What Happen? #Audisi Online The WWG 2

Kenalin nama gue Clara Dwi ningsih biasa dipanggil Clara. Tapi ingat jangan pernah lo panggil nama gue dengan sebutan wi karena apa terkadang mereka-mereka tuh panggil nama gue diplesetin tahu nggak sih lo. Masa gue dipanggil wewek, emangnya gue wewek gombel apa. Secara gitu loh, gue tuh nggak bisa disamakan sama yang namanya wewek atau apalah gitu. Ahh... bikin nyesek tahu nggak sih.

Gue bersekolah di sekolah ternama, maklum saja karena gue anak orang kaya yang memiliki segalanya. Yel-yel gue itu apa yang gue inginkan harus gue dapetin ... apapun itu.


Di sekolah gue membentuk sebuah teman grup. Lebih tepatnya geng kali ya. Yah... yang jelas terdiri dari cewek-cantik nan imut. Siapapun yang telah memasuki geng tersebut harus mengikuti syarat yang telah disepakati. Dimana setiap orang harus bisa mendapatkan cowok baru yang bisa diajak buat ngedate. Siapapun itu orangnya. Yang penting dalam setiap minggunya harus mendapatkan cowok baru. Batas waktu untuk mencari hanya terhitung selama satu minggu. Jika gagal langsung go out in the group. Atau paling tidak mentraktir mereka ke sebuah restoran termahal. Gila bukan ... tetapi gue nggak bakal menyerah sama mereka-mereka. Gue juga yakin seyakinnya bahwasannya gue bisa kok mendapatkan cowok itu. Jangankan satu minggu. Dalam lima haripun gue bisa. Haha ... kepedean nggak apalah.

Satu minggu kemudian saatnya buat gue beraksi, mencari cowok yang bakalan gue ajak buat ngedate. Gue relax aja mencari mangsa. Toh hanya dengan melihat pesona gue, para cowok akan mendekati gue dengan sendirinya. Jadi, apa yang perlu gue risaukan?

***

Akan tetapi setelah tiga hari berlalu, Now... apa yang telah terjadi dengan gue. Gue kemakan kata-kata gue sendiri, bahwa gue bisa mendapatkan cowok dalam waktu lima hari. Padahal sebelumnya gue dengan mudah menggenggam cowok yang gue inginkan. Tapi sekarang... ahhh kepala gue seakan-akan ingin meledak dengan sendirinya. Duarr...

Whay... kenapa gue susah sekali cari mangsa yang bisa gue ajak buat ngedate. Oh may god. Sisa waktu gue hanya tinggal dua hari lagi. Akhirnya gue cari seluruh biodata teman sekolah gue pada hari itu juga. Satu persatu gue hubungi mereka. Tapi,apa coba yang mereka jawab?! Si Rangga dia sudah dijodokan karena urusan bisnis keluarganya. Si Rehan dia sedang berlibur ke Thailand. Gue nggak tahu kalau Rehan sedang liburan. Sedangkan Andreas ... gue lupa kalau dia nggak bisa diajak beginian, karena keluarganya menuntutnya untuk selalu menjadi peringkat tertinggi di kelas. Dan masih banyak lagi yang telah gue hubungi. Berhubung kepala gue sudah tidak tahan memikirkan jalan keluar, so gue lanjutin pencarian di hari berikutnya.

Tiba-tiba ada seorang cowok yang datang menghampiri gue. Lo tahu kalimat apa yang telah keluar dari mulutnya yang kecil? Dia ngajak gue ngedate tahu gak sih lo. Jantung gue terasa copot mendengar ucapannya. Masa gue yang cantik begini jalan sama dia yang hidup sederhana. Pulang pergi naik honda buntut lagi. Idih ... gak level sama gue. Tapi karena terdesak oleh persyaratan itu, tanpa basa-basi gue terima dia. Sebenarnya gue nggak mau sih ngedate dengan dia. Apa boleh buat disatu sisi waktu gue yang menipis hanya tinggal satu hari . Di sisi lain gue nggak mau dikeluarkan dari grup itu atau mentraktir mereka ke restoran termahal. Yah... jalani aja toh hanya dalam satu minggu gue jalan sama dia, setelah itu putus deh.

***

Hari esoknya gue meluncurkan action licik yang biasa gue lakukan. Gue pasang muka semanis-manisnya di hadapannya. Saking perfect nya gue dia sampai menempel seperti lem China. Terus terang ya gue nggak suka sih sama orang yang selalu menempel kepada gue. Apalagi menjadi ekor. Ihh... kayak monkey antara ibu dan anaknya yang setiap saat selalu di gendong. Hellow... sekarang bukan zaman purba keles.

Gue jalan seperti pasangan lainnya. Sok mesra lah, mamanggil nama dengan sebutan mesra. Ayang, beib, mama, papi, atau apalah gitu. Suap-suapan sampai pasangan yang lainnya pada iri. Tapi sayangnya nih... kendaraan yang dipakai menusuk muka gue. Jelas dong, masa habis jalan dan melakukan segala hal dengan romantis kendarannya tidak. Naik bajay mbok. Suara bising yang mengundang para mata melihat ke arah kami. Aargh mau diletakkan di mana muka gue.

Dikarenakan ada salah satu bokap teman gue yang sedang dipromosikan, hari pertemuanpun diundur. Kami setuju melakukan pertemuan di hari ke sembilan. Yah walaupun menunggu itu membosankan. Gue harap hari cepat berlalu dan akan gue putuskan segera hubungan ini dengannya.

Gue menunggu-terus menunggu hari pertemuan kami. Gue jengkel melakukan  hal yang nggak sesuai dengan kata hati gue. Action gue pun sudah mulai pudar. Gue suka ngomel-ngomel nggak jelas ke padanya. Gue suka ngambek. Gue sering menyalahkan apa yang dikerkajan. Tapi apa coba, dia selalu tersenyum manis. Senyumannya ini seperti bom yang diluncurkan ke hati gue dan itu sangat berbahaya karena bisa menggobrak perasaan gue. Dan gue nggak suka itu. Tapi di saat gue membutuhkan seorang teman churhat dia selalu ada buat gue. Ahh... ada apa ini sebenarnya. Kenapa gue menceritakan yang tidak-tidak. Gue harus ekstra sabar sampai hari itu tiba. Harus itu.

***

Akhirnya hari ke sembilanpun tiba. Gue ajak dia ketempat perkumpulan geng kami. Pertemuan kali ini diadakan di Social House Restaurant-Bar-Wineshop. Namanya saja terdengar keren. Ya jelas lah, karena restaurant ini merupakan tempat tongkrongan kelas atas. Pertama di Jakarta. Kalian percaya nggak. Gini saja deh ... dari pada lo semua berada diombang ambing ketidak percayaan langsung saja cus ketempatnya. Terletak di Grand Indonesia East Mall 1st Floor, JL. Mohammad Husni Thamrin, No. 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Ketika gue sudah tiba di lokasi, tiba-tiba mereka berkata kepada gue wah gebetan lo boleh juga tuh. Tentu saja. Sebelum gue ajak dia ke tempat perkumpulan geng kami, dia sudah gue kasi pelitur supaya mulus. Alias gue ajak dia ke butik. Yah ... untuk mengubah sedikit penampilannya yang gue rasa penampilannya itu kumuh dan sedikit culun. Dia bernama Angga May Saputra. Berumur 18 tahun, lebih tua dari gue. Di saat itu gue sedikit tercengang sih melihat perubahan total mengenai penampilannya yang dalam sekejap terlihat seperti orang lain. Dia terlihat seperti artis Lee Min Ho yang lagi ngedate dengan gue. Oh may god. Apa yang gue pikirkan. Gue buang gagasan gue yang tidak masuk akal.

Saat semuanya telah berkumpul, ternyata ada salah satu teman gue yang tidak  bisa menjalankan tugas. Namanya Chika. Dia merupakan si mulut besar di grup ini. Maksud gue dia itu hanya bicara doang tapi nggak ada hasilnya gitu. Dia meliliki sebuah janji kepada kita-kita bahwa dia bisa mendapatkan cowok dalam rentan waktu tiga hari. Gila bukan. Gue saja dalam rentan waktu lima hari  susahnya minta ampun. Apalagi dalam tiga hari. Menurut feeling gue dia itu hanya iri dengan kalimat yang gue luncurkan. Seperti kejadian sebelumnya, geng kami pernah terjadi percekcokan hanya kerena masalah style fashion.   Loh, kenapa gue ngebahas masa lalu? Mendingan gue ngelanjutin cerita selanjutnya.

Kita yang memiliki perjanjian entah itu dalam waktu mendapatkan gebetan atau yang lainnya harus disertai dengan bukti yang kuat. Salah satunya menanyakan kepada setiap gebetan yang didapat. Kapan kalian mulai jadian atau apalah gitu. Oh... iya para gebetan tidak boleh diberi tahu jika ini hanyalah modus demi peryaratan geng. Nah sedangkan Chika harus diberi hukuman nih. Mentraktir seluruh isi menu yang ada di Social House Restaurant-Bar-Wineshop. Tentunya menu makanan or minuman yang halal ya.

Pesanan kamipun tiba. Gue lirik satu persatu dari menu yang telah dihidangkan diatas meja. Saking banyaknya menu yang kami pesan, mata gue sampai puyeng memilihnya. Gue nggak menemukan makanan yang rendah lemak. Maksud gue, gue nggak mungkin dong makan makanan yang berlemak dan menyebabkan badan gue besar seperti gentong. Ah... ini karena Chika sih yang memesan sampai-sampai meja penuh dengan makanan. Gue kan nggak bisa menemukan makanan yang bisa gue santap.

Tiba-tiba ada seseorang yang menjulurkan satu makanan favorite gue. Hmmzt.... salad. Gue paling suka sama itu. Gue senang ada seseorang yang membantu gue dalam menemukan makanan. Oh god thank you  very much. Coba saja kalau gue nggak menemukan satupun makanan, urrgh badan gue yang sexy ini malah jadi bolang. Body Tulang. Gue nggak mau hal ini sampai terjadi. Bisa-bisa derajat kecantikan gue turun drastis. Dan nggak akan ada cowok yang dekati gue. Jangankan mendekati. Melihat saja paling sudah kabur. Karena terlihat seperti mumi berjalan. Idih... gue ogah lah. Amit-amit deh.

Disaat gue ingin menerima makanan itu, gue tatap mukanya. Ternyata si Angga yang menjulurkan makanan itu dengan senyuman yang membuat hati seseorang merasa nyaman. Ini tidak mungkin, pasti gue salah lihat. Pasti bukan Angga yang menjulurkan makanan itu. Sejak gue ngedate dengan dia gue selalu saja mengela dari kenyataan. Entah kenapa gue berubah drastis dari sikap gue yang biasanya.

***

Di hari ke sepuluh gue ingin memutuskan hubungan ini. Tapi gue heran, dikejar-kejar ketidak pastian. Gue telah merencanakan tempat di mana gue akan memutuskan hubungan ini dengannya. Setelah bertemu gue malah nggak bisa mengeluarkan kalimat nyatakan putus kepadanya. Padahal gue sangat-sangat ingin memutuskannya. Tapi apa... mulut gue seakan bisu, kata hati gue berbalik arah dengan apa yang ingin gue lakukan. Hati gue seakan-akan mengeluarkan derai air mata yang tidak bisa gue kendalikan. Rasanya itu sakit sekali jika gue melepaskan dia. Oh my god ada apa dengan gue? Apa yang telah terjadi dengan gue?

Apa gue memiliki .....


***

Motivasi

Motivasi saya join audisi ini adalah saya suka menulis sebuah cerita. Hal ini berawal dari kebimbangan hati yang ingin saya curahkan dalam bentuk sebuah cerita. Akan tetapi kemampuan dalam membuat sebuah cerita yang saya tulis masih dibawah rata-rata.

Karena itu saya menemukan sebuah aplikasi dunia oren ini. Saya bersyukur menemukan aplikasi ini dikarena saya serasa termotivasi untuk menambah pengetahuan tentang dunia kepenulisan. Dan saya juga ingin mengasah kemampuan menulis yang masih dibawah rata-rata agar menjadi lebih baik lagi.

Maka dari itu saya ingin sekali belajar dunia kepenulisan dari member the wwg yang jauh lebih baik dari saya.

Saya rasa  hanya itu alasan dan motivasi saya. Maaf jika tulisan saya masih acak-acakan. Maklum saya masih kurang pengetahuan mengenai dunia kepenulisan.

theWWG
bawelia-
nurul_cahaya
destiianaa
somenaa
spoudyoo
Cathetel
FairyGodmother3

#AudisiOnlineTheWWG2

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top