HAL YANG MENGHERANKAN

Luna menutup matanya rapat-rapat, tetapi pikirannya tidak beristirahat. Dalam pelukan Shaoqiang, dia tidak bisa tidur. Sejak satu jam yang lalu dia menutup matanya dan berharap akan terlelap dengan sendirinya. Namun, dia tidak juga bisa tidur. Matanya tertutup, tetapi tidak tidur.

Bagaimana bisa dia tidur jika pikirannya dipenuhi rasa takut dan cemas? Laki-laki yang sedang memeluknya kini adalah suami Qiuyue yang akan membunuh Qiuyue kelak. Membunuh Qiuyue artinya membunuh Luna juga. Jujur saja, dia takut mati. Dia masih ingin hidup dan melakukan banyak hal di dunia nyata.

Dia ingin memenangkan kompetisi tata rias. Menjadi perias profesional yang merias selebritas. Membuat sekolah khusus untuk tata rias. Dia bahkan bermimpi kalau sekolah yang tata rias yang diimpikannya itu akan memberikan pendidikan gratis untuk anak kurang mampu dan yatim piatu. Sehingga anak-anak  dengan latar belakang sepertinya bisa memiliki keahlian untuk membiayai hidup mereka sendiri.

Akan tetapi, sampai sekarang dia belum menemukan cara untuk kembali ke dunia nyata. Jangankan pergi ke dunia nyata, upaya terakhirnya dengan menenggelamkan diri hampir membuatnya mati sungguhan. Rasa di ambang kematian itu sangat mengerikan. Tidak jauh berbeda dengan yang dia rasakan saat tersetrum listrik.

Mengapa aku mengalami kehidupan seburuk ini?” keluh Luna. Saat mengeluh dan mengomel sendiri, dia mendengar suara dengkuran yang halus. Luna memberanikan diri membuka matanya dan dan menoleh kepada Shaoqiang. Laki-laki tampan itu tidur dengan nyenyak bahkan mendengkur. Membuatnya lupa akan rasa takutnya.

Wajah tampan begini, mendengkur? Sungguh merusak image-mu, Tuan Shaoqiang”, ucap Luna dalam hati sambil berusaha menahan tawanya yang hendak lepas. Namun, Shaoqiang tiba-tiba bergerak, membuka matanya perlahan dan menatap Luna yang menatapnya. Luna membeku seketika.

“Tidur!” ucap Shaoqiang dengan suara yang pelan. Luna langsung menutup matanya lagi. Tangannya gemetaran karena ketakutan. Saat menutup mata, dia merasakan Shaoqiang merapatkan selimut yang mereka kenakan lalu kembali memeluk Luna lebih erat. Luna benar-benar ingin menangis sekarang.

Luna mencoba membuat kalkulasi kemungkinan buruk yang akan terjadi, di dalam pikirannya. Luna memang berhasil meyakinkan Jiang Wangye untuk tidak memberontak saat ini. Namun, setelah Luna tahu kalau dia sebagai Qiuyue sedang mengandung, kekhawatiran baru muncul di benaknya. Jika adegan Qiuyue hamil tidak berubah, apakah artinya adegan  kematiannya juga tidak berubah? Bagaimana jika Jian Wangye berubah pikiran dan mencoba merancang pemberontakkan lagi?

Bukan saja itu yang membebani pikirannya saat ini. Dia tidak mengerti kenapa Shaoqiang mengunjungi Qiuyue. Luna tidak ingat kalau bagian itu ada dalam cerita Autumn Moon. Membuat Luna merasa semakin tidak aman.

Author-nim, Fate Warning! Tolong beri petunjuk! Apakah ada bagian yang aku lewatkan ketika  membaca cerita Autumn Moon? Seingatku dalam ceritamu, tidak ada adegan Shaoqiang berkunjung,” keluh Luna di dalam hati sambil mencoba mengingat cerita yang digemarinya itu dulu.

Setelah cukup lama berusaha mengingat, sesuatu melintas di benaknya. Dia ingat ada bab yang dia baca sekedarnya bahkan nyaris melompatinya. Bab setelah Qiuyue diberikan hukuman. Isinya berfokus kepada Qiuyue dengan segala sikap buruknya di tempatnya dihukum. Sejak awal Luna memang tidak suka karakter Qiuyue sehingga saat merasa fokus bab itu adalah Qiuyue, dia hanya membacanya sekedarnya.

Luna memusatkan konsentrasinya untuk mengingat bab yang yang dia baca sekedarnya itu. Akhirnya dia ingat kalau Shaoqiang datang karena mendengar Qiuyue hamil. Namun, sikap Qiuyue yang tetap arogan dan tidak menyadari kesalahannya membuat Shaoqiang membencinya. Sejak itu, Shaoqiang tidak pernah mengunjunginya lagi.

Mungkin karena itulah, Shaoqiang bersikap biasa saja ketika memberikan racun kepada istrinya sebagai hukuman mati,” pikir Luna. Kesimpulan akhir yang dia dapatkan itu membuatnya semakin takut. Luna membuka matanya perlahan dan melirik ke arah suami Qiuyue.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus  menghindarinya dan membuat jarak kami semakin lebar? Ataukah aku harus mendekatinya dan membuat suami Qiuyue ini tidak membenciku lagi? Kemungkinan kedua sepertinya lebih masuk akal,” ucap Luna di dalam hati.

Akan tetapi memikirkan harus mendekati seorang laki-laki, membuat Luna merasa tidak nyaman. Selama ini dia tidak punya pacar. Dia bahkan menghindari berhubungan akrab dengan laki-laki karena merasa tidak percaya diri. Bagi Luna, suatu keajaiban baginya karena dia tidak pingsan saat dipeluk seperti saat ini oleh orang asing.

Aish...apa yang harus aku lakukan?” pekik Luna di dalam hati.

***
Shaoqiang membuka matanya. Perlahan dia duduk dan turun dari tempat tidurnya. Dia berdiri di samping tempat tidur dan merenggangkan tubuhnya. Badannya terasa pegal karena tidur dalam posisi yang sama semalaman. Tangannya yang dia jadikan bantal untuk kepala Qiuyue mati rasa dibuatnya.

Setelah merenggangkan badannya, dia merasa lebih nyaman. Dia melihat Qiuyue yang masih menutup matanya. Semalam Qiuyue terbangun dan dia menyuruhnya tidur lagi. Badannya masih gemetaran saat itu dan Shaoqiang pikir istrinya itu masih kedinginan. Oleh karena itu, dia terpaksa mempererat pelukannya saat tidur.

Shaoqiang mendekati wajah Qiuyue. Dengan punggung tangannya, dia mengukur suhu tubuh istrinya. Lalu membandingkannya dengan suhu tubuhnya sendiri.  Setelah melalukan itu, dia menghela nafas lega. Suhu tubuh istrinya sama dengannya. Membuatnya yakin kalau Qiuyue tidak demam.

Setelah itu Shaoqiang mengambil pakaian luarnya dan mengenakannya. Dia keluar dari ruang tidur Qiuyue dan berjalan menuju halaman belakang. Menatap pepohonan yang telah mengeluarkan kuncup bunga. Tidak lama lagi, akan ada oemandangan indah dimana bunga-bunga bermekaran.

Shaoqiang sangat menyukai tempat tinggal yang di bangun jauh dari Ibu Kota ini. Suasanya tenang dan dekat dengan perbukitan dan sungai. Membuatnya bisa mengenang Perguruannya yang sudah hancur dibuat musuh. Perguruannya yang terletak jauh di perbatasan, membuatnya tidak mungkin berkunjung.

Setiap dia berhasil menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan Bixia dalam menumpas musuh atau pemberontakkan, dia akan ke Houfu ini. Dia akan menghabiskan waktunya beberapa minggu disini. Dia akan pergi ke Hutan untuk berburu dan memasaknya untuk makan malam. Di lain waktu, dia akan berenang di sungai atau memancing.

Shaoqiang tidak pernah menyangka kalau dia akan datang kesini bukan untuk berlibur seperti biasanya. Mengunjungi Qiuyue yang dihukum tidak pernah ada dalam agenda rencananya. Dia sangat marah kepada Qiuyue karena tindakan brutalnya meracuni Rufen. Dia membenci Qiuyue sampai tahap jijik melihatnya.

Akan tetapi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok hari? Tiba-tiba saja Jian Wangye, adik iparnya itu membawa kabar mengejutkan. Qiuyue hamil.

Saat Shaoqiang menceritakan hal ini kepada Rufen, perempuan yang dicintainya itu menyuruhnya untuk mengunjungi Qiuyue secepatnya. Rufen adalah perempuan yang sangat baik. Tidak memikirkan perasaannya lebih dulu, tetapi perasaan orang lain.

Shaoqiang menghela nafas. Menyesali keputusannya dulu untuk menerima dekrit pernikahan dari Bixia untuknya. Seandainya dia menolak dan mengatakan saja kalau dia sudah bertunangan dan tunangannya menghilang, dia dan Rufen mungkin bisa bersatu sekarang. Namun, saat itu dia letih mencari Rufen dan jatuh dalam keraguan  kalau Rufen selamat dari serangan musuh sehingga dia menerima dekrit itu begitu saja sebagai kewajiban seorang rakyat kepada Kaisar-nya.

“Pernikahanku dengan Qiuyue memutus tali jodoh kita, Rufen,” gumam Shaoqiang. Dia tahu kalau dia tidak mungkin memiliki keduanya. Qiuyue  dan Rufen adalah Putri Bixia. Tidak mungkin menikahi yang satu sebagai istri dan yang satu lagi sebagai Selir. Hal itu sama dengan menghina Kaisar.

“Houye,” sebuah suara memanggil, membuyarkan lamunan Shaoqiang. Suara itu begitu lembut memanggilnya. Shaoqiang berbalik dan melihat ke asal suara. Hatinya terkejut setelah menyadari siapa yang memanggilnya dengan rasa hormat itu.

“Qiuyue,” ucap Shaoqiang dengan suara lirih karena tidak percaya dengan yang dilihatnya. Biasanya, istrinya itu akan memanggilnya dengan nama saja. Saat emosinya tidak stabil, Qiuyue akan memanggilnya “orang udik”. Qiuyue yang seorang Putri Kaisar merasa bebas berkata dan bertindak apa saja. Termasuk merendahkan suaminya sendiri.

“Mengapa kamu keluar. Hari masih pagi dan udaranya masih dingin. Tidak baik bagi tubuhmu,” ucap Shaoqiang dengan lembut. Setelah berkata-kata begitu, Shaoqiang kaget sendiri. Tidak menyangka kalau dia bisa bicara lembut kepada Qiuyue.

Apa karena aku kaget dengan caranya memanggilku yang tidak arogan seperti biasanya?” tanya Shaoqiang di dalam hati.

“Tidak Houye. Saya harus bicara hal penting dengan Anda,” ucap Qiuyue dan cara Qiuyue menyebut dirinya sendiri dengan kata yang formal dan merendahkan dirinya sendiri itu membuat Shaoqiang mematung sesaat.

“Masuklah! Kita akan bicara setelah sarapan. Kamu bisa kedinginan di sini,” ucap Shaoqiang dan memegang bahu Qiuyue. Qiuyue melepas tangan Shaoqiang dan menganggukkan kepalanya. Dia tersenyum dengan senyuman yang canggung. Lalu masuk ke dalam pavilliunnya lagi.

Shaoqiang melirik ke kiri dan ke kanan. Mencari pelayan yang seharusnya sudah membawa sarapan. Saat melihat dua pelayan pribadi istrinya  datang dari arah dapur berada, bersama beberapa pelayan dan nampan, Shaoqiang lega. Dia pun masuk ruang utama Pavilliun Qiuyue. Disitu Qiuyue sudah duduk di salah satu kursi. Wajahnya masih pucat.

“Hormat kepada Houye dan Yue Gingzhu. Houye. Yue Gongzhu. Kami membawakan sarapan,” ucap salah satu pelayan.

“Sajikan,.... Siapa namamu?” tanya Shaoqiang kepada salah satu pelayan pribadi istrinya itu. Dia ingin menyebut namanya, tetapi lupa.

“Hormat kepada Houye. Saya Lihua dan di sebelah saya adalah Liu Fei. Kami berdua adalah pelayan pribadi Yue Gongzhu sejak di Istana,”ucap Lihua dan Shaoqiang menganggukkan kepalanya.

“Apa yang menjadi menu sarapan pagi ini?” tanya Shaoqiang.

“Sarapan pagi ini adalah bubur untuk Yue Gongzhu. Sedangkan untuk Houye, ada nasi dan beragam jenis sayuran dan ayam yang dibakar,” ucap Lihua sambil menata beragam makanan di atas meja. Shaoqiang menganggukkan kepalanya dengan enggan. Dia tidak berselera melihat semua makanan itu.

Shaoqiang menatap Qiuyue. Istrinya itu pun terlihat enggan menyentuh bubur yang disajikan. Qiuyue hanya menatapnya saja. Perlahan, Shaoqiang menepuk punggung tangan kanan Qiuyue yang memegang sendok.

“Qiuyue, kamu harus makan. Bayi dalam kandunganmu harus makan,” ucap Shaoqiang. Qiuyue menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tersenyum kaku. Lalu mencoba memakan bubur sesuap dengan lambat. Membuat Shaoqiang gemas melihatnya. Segera dia merapatkan posisi duduknya sehingga tepat berada di sebelah Qiuyue. Diambilnya sendok dari tangan Qiuyue lalu menyendokkannya ke dalam mangkuk bubur lalu menyodorkannya ke mulut Qiuyue. Qiuyue refleks menolaknya.

“Houye tidak perlu melakukan itu. Saya bisa makan sendiri,” ucap Qiuyue, tetapi Shaoqiang tidak setuju. Melihat cara Qiuyue memandang makanannya dengan tidak berselera, akan makan waktu lama baginya menghabiskan sarapannya.

“Makanlah,” ucap Shaoqiang dan Qiuyue terlihat kaget dan segera memakan bubur yang disuapkan oleh Shaoqiang. Tidak lagi mengunyahnya, tetapi langsung menelannya. Shaoqiang kaget melihat istrinya. Seolah-olah, Qiuyue takut membantahnya. Shaoqiang kembali menyuapkan bubur dan reaksi yang sama diberikan Qiuyue. Bubur yang peuh dalam mangkuk tadi pun habis dengan cepat. Entah mengapa, Shaoqiang merasa sikap Qiuyue ini sedikit lucu.

Setelah Qiuyue menghabiskan sarapannya, Shaoqiang memakan sarapannya. Semua sudah agak dingin, sehingga dia tidak menambah porsi nasi yang dia makan. Biasanya jika berselera, dia akan makan nasi dua mangkuk penuh. Sekarang dia hanya menghabiskan setengah mangkuk nasi.

Setelah sarapan selesai, para pelayan membereskan meja dan keluar dadi Pavilliun. Kecuali dua pelayan pribadi Qiuyue yang berdiri di sudut ruangan. Qiuyue menundukkan mukanya. Shaoqiang merasa aneh melihat sikap istrinya itu. Biasanya dia akan menatap Shaoqiang dengan wajah yang menantangnya.

Apakah karena kamu kehilangan ingatan makanya bersikap seperti ini? Atau kamu sesedang berpura-pura hilang ingatan?” tanya Shaoqiang di dalam hati.

“Bagaimana bisa kamu kehilangan ingatan?” tanya Shaoqiang dan Qiuyue menatap matanya sejenak kemudian menundukkan kepalanya lagi.

“Jatuh dari kuda. Kepalaku terluka. Jadi lupa banyak hal,”ucap Qiuyue dengan suara lirih. Shaoqiang menghela nafas.

“Apa kamu lupa dengan semua hal?” tanya Shaoqiang.

“Aku hanya tidak bisa mengenali wajah orang yang bertemu denganku,” jawab Qiuyue. Shaoqiang menoleh kepada dua pelayan pribadi Qiuyue.

“Hormat kepada Houye. Yue Gongzhu jatuh dari kuda dan terluka. Setelah sadar, Yue Gongzhu lupa siapa dirinya. Yue Gongzhu juga lupa siapa kami. Setelah beberapa waktu, perlahan dia ingat kejadian yang dialaminya tetapi masih kesulitan mengenali wajah orang yang dia temui,” ucap Liu Fei dan Shaoqiang menganggukkan kepalanya. Dia pun menatap Qiuyue dengan seksama.

“Apa kamu tahu mengapa kamu tinggal disini, Qiuyue?” tanya Shaoqiang dan Qiuyue menganggukkan kepalanya perlahan.

“Meracuni Meimei. Maksud saya, Rufen Gongzhu,” ucap Qiuyue dengan suara lirih. Shaoqiang kaget mendengar jawaban Qiuyue. Qiuyue menyebut Rufen dengan kata Gongzhu. Menyatakan dia mengakui kalau Rufen adalah putri ayahnya juga. Padahal Qiuyue berteriak kepada ayahnya di Aula Kerajaan karena Bixia menyuruhnya minta maaf kepada Rufen dan menyuruhnya memanggil Rufen dengan sebutan “meimei”. Bahkan terparah, menyebut Rufen sebagai putri wanita penghibur.

“Meimei?”

“Dia lebih muda dari saya. Saya memanggilnya Meimei, bukan?” tanya Qiuyue balik dengan wajah yang terlihat bingung.

“Kamu ingat wajahnya?” tanya Shaoqiang dan Qiuyue menggelengkan kepalanya.

“Dia pasti cantik. Hanya itu yang aku tahu,” ucap Qiuyue dan tetap menjawab dengan wajah sedikit menunduk. Shaoqiang memperhatikan wajah istrinya itu. Ekspresi istrinya itu biasa saja ketika mengatakan Rufen itu cantik.

Apakah matahari akan terbit dari arah lain besok? Sikapnya ini begitu berbeda dari biasanya?” ucap Shaoqiang di dalam hati.

“Houye, boleh aku bicara?” tanya Qiuyue dengan suara yang sedikit terbata-bata. Shaoqiang menganggukkan kepalanya sambil mengambil cawan dan meminum isinya.

“Anda mencintai Rufen Gongzhu, bukan?” tanya Qiuyue, membuat Shaoqiang yang sedang minum tersedak. Sebentar dia batuk dan pelan memukul dadanya sendiri berulang-ulang untuk menghentikan batuknya. Namun, belum dia menjawab pertanyaan itu, istrinya bicara lagi.

“Kalau begitu, bercerai saja denganku dan menikahlah dengannya,” tanya Qiuyue dan Shaoqiang secara refleks bicara dengan suara keras.

“Apa?”

***

Luna membuka matanya perlahan. Setelah lama tidak bisa tidur, akhirnya dia bisa tertidur setelah menemukan sebuah solusi untuk masalahnya. Jika menghitung waktu, Luna hanya tidur dua jam saja tadi malam. Namun, hal itu tidak membuatnya lelah karena solusi yang dia temukan.

Luna menoleh ke samping. Bersyukur di dalam hatinya karena Shaoqiang tidak ada di sampingnya. Jika ada, Luna mungkin bisa menjerit dan mengulang adegan semalam. Menendangnya dari tempat tidur.

Luna pun duduk dan turun dari tempat tidur. Diambilanya pakaian luarnya yang berwarna hijau muda. Mengenakannya lalu pergi ke luar ruang tidur. Namun, dia tidak melihat Shaoqiang ada di ruang utama Pavilliunnya. Dia pun pergi keluar.

Seperti yang dia duga, Shaoqiang sedang berada di Taman. Meskipun takut, dia memaksakan dirinya melangkahkan kaki mendekati Shaoqiang. Saat mendekat dia me dengar Shaoqiang bergumam.

“Pernikahanku dengan Qiuyue memutus tali jodoh kita, Rufen,” suara Shaoqiang terdengar samar. Namun, Luna bisa mengerti perkataan suami Qiuyue itu. Terlepas dari rasa takut akan masa depannya, Luna jatuh kasihan kepada tokoh utama laki-laki dalam kisah Autumn Moon ini.

Male Lead, kamu pasti tersiksa karena tidak bisa bersatu dengan orang yang kamu cintai,” ucap Luna di dalam hati. Saat membaca kisah Autumn Moon, dia sangat mengidolakan Rufen dan Shaoqiang. Berharap mereka berdua bersatu di akhir cerita dan hidup bahagia. Luna adalah orang yang paling sedih ketika tokoh Qiuyue muncul dan menikah dengan Shaoqiang.

Author-nim. Anda terlalu sadis dalam membuat plot dengan memisahkan mereka berdua. Sejak masa mudanya Male Lead mencintai Female Lead. Namun, Anda malah memunculkan tokoh Qiuyue dan membuat Male Lead menikahi tokoh antagonisnya,” gumam Luna lagi.

Aish..apa yang aku pikirkan? Saat ini aku tidak sedang membaca cerita. Aku menjadi tokoh antagonisnya disini. Jika aku terus terjebak dalam cerita ini, aku bisa mati. Pertama, aku harus mengurangi resiko yang membuatku mati sebelum kembali ke dunia nyata,” gumam Luna lagi dan menepuk dahinya dengan rasa kesal. Dia pun berjalan mendekati Shaoqiang. Setelah berpikir harus menyapa dan berbicara dengan gaya bicara apa, dia memutuskan bicara secara formil saja.

“Houye!” panggil Luna dan suami Qiuyue itu berbalik. Menatapnya dengan tatapan terkejut. Membuat Luna menjadi takut sesaat. Dia takut kalau Shaoqiang marah.

“Mengapa kamu keluar. Hari masih pagi dan udaranya masih dingin. Tidak baik bagi tubuhmu,” ucap Shaoqiang. Luna sedikit terkesan dengan sikap Shaoqiang. Sekalipun Shaoqiang benci kepada Qiuyue, dia tetap mencemaskan kondisi istrinya itu.

Tuan Tokoh Utama, Anda memang pantas menjadi Tokoh Utama. Anda berhati lembut. Aish...seandainya aku tidak menjelma menjadi Qiuyue, aku pasti senang bisa bertemu dengan Anda. Akh, tidak! Luna kamu harus fokus. Ingat! Yang didepa ini adalah orang yang akan membunuh Qiuyue,” ucap Luna di dalam hati. Mengeluh dan memarahi dirinya sendiri yang lupa dengan posisinya. Luna pun menggelengkan kepalanya.

“Saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Luna.

“Masuklah! Kita akan bicara setelah sarapan. Kamu bisa kedinginan di sini,” ucap Shaoqiang dan membuat Luna terkesan lagi. Namun, rasa dia mengingatkan dirinya untuk bersikap biasa. Dia pun masuk dan mereka sarapan. Lagi-lagi saat sarapan, Shaoqiang berbuat baik dengan menyuapinya. Namun, rasa takutnya mengalahkan rasa kagum Luna kepada Shaoqiang. Dia makan dengan langsung menelan bubur yang disuapkan karena takut kalau Shaoqiang marah kepadanya.

Setelah sarapannya habis, Luna ditanya ragam pertanyaan.

“Apa kamu tahu kenapa kamu disini?”

“Karena aku meracuni Meimei. Maksudku Rufen Gongzhu,” jawan Luna dan ekspresi kaget Shaoqiang membuat Luna takut. Takut salah bicara.

“Meimei?”

“Dia lebih muda dariku, bukan? Seharusnya aku memanggilnya Meimei, bukan?”tanya Luna dan Shaoqiang tetap terkejut. Setelah menjawab banyak pertanyaan, Luna merasa harus sefera mengucapkan hal yang dipikirkannya.

“Houye, Anda mencintai Rufen Gongzhu, bukan? Kalau begitu, bercerai saja denganku dan menikahlah dengannya,” ucap Luna sungguh-sungguh. Ini adalah solusi yang dia dapatkan tadi sehingga dia bisa tidur. Luna berpikir kalau Shaoqiang lebih cepat bersatu dengan orang yang dia cintai maka Luna bisa merubah plot cerita dengan drastis.

“Apa?” tanya Shaoqiang dan suaranya yang keras membuat Luna takut.

“Saya pikir, pernikahan ini tidak akan berhasil jika diteruskan. Kita berdua akan saling melukai,” ucap Luna dalam keadaan panik, mengucaokan apa yang terlintas dlama benaknnya begitu saja. Dia tidak menyangka reaksi Shaoqiang sekaget ini. Dia berharap kalau Shaoqiang akan senang dengan ucapannya.

“Apa kamu ingin membuat Bixia membenciku dengan menceraikanmu, Qiuyue? Bukankah dengan bercerai denganmu artinya aku menghina Bixia? Bixia yang menyatukan kita dan hanya kematian yang bisa memisahkan kita,” ucap Shaoqiang dengan mukanya yang berubah merah.

“Tidak! Tuan Tokoh Utama. Aish..Bukan begitu maksudku, Houye. Saya tidak mau Anda dimarahi Bixia. Tidak! Bukan itu maksudku. Saya hanya sedih melihat Anda tersiksa tidak bisa bersama orang yang Anda cintai. Anda mencintai Rufen Gongzhu maka Anda harus bersama dengannya. Saya lupa dengan aturan Istana kalau tidak boleh bercerai,”ucap Luna dengan cepat membatah ucapan Shaoqiang. Takut Shaoqiang menjadi marah besar lalu membencinya.

“Qiuyue, benarkah kamu lupa ingatan?” tanya Shaoqiang dengan pandangan menyelidik. Luna menganggukkan kepalanya.

“Dulu mendengar nama Rufen kamu akan mengamuk. Mengapa sekarang kamu malah mengusulkan supaya aku bisa menikah dengannya?”tanya Shaoqiang.

“Apa kamu sedang berpura-pura?” tanya Shaoqiang dengan suara keras.

“Tidak, Houye! Saya tidak berpura-pura. Saya lupa banyak hal. Termasuk perasaan saya kepada Anda. Saya lupa perasaan cinta saya kepada Anda. Jadi saya berpikir kalau tidak ada cinta di antara kita, jika hubungan ini berlanjut maka akan menyakiti hanya akan menyakiti hati kita berdua,”ucap Luna dengan cepat dan semakin tidak memikirkan apa yang dia ucapkan. Semuanya asal sebut saja tanpa mempertimbangkan lebih dulu.

“Kamu lupa perasaan cintamu kepadaku? Memangnya kamu pernah mencintaiku?” tanya Shaoqiang dan pertanyaan Shaoqiang itu membuat Luna membantu sesaat.

“Houye, Anda bohong, bukan? Masa Anda tidak tahu kalau Qiuyue mencintai Anda sampai tahap terobsesi? Sehingga perempuan itu berbuat banyak kegilaan untuk menjadikan Anda miliknya seorang. Masa Anda tidak tahu?”ucap Luna karena kaget dengan ucapan Shaoqiang. Setelah berkata, Luna langsung merasa menyesal. Dia berbicara seakan dia adalah orang lain yang menceritakan perasaan temannya kepada suami temannya itu.

“Perempuan itu? Qiuyue, kamu sedang membicarakan dirimu atau orang lain?” tanya Shaoqiang dan Luna semakin sadar dengan kekacauan yang dia buat. Semua kekacauan itu membuatnya semakin panik.

***

Pembaca yang kusayang,
Terimakasih masih memberi waktu untuk membaca kisah ini. Semoga suka. Terimakasih untuk dukungannya. Tolong selalu dukung aku, ya!

Sumatera Utara, 17 Agustus 2018.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top