Dare [Yuna]
"Zuya, sialan! Gue tau kalau gue dapat dare, 'kan!" Yuna menendang pintu dengan tidak estetik, kaya orang yang jago nendang begitu. Eh, Yuna kan memang jagonya nendang.
"Tau aja, lo, Cil."
"Dih, sok sok-an," Yuna mengedarkan pandangannya ke sekeliling, "Dare gue mana?"
Yaela, si bocil datang pas ada maunya.
Noh, dari eca_209
"Sip! Mudah sangat. Gue mau ke rumah bebep gue tersayang dah." Zuya bingung, setelah loading 0,00000001 milisecond, dia pun bertanya "adeknya, atau abangnya?" goda Zuya.
"Adeknya lah! Abangnya mah amit-amit gw! Ew." Yuna menunjukkan gaya jijiknya, sepertinya si Yuna memendam perasaan.
***
Seorang gadis, bernama Aria sedang duduk di taman, sambil membaca buku. Angin yang sejuk, memainkan rambutnya yang terlihat rapi walau terkena angin. Mata yang berwarna biru sangat indah untuk dipandang. Tangan lentiknya yang putih, membolak-balikkan halaman buku.
"Aria!" Yuna memeluk Aria dari belakang, Aria yang menyadari sahabatnya datang itu merasa sangat senang dan memeluk balik Yuna.
"Yuna! Ada apa kemari?" Aria tersenyum yang membuat siapa saja yang melihat senyumnya akan terpana, tentu saja kecuali Yuna. Kalau terpana kan nanti jadi lesbi.
"Ini nih aku dapat dare, dan aku disuruh untuk memberi ini." Yuna menyerahkan sebuah kertas buruk dan dekil yang terlihat cukup rapi-- di mata Zuya seorang.
Tidak lucu, tapi tidak apa-apa.
"Wah, mengabsen kebun binatang? Wah aku mau! Sekalian bisa melihat hewan-hewan disana." Aria bahagia, terlihat dari senyumnya yang merekah saat membaca kertas itu.
"Nah besok tunggu di rumahku ya! Bye, Aria!" Yuna melambaikan tangannya, begitu juga Aria membalas untuk melambaikan tangannya.
Kouga keluar untuk menyiram bunga "Lho dek? Itu apa?" Kouga munjuk kertas yang dipegang Aria.
Aria pun tersenyum kembali, dia menunjuk kertas yang dia pegang "Oh, ini? Aku diajak Yuna untuk mengabsen hewan-hewan di kebun binatang, hehehe."
"Ooh begitu," Kouga ber-oh ria. Dia pun membatin sebentar "Aria saja? Kenapa aku tidak diajak?"
***
Keesokan harinya
"Yuna! Ini aku Aria, kamu ada di dalam?" Aria mengetuk pintu rumah Yuna, Yuna pun yang merasa dipanggil dia menjawab "Oh, iya! Sebentar lagi, tunggu ya!"
"Oke"
Pintu rumah dibuka, menampilkan sesosok Yuna yang berpakaian seperti penjelajah hutan, dengan rambut yang diikat dengan gaya pony tail menambah kecantikan wanita bernama Yuna ini. Apalagi matanya yang berwarna ungu, sangat cantik seperti peri.
Peri kematian.
"Wah, Yuna. Kamu terlihat cantik sekali" Aria terpukau melihat penampilan Yuna yang sangat cantik ini. "Hahaha, bisa aja kamu Aria. Terima kasih, kamu juga cantik kok."
Halah, hidungnya sudah kembang kempis.
"Hahaha, terima kasih Yuna."
"Ayo pergi."
***
At zoo
"Nah disini kamu mengabsen ya!" Yuna memberikan sebuah daftar absen kepada Aria, Aria menerimanya dengan penuh senang hati.
"Wah ...." Aria dengan senang menerimanya, Yuna berkata lagi, "Oh iya, aku akan menemanimu juga."
"Oke, kita lanjutkan sekarang?" tanya Yuna yang disambut dengan anggukan Aria.
"Sapi, check."
"Jerapah, check."
"Singa, check."
"Kuda, cek. eh ada kembaran kakakku ternyata." Aria senang melihat kembaran kakaknya, "Hai, kuda!"
Kuda yang disapa Aria itu hanya menunjukkan wajah-wajah tidak mengerti. Jika diartikan, pasti kudanya berpikir 'apa sih manusia ini, gila atau bagaimana.'
Oke, lanjutkan.
"Pinguin."
Kok bisa ada pinguin? Ya, karena aku cinta padamu.
"Monyet."
"Siamang."
"Kuda nil, eh kembaran kakakku lagi, tapi kok buluk dan ugly, 'ya? Eh tapi pas. Kakakku kan jelek."
Astaga, Nak. Asal kamu tahu, kamu ini berdosa sekali.
"Burung elang."
"Bangau tong tong."
"Rusa."
"Macan tutul."
"Gajah."
"Serigala."
Capek ya, sama aku juga.
Sementara itu, Kouga sedang bersin bersin karena namanya disebut-sebut "huachemm, huachemm. Kek ada yang ngomongin gue. Haduh dasar manusia jaman sekarang."
Mari kita doakan kuda jejadian ini supaya bebas dari flue.
- In your mind, 14 october 2022.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top