#AC4

Dari Ibnu Umar ra. berkata, "Siapa yang meminum khamar meski tidak sampai mabuk, tidak diterima shalatnya selagi masih ada tersisa di mulutnya atau tenggorokannya. Apabila dia mati maka dia mati dalam keadaan kafir.

Bila sampai mabuk, maka tidak diterima shalatnya 40 malam. Dan bila dia mati maka matinya kafir.

#####

"Kalau kau tidak pulang sekarang, besok pemimpin perusahaan bukan lagi kau!" Gertak suara disebrang sana.

"Apa yang kakek katakan?"

Klik. Tuuuttttt.....

Mr. Abraham meremas gawai digenggamannya setelah panggilan itu berakhir. Membalik badan setelah menerima telpon dengan mengambil tempat kesudut ruangan karna suasana yang berisik dengan musik yang asik sambil membicarakan hal-hal diluar dari bisnis dan mengandung kesenangan duniawi semata tapi tadi diusik oleh kode dari miss Brainly sambil mengangsurkan gawai kepadanya, ia menemukan asistennya itu berdiri sambil melipat tangan didepan dada  dan bersender dengan wajah tanpa dosa kini.

"Kau mengadu?" Tuduhnya sambil mengembalikan gawai milik Brainly. Untung saja ia tidak menuruti kehendak hatinya untuk melemparkan gawai itu kewajah miss Brainly kasar.

"Siapa yang mengadu tuan? Tuan tidak merespon panggilan kakek tuan, lalu kakek tuan menelpon saya!" Sahut miss Brainly setengah berteriak mengimbangi suara musik yang hingar bingar.

"Kenapa panggilannya diterima, apa kau sengaja agar kakek tahu kita sedang berada ditempat seperti apa?" Teriak mister Abraham lagi tak mau kalah keras dengan suara musik sekaligus melepaskan emosinya.

"Tempat seperti apa memangnya tuan?" Brainly balik bertanya dengan nada polos.

"Jangan pura-pura bego! Kau tahu disini hingar bingar, bukan tempat umumnya orang bertemu untuk membicarakan bisnis, tentu saja kakek akan mendengar!!" Pekik Mr. Abraham lagi ditelinga miss Brainly.

"Saya tidak paham tuan, kenapa sudah tahu begitu tuan masih saja ketempat ini?" Balas miss Brainly tak mau kalah.

"Paham tidak sih kau ini sebenarnya? Untuk berbisnis kita harus siap berbaur dengan kebiasaan mereka!" Sergah mister Abraham seolah menjelaskan demikianlah bisnis. Seringkali harus mengikuti alur, agar kedepannya urusan lancar. Diajak bekerjasama dan meraih keuntungan bersama, lalu merayakannya bersama-sama.

"Kebiasaan buruk memangnya harus diikuti, tuan? Apa bagusnya tempat ini? Penuh asap rokok pastinya merusak paru-paru,
musik keras begini merusak pendengaran, berisik! Belum lagi minuman keras apa bagusnya? " serang miss Brainly membuat mister Abraham celingukan, khawatir kelima orang rekan bisnisnya yang masih asik disofa bersama dengan perempuan-perempuan bayaran yang menemani mereka duduk sambil minum-minum, merokok dan main kartu memperhatikan dan mendengar mereka yang sedang berdebat.

Ia belum mabuk karna baru saja minum beberapa teguk dan sudah diganggu oleh miss Brainly. Ia menyesal mengajaknya. Tapi kalau tidak diajak juga sama saja. Kakek akan menelpon miss Brainly, kalau dia bilang dia sudah pulang sementara dirinya belum sampai dirumah, maka tetap sama, kakek akan mengeluarkan ultimatum. Dasar perempuan, tidak bisa diajak kerjasama. Batinnya kesal.

"Apa enaknya sih minum begituan? Enakan juga minum es sirup!" Tukas Brainly lagi melanjutkan opininya.

Dan mister Abrahampun terbahak dibuatnya. Tentu saja bagi yang tidak terbiasa minum anggur yang pahit lebih suka minum syrup yang manis.

"Apa kau mau mencoba?" Mr. Abraham mengangkat satu alisnya. Tiba-tiba saja ide dikepalanya mencuat. Ia harus membuat Brainly menyukai apa yang ia sukai dulu baru ia bisa membujuknya untuk tidak bicara pada kakek seperti Brandon yang bisa diajak kerjasama.

"Big no! Saya tidak mau, tuan, haram!" Miss Brainly mengibaskan sebelah tangannya, tidak tertarik mencoba tawaran mister Abraham.

"Seteguk saja tidak sampai mabuk tidak apa bukan?" Rayu Mister Abraham berharap Brainly menuruti apa katanya hingga ia bisa kembali duduk diantara teman-temannya yang asik tergelak ditemani perempuan-perempuan seksi, yang sedari tadi membuat Miss Brainly beristigfar.

"Tidak sampai mabuk, tapi selama masih tersisa ditenggorokan kemudian saya mati saya bisa masuk neraka, tuan!" Sanggah Ily dengan alasan spiritual.

"Kata siapa?"

Seperti biasa mister Abraham bertanya bersumber dari mana ucapan miss Brainly yang mengandung surga dan neraka bahkan mengusik tentang kematian.

"Pertanyaan tuan basi, kata siapa-kata siapa, jangan paksa saya menjelaskan tuan, setelah itu malah nanti saya dikira ustadzah!" Jawab miss Brainly makin keras saja.

"Kan sebelum mati bisa bertobat?"

Entah darimana ungkapan sempit mengandung tobat seperti itu ada dalam pikiran dan mister Abraham keluarkan dari mulutnya. Mungkin ia sudah tertular miss Brainly yang keustadzahan selama ini kalau berdebat dengannya.

"Astagfirullah, tuan, iya kalau sempat bertobat, saya tidak mau berspekulasi seperti tuan, kalau tuan mau tiba-tiba mati tanpa sempat bertobat, jangan bawa-bawa saya!" Bantah Miss Brainly sambil melirik kearah kumpulan pria-pria rekan mister Abraham yang sedang bersenang-senang.

"Mister Abraham!"
Seseorang menghampiri mereka, hingga mister Abrahampun tidak sempat menanggapi apa yang dikatakan miss Brainly.

Sesaat tadi miss Brainly sempat melihat kearah pria-pria yang sedang berpesta sambil main kartu dan melihat salah satunya membisikkan sesuatu ketelinga gadis disebelahnya yang tadi merapat pada Ali.

Miss Brainly menaikkan salah satu alisnya melihat ulah perempuan dengan pakaian kekurangan bahan, make-up lengkap dengan tubuh sintal yang datang-datang menggelayuti mister Abraham. Astagfirullah.

"Mereka menunggu anda melanjutkan berpesta' atau kita lanjutkan ditempat lain?" Mata perempuan itu mengerling.

Miss Brainly bergidik melihatnya. Lagi-lagi ia beristigfar. Apa ia tak salah? Perempuan itu mengajak tuannya melanjutkan maksiat ditempat lain. One night stand. Apakah tuannya terbiasa seperti itu? Hiyy. Astagfirullah hal adzim. Miss Brainly makin bergidik.

"Tidak! Dia akan segera mengakhiri pertemuan ini, kau gelayuti yang lain saja!" Brainly menyahut disambut pelototan mister Abraham yang tidak menyangka kalau Miss Brainly akan selancang itu.

"Mister Abraham!" Manja perempuan itu tak peduli pada miss Brainly seolah ia mengharapkan yang digelayutinya justru memiliki sikap yang berbeda.

Melihat itu miss Brainly menyingsing lengan bajunya, lalu sekuat tenaga menarik lengan mister Abraham yang menganggur, melepaskan gelayutan perempuan itu dari lengannya yang lain lalu menyeretnya berlalu dari hadapan perempuan itu. Menekan tombol didepan lift hingga mereka pergi tanpa pamit saat lift terbuka dan mereka berada didalamnya.

Kejadiannya begitu cepat, mister Abraham seolah terhipnotis oleh ulah miss Brainly yang bar-bar seolah seorang istri yang mengamuk mendapati suaminya ketahuan sedang digelayuti perempuan lain. Oh Tuhan. Bersiap besok ia akan ditertawakan. Pulang duluan karna diseret perempuan. Sebelum menghabiskan sebotol minuman. Sebelum menghembuskan asap rokok berbatang-batang. Sebelum menikmati cinta satu malam, meski selama ini hanya sekedar gelayutan sepanjang bersenang-senang.

Didalam lift saat Brainly ingin menekan tombol penutup lift mereka sempat berebut karna mister Abraham ingin kembali membukanya. Meski ia tahu ia seperti sedang makan buah simalakama, kembali artinya dia harus siap dengan konsekwensi yang dikatakan kakeknya tadi atau tidak kembali tapi ia akan mendapat ejekan dari rekan-rekannya.

"Cuma perempuan polesan begitu apa bagusnya juga, tuan?"usik Miss Brainly yang mengira Mister Abraham berat meninggalkan acara karna perempuan tadi yang mengajaknya melanjutkan aksi saling menggerayangi ditempat lain.

"Kerjaan cuma bergelayut manja disamping tuan, pantatnya paling juga pake CD berbusa! Bahenolnya saja palsu apalagi cintanya!" Sambung Ily lugas mencemooh.

Meski kesal karna Brainly mengusik acaranya, mendengar tutur asistennya yang benar-benar polos itu membuat mister Abraham ingin terbahak. Bahenol palsu. Lucu sekali.

"Heran, bisa-bisanya tuan pernah bucin dengan..."

"Jangan ngelunjak!! Siapa kau makin berani mengatakan apapun semaumu?" Ali memotong ucap Ily yang mulai mengusiknya itu dengan garang.

Pikirnya, asistennya sudah keterlaluan. Membuatnya seolah pecundang. Seakan-akan dia ada hanya untuk mencelanya tentang masalalu yang benar-benar ingin ia anggap tak ada. Kejadian memalukan yang membuat kepercayaan kakeknya padanya luntur.

"Saya?" Tunjuk miss Brainly pada dirinya sendiri. "Pura-pura lupa siapa saya, tuan? Hati-hati kalau tuan benar-benar amnesia, tuan!" Cecar Brainly lagi.

"Ck!" Decak Ali seraya mendengus jengkel.

'Ya Tuhan, kenapa hamba sekarang seperti tanpa daya didepan seorang perempuan!'

"Memangnya siapa kau? Kau hanya asisten saya yang kapanpun bisa saya pecat!" Sombong Ali masih ingin mempertahankan harga dirinya didepan Ily.

"Iya, saya memang asisten tuan, tapi asisten yang bisa saja mengambil alih perusahaan jika kakek tuan memberikan tanggung jawab pada saya karna tuan dianggap tak mampu!!" Lanjutnya membuat Mister Abraham merutuk.

Sialan!!

#####
Banjarmasin, 6 April 2022, 4 Ramadhan 1443H

Happy APL!
Selamat tanggal 6.
Selamat hari ke4 dibulan ramadhan.
Happy Reading!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top