Phobia|| Dazai Osamu. ver
By: marina10969
WARNING!!
TYPO BETERBANGAN!!
CERITA ABAL!!
HAPPY READING....
.
.
.
.
.
.
Malam itu hujan turun dengan cukup deras di prefektur miyagi.
"semoga tidak ada petir." Gumam (y/n). Namun belum ada satu menit ia bergumam, kilat datang menandakan akan datangnya petir. Dengan segera (y/n) bergelung dalam selimut dan menutup telinganya dengan bantal.
Sepersekian detik dari persiapan (y/n), petirpun bergemuruh keras. Bahkan dengan dirinya yang telah ia persiapkan sedemikian rupa masih bisa merasakan petir yang datang.
"Nii- chan..." panggilnya. Namun saat itu juga ia sadar jika sang kakak tengah berada di acara yang diadakan kampusnya, sedangkan kedua orang tuanya juga tengah pergi ke luar kota dan kemungkinan akan pulang lusa.
Ia benar benar takut dengan yang namanya petir. Itu hanya petir? Ya, (y/n) tahu ini hanya petir. Tapi hanya dengan mendengar suaranya saja membuat bulu kuduknya berdiri dan otomatis membayangkan pohon yang tumbang karna petir, ia takut hal yang sama terjadi pada manusia. bayangkan saja apa yang akan terjadi. Itu benar benar menakutkan.
"Da... Dazai..." gumam (y/n) kemudian dengan segera meraih ponselnya di nakas sebelum petir kembali datang.
(y/n) kemudian mencari nomor dazai dan menelponnya. Cukup lama ia menghubungi nomor Dazai, namun tak ada tanda tanda Dazai akan mengangkatnya. Jadi dengan segera ia memutus sambungan dan beralih mengirim pesan singkat pada Dazai.
To: suicide maniac
from: (y/n)
Subject: Dazai
Dazai, aku takut. Bisakah kau telpon aku untuk mengalihkan rasa takut ini?
Send
Setelahnya (y/n) menunggu Dazai yang menghubungi balik. cukup lama ia menunggu panggilan masuk, Namun ponselnya tak juga berdering. Sebaliknya, pintu depanlah yang diketuk dari luar.
"siapa yang malam malam begini bertamu?" gumam (y/n). "tapi aku tak berani."
Setelah beberapa menit (y/n) perang dengan batinnya sendiri, akhirnya ia berjalan menuju pintu depan dengan selimut yang ia gunakan untuk menutupi dirinya.
"sebentar," kata (y/n) sebelum membuka pintu.
Dan betapa terkejutnya (y/n) setelah membuka pintu mendapati Dazai yang berada di depannya.
"Da- Dazai?" kata (y/n) tak percaya. Lagi lagi kilat datang membuat (y/n) tersentak dan matanya berkaca kaca.
"(y/n)!" Dazai kemudian masuk dan segera memeluk (y/n), berusaha menghilangkan rasa takutnya akan petir tanpa peduli bajunya yang basah kuyup.
"Dazai..." panggil (y/n) dengan suara bergetarnya.
"Kau sudah aman," kata dazai sembari membelai surai (y/n) lembut, sedang tangan yang lain menutup pintu. "Aku sudah disini."
"Dazai..." dan mulai menangis.
"tenang, semuanya baik baik saja."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top