。path
Setelah bertemu dengan Tanjirou, Giyuu mulai memikirkan kehidupannya selama ini sebagai pemburu setan.
Benarkah oni mampu mempertahankan dahaga dan kesadarannya? Dan hidup berdampingan dengan manusia, sejujurnya hal itu bukan sesuatu yang aneh hanya eksentrik. Menimbukan kekhawatiran bagi orang disekitarnya tentang bagaimana.
Bagaimana kalau oni itu tiba-tiba lepas kendali?
Bagaimana kalau oni itu hanya berpura-pura?
"Kau sedang memikirkan apa?"
Giyuu menoleh, menatap seorang gadis dengan surai ikal sebahu yang duduk di bawah pohon. Merasa cukup terganggu dengan kehadirannya. "Kau benar-benar sudah mati?"
Gadis itu langsung menyemburkan tawanya, "bukankah sudah kubilang, aku bisa hidup berkat darah para oni." Kemudian gadis itu bangkit berdiri dan menyampirkan pedangnya yang semula tergeletak dibawah tanah setelah dia membunuh satu oni. Merampas buruan Giyuu.
Jika dia pernah menemukan satu keanehan pada Nezuko, gadis ini seratus kali lebih aneh. Dia menceritakan padanya tentang bagaimana ia berusaha hidup dengan meminum darah oni yang sudah mati. Siapa juga yang bisa percaya ucapannya? Tidak peduli apa yang sudah dilihatnya barusan.
"Kau manusia setengah oni?"
Gadis itu kembali tertawa tapi kali ini dia menambahkan gelengan dikepala, "sudah kukatakan aku bukan keduanya. Mungkin kau bisa menganggapku malaikat."
Giyuu mendesah, memperhatikan gadis itu dari atas hingga bawah. "Kau mantan pemburu iblis?"
"Kau banyak tanya ya," gadis itu berdecak, "sebentar lagi terang, sebaiknya kau segera berangkat ke sana."
Giyuu mengadah, memperhatikan langit-langit yang mulai menguning. Jarak dari tempatnya ke utara tidak sejauh itu, berangkat satu jam lagi juga akan keburu. "Kau akan kemana?"
"Entah. Mungkin berjalan-jalan sambil mencicipi makanan. Kau ingin menemaniku?"
Giyuu mengangkat alisnya, rasanya aneh mendengar kata tersebut. Perasaan gunda muncul dari dalam dirinya, karena jelas sekali gadis itu bukan makan kuliner seperti kebanyakkan orang.
"Kau bisa bertarung?" Tanya Giyuu kembali.
Gadis itu menatap Giyuu aneh, seolah pertanyaan seperti mengapa matahari terbit di timur bukanlah sesuatu yang jelas, "tentu saja. Kalau tidak bagaimana cara aku minum darah mereka ? Memangnya kau tidak lihat apa yang baru saja kulakukan?" Dia terkekeh lalu menambahkan, "kau tidak berpikir mereka dengan sukarela menjadi makananku kan."
Giyuu berdecak, "kau hanya membunuh apa yang sudah kubereskan. Selama ini kau bepergian seorang diri?" Ia bertanya dengan perlahan, merasa aneh dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya.
"Seperti yang kau lihat," Gadis itu menyatukan dan mengikat rambut hitamnya, "baiklah, sampai jumpa lagi."
P.S
Giyuu disini jadi bawel ya ? Nanya mulu :'( but hope you guys like it, seperti biasa kritik dan sarannya selalu diterima!
Dan ada yang punya ide untuk kedepannya cerita ini gimana ? Perlukah di lanjut ?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top