《9》Visi misi
Senyum Athar terus saja mengembang seraya menatap selembar kertas yang sudah dipenuhi tulisannya. Judul dengan huruh kapital VISI MISI MENJADI PACAR SYBILLA diukir semenarik mungkin menggunakan teknik doodle-art.
Hari ini adalah pengumpulan visi misi dan Athar dengan semangat akan menyerahkan visi misinya kepada Sybilla. Detik ini juga, laki-laki itu tak mau mengulur waktu. Cepat-cepat menuju kelas XI IPA 2, kelas Sybilla.
Emang jodoh gak kemana, di ambang pintu berdiri perempuan yang sedang berkutat menyerok sampah. Perempuan itu tak lain adalah Sybilla yang memang sedang menjalani kewajibannya setiap minggu.
"Sybilla..." panggil Athar dengan girang seraya berlarian seperti bocah mengejar layang-layang kampung sebelah yang talinya putus.
Sybilla menoleh dengan keringat deras yang membasahi kening dan pelipisnya. Penyebab capek 35% sisanya karena panas yang luar biasa pagi ini. Tak usah ditanya, Jakarta ya seperti ini.
"Eh lo piket? Gue juga, tapi belum hehe," ucap Athar.
Sybilla tak mengubris hanya melirik sekilas. Terpenting saat ini adalah melaksanakan kewajiban sebagai seorang pelajar.
"Syb, lo pacarnya Athar?" tanya Gilang yang baru saja menginjakkan kaki di kelas. Jangan berpikir negatif dulu, Sybilla dan Gilang hanya sebatas teman seperjuangan. Hanya saja Gilang sedikit kepo orangnya.
Sybilla menggeleng, tapi Athar mengangguk. Sontak membuat Gilang kebingungan, tangan Gilang memegang tangan Rena.
"Gue lagi bingung, makanya pegangan," beritahu Gilang disusul cengiran kudanya.
"Dasar modus!" sahut Rena seraya melepas dengan kasar.
Jika kalian ingin tahu, Gilang sudah lama menyukai Rena. Bahkan Rena sendiri pun sudah tahu, tapi tak peduli. Gilang bukan sosok yang mudah putus asa, semangat juangnya berkobar-kobar.
Semangat Gilang! Berikan dukungan pada Gilang. Satu dukungan dari kalian sangat berarti bagi Gilang.
Oke, lupakan.
"Nih visi misinya," ucap Athar seraya menyerahkan selembaran itu pada Sybilla.
Sybilla menerima dengan sebuah senyuman yang tercetak di bibirnya. Rena dan Gilang yang masih berada di posisi dengan raut wajah penasaran membuat Sybilla dengan sigap menaruh ke belakang punggungnya.
"Dasar couple kepo!" ucap Sybilla lalu memeletkan lidahnya, dalam artian meledek Rena dan Gilang.
Kringggg
Bel masuk berbunyi, membuat Sybilla menambah kecepatan tangannya dalam menyerok sampah. Athar yang merasa iba sekaligus cari muka lantas membantu Sybilla dengan cara modus. Menaruh telapak tangan kanannya di atas tangan Sybilla.
"Semua cowok emang sama aja, modus doang," cibir Rena dengan jengkel.
Athar dan Gilang yang merasa cowok lantas tersadar. Menatap gebetan masing-masing. Sybilla dan Rena membalas dengan tatapan sinis masing-masing.
"WOY!"
Semua tersentak dan langsung mengalihkan pandangan ke suara toak yang tiba-tiba saja muncul. Rachel mengacungkan dua jarinya ke udara tanda damai begitu melihat tatapan ganas keempat anak manusia itu.
"Jantung gue copot emang lo mau tanggungjawab apa? Hah?!" sewot Sybilla dengan kesal.
"Sans," jawab Rachel dengan santai.
"Apa perlu gue bunyiin bel sekali lagi? Ya?!"
Helaan panjang dari Sybilla, Rachel, Rena, dan Gilang begitu mendengar suara Alfarizi si ketua kelas. Sedangkan Athar hanya menutup mulutnya, bersyukur ketua kelasnya tidak seribet laki-laki botak itu.
"Kalau gitu gue ke kelas, jangan lupa istirahat kayak biasa," pamit Athar lalu berbalik dan melenggang menuju kelasnya.
Sybilla hanya mengangguk. "Kuylah duduk di tempat masing-masing! ytta aja." sindirnya seraya melirik Alfarizi sekilas.
Gebrakkk
Semua yang berada di kelas terkejut oleh gebrakan meja yang dilakukan Alfarizi. Laki-laki botak itu naik turun menahan amarah dan sepertinya kesabarannya sudah habis.
"Tolong hargai gue sebagai ketua kelas di sini! Gue capek ngurus kalian yang pada gak mau diurus. Kalau gak suka sama yang gue lakuin selama ini, gue minta maaf,"
Tidak ada yang berani menyahut, semuanya bungkam mendengar unek-unek sang ketua kelas.
"Terutama Sybilla dan Rachel. Lo berdua lebih susah diurus daripada anak bebek tau gak?! Benci gue, capek."
Sybilla dan Rachel belum juga mengangkat suaranya saat Alfarizi menyebut namanya. Tatapan Alfarizi sangat tajam bagaikan pisau yang diasah untuk memotong binatang, sapi misalnya.
"Kenapa diem? Baru nyadar mbaknya?!"
"Udah sih udah,"
"Al, lo jangan bentak cewek bisa kan?"
Tiba-tiba saja muncul Athar dari ambang pintu. Kelasnya memang bersebelahan dengan kelas Sybilla jadi suara keributan seperti tadi terdengar di pendengarannya.
"LO COWOK?!"
Bluggg
Semua yang berada dalam kelas itu jelas panik. Terlebih Sybilla, tapi seakan ada tali yang mengikat kedua kakinya untuk tidak bergerak. Seperti ada lakban yang menutup mulutnya sehingga mengucapkan kata 'jangan!' pun tak bisa.
"Urusin tuh pacar lo!" sewot Alfarizi, tangan kanannya sibuk memegangi perut yang menjadi samsak dadakan. Sedangkan tangan kirinya, menunjuk lurus ke arah Sybilla.
Pacar?
Aamiin.
"Sebagai ketua kelas harus bisa maklumin sikap anak-anak dong! Kalau gak bisa ya gak usah nyalonin jadi ketua kelas," cecar Gilang ikut tak terima.
Alfarizi menatap Gilang tak percaya. Itu Gilang...sahabat dekatnya. Dari gendongan sampai remaja seperti ini.
"Lo harua ekstra sabar, Al. Gue sih kayak Indonesia non blok, tapi sikap lo yang kayak gini terus bikin anak-anak males tahu gak," sambung Rena.
Kini pandangan Alfarizi terlaih pada Rena. Bukan hanya Alfarizi, tapi juga yang lainnya. Melakukan satu gerakan yang sama yaitu menganggukkan kepala.
"Gue minta maaf," lirih Alfarizi. Tersadar semua kesalahannya selama ini. Kurang sabar dan terlalu mengekang anak buahnya.
"Gue juga," ucap Rena dan Gilang berbarengan. Kemudian mendapat siulan-siualan dari mulut anak-anak yang jahil.
Cieeeeee
Rena hanya menundukkan kepalanya malu, sementara Gilang justru merasa senang. Keadaan kembali kondusif, siswa-siswi mulai menduduki tempat duduknya masing-masing.
"Thanks, tinjuan lo bikin gue sadar," ucap Alfarizi manatap Athar yang berada di hadapannya.
"Santai, maaf udah bikin perut lo sakit," sahut Athar merasa bersalah juga. Pasalnya ia tahu bagaimana rasanya ditinju tapat di bagian perut bawah.
Alfarizi meninggalkan Sybilla, Rachel, dan Athar bertiga di depan kelas. Rachel yang peka terhadap keadaan kondisi lantas mengikuti langkah Alfarizi menyisakan sahabatnya berdua dengan Athar.
"Udah dibaca belum?" tanya Athar seraya melirik selembaran yang Sybilla tutupi di balik punggungnya.
Sybilla menggeleng.
"Baca sekarang gue pengin liat reaksi lo," pinta Athar.
Sybilla mengangguk. Perlahan dibukanya lipatan selembaran yang laki-laki itu berikan, menelan salivanya terlebih dahulu. Memutuskan membaca dalam hati supaya tidak didengar teman-temannya yang lain.
VISI MISI MENJADI PACAR SYBILLA
Nama : Athar Al-fadhil
Kelas : XI IPA 1
Visi :
Menciptakan keamanan dan ketentraman hati Sybilla.
Misi :
1. Mencitai dengan sepenuh hati namun tidak memaksa untuk dicintai.
2. Belajar menghargai tiap-tiap hati yang ingin barlabuh di hati Sybilla.
Note : gpp cowok lain suka asal bersaing secara sehat
3. Bekerja keras untuk meningkatkan nilai fisika agar tak mengecewakan sang pengajar.
Note : sang pengajar itu kamu
Sekian visi misi yang saya sampaikan, bila ada salah kata mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sybilla mendongak menatap lekat ke manik mata sang penulis visi misi yang baru saja dibacanya. Tersenyum dan mengacungkan jempolnya ke udara.
"Bagus, sukses buat jantung gue deg-degan," komentar Sybilla.
"Makasih, udah normal belum jantungnya?" sahut Athar.
Sybilla menggeleng polos.
"Pengumumannya besok kan?" tanya Athar lagi memastikan.
Sybilla mengangguk, tapi mulutnya berucap, "Sekarang juga boleh. Lo..." Sybilla menggantungkan ucapannya membuat kini jantung Athar yang bergantian berdegup kencang.
Hayooo apa hayoo?
Terima gak gaess?!
"Diterima jadi pacar Sybilla," lanjut Sybilla langsung membuat perut Athar diterbangi ribuan kupu-kupu dan dimekari ribuan bunga-bunga pula.
"Berarti besok kita pacaran ya?" tanya Athar dengan polosnya.
Satu fakta tentang Athar yang mungkin mengejutkan, belum pernah pacaran. Akan tetapi, Sybilla bukan perempuan yang pertama kali membuat Athar jatuh cinta.
Pertama kali membuat Athar Al-fadhil jatuh cinta adalah...
Almarhumah Alexa Purnama binti Retno Purnomo. Gadis ayu yang tewas akibat kecelakaan satu tahun silam yang mana sang supir adalah laki-laki yang mencintainya.
Athar Al-fadhil. Selain membuat gadis itu meninggal dunia, membuat pacar gadis itu juga sangat kehilangan. Pacar gadis itu adalah..
Arland Al-fadhil atau kakak dari sang supir. Tapi sang supir bukan sepenuhnya sang pelaku utama, semua sudah ada yang mengatur.
"Mulai sekaranglah, oneng banget," sahut Sybilla.
Perlahan Athar mulai melupakan gadis ayu yang sekarang berada di alam sana. Walau belum sepenuhnya, mungkin hanya 50% atau setengahnya.
"Besok aja gimana? sekarang gue mau ke kelas," beritahu Athar.
Percayalah, yang ada di pikiran Athar perihal pacaran adalah jalan bareng. Laki-laki itu ambil contoh dari hasil pengamatannya selama ini setiap di cafe.
"Ihh ogeb," sahut Sybilla. "Pacaran itu gak harus jalan bareng atau makan bareng ke cafe. Menurut gue, gini nih. Lo milik gue dan gue milik lo, simpel." lanjutnya.
Athar mengangguk paham lalu tersenyum dan berucap, "Ke kelas dulu ya mau wujudin misi ketiga." Setelah mengucpkan itu, Athar melenggang menuju kelasnya.
Misi ketiga :
Bekerja keras untuk meningkatkan nilai fisika agar tak mengecewakan sang pengajar.
Note : sang pengajar itu kamu
Sybilla mengangguk paham, kamu yang dimaksud adalah dirinya.
Jadi daritadi gak paham?
Dasar telmi alias lola.
Gimana bab sembilannya?
Lanjut, jangan?
Dipublikasikan : 25 Agustus 2018
Huaa lanjut gak nih? Sumpah nyesek bgt kaga ada yg baca sama spam komen
Pengen nangis huhuhuh
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top