[quatrième]
[ sim speaking ]
Aku dan Ava memang jarang bertemu. Biasanya hanya saat aku bertemu Mega untuk membahas tentang buletin dan saat kami ikut ekskul bahasa Perancis setiap hari Rabu. Tapi di saat ada acara sekolah seperti pameran seni inilah, aku baru bisa memperhatikan Ava melihat setiap karya seni yang ada.
Iya, aku memperhatikan Ava. Dia juga termasuk karya seni indah dari Tuhan.
"Tumben lo nggak sama temen-temen lo," ujar Ava selagi kami memasuki gedung.
"Lo kan temen gue." Aku menyamai langkahnya. "Lagian, mereka janjian dateng rame-rame. Gue males."
"Dasar Sim. Omong-omong, kenapa sih lo sukanya dipanggil Sim?"
"Lupa," jawabku, tahu betul bahwa aku ingat. "Suka-suka gue dong."
Ava mendengus selagi kami menaiki tangga. "Sim kan aneh. Biasanya itu Tim. Timothy jadi Tim atau Timmy. Lah elo, Sim atau Simmy. Nama lo kan bukan Simothy."
Aku tertawa terbahak-bahak sampai harus berhenti. Simothy--nama itu bahkan tidak pernah kupikirkan sebelumnya.
"Gue cuma ngomong kenyataan," seru Ava, ikut tertawa melihatku.
Aku menyusulnya sambil masih tertawa. "Simothy. Lucu juga."
"Abisnya, lo aneh sih."
Kami saling menggoda sepanjang pameran. Ava, cewek itu benar-benar menyenangkan. Sudah lama aku tidak tertawa seperti itu.
Simothy. Aku jadi suka nama itu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top