19) Kemarahan Aura

08136245xxx
Unknown number

Wss. 15.00

Aura mengerjapkan matanya beberapa kali setelah membaca pesan dari nomor tidak diketahui. Wss?

Tangannya merampas asal tas selempang. Merapikan jilbab. Mengambil kunci mobil. Menutup pintu kamar.

* * *

Sepertinya firasat Aura benar. Wss yang dimaksud si pengirim pesan adalah Warung Suka Suka. Buktinya, ia sudah melihat sosok itu di sini, menunggunya sambil memainkan ponsel dengan sebelah tangan.

"Excuse me. Kamu tadi yang sms aku?"

Lelaki tadi mendongak. Menatap Aura dengan rasa takjub. "Aku pikir kamu gak datang, Aura. Duduk."

"As you see, Yudith. Apa lagi? Sms darimu buat aku ketar-ketir. Untung aja gak nabrak."

Yudith terkekeh. "Ada yang harus aku sampaikan. Penting."

Kedua alis Aura terangkat. "Penting? Penting bagiku atau bagimu?"

Yudith menghela napas. Tidak menjawab pertanyaan konyol Aura. Kalau ini tidak penting bagi Aura, buat apa Yudith meminta waktunya?

Yudith memajukan bangkunya ke depan. Menatap Aura lamat-lamat. Kesepuluh jarinya saling mengait.

"Syifa mencintaiku." Yudith membuka percakapan inti.

Aura menautkan kedua alis. Tidak mengerti sama sekali. Syifa? Sudah lama ia tidak mendengar kabar darinya.

Aura menjawab, "Kalian memang selalu saling mencintai sejak dulu."

Helaan napas Yudith berlomba-lomba.

"Aku dan Syifa... akan menikah."

Aura terkejut beberapa saat. Sepersekian detik berikutnya memasang tampang excited.

"Kamu telah menemukan cinta sejati, selamat."

"Aku akan melamarnya lusa. Pernikahan dilaksanakan dua bulan lagi."

"Kamu membuatnya menunggu lama. Kenapa baru sekarang? Ah, perempuan benci menunggu," sanggah Aura lagi.

"Datanglah."

Aura tak berkutik. Kehilangan kata-kata untuk menangkis ucapan Yudith.

"Kehadiranmu sangat berpengaruh. Datanglah lusa dan dua bulan lagi," pinta Yudith sekali lagi. Memelas penuh harap.

"Aku? Buat apa?"

"Hanya untuk membuktikan, surat ini salah."

* * *

Aura bersedekap dada. Matanya menatap tajam ke dua orang tersangka yang menunduk---tidak berani melihatnya.

Napas Aura memburu. Jantungnya berdegup kencang. Matanya masih tidak melepas dua orang di seberangnya.

"Gila! Siapa yang ngelakuin itu?!

"Yasmin! Bella! Jawab!"

Yasmin dan Bella saling tatap. Saling menyalahkan melalui netranya. Tanpa suara, Yasmin menunjuk Bella dan Bella menunjuk Yasmin sebagai pelaku utama.

"Agh! Kalian berdua emang jahat! Kenapa surat itu bisa sampe di tangan Yudithhh?!"

Bella menggigit bibir bawahnya. Yasmin melilit telunjuknya di ujung baju. Daripada salah menjawab, memilih membungkam saja.

Aura menjambak rambutnya---sedang tidak memakai hijab---frustrasi. Menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Harga diri gue!" pekik Aura, menggema ke seluruh ruang tamu. Beruntung mamanya sedang arisan, jadi tidak akan ada tanda tanya baru.

Yasmin mengangkat tangan kanannya. "Gue. Gue yang ngelakuin. Maafin gue, Ra."

Bella menyahut, "Gue juga. Gue dan Yasmin... ngambil satu satunya amplop warna pink di laci waktu lo nyiapin makan dan minum.

"Waktu kita baca, ternyata itu lo yang nulis. Jadi, gue mutusin buat nyimpan surat itu. Gue hapal, tulisan lo yang sekarang lebih rapih. Gue tau surat itu udah lama ditulis.

"Jadi gue dan Yasmin pikir perasaan itu juga udah hilang. Dan ketika kita berdua gak sengaja jumpa Yudith sepulang dari sini, gue kasih itu ke dia."

Yasmin menyambung, "Kita pikir semua udah berakhir. Tapi... sepertinya semua malah semakin rumit. Maafin kita, Aura."

"Iya... gue maafin."

Aura menghembuskan napas kasar. "Kalian tahu, gue takut. Gue takut, usaha gue selama lima tahun ini sia-sia. Walaupun... gue gak tau, apa yang sebenarnya sedang gue rasakan."

Aura menyungging senyum. Menatap Bella dan Yasmin bergantian.

"Tapi gue percaya sama kata-kata kalian. Semua udah berakhir. Gak ada yang perlu ditakuti lagi. Gak perlu diperumit. Gak seharusnya gue sensi gini.

"Gue dan Yudith... udah selesai."

* * *

Alhamdulillah udah sampai di part 20. Saya mau tanya, selama teman-teman membaca cerita ini, apa sih yang dirasakan? Apa merasa terinspirasi, atau justru merasa cerita ini kurang menarik?

Yuk, isi jawaban beserta alasannya di kolom komentar. Semoga bisa menjadi perbaikan untuk saya kedepannya dan AURORA menjadi lebih menarik lagi.

Maaciw!

Salam hangat,
Yas.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top