4) Satu Tim?
[Flashback; 7 tahun lalu]
"Yudith, tunggu!"
Lelaki itu berhenti saat mendengar namanya dipanggil. Aura---yang tadi memanggilnya menyusul dari belakang. Napasnya terengah-engah. Lelah mencari Yudith yang ternyata berlari ke arah perpustakaan.
"Gue minta maaf. Tadi, gue bener-bener gak maksud buat mengganggu pertemuan kita. Gue---"
Entah mengapa, meski tadi memang jelas-jelas Yasmin yang memulai, perasaan bersalah itu tetap saja mengelilinginya. Aura merasa seperti orang bodoh yang tidak memiliki adab; tidak menghargai orang yang sedang berbicara di forum.
Aura menggigit bibir bawahnya. Melilitkan jemari di ujung baju. Selalu begitu setiap kali merasa gugup.
"Gak apa-apa. Wajar, kok. Aku keluar cuma karna..."
"Karna apa?"
Yudith menyeringai. Sedikit berbisik saat berkata, "Sesak pipis. Aku ke kamar mandi duluyaa?" setelah itu sosoknya menghilang dari pandangan.
Aura yang tersadar dengan ---lagi-lagi--- kebodohannya berteriak kesal. "COWOK RESEEEE!!"
Usil sekali dia. Tidak tahu apa, Aura sudah menyiapkan kumpulan kata-kata permintaan maaf? Apa dia tidak ingat, gadis yang baru saja dikerjainya itu merupakan salah satu penulis wattpad terkenal?
"Awas aja lo ya, Yudith."
* * *
"Ra, selamat ya?"
Aura mengerutkan keningnya. Bingung dengan ucapan ambigu dari Bella. Di belakangnya Yasmin terkikik geli. Aura dibuat semakin bingung.
"Selamat apa? Kayaknya, cerita gue lagi gak masuk rangking 1000 besar deh."
Yasmin dan Bella kompak memutar bola mata mereka. "Bukan soal itu, Aura sayang."
"Jadi apa?"
"Selamat yaa, lo satu tim sama Yudith di acara satu muharram nanti." Yasmin menjabat tangan Aura.
Sontak saja, ibarat petir yang menyambar, Aura shock hebat. Padahal, Yudith adalah orang terakhir yang ingin ia temui saat ini. Dan sekarang? Mereka bahkan harus bertatap muka setiap hari untuk mempersiapkan acara.
"Bukannya kemaren gue udah buat SK ya? Kenapa diganti?"
Yasmin mengangkat bahu, tidak tahu. Begitu pula dengan Bella yang menggeleng, tidak tahu juga.
Namun tiba-tiba sebuah ide terbersit di otaknya. "Min, gue tau loh kalo lo ngefans parah sama Yudith. Gimana kalo kita tukaran tim aja?"
Mata Yasmin berbinar mendengarnya. Aura tersenyum miring. Jelas sudah Yasmin akan menerima tawarannya.
"Gak bisa."
Suara Vino menghentikan kesenangan Aura dan Yasmin. Di belakang Vino terdapat Keysha---bendahara OSIS yang tersenyum sinis.
"Surat itu udah disetujui sama gue dan Yudith. Kita yang turun tangan langsung. Jadi, kalian harus menjalankan sesuai SK yang tertera."
"Vino? Jelas-jelas kemaren kita udah sepakat sama SK yang gue buat. Di SK OSIS, gue di seksi humas, sementara di SK Bintalis punya Syifa, Yudith di seksi acara. Kenapa jadi diganti-ganti gini sih?"
"Itu udah keputusan gue sama Yudith. Gak ada yang bisa ganggu gugat. Dan SK yang kemarin, belum ditandatangani sama sekolah. Sementara yang ini, udah," ucapnya santai. Tidak memedulikan wajah Aura yang sudah kusut.
Emosinya naik sampai ke ubun-ubun. "Lo selalu aja, mengganti sesuatu tanpa sepengetahuan gue. Ngerubah ini-itu seenak jidat. Seolah-olah, gue bukan sekretaris lo. Seolah-olah, lo gak pernah butuh bantuan gue...."
Dadanya bergemuruh. Yasmin dan Bella mengelus bahu kanan dan kirinya, menenangkan sahabat mereka. Vino masih menatap Aura datar, tidak berekspresi, tidak menunjukkan kemarahan atau apapun itu.
"Atau jangan-jangan... lo emang gak pernah nganggap gue ada, iya?"
Air matanya membendung di pelupuk. Suaranya bergetar. "Ternyata lo sama aja sama Yudith. Gak pernah menghargai usaha orang lain. Gue nyesel pernah belain lo, Vino. Gue nyesel!"
Aura meninggalkan Vino, Yasmin, Bella dan Keysha yang terdiam. Tumpah sudah air matanya.
"Aura! Aura!" seruan Vino dihiraukannya dan tetap berjalan, mengikuti kakinya melangkah.
Di sisi lain, Vino diam-diam membatin. Memaki dirinya sendiri yang tidak memikirkan perasaan Aura. Yasmin dan Bella menatap tajam Vino. Sementara Keysha, mengukir senyum kemenangan disamping si ketua OSIS.
"Gue gak nyangka. Kita udah hampir tiga tahun sekelas. Gue pikir lo orang baik, beda dari yang lain. Tapi ternyata, lo bisa semena-mena sama temen lo sendiri," kata Bella lalu mengejar Aura.
Yasmin menggeleng. "Aura selalu belain lo, dari siapapun yang nyebarin isu gak jelas tentang kalian. Setidaknya, lo sharing sama dia tentang perubahan rencana. Gak kayak gini, Vino," sambung Yasmin sambil menatap Vino dan Keysha bergantian. Muka Keysha memerah menahan malu.
* * *
Saya mau tanya, apa yang akan kalian lakukan kalo diperlakukan sama seperti Vino memperlakukan Aura?
Kesel gak sih? Atau justru, kalian bakal tetep sabar?
Kalo saya sih, pengin bejek bejek mukanya aja rasanya. Tapi sayang deh, mukanya ganteng. Gak jadi hehehe.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top