JANTUNG YANG BERDEGUP KENCANG
"Saya sudah menyisir rambut Houye. Apakah Anda mau saya mengikatnya?" Luna bertanya kepada Shaoqiang setelah dia selesai menyisir rambut Shaoqiang.
"Tidak usah, sebentar lagi kita akan tidur. Aku tidak perlu mengikat rambutku," Shaoqiang menolak, tetapi perkataannya itu membuat Luna sedih.
"Kita tidak keluar? Tidak berjalan-jalan menikmati suasana kota ini?" Luna memprotes. Dia bisa mendengar suara keramaian yang terjadi di luar penginapan. Dia sangat ingin keluar dari penginapan dan merasakan keramaian itu sendiri secara langsung.
"Tidak,"Shaoqiang berkata dengan tegas.
"Tetapi aku ingin keluar," Luna memaksa.
Shaoqiang akhirnya berbalik lalu menatap wajah Luna langsung. Luna terkesima dengan penampilan suami Qiuyue itu yang sekarang berhadapan dengannya. Setelah rambutnya yang panjang itu disisir, Shaoqiang terlihat semakin tampan. Apalagi dengan rambutnya yang diurai ini.
"Kita melakukan perjalanan yang cukup jauh. Tabib juga berkata kalau kamu sedikit kelelahan. Kamu harus istirahat malam ini," Shaoqiang berkata dengan tegas.
"Lihat wajahmu sekarang. Agak merah," Shaoqiang berkata sambil menyentuh pipi Luna. Luna terkejut dan langsung mundur selangkah. Dia merasa degup jantungnya kembali menjadi cepat. Dia menoleh ke arah lain. Dia merasa malu untuk melihat Shaoqiang secara langsung.
"Mengapa kamu mundur?" Shaoqiang bertanya. Luna memegang dadanya sendiri lalu memaksakan diri menatap Shaoqiang lagi.
"Baikalah. Kita tidak pergi malam ini. Tidak apa-apa. Asalkan besok kita bisa pergi menyaksikan festival itu," Luna berusaha berbicara dengan suara yang setenang mungkin. Shaoqiang tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Bagus kalau kamu mau menurut," Shaoqiang berdiri dan berjalan ke dekat jendela. Angin berhembus dan mengenai rambut suami Qiuyue itu. Luna terpesona lagi lalu dia menggigit bibirnya sendiri karena gugup.
"Terimakasih sudah menyisir rambutku," Shaoqiang berkata dengan suara yang lembut lalu tersenyum. Luna berbalik dan berjalan menuju tempat tidurnya. Berpura-pura merapikan tempat tidurnya.
'Luna, dia adalah suami Qiuyue. Dia juga kekasih Rufen. Dia adalah laki-laki di dunia fiksi ini. Kamu adalah orang asing. Kamu bukan orang dari dunia ini. Kamu tidak boleh terperangkap pesonanya. Kamu harus membatasi hubungan kalian sebagai hubungan Idola dengan fansnya,' Luna memarahi dirinya sendiri di dalam hati. Dia tidak mengerti mengapa sejak kemarin, perasaannya menjadi tidak stabil. Dia merasa seperti remaja yang sedang jatuh cinta.
"Ini hanya rasa kagum. Kekaguman seorang penggemar kepada Idolanya," rutuk Luna di dalam hati untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Tuan Muda dan Nyonya, kami membawa makan malam," terdengar suara pelayan dari luar pintu. Luna merasa sangat senang. Sebenarnya dia tidak lapar, tetapi kedatangan pelayan yang membawa makanan itu membuatnya tenang. Dia bisa menutupi kegugupannya.
"Sebentar," Luna segera berjalan ke dekat pintu dan membukanya. Beberapa pelayan membawa makanan langsung meletakkanya di atas meja. Shaoqiang yang berdiri di dekat jendela pun berjalan mendekati meja.
"Kami akan mengambil peralatan makannya nanti. Namun, jika Anda tidak mau diganggu, Tuan dan Nyonya bisa meletakkan di depan pintu saja," salah satu pelayan memberi penjelasan setelah menata makanan di atas meja.
"Saya juga sudah merebus obat Anda seperti arahan dari pelayan pria yang datang bersama Anda. Saya meletakkannya di atas buffet ini, Nyonya," pelayan itu melanjutkan perkataannya sambil meletakkan sebuah cawan di atas buffet.
"Baiklah," Luna menjawab. Para pelayan pun pergi dari kamar itu. Luna menghela nafas dan berjalan mendekati meja. Dia duduk berhadapan dengan Shaoqiang. Mereka pun makan tanpa saling berbicara. Setelah makan, Shaoqiang mendekati buffet dan mengambil cawan berisi obat yang berada di atasnya. Dia membawa cawan itu lalu memberikannya kepada Luna.
"Minumlah!" Shaoqiang menyuruh dengan suara yang lembut. Luna menerima cawan itu lalu meminumnya. Rasanya pahit. Shaoqiang memberikan sepotong buah pir kepada Luna dan Luna memakannya untuk menetralkan rasa pahit di mulutnya.
"Terimakasih," Luna berkata dengan tulus.
Shaoqiang menganggukkan kepalanya lalu menyusun peralatan makan yang kotor ke dalam keranjang rotan. Luna ikut membantu. Mereka meletakkan peralatan makan itu di luar kamar mereka.
"Sebaiknya kamu segera tidur," Shaoqiang menarik tangan Luna ke tempat tidur.
"Saya belum mengantuk, Houye," Luna menolak. Luna menjadi gugup karena membayangkan mereka harus tidur di tempat tidur yang sama. Sedikit penyesalan timbul di hatinya karena tadi meminta Shaoqiang untuk memilih penginapan ini.
Tidak seperti dugaan Luna, Shaoqiang tidak ikut berbaring di sebelahnya. Setelah Luna berbaring, Shaoqiang menarik salah satu kursi ke dekat tempat tidur dan duduk diatasnya. Dia menarik seruling baja yang disangkutkan di pinggangnya.
"Aku akan memainkan musik yang lembut supaya kamu bisa tidur," Shaoqiang berkata dan sebelum Luna memberikan persetujuan, suami Qiuyue itu langsung meniup serulingnya. Luna melihat Shaoqiang yang meniup seruling dengan sungguh-sungguh. Laki-laki itu sampai menutup mata karena terhanyut dengan musik yang dia mainkan. Luna merasa semakin kagum. Rasa tegang yang muncul sebelumnya perlahan hilang. Akhirnya dia pun merasa mengantuk dan tertidur.
Akan tetapi, setelah beberapa waktu terlelap. Suara daun jendela yang terbuka membangunkan Luna. Luna memmbuka matanya. Dia turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju jendela. Keadaan di luar sudah sepi dan bintang di langit bersinar terang. Sesaat Luna menikmatinya. Dia berbalik dan melihat Shaoqiang tidur dengan posisi duduk di dekat meja.
Luna merasa kasihan melihat suami Qiuyue itu. Dia mungkin tidak mau membuatnya terbangun sehingga memaksakan diri tidur dengan posisi seperti itu. Luna menghela nafas. Dia menepuk bahu Shaoqiang untuk membangunkannya.
"Houye,"
"Qiuyue, kamu terbangun?"
"Mengapa Anda tidur dengan cara seperti ini?"
"Tadinya aku mau tidur di atas lantai. Namun, saat aku mau mengambil selimut sebagai alas tidurku, kamu sudah tidur nyenyak. Aku tidak ingin mengganggumu," Shaoqiang menjawab pertanyaan Luna. Jawabannya itu membuat Luna bingung..
"Mengapa tidur di atas lantai? Tempat tidur ini cukup lebar untuk kita berdua,"
"Aku tahu kalau kamu menganggapku orang asing. Kamu akan merasa tidak nyaman jika kau tidur di sebelahmu," Shaoqiang menjawab dengan suara yang pelan. Wajahnya sedikit merah. Luna tersenyum mendengar jawaban tokoh utama kisah Autumn Moon itu. Dia tahu kalau Male Lead ini adalah laki-laki yang sopan.
'Rufen sungguh beruntung karena mendapat cinta Anda,' Luna berkata di dalam hatinya. Lagi-lagi dia merasa dadanya sedikit sakit saat memikirkan hal itu. Luna menghela nafas. Dia menarik tangan Shaoqiang.
"Houye, tidurlah di sebelahku. Seperti Houye bilang, sebenarnya saya merasa gugup jika harus tidur di tempat tidur yang sama bersama dengan Anda. Namun, saya juga tidak mau Anda jatuh sakit di dalam perjalanan tamasya kita ini," Luna mencoba membujuk Shaoqiang.
Dia memang tidak mau kalau Male Lead ini jatuh sakit karenanya. Tujuannya sekarang adalah melakukan segala hal supaya semua tokoh di Autumn Moon mendapatkan kebahagiaan. Jika Shaoqiang sakit, dia tentu tidak senang.
Selain itu, jika Shaoqiang sakit maka dia tidak akan bisa menikmati perjalanan mereka ini. Shaoqiang mungkin akan memaksanya untuk kembali ke Houfu. Padahal Luna ingin berpergian selama seminggu. Dia ingin menikmati festival musim panas di dunia fiksi ini. Di dunia nyata, dia tidak bisa menikmati suasana empat musim karena negaranya di dunia nyata terletak di garis khalustiwa. Artinya, negara aslinya adalah negara dengan iklim subtorpis dengan dua musim saja.
"Kamu akan tidak nyaman," Shaoqiang mencoba menarik tangannya, tetapi Luna menahannya. Dia menggenggam erat tangan Shaoqiang lalu menariknya ke tempat tidur.
"Anda bisa tidur di paling ujung. Sedangkan aku tidur di tepi tempat tidur. Kita punya jarak yang cukup jauh," Luna memberi penjelasan. Shaoqiang diam seakan sedang memikirkan tawaran Luna. Sikapnya itu membuat Luna sedikit kesal, tetapi dia mnencoba menahan diri. Pada akhirnya, suami Qiuyue itu menurut. Shaoqiang tidur di sudut dengan merapat ke dinding kamar. Luna tidur di tepi tempat tidur.
Setelah Shaoqiang berbaring, Luna menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia kemudian memejamkan matanya. Berusaha untuk tidur lagi sekalipun jantungnya berdebar kencang tidak karuan.
***
Shaoqiang membuka matanya. Sejak tadi dia berusaha untuk tidur, tetapi sejak Qiuyue membangunkannya, dia tidak bisa tidur lagi. Shaoqiang berbalik dan melihat Qiuyue yang tidur di sebelahnya. Dia bisa melihat wajah Qiuyue secara samar karena cahaya lilin di kamar itu.
Ujung rambut Qiuyue yang panjang berada di dekat Shaoqiang. Hal itu membuatnya ingat kepada tindakan Qiuyue yang menyisir rambutnya. Perempuan itu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.
Shaoqiang menarik ujung rambut Qiuyue itu. Dia memegangnya perlahan.
"Aku tidak bisa tidur," Shaoqiang bergumam kepada dirinya sendiri. Namun, gumamannya itu sepertinya di dengar oleh Qiuyue. Istrinya itu terbangun lalu berbalik menghadapnya. Wajahnya sedikit memerah.
"Houye,"
"Kamu terbangun?"
"Iya. Saya merasa rambutku ditarik. Saya pikir rambut saya tersangkur ujung tempat tidur, tetapi ternyata," Qiuyue tidak melanjutkan perkataannya. Shaoqiang menatap tangannya sendiri. Dialah yang menarik rambut Qiuyue. Sekalipun dia menariknya secara perlahan, ternyata tetap terasa oleh istrinya ini.
Shaoqiang ingat kalau istrinya memiliki ilmu bela diri yang tinggi. Dia bisa memainkan pedang dengan mata tertutup. Qiuyue juga bisa mengetahui posisi lawannya dalam keadaan yang gelap. Dia memiliki tubuh yang waspada secara alamiah. Saat ini istrinya dalam kondisi hilang ingatan, tetapi ilmu bela dirinya masih ada di dalam tubuhnya. Membuat tubuhnya tetap awas.
"Aku tidak sengaja menarik rambutmu," Shaoqiang berbohong. Dia pun melepasnya rambut Qiuyue yang berada dipegangnya.
"Mengapa Houye tidak bisa tidur? Apakah karena saya membangunkan Anda tadi? Maaf. Saya tidak ingin Anda sakit sehingga saya menyuruh Anda tidur di atas tempat tidur,"
"Dulu kamu jarang memperhatikan orang lain dan selalu menuntut semua orang melayanimu. Namun, setelah hilang ingatan kamu berubah menjadi lebih perhatian. Membuat pakaian bayi, menyusun peralatan makan dan menyisir rambutku. Kamu tidak menuntut dilayani, tetapi melayani," Shaoqiang mengutarakan pemikirannya berdasarkan pengamatannya. Qiuyue menghela nafas.
"Seperti yang pernah saya katakan sebelumnya. Saya tidak ingat Qiuyue yang lama itu. Saya sudah mendengar cerita dari orang-orang tentangnya. Saya tidak suka sufat Qiuyue yang lama itu. Sekarang saya tidak mau menjadi orang seperti kisah mereka," Qiuyue berkata dengan suara lirih. Shaoqiang menghela nafas.
"Perubahanmu sangat drastis. Namun, aku lebih menyukai kamu yang seperti ini,"
"Apakah Qiuyue yang lama terlalu buruk menurut Anda. Maksudku, jika dia tidak meracuni Rufen, apa pandangan Anda tentangnya?" Qiuyue melanjutkan perkataannya. Dia semakin terbiasa dengan perkataan Qiuyue yang membicarakan Qiuyue seperti sedang membicarakan orang lain. Shaoqiang menatap mata Qiuyue. Dia melihat dari pandangan matanya kalau Qiuyue berharap dirinya menjawab.
Apakah dia harus berkata kalau tidak menyukai semua sifat Qiuyue. Dia sudah berulang kali menjelaskannya kepada istrinya ini, bukan? Arogan, egois, sombong, kasar dan suka merendahkan orang lain. Bahkan kejam.
"Jika kamu tidak meracuni Rufen?" Shaoqiang balik bertanya dan Qiuyue menganggukkan kepalanya. Shaoqiang mencoba membayangkan hal itu. Jika dia tidak menemukan Rufen dan membawanya ke kediaman mereka. Jika Qiuyue tidak meracuni Rufen.
"Aku tidak tahu. Aku mungkin bersikap pasif. Menerimamu dengan segala sifat burukmu. Aku mungkin bisa memaklumi semua tindakan dan sifatmu yang tidak aku sukai. Kita mungkin menjalani rumah tangga yang biasa tanpa konflik besar karena aku tipe yang mudah mengalah. Aku mungkin marah, tetapi akhirnya aku yang akan minta maaf," Shaoqiang menjawab pertanyaan Qiuyue itu dengan suara yang datar. Qiuyue tersenyum.
"Benar. Houye selalu mengalah. Houye terlalu baik kepada orang dan tidak suka berkonflik," Qiuyue berkata lagi.
"Houye, apakah Houye mau mendengarku bercerita?"
"Cerita? Kamu bisa bercerita?"
"Saya pernah mendengar sebuah cerita yang aneh,"
"Jika kamu memang tidak mengantuk, kamu bisa bercerita kepadaku,"
"Kisah ini tentang seorang perempuan yang menemukan sebuah buku sihir. Saat dia mencoba membacanya, buku sihir itu menelannya,"
"Kamu sedang menceritakan cerita seram?" Shaoqiang segera menyela istrinya.
"Iya. Apa Houye tidak suka? Bukankah Houye tidak takut kepada apapun?"
"Aku memang tidak takut. Hanya saja, menceritakan cerita seram sebelum tidur bisa menimbulkan mimpi buruk," Shaoqiang memberi penjelasan. Qiuyue terdiam sejenak. Namun, tertawa setelahnya.
"Setiap orang punya kelemahan, termasuk Anda," Qiuyue berkata di sela-sela tawanya.
"Apa kamu mau membuat semua orang di penginapan ini terbangun karena suara tawamu?" Shaoqiang menegur Qiuyue yang segera berusaha menghentikan tawanya.
"Baiklah, saya akan menceritakan cerita yang biasa didengar saja. Apa tentang seorang putri yang muncul dari bambu?"
"Seorang putri yang muncul dari bambu? Bukan dari buah peach? Rasanya aku pernah mendengar kisah anak yang muncul dari buah peach dari seorang pedagang dari timur,"
"Yang Houye katakan itu kisah Momotaro. Saya mau menceritakan kisah Putri Kaguya,"
"Kaguya? Momotaro? Aku baru mendengar dua nama itu,"
"Houye, apakah Anda mau mendengar ceritaku atau protes saja sampai pagi,"
"Baiklah, ceritakan saja," Shaoqiang berhenti menggoda Qiuyue yang kesal. Qiuyue awalnya diam, tetapi akhirnya menceritakan kisah tentang seorang anak laki-laki yang keluar dari buah peach. Anak laki-laki itu bisa mengalahkan siluman jahat yang mengganggu negaranya.
Perlahan, Shaoqiang merasa mengantuk dan tertidur.
***
Luna telah selesai mengganti pakaiannya saat Shaoqiang bangun. Sekalipun dia kurang tidur karena bercerita, dia memaksakan diri untuk bangun lebih cepat. Dia tidak mau Shaoqiang melihatnya berganti pakaian.
"Houye, silahkan berganti pakaian. Pelayan sudah membawakan air untuk mencuci muka. Mereka meletakkanya di atas meja. Saya akan menemui pemilik penginapan supaya palayan membawa sarapan kita ke kamar," Luna berkata sebelum membuka pintu kamar. Sebelum, Shaoqiang yang baru bangun itu menanggapi perkataannya, Luna lagsung keluar dari kamar. Dia tidak mau melihat laki-laki itu berganti pakaian. Itu memalukan baginya.
Luna langsung menemui pemilik penginapan dan mengutarakan niatnya.
"Tuan Muda sudah memberikan instruksi yang sama, Nyonya. Anda tidak usah cemas. Sebentar lagi kami akan mengantar sarapan ke kamar Anda,"
"Kapan festivalnya dimulai?"
"Tidak lama lagi, Nyonya," pemilik penginapan itu menjawab dengan ramah. Luna menganggukkan kepalanya. Dia merasa puas. Dia pun berjalan menuju kamarnya lagi setelah berkeliling penginapan. Seperti perkataan pemilik penginapan ini, banyak tamu yang datang. Mereka makan bersama-sama di restoran penginapan ini.
Luna kembali ke kamarnya pada saat pelayan mengantar makanan. Shaoqiang sudah berganti pakaian. Namun, wajahnya menunjukkan kalau dia masih mengantuk.
Mereka sarapan tanpa banyak bicara.
Selesai sarapan, bunyi musik yang riuh terdengar. Luna segera mendekati jendela. Seperti perkatan pemilik penginapan, pawai festival musim panas lewat di depan penginapan. Banyak orang berkumpul diluar sana ingin menyaksikan aktrasi dalam pawai itu. Ada barongsai dan naga yang menari.
Luna mengingat imlek yang biasa di rayakan di mall tempat salonnya berada. Saat imlek, ada pertunjukkan barongsai seperti yang baru dia lihat. Luna selalu menonton dari lantai dua. Sama seperti saat ini.
"Ramai sekali," Shaoqiang yang ikut menonton melalui jendela memberi komentar.
"Iya, Houye. Sangat meriah,"
"Kamu tetap mau berjalan-jalan di kerumuman orang seperti itu?"
"Tentu saja. Saya ingin menikmati suasanannya lalu memberi beberapa hadiah untuk Liu Hua dan Liufei,"
"Seingatku, dulu kamu sering melampiaskan kemarahanmu kepada kedua pelayan itu,"
"Banyak yang bilang begitu. Oleh karena itu, aku berjanji akan memperlakukan mereka lebih baik untuk membalas kesalahanku di masa lalu," Luna berkata dengan penuh semangat.
"Baiklah.Kita pergi," Shaoqiang langsung mengajak dan menarik tangannya. Namun, Luna melepaskan tangan Shaoqiang itu karena melihat rambut Shaoqiang saat ini.
"Houye, saya harus merapikan rambut Anda lebih dulu. Jangan protes!" Luna bersikeras. Shaoqiang menghela nafas. Dia sepertinya mau memprotes, tetapi batal. Dia duduk disalah satu kursi sehingga Luna bisa merapikan rambutnya dengan nyaman.
Setelah menata rambut Shaoqiang, mereka pun pergi keluar dari penginapan. Luna berjalan kesana kemari dengan perasaan senang. Dia mudah penasaran dan langsung berjalan mendekati tempat yang menarik perhatiannya. Akhirnya dia menemukan penjual aksesoris keliling. Luna segera berhenti disitu dan memilih-milih aksesoris disitu.Dia ingin membeli hiasan rambut untuk Liu Hua dan Liufei.
"Jika kamu memberikan tusuk konde, kamu menyuruh mereka menikah," Shaoqiang memberi saran. Luna yang semula melihat tusuk konde langsung berhenti. Untuk saat ini, Luna masih membutuhkan bantuan kedua pelayan Qiuyue itu. Jika mereka menikah, dia akan kesulitan. Lagipula, Luna bertekad akan mencari jodoh yang baik untuk kedua pelayan setianya itu.
"Bagaimana kalau gelang, Houye?"
"Gelang juga biasa digunakan untuk menyuruh orang menikah,"
"Jadi saya harus membelikan apa untuk mereka?"
"Kamu bisa membeli kain yang bagus untuk mereka. Mereka bisa menjahitnya sendiri,"
"Mereka pelayan pribadiku. Mereka layak mendapatkan yang terbaik. Anda benar, Houye. Kita bisa membeli kain untuk mereka," Luna langsung bergerak hendak meninggalkan kios yang dia datangi itu.
"Tunggu!" Shaoqiang menarik tangannya sehingga Luna tetap berada disitu.
"Tusuk konde ini cocok untukmu," Shaoqiang berkata dengan suara yang lembut sambil menyematkan sebuah tusuk konde ke rambut Luna. Luna menarik tusuk konde yang disematkan itu dan memperhatikan hiasannya. Tusuk konde itu sederhana, tetapi terlihat elegan. Ada mutiara berwarna merah muda di ujungnya. Mutiara yang sangat langka.
"Harganya mahal, Tuan Muda," pedagang itu berkata dengan gugup.
"Tidak apa-apa. Aku akan membayarnya," Shaoqiang membalas perkataan pedagang itu.
Luna tidak tahu harus memberi reaksi apa. Dia ingin menolak, tetapi juga tidak rela melepaskan hadiah yang berada di tangannya itu.
Satu hal yang pasti, dia merasa jantungnya berdegup lebih kencang dan pipinya terasa sedikit panas.
Dear pembaca,
Terimakasih untuk dukungannya. Maaf untuk part sebelumnya saya ganti judulnya karena kurang tepat menurutku. Memang paling sulit menentukan judul.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top