Sesaat setelah mendengar Shaoqiang datang, dia langsung bertekad melarikan diri. Luna jelas ingat dengan karakter bernama Shaoqiang. Dia adalah pemeran utama di kisah Autumn Moon yang juga suami dari Qiuyue.
Luna merutuk di dalam hati. Di dunia nyata, dia sangat menyukai karakter Shaoqiang yang menurutnya adalah laki-laki yang setia kepada cinta pertamanya. Shaoqiang juga digambarkan sangat tampan sehingga dia sering menutup wajahnya dengan topeng mengerikan saat perang dengan maksud membuat musuh takut. Menurut Luna, sifat Shaoqiang yang terkesan serius dan misterius itu keren. Luna sering berandai-andai, membayangkan ketampanan Shaoqiang.
Akan tetapi, dalam situasi yang dihadapinya kini, Luna merasakan hal yang sebaliknya. Dia tidak lagi penasaran dengan wajah Shaoqiang. Yang dia tahu Shaoqiang membenci Qiuyue. Artinya, Shaoqiang membenci dirinya. Hal itu membuatnya takut. Bagaimana jika ternyata Shaoqiang masih marah kepada Qiuyue karena meracuni Rufen dulu. Shaoqiang mungkin akan mencekiknya sama seperti dalam sebuah adegan di Autumn Moon ketika Shaoqiang baru tahu kalau Qiuyue meracuni Rufen.
"Yue Gongzhu!" terdengar sebuah teriakan dari jauh. Luna yakin kalau dia mendengar suara Lihua dan Liufei mencarinya. Luna terdiam sesaat, keringat dingin mengucur dari dahinya. Tiba-tiba, dia mengingat adegan terakhir Autumn Moon.
"Astaga! Aku baru ingat kalau Shaoqiang yang memberikan racun kepada Qiuyue saat Qiuyue dihukum mati oleh ayahnya sendiri. Artinya, dia memang tidak punya belas kasihan sedikit pun kepada Qiuyue," ucap Luna dengan tangan gemetaran. Rasa panik membuatnya bingung harus berbuat apa.
Sayup-sayup dia mendengar suara air yang mengalir. Suara itu membuat Qiuyue ingat dengan sebuah film berjudul Time to Love yang dia tonton di Youtube di dunia nyata. Dalam film itu diceritakan kalau tokoh utamanya jatuh ke dalam bak air mandi karena ulah kucingnya. Akhirnya dia terbangun di Dinasti Qing. Dengan cara yang hampir sama juga, tokoh perempuan itu kembali ke masa asli hidupnya. Tokoh perempuan itu masuk ke dalam sungai dan terbangun di rumah sakit.
"Apakah aku bisa kembali kalau masuk kedalam sungai dan tenggelam?" pikir Luna.
"Yue Gongzhu!" suara memanggil terdengar lagi. Membuat Luna semakin panik.
"Luna, kamu tidak punya waktu untuk berpikir lagi. Sekarang yang terpenting adalah aksi," ucap Luna dengan panik. Dia pun memutuskan untuk mengikuti cara dalam film itu. Dengan tergesa dia berjalan menuju suara air berasal.Tidak lama dia sampai di sungai yang besar. Luna masuk perlahan ke dalam sungai.
"Yue Gongzu, jangan kesana! Anda tidak bisa berenang!" teriak suara dari belakang Luna. Luna berbalik dan melihat Liufei berada jauh darinya dan sedang berlari mengejarnya. Luna semakin panik dan berjalan semakin jauh ke dalam sungai. Mula-mula kedalaman sungai hanya selutut. Semakin berjalan ke tengah sungai, kedalaman sudah sampai pinggangnya. Akhirnya dia pun sudah berada di dalam sungai. Tenggelam.
***
Sumatera Utara, 29 Juni 2018
Pembaca yang kusayang,
Terimakasih untuk dukungannya.
Trailer Film TIME TO LOVE
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top