Birthday?
"Tadaima..." suara lembut dari seorang gadis yang sedang beranjak remaja terdengar saat pintu depan terbuka. Rumah yang bisa dibilang cukup mewah dengan arsitektur minimalis itu terletak di pusat kota Tokyo.
"Okaeri, Shinka." Haruka menyambut putri bungsunya itu dengan seulas senyum hangat yang dimilikinya.
Gadis bertubuh mungil yang bernama Shinka itu melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah.
"Oh ya, Shun-nii sudah pulang?" Tanya Shinka.
"Dia baru saja selesai mandi. Kau juga sebaiknya mandi, akan kusiapkan makan malam untuk kalian."
"Tou-sama?" tanya Shinka lagi. Sifat keingintahuannya yang polos memang kadang-kadang merepotkan bahkan bagi Haruka sendiri.
"Dia akan sedikit pulang terlambat hari ini. Kurasa ada pasien gawat yang butuh penanganan khusus."
Shinka hanya mengangguk dan bergegas mandi. Setelah mengganti bajunya dengan setelan kaos dan celana, gadis berambut hijau lumut itu berjalan menuju kamar kakaknya.
"Shun-nii...?" Shinka membuka pintu kamar Shuntarou perlahan dan melihat aniki nya itu tengah membaca sebuah buku. Ia melirik Shinka dibalik kacamatanya sebelum kembali fokus pada apa yang ia baca.
"Ada apa, Shinka?" Tanya Shuntarou sambil menaikkan gagang kacamatanya.
Shinka tersenyum dan berjalan mendekati Shuntarou. Ia duduk di samping pemuda yang usianya dua tahun lebih tua darinya itu.
"Nee, Shun-nii... Kira-kira festival tanabata nanti apa kita akan merayakan acara khusus?" Tanya Shinka. Shuntarou tak mengalihkan perhatiannya pada buku bacaannya, namun ia tetap menjawab pertanyaan Shinka.
"Tanyakan saja pada Okaa-san, dia biasanya yang selalu mengajak kita berlibur." Kali ini Shuntarou membalik halaman buku bacaannya.
"Iya sih... Tapi Okaa-sama pasti lupa lagi." Shinka menghela napas berat.
"Soal apa?" Shuntarou melirik Shinka sekilas untuk melihat ekspresi adik perempuannya itu.
"Tentu saja ulang tahunnya Otou-sama! Tahun lalu bahkan Okaa-sama merayakan tanabata bersama keluarga besarnya tanpa mengajak Otou-sama!"
Shuntarou menutup buku bacaannya. Shinka selalu punya bahan pembicaraan yang membuatnya harus ekstra berbicara pada si bungsu hingga ia mengabaikan tugas yang sedang dikerjakannya. Kini manik zamrud Shuntarou beradu dengan zamrud Shinka.
"Lalu?"
"Aku ingin tahun ini kita merayakan festival tanabata bersama! Kita bisa merayakan ulang tahun Otou-sama!" seru Shinka dengan mata berbinar.
"Kau yakin? Ingat jika Okaa-san punya daya ingat yang buruk soal hal sepele semacam itu?" Shuntarou menyilangkan tangannya dan bersandar pada kursi yang didudukinya.
"Iya sih... Makanya aku ingin minta bantuan Shun-nii untuk berbicara pada Okaa-sama."
"Shinka, Okaa-san tidak sepenuhnya melupakan ulang tahun Otou-san. Mungkin kau tidak tahu tapi tahun lalu, Okaa-san mengirim hadiah dan kartu ucapan untuk Otou-san."
"Eeeeh? Serius? Jadi mereka memang saling suka kan??" tanya Shinka dengan binar bahagia.
"Kenapa kau menanyakan hal sepele seperti ini?" Shuntarou menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tumben sekali Shinka membahas sesuatu tentang orang tua mereka.
"Habis, Ryuusei dan Aisozou bilang Otou-sama dan Okaa-sama itu tidak saling menyukai. Kata mereka Shinka hidup dikelilingi orang-orang tsundere." Jawab Shinka dengan wajah polosnya.
Ctak!
Sebuah perempatan siku-siku tercetak di kepala Shuntarou. Ia tahu adiknya itu tomboy, bahkan Shinka ikut klub judo putri di sekolahnya. Tapi sayang, sifat childish dan cenderung baka dari sang Bunda juga menurun padanya.
Kise dan Nijimura, akan kuberi kalian pelajaran! Inner Shuntarou sudah bersiap menyusun rencana demi membalaskan dendam sang adik.
"Tadaima..." suara bariton yang bersumber dari pintu depan membuat perhatian Shinka dan Shuntarou teralih.
"Otou-sama sudah pulang!!!" Shinka melompat dari tempat duduknya dan berlari menghambur ke pelukan sang ayah.
"Otou-sama, okaeri!!!" sambutan heboh dari Shinka tentu akan membuat sang ayah terjungkal ke belakang jika ia tidak memiliki tinggi serta postur tubuh sebagai pemain basket.
"Shinka, berapa kali kubilang agar kau tidak perlu melompat memelukku saat aku pulang-nodayo? Kau sudah bukan anak-anak-nanodayo." Shinka hanya nyengir mendengar gerutuan ayahnya.
"Gomen ne, Otou-sama... Shinka hanya sedang bahagia!" Ujarnya dengan mata berbinar.
"Bahagia kenapa?" Haruka yang berdiri di dekat pintu depan ikut penasaran karena ekspresi Shinka yang berseri-seri. Namun kepala dengan makhkota zamrud itu hanya menggeleng.
"Tidak apa-apa kok!"
***
Rencananya mau publish setelah Whitchestry, tapi karena selesai duluan kupublish dulu. Ini hadiah buat Heaira_Tetsuya yang sudah berbaik hati masoin aku. Dan kuharap kapan-kapan bikinin aku fict dimana aku hidup bahagia bersama Chihiro. ≧∇≦
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top