Objek (SatoSho)
"Ecie ... digangguin lagi. Nggak jadian aja, Kak? Kalian cocok lho." Amanai Riko menyikut Utahime di sebelahnya.
"Apa, sih? Tipe Kakak bukan cowok tengil kayak Satoru."
"Jangan malu-malu deh, Kak." Riko semakin gencar mengusili Utahime.
"Mending kamu kerjain yang lain."
"Gak mauuuu. Maunya gangguin Kakak."
Utahime melepas napas, ia melirik Shoko yang tak jauh darinya. Cewek berambut pendek itu merapikan rak obat-obatan. Orang-orang selalu menyangka Gojo Satoru dan Iori Utahime saling menyukai. Satoru sering menjahili Utahime dan ditanggapi dengan kekesalan yang meledak-ledak. Bagi orang-orang ini hal lucu, seperti tema love-hate relationship di cerita-cerita romansa ringan.
Pada kenyataannya ... bukan Iori Utahime yang jadi objek cinta pemuda itu.
Melainkan Ieiri Shoko.
Jujutsu Kaisen © Akutami Gege
Objek © susukadaluarsa
Highschool!Local!AU
Warning: typo(s), ooc, bahasa semi-baku, spoiler characters, dll
Pairing: Gojo Satoru x Ieiri Shoko slight Nanami Kento x Iori Utahime
"Gue nebeng, ya."
"Lu sama Suguru aja sono."
"Payungnya gak muat."
"Badan lo kegedean, sih."
"Cih, body shaming." Satoru mendecih, lumayan tertohok oleh perkataan pedas Shoko.
Shoko tidak salah, memang tubuh pemuda itu tinggi besar. Untung Shoko membawa payung yang lebar, sehingga bisa memayungi keduanya.
"EEE CEWEK PAYUNG PINKY PINKY DI SANA SENDIRIAN AJA. JOMBLO, YA? HAHA KASIHAN." Satoru berseru, meledek Utahime yang berjalan sendirian di depannya.
Utahime mendelik sinis sekilas. "Bacot."
"Makanya lo sama Kak Utahime aja sana, gih. Temenin. PDKT. Tembak. Kelar," ujar Riko yang mendadak sudah berada di sebelah Satoru.
"Lo lupa nih orang udah punya pacar? Bukan satu lagi lho, udah tiga malah. Terus Kak Utahime udah pacaran sama Kento, tapi sembunyi-sembunyi gitu," jelas Shoko, tangannya yang bebas menarik sebatang rokok dari saku rok kala kaki menjejak aspal di luar sekolah.
"Omaygat. Yah ... gak kaget sih, Satoru 'kan playboy. Tapi ... Kak Utahime? Sama si Nanami Kento yang kelas sepuluh itu 'kan?" Riko sedikit terpekik kaget.
"Iya. Nanami Kento."
Cinta itu tidak memandang usia, tapi masyarakat masih menganggap buruk perempuan yang lebih tua menjalin hubungan dengan laki-laki lebih muda. Mungkin inilah alasan Kento dan Utahime menyembunyikan status.
"Baru aja mau gue jadiin pacar keempat," gumam Satoru yang membuat Riko menonjok sebal pinggangnya dari samping.
"Kak Utahime cewek baik-baik, emang cocoknya sama Kento daripada buaya darat kayak lo."
"Bukannya kemaren-kemaren lo yang ambis banget ngejodohin gue sama Utahime?"
"Khilaf gue."
Keempat remaja itu berdiri di halte, Shoko menunggu bus dan Riko menanti kedatangan Kuroi yang akan menjemputnya. Satoru ... entahlah. Cowok itu sering keluyuran, entah ke mana tujuannya sekarang.
"Lo aja yang jadi pacar keempat gue gimana?" rayu Satoru dengan senyum centilnya, beberapa cewek di halte mesem-mesem melihatnya.
Ah elah, Neng. Mau aja sama buaya darat modelan Satoru. Cakep sih tapi akhlaknya minus.
"Ngadi-ngadi," ujar Riko menyambar kacamata hitam yang dikenakan pemuda itu dan berlari menghindari kejarannya. Alhasil keduanya berkejar-kejaran di bawah gugusan air langit.
"Hah ... percuma kalian tadi payungan. Basah juga jadinya."
Shoko menggeleng. Asap tipis yang keluar dari mulutnya bergulung di udara. Meski terkenal sebagai murid pintar, Shoko memiliki kebiasaan yang buruk, yaitu merokok. Bahkan ia tak takut merokok di sekitar lingkungan sekolah.
Satu puntung rokok habis diisapnya dan dilempar ke tong sampah terdekat. Satu batang lagi diambil dan disematkan di antara dua bibir.
"Bagi satu," pinta Suguru, ia mengulurkan tangan dan ditanggapi sebatang rokok di atas telapaknya. "Korek."
"Gak modal."
"Gue lagi hiatus ngerokok, tapi hujan-hujan gini emang cocoknya ngerokok, sih."
Keheningan menjembatani sepasang remaja bersurai kelam itu. Tak lama setelahnya kedatangan sohib mereka memecah suasana syahdu.
"Ngududnya lancar ya, bund," ujar Satoru menengahi Suguru dan Shoko.
"Lo mau juga?" tawar Suguru, ia menarik puntung yang menyumbat mulutnya.
"Ogah bekas jigong lo."
"Macam suci aja tuh mulut."
"Shok, bagi rokok."
"Rokok gue udah abis."
"Sejak kapan gue ngudud?"
"Cari pacar doang jagonya, ngudud gak bisa," sindir Shoko.
"Gapapa. Gue bisa dapetin kehangatan dari pelukan pacar, lah lo berdua? Emangnya rokok bisa bikin hangat?"
"Lo mana paham." Shoko melemparkan puntung keduanya, kali ini lemparannya meleset dan jatuh ke aspal, lalu basah oleh air hujan.
Suguru melirik sekitar, ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Riko. Mana dah tuh cewek rambut kepang?
"Mana si Riko?" tanya Suguru.
"Dah pulang. Kena omel sama pengasuhnya tadi."
"Lah payungnya ketinggalan."
"Kocak."
Satoru menguncupkan payung putih motif polkadot hitam milik Riko. "Yes, dapat payung gratis. Bisa nge-date sama pacar gue yang di ... hm ... yang mana enaknya, ya?"
"Jonggol."
"Garing."
"Gue gak niat ngelawak."
Suguru menarik senyum dalam diam. Walau Satoru dikenal playboy, orang-orang berpikir gadis yang benar-benar di hatinya adalah Utahime. Mereka salah besar. Gadis itu bukan Utahime, melainkan Shoko.
Shoko satu-satunya gadis yang tidak berani Satoru rayu. Selain itu, sering Suguru menangkap tatapan hangat dan penuh damba Satoru yang ditujukan pada Shoko. Pupil matanya melebar setiap bersama Shoko.
Hanya Shoko.
Bukan gadis lain.
Bukan pula tiga kekasih Satoru. Apalagi Utahime.
Walaupun Satoru dan Shoko bersahabat, ada kemungkinan mereka menyimpan rasa lebih 'kan?
Satoru sering menjahili Shoko, gadis itu menanggapinya dengan tenang dan terkadang membalas jahilannya. Kecuali ketika Shoko sedang kedatangan 'tamu', yang ada Satoru ia kejar dan hajar. Berbeda dengan Utahime yang marah-marah kala diganggu Satoru. Mungkin itu salah satu alasan orang-orang berspekulasi Satoru dan Utahime saling menyukai.
Padahal tidak selalu orang yang menjahili dan korban jahilannya yang marah-marah saling menyukai. Ah, mereka terlalu terpengaruh hubungan love-hate relationship yang klise.
"Gue duluan," pamit Shoko menaiki bus yang mengarah ke rumahnya.
"Ikut!" Satoru menyerobot masuk ke bus, Suguru selaku pawang—ralat—sahabat yang setia pun mengikutinya.
"Gak kencan sama pacar-pacar lo?" tanya Shoko.
"Males gue, mending meng-Indomie hujan-hujan gini."
"Labil."
"Bodmaaat."
Bus melaju dan berhenti di halte dekat gang rumah Shoko. Cewek itu turun pertama, diikuti Satoru yang nebeng di bawah payungnya. Suguru mengembangkan payungnya sendiri, ia biarkan Satoru dan Shoko yang berebut gagang payung di depannya.
"Sini gue pegang! Lo kecil soalnya, kepentok gue!"
"Idih, elo udah tiang gak tahu malu pula!"
"Yeu udah, sini gue pegang."
"Gak."
Shoko mendorong keras Satoru, perebutan gagang payung dimenangkan olehnya dan gadis itu berlari ke rumahnya. "Coko! Tunggu!" pekik Satoru, tak peduli tetes-tetes hujan menimpa dirinya.
"Pake payung Riko aja! Dari tadi lo pegang malah gak nyadar!"
"Oh iya."
Suguru tertawa kecil, sudah biasa melihat pertengkaran dua sahabatnya. Sejak mereka berusia kanak-kanak memang seperti itulah hubungan Satoru dan Shoko.
Merasa ada getaran di dalam tas, Shoko berhenti dan mencari sumbernya.
"Halo."
"Shokooooo. Payung aku ketinggalan, ya?"
"Iya, tuh lagi dimainin Satoru." Shoko melirik Satoru yang berputar-putar di tengah jalan sambil menggenggam gagang payung Riko.
"AAAAA PAYUNGKU! Kalian di mana?"
"Rumah aku."
"Sip. Oh iya sekalian ajarin MTK dong, hehe."
"No problem."
Percakapan diakhiri begitu tombol merah dipencet pihak lawan. Satoru yang basah kuyup berhenti di depan Shoko.
"Shokooooo."
"Apa?"
"Main, yuk."
"Gak dulu."
Apakah bisa Satoru yang terlampau gengsi mengungkapkan perasaannya dan Shoko yang cuek mendobrak batas persahabatan? Entahlah.
THE END
Sejujurnya circle angkatan Gojo dkk seru untuk dibikin ff, screen time-nya cuma bentar. Jadinya bisa berimajinasi lebih banyak :"D. Angkatan Yuuji dkk juga asik sih, circle jjk banyak yang asik
Bonus
"Satoru keknya capek banget," ujar Riko.
"Iya, tuh. Kekenyangan makan Indomie juga." Shoko tak mempermasalahkan kepala Satoru yang rebah di bahu kanannya, ia mengambil bantal sofa dan ditaruhnya di lantai agar tidur pemuda itu lebih nyaman.
Tubuh Satoru dibaringkan Shoko dan Suguru hati-hati. Riko senyum-senyum aneh dan berkata pada dua remaja itu, "Gue ada ide."
Sesaat kemudian wajah Satoru telah dirias dengan bedak tebal, maskara hitam, dan lipstik yang mencoreng pipi kanan sampai ke ujung kirinya. Lubang hidung dan telinganya ditutupi kapas. Kemudian tubuhnya ditutupi kain panjang dari kepala hingga kaki, semua proses itu masuk live streaming Instagram di akun Satoru.
"Gaes, turut berduka cita atas kematian sementara Gojo Satoru. Pencet satu supaya agar jiwanya tenang di alam mimpi," ujar Riko sok sedih di depan kamera, di belakangnya Suguru dan Shoko pura-pura menangisi Satoru.
Di hari itu Shoko, Suguru, dan Riko menerima banyak telepon juga pesan. Ternyata ada pihak-pihak yang tertipu dengan kematian palsu Satoru.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top