1
"Arumi arumi ! Gw tadi gak sengaja denger kabar, kalo kelas kita bakalan ada murid baru."
"Bulan kemaren juga kabarnya begitu Sa, tapi buktinya gak ada nih." Jawab Arumi malas
"Iya juga sih ya, apalagi gw dengernya dari lambeturah kw."
"Yeuu dah tau begitu, masih aja percaya."
"Tapi kayaknya kali ini bener deh. soalnya gw tadi juga sempet liat di depan ruang kepsek, banyak anak - anak yang ngintip gitu kedalem." Ucap Salsa
"Anak - anak pada kepo banget sih, ntar juga bakalan tau." Ucap Arumi
"Ya jelas kepo lah Rumiii yang cantik jelita, kalo misal anak barunya cogan gimana ?"
"Ya nggak gimana - gimana lah Sa. Emang mau di apain ?" Tanya Arumi sambil meneguk air minum nya
"Ya elo mah enak gak jomblo, udah punya pawang. Mana pawangnya bucin banget lagi. Lah sementara kaum jomblo kayak gw gimana ?"
"Ya salah lo, dari kemaren ada yang minta kenalan lo tolak. Mampus kan lo, jadi jomblo abadi." Ledek Arumi
"Temen apaan lo, pake ngatain gw segala. Gw doain lo ketemu mantan lo, terus lo jadi kebayang bayang masa lalu. Mampus juga kan lo ! Ahahahha." Balas Salsa
"Jangan aneh - aneh deh lo Sa !"
"Woii gaiss ! Balik balik, Pak Bambang dateng woi !" Teriak Bima si ketua kelas yang sikapnya 11 12 sama preman sekolah
"Pak Bambang sama siapa tuh ?" Bisik siswa yang duduk di dekat pintu kelas
Tok..tokk..tok..
"Selamat pagi anak - anak !"
"Pagi pak."
"Ansel silahkan masuk !" Perintah Pak Bambang pada siswa yang ada di depan kelas
Deg
"Ansel ? Gak mungkin orang yang sama kan ?" Gumam Arumi
"Apa Rum ?" Tanya Salsa pada Arumi yang terlihat panik
"Anak - anak, perkenalkan dia akan menjadi teman baru kalian." Ucap Pak Bambang saat Ansel melangkahkan kaki nya memasuki kelas
Arumi tak berani menatap ke depan kelas, sampai ia mendengar bisikan - bisikan yang mendorong jiwa keingintahuannya untuk segera memastikan siapa pemilik nama yang sama dengan masa lalunya.
"Ganteng woii." Bisik Rora yang duduk di belakang Arumi
"Kalo gini caranya, seger nih kelas." Ucap Salsa
Arumi melotot melihat siswa laki - laki yang Pak Bambang kenalkan sebagai teman kelas baru.
"Yakali ucapan orang jomblo langsung dijabah." Gumam Arumi melirik Salsa yang sedang mengagumi wajah Ansel
"Apaan sih lo bisik - bisik mulu." Sebal Salsa
Arumi hanya menggeleng singkat.
"Ansel, perkenalkan diri kamu." Perintah Pak Bambang
Ansel maju selangkah dan mulai menatap satu persatu teman barunya. Sampai tatapannya berhenti pada seorang wanita cantik yang juga sedang menatapnya.
"Ekhmm.. Halo semuanya, selamat pagi. Kenalin nama gw Ansel Narendra, pindahan dari SMA Tunas Bangsa. Gw harap kita bisa berteman baik."
"Gak salah lagi." Lirih Arumi sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya
"Jika ada pertanyaan nanti saja saat istirahat. Sekarang waktunya belajar. Ansel, kamu bisa duduk di bangku yang kosong." Ucap Pak Bambang
"Baik, terimakasih Pak."
Ansel berjalan melewati bangku Arumi dan dengan sengaja mengetuk mejanya dengan kedua jarinya.
Arumi terkejut saat mengetahui Ansel mengetuk meja nya.
"Tugas yang saya kasih kemarin tolong dikumpulkan, dan ditukar seperti biasanya."
***
Saat ini Arumi dan Salsa sedang ada di kantin.
"Lo kenapa sih Rum ? Muka lo gak enak banget diliat tau nggak ?" Tanya Salsa heran
"Susah gw jelasinnya."
"Paan sih ? Gak jelas amat lo."
"Nanti gw ceritain." Ucap Arumi
"Oke, awas aja gak jadi cerita ! Tuh pacar lo nyamperin." Ucap Salsa
"Halo rumi ? Udah daritadi ?" Tanya Aska
Ya. Aska. Pacar Arumi.
"Lumayan sih, kamu dari mana aja kok baru ke kantin ?" Tanya Arumi
Aska duduk di samping Arumi dan menatap wajah kekasihnya itu dengan bahagia.
"Kamu kenapa keliatan seneng banget hari ini ?" Tanya Arumi heran
"Coba tebak kenapa hari ini aku seneng banget ?" Tanya Aska masih tetap tersenyum
"Dapet nilai bagus ?"
"Kalo itu kan emang udah tiap hari sayang."
"Iya juga sih ya. Terus apa dong ?" Tanya Arumi
"Nyerah nih ?"
Arumi mengangguk mengiyakan.
"Dipastikan bulan depan, tim basket sekolah kita bakalan tetep ikut tournament karena udah ada pemain pengganti buat Rendra." Ucap Aska semangat
"Emang siapa ? Kata kamu, anak yang lain belum ada yang bisa ambil posisi Rendra ?"
"Anak baru, namanya Ansel. Temen sekelas kamu. Dari sertifikat penunjangnya, dia udah sering ikut tournament dan sering dapet juara. Beruntungnya, dia mau gabung di tim kita." Ucap Aska
Deg.
"Ansel ?"
Aska mengangguk girang menanggapi ucapan Arumi
"Jadi, dia anak basket jugak?" Tanya Salsa yang sejak tadi menyimak percakapan Arumi dan Aska
"Ya. Dia juga punya banyak medali Sa." Jawab Aska
"Woww. Gw gak bisa bayangin ketika dua cogan, Aska dan Ansel ada di tim yang sama. Gilaaaakk, visual bakal tumpah tumpah di lapangan woii." Ucap Salsa heboh
"Sorry, lo Aska ?" Tanya seseorang yang tiba - tiba menghampiri meja mereka
"Nahh baru aja diomongin." Ucap Salsa
"Ohh lo yang namanya Ansel ?"
Ansel mengangguk dan melirik Arumi yang duduk disamping Aska.
"Kenalin gw Aska. Ketua tim basket di sekolah ini. Seneng denger kabar kalo tim kita kedatangan personil baru." Ucap Aska mengajak Ansel berjabat tangan
"Gw Ansel."
"Sini gabung, gw traktir. Sebagai tanda terimakasih, karena lo udah mau gabung di tim kita." Ucap Aska
"Sini sini, gapapa gabung aja." Ucap Salsa pada Ansel
Tidak baik menolak ajakan berteman, bukan ?
Ansel pun duduk disamping Salsa yang berhadapan dengan Aska.
"Oiya, mungkin lo belum kenal. Kenalin, ini Arumi pacar gw. Dan disamping lo, namanya Salsa sahabat pacar gw." Ucap Aska
"Ohh lo pacarnya Aska ?" Tanya Ansel
"Ya, seperti yang dia bilang tadi." Jawab Arumi
"Lo mau makan apa ?" Tanya Aska pada Ansel
"Gw belum tau ada apa aja disini, jadi terserah lo aja." Ucap Ansel
"Oke. Gw pesen dulu. Sayang mau nambah cemilan ?" Tanya Aska pada Arumi
"Enggak, udah kenyang banget." Jawab Arumi
"Yaudah aku pesen buat Ansel dulu ya."
Arumi mengangguk.
Uhukk...uhukkk...
"Apasih Sa ? Pelan - pelan napa." Tegur Arumi
"Kebanyakan nuangin sambel nih, bentar gw beli minum dulu." Ucap Salsa kemudian langsung beranjak meninggalkan Arumi dan Ansel
"Punya gw masih ada Sa ! Woi Sa! Ah elah tuh anak."
Hening.
"Gw seneng bisa ketemu lo lagi." Ucap Ansel
"Gw udah move on."
"Memang harusnya begitu Ar." Ucap Ansel
"Panggil gw Rumi. Bukan Arum."
"Udah kebiasaan."
"Dan lo harusnya mulai terbiasa manggil gw Rumi, bukan Arum."
"Masih sama ternyata keras kepalanya." Sindir Ansel
"Maksud lo ?" Tanya Arumi
"Diri lo sendiri yang tau kepribadian lo."
Kembali hening.
"Udah lama ?" Tanya Ansel tiba - tiba
"Apanya ?" Tanya Arumi
"Sama Aska."
"Ouhh. Baru setengah tahun." Jawab Arumi
"Gw harap yang kali ini, lo bener - bener bahagia." Ucap Ansel
"Gw harap juga begitu."
Next ?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top