Dare [Ryūho]

"Hei, (Name) bertahanlah! Aku akan membawa beberapa obat!"

"Tidak perlu Ryuho, sebentar lagi aku akan mati."

"Tidak! Tidak! Kau tidak boleh mati!"

"Sudah terlambat Ryuho, selamat tinggal ...."

"Tidak!!" pekik Ryuho.

"Tenanglah Ryuho, ini cuma game." Ya, hari ini (Name) dan Ryuho sedang memainkan sebuah permainan online yang di mana akan melawan beberapa pemain dengan menggunakan senjata.

"Iya juga sih, tapi 'kan aku tetap gak mau (Name)." Raut muka cemberut tercetak jelas di wajah Ryuho, (Name) terkekeh pelan sambil mencubit pipi Ryuho gemas. "Ih, lucu banget sih temen aku."

Awalnya cubitan itu pelan, namun lama-kelamaan cubitan itu semakin kuat. "L-lewpas ... (Name)," pinta Ryuho.

(Name) melepas cubitannya lalu menyeringai jahil ke arah Ryuho. Zuya yang kebetulan lewat untuk mencari Ryuho hanya bisa bersandar pada pintu sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Haduh, gak di cerita gak di dunia nyata tetap aja nemu orang yang lagi uwu. Aku 'kan juga mau merasakan ke-uwuan." Kira-kira, begitulah isi hati Zuya saat melihat kemesraan orang lain.

Lagian, kalian pasti belum pernah juga 'kan? Hehehe.

"Aduh, aku panas saat melihat orang uwu," ucap Zuya dramatis sambil mengelap dahi yang mengeluarkan keringat padahal ga ada.

"Makanya cari pacar."

Zuya tersenyum sedih. "Saya gak laku."

"Makanya, jual." Zuya gemas akan kepolosan Ryuho, di sisi lainnya juga Zuya ingin melempar anak ini dengan sewalowh tetangga.

"Ryuho kamu tau gak? Dari dulu aku pengen cemplungin kamu ke danau tapi gak kecapaian, kamu rela gak nyemplungin diri buat aku?" tawar Zuya.

"Gausah racunin pikiran anak orang dengan hal aneh, mana dare?" (Name) menghampiri Zuya sambil merampas kertas yang ia pegang.

Zuya tuh hanya diam, tapi dalam hati pengen tendang orang sampai ke perut titan.

Akulah titan!

Oke, lanjut.

"Sabar, Zuya tuh anaknya sabar nan baik hati." Zuya ngelus dada, menghadapi dua sejoli yang absurd dan aneh butuh energi serta kesabaran ekstra.

Oke kita dapat bebek dari: Azizatulassyifa

Suasana hening, tidak ada yang berbicara kecuali jangkrik yang kebetulan lewat di sana.

(Name) merangkul leher Zuya, menariknya supaya menjauhi Ryuho yang menatap bingung (Name) karena gelagatnya yang aneh.

"Hey, Zuya. Dare ini gak bisa diganti?" bisik (Name) pelan di telinga Zuya. "Mana bisa gitu," tolak Zuya.

"Anak orang jadi bar-bar kau mau tanggung jawab?" bisik (Name) lagi.

"Ya enggaklah, itukan anak orang bukan anak saya," jawab Zuya.

Iya juga, sih.

(Name) melepas rangkulannya dari leher Zuya. Zuya meraba-raba lehernya yang memerah akibat rangkulan (Name) yang terlalu kencang.

"Untung leherku masih selamat," batin Zuya.

Karena perasaan kepo yang tidak terbendungi, akhirnya Ryuho pun bertanya. "Ada dare untukku kah?"

(Name) mengangguk aja, dia ga mau berbohong soalnya. Apalagi dia udah trauma saat main game fitnah, kena fitnah mulu padahal aslinya beneran iya. Padahal 'kan (Name) udah menyusun rencana buat berbohong tapi malah ga terjadi.

"Ryuho, dirimu jadi bar-bar selama 24 jam ya?"

"Oke," jawabnya singkat.

Lho?

(Name) merangkul leher Zuya lagi. "Zuy, kayaknya ada yang gak beres deh."

"Gak beres apanya, geblek? Orang masih napas gitu."

"Gak gitu! Soalnya 'kan biasanya tuh Ryuho anaknya alim-alim gimana gitu. Masa mau jadi bar-bar kayak Yuna? 'Kan gak lucu," ucap (Name).

"Lucu, kok," jawab Zuya.

"Hem, waktu pembagian sinyal otak lu kemana sih? Apa cuma bawa otaknya trus sinyalnya lupa diambil?" Zuya memukul kuat muka (Name).

"Mulutmu berdosa sekali ya, Bun. Waktu pembagian akhlak ke mana?" tanya Zuya balik dengan sarkas.

Jadi ini ciri-ciri orang yang mau gelud ya bunda.

"Woy! Ngapain kalian? Mau gelud?" Mau tau siapa yang ngomong?

Oh tentu, dedek kita yang paling manis tapi udah bar-bar gara-gara dare.

Zuya dan (Name) cuma bisa elus dada. Untung ginjal mereka gak copot.

Soalnya kalau jantung udah terlalu mainstream.

"Woy! Gue nanya baik-baik, kok malah diem?" tanya Ryuho. Kali ini, nada yang dikeluarkannya bukanlah nada-nada soft boy yang kalem-kalem ketika berbicara. Tapi, nada bapak-bapak yang ngajak gelud yang ia keluarkan.

Kalian tahu gimana suara bapak-bapak kalau gelud?

Entahlah, Zuya pun tak tahu.

Pokoknya bayangin ajalah.

"Ryuho berasa teransformeres yang di film-film, aku harus menyelamatkan diri!" Begitu Zuya selesai mengucapkan kalimat itu di dalam hati nuraninya yang paling dalam, ya pergilah dia menuju tempat yang hanya dia yang tahu di mana.

"Dahlah, gue mau pergi sama teman-teman, bye!" Ryuho berjalan ke arah pintu, lalu membukanya dan menutupnya kasar, meninggalkan (Name) yang mematung di sana sambil membatin.

"Pintunya rusak gak, ya?"

Selama perjalanan Ryuho pergi menuju tempat teman-temannya sering nongkrong, ia sempat bergaya ala bapak-bapak yang megang raket nyamuk dengan sarung yang tentunya ia curi dari tetangga sebelah.

Mencuri itu dosa, kawan. Tidak boleh ditiru di rumah.

Kebetulan di sana ada bapaknya, si bapak yang terkenal baik hati dan tidak sombong itu pun menyapa anaknya. "Mau ke mana, Nak?"

"Mau ke tempat teman-teman tidak berakhlak," jawabnya akhlakless.

"Oh, yaudah hati-hati. Tumben kamu bilang mereka tidak berakhlak?" tanya Shiryu.

"Suka-suka gue dong." Dia ini berdosa banget.

Si bapak pun hanya bisa ngelus dada, mungkin dia harus siram anaknya pakai air suci kalau sudah pulang ke rumah.

Baru aja si Ryuho datang ke basecamp mereka, dia malah udah ketemu sama teman-teman satu gengnya sedang duduk di samping danau sambil mancing bebek.

"Eh Ryuho, mau ikutan mancing bebek gak?" tawar Yuna yang kebetulan matanya auto melebar jika ada cogan.

"Buat apa gue liat tuh bebek, mending gini aja." Ryuho maju beberapa langkah, lalu mengambil batu yang ada di bawah kakinya dan melemparnya ke arah bebek-bebek yang berkumpul di tengah danau.

Kouga terkejut, Yuna menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Souma jungkir balik, Eden tetap stay cool, Haruto nyangkut di pohon mangga, Aria terdiam karena tidak tahu harus apa.

"Oemjik! Ryuho udah gede." Yuna mengambil setetes air danau lalu meneteskannya di ujung kelopak matanya. Biar ala-ala air mata danau gitu lho.

Bukan air mata buaya ya.

Soalnya, jika air mata buaya gimana coba buat ambilnya? Mana sempat, keburu dimakan nanti.

"Woiya, Ryuho gitulo." Walaupum sikapnya yang bar-bar, kepolosannya sama sekali tidak berubah.

"Nah, gue bakal jadi bar-bar selama 24 jam. Jadi, siap-siap menghadapi hal yang tidak kalian duga," ujar Ryuho dengan tawa di akhir kalimatnya.

Asik, psikompet.

Singkat saja, 24 jam sudah terlalui. Kekacauan terjadi di mana-mana, mulai dari ruangan yang berantakan sampai binatang di kebun binatang pun lepas.

Siapa yang melakukannya?

Apakah kamu tahu?

Mari kita tanyakan peta.

Lebih keras!

"Ini siapa yang buat anak gue bar-bar, gue pites palanya." Shiryu mengambil sendal sewaloh di depan pintu rumahnya dan memakainya.

"Rasakanlah jurus jitu bapack-bapack ini."

─────────────────────────
- In your mind, 20 April 2024.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top