Chapter 1

Mata bulat berwarna biru seperti permata. Rambut lilac yang digerai hingga pinggang.

Mulut gadis kecil itu setengah terbuka. Jelas, wajah yang terpantul pada cermin rias berukiran bunga mawar merah bukanlah wajah aslinya. Terkejut? Sudah pasti. Suli berusaha sabar, lalu memikirkan alasan logis yang sedang terjadi.

Mimpi? Dia menjerit kesakitan saat mencubit pipinya sendiri. Belum sampai di situ saja. Dia menusuk jarum dari meja rias ke ujung jari telunjuknya. Noda koloid yang menetes ke gaun tidur membuat Suli semakin yakin. Fenomena ini bukanlah mimpi.

Ini adalah nyata. Dia berpindah dunia dan hidup di tubuh seorang gadis. Sesaat, Suli mencoba mengingat kehidupan lampaunya. Namun, dia tidak dapat mengingat apapun, selain namanya sendiri.

Latar belakang kehidupan sebelumnya, seperti keluarga, pendidikan dan hal terakhir yang terjadi, sama sekali tidak bisa diingat oleh Suli.

Lalu, senyum di wajahnya merekah. Ia pernah membaca fenomena seperti ini di sebuah novel-novel fantasi dan jika fenomena ini memiliki kemiripan. Wajah Suli yang terpantul dalam cermin terlihat cukup menggelikan.

"Hmm, apa aku jadi tokoh utama wanita?"

Suli merona memikirkan tokoh utama pria yang tampan, gagah dan idola para ciwi-ciwi. Bahkan jika Suli terlahir sebagai tokoh antagonis, dia akan mengubah alur cerita menjadi miliknya. Apalagi jika tokoh figuran? Kekehan Suli menjadi semakin tidak enak didengar.

"Nona?"

Seorang perempuan berpenampilan maid masuk ke dalam kamar Suli yang memiliki interior dinding bertekstur berwarna kuning. Ada tempat tidur dengan kelambu kuning. Dua buah nakas putih di kanan dan kiri tempat tidur. Meja rias di dekat jendela kamar dan lemari pakaian di sudut berlawanan.

Hati sulit cenat-cenut. Senyum di wajahnya dicoba untuk ditahan. Ia semakin tidak menanti lanjutan alur yang harus ia jalani.

"Nona Asia. Sudah waktunya Nona bersiap untuk menghadiri kelas."

Suli mendadak merunduk dari meja rias. Kedua tangannya ia gunakan untuk menutupi telinga. Rasanya, ia baru saja mendengar suara petir menyambar di dalam kamar. Tetapi itu tidak mungkin bukan? Sekelebat ingatan pemilik tubuh asli berseliweran dalam pikirannya. Saking terkejutnya, Suli sampai ambruk ke atas lantai dan tak sadarkan diri.

.
.
.

"Anda terlambat, Nona."

Sir Ethan, adalah seorang master sihir yang dibayar untuk mengajar Lady  Baronees Asiana. Suli atau yang sekarang bisa kita sebut Asia, mengenali pria itu seketika.

Ingatan Asia asli memberitahu bahwa dia adalah pengajar yang wataknya cukup keras. Dia tidak suka melihat keterlambatan. Jenis pelajaran yang ia ajarkan tergantung seberapa besar para bangsawan mengisi kantong emas mereka.

"Saya pingsan, Sir." Asia memberitahu sambil menarik kursi dari bawah meja. Senyum di pagi harinya sirna. Tidak ada kisah dan alur yang menyenangkan akan terjadi. Dia ditempatkan oleh Dewa untuk menjalani hidup gadis Baronees yang malang.

"Jangan beralasan, Asia. Aku akan memberitahu ayahmu bahwa kau telah membuang waktu berhargaku."

Mata biru Asia terbelalak. Jika Baron Piroxicam mengetahui hal ini. Ia akan menghukum Asiana. Gadis berusia 12 tahun itu mengigit bibir bawahnya. Dia tidak bisa terima. Ini hari pertamanya pindah dimensi. Dia tidak mau dipukul atau disiksa.

Asiana mendongak menatap punggung Sir Ethan yang sedang menulis sesuatu di papan tulis. Seingat Asiana, tubuh ini telah mempelajari beberapa sihir dasar. Remaja berambut lilac itu menjadi tertarik untuk mencoba sedikit ke arah Sir Ethan.

Ujung jari telunjuk Asia mengetuk pelan di atas meja. Di kerajaan Yuvrae, seorang yang mampu menggunakan sihir tanpa mantra akan disebut sebagai Master dan berkat bimbingan Sir Ethan yang keras pada Asiana sebelumnya. Ia berhasil menguasai kemampuan itu jauh lebih cepat sebelum usianya menginjak 17 tahun.

Mata biru Asia berbinar. Cahaya sihir milik Asiana berwarna sebiru langit dan selembut samudera. Bagi Asia, sihir di dunia ini adalah hal paling menakjubkan.

"Apa yang kau lakukan, Nona?" Sir Ethan tampak memberenggut ke arah Asia. "Sudah terlambat dan sekarang Anda malah bermain dengan sihir?"

Tangan Sir Ethan menyapu ke udara kosong. Asia meringgis sesuatu. Ada sebuah tanda silang terbentuk di atas punggung tangannya. Bentuk itu terbuat oleh sesuatu yang tampak tidak nyata.

"Hukuman hari ini. Sekarang, pelajari tentang pertahanan terhadap sihir hitam. Beri aku kejutan hari ini Asia."

Ingin rasanya Asia mengumpat pada pria berambut hitam di hadapannya. Tega sekali dia memberikan luka bakar pada seorang gadis remaja seperti dirinya.

"Sir," seru Asia yang berusaha menahan rasa sakit dengan meremas gaun dengan tangan kiri di bawah meja.

"Bukankah ... hukuman ini terlalu keras?"

Binar mata Sir Ethan berkedut. Untuk pertama kalinya, ia mendengar ada anak didiknya yang berani membatah hal yang ia perbuat.

"Lady Asiana." Suara Sir Ethan terdengar tegas. "Apa Anda lupa soal tata krama di pelajaran saya? Beraninya anak seperti Anda menggurui saya?"

Asia melolong piluh. Luka X di atas punggung tangannya semakin terasa nyeri dan terbakar. Luka itu seolah dirobek semakin dalam. Ini sakit, bahkan Asia tidak mampu menahan diri untuk tidak menjerit.

"Arghhh! Sir!"

Asia sekuat tenaga mencoba sihir penyembuhan dasar. Tetapi percuma saja, sihir Sir Ethan bukan tandingannya. Para Dayang yang berjaga di luar pintu tampak cemas memikirkan Nona mereka. Ingin rasanya mereka masuk dan menolong Asia. Tetapi, jika hal tersebut dilakukan. Baron Piroxicam akan memecat mereka semua.

Ugh, pria tua sialan!

Sir Ethan tersenyum pongah pada Asia, akan dia tunjukkan bagaimana cara bersikap yang baik dan benar. Asia melirik ke arah paragraf tentang kutukan ilmu hitam pada papan tulis. Ada ide gila yang mendadak terbesit di dalam benaknya.

Ya, jika ini dunia novel atau dunia di dimensi baru. Dia akan berusaha bertahan hidup dengan karakter yang over power. Persetan dengan editor dan pembaca yang tidak menyukai karakter serba bisa.

Mereka tidak merasakan kesakitan disihir seperti ini. Toh, Asia tidak memilih menjalani kehidupan tubuh yang ia tempati.

Asia berpikir keras dari puluhan sihir yang telah dipelajari oleh si pemilik tubuh. Bibirnya berubah pucat. Rasa terbakar di atas punggung tangan makin menjadi-jadi.

Kau pikir, aku mau ditindas di kehidupan bodoh ini?! Akan ku balas kau penyihir tua!

"NOVA STRIKE!!!"

Asia berteriak keras sekuat yang ia bisa. Seberkas cahaya meluncur keluar dari telapak tangan kiri Asia. Cahaya itu bergerak lurus. Lalu mendadak hilang di depan wajah Sir Ethan yang hampir bersiap menangkis. Lalu senyum sinis terukir di wajah songongnya.

"Segini saja kemampuanmu, Asia? Wah, kau hampir membuatku terkejut. Anak nak---"

Sir Ethan mendadak terbatuk dengan mengeluarkan darah. Jubah kebesaran putih yang ia banggakan menjadi kotor. Ia bahkan terjengkang ke belakang bersama kursi.

Napas Asia tersengal-sengal. Mantra Nova Strike adalah salah satu jenis mantra untuk seorang Cleric. Digunakan sebagai mantra sihir serangan yang kuat terhadap lawan.

Asia mengingat sihir ini dalam kitab sihir Cleric. Salah satu jenis bacaan yang dipelajari secara diam-diam tanpa sepengetahuan Baron Piroxicam.

Sir Ethan yang tidak menduga bahwa Asia bisa menggunakan Nova Strike tercengang tidak percaya.

"Ba- Bagaimana kau bisa melakukannya? Aku tidak pernah mengajarkan soal ini padamu. Uhuk!"

"Restore," lirih Asia. Luka X dipunggung tangan perlahan menghilang. Sir Ethan semakin tercengang. Itu adalah sihir penyembuhan untuk diri sendiri milik seorang Cleric.

Selama ini, Sir Ethan diminta Baron Piroxicam untuk mengajarkan sihir bentuk petarung yang dikhususkan sebagai prajurit sihir militer.

Sayang, keinginan Baron Piroxicam mencapai posisi tersebut melalui putri sulungnya hari ini akan diubah oleh Asiana.

Huh? Prajurit sihir? Pria bodoh itu tidak akan mendapatkannya.

Di Kerajaan Yuvrae, siapapun yang memiliki anggota keluarga seorang Prajurit Sihir akan mendapatkan lambang keluarga Raja dan Ratu dari Kerajaan. Bahkan bangsawan kelas atas tidak bisa memilikinya begitu saja. Lambang tersebut adalah simbolis kekuatan militer kerajaan yang disegani.

Bagi Baron Piroxicam yang merupakan bangsawan kelas bawah. Mendapatkan lambang tersebut adalah batu loncatan untuk mendapatkan kekayaan, kehormatan dan kekuasaan.

___/_/___/_____
Tbc

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top