[premier]
[ ava speaking ]
Pertama kali aku berkenalan Sim adalah saat upacara. Nama aslinya Simon, tapi dia memilih dipanggil Sim atau Simmy. Cowok itu memang aneh. Namanya kan Simon bukan Timon. Kalau punya nama Timon dan malu, namanya bisa disingkat jadi Tim atau Timmy, dan orang bisa mengira namanya Timothy.
Sim kelas sepuluh IIS satu, sementara aku kelas sepuluh MIPA enam. Kami sering sebelahan kalau sedang upacara. Sim lebih tinggi dariku, sehingga sering menghalangiku dari sinar matahari yang keterlaluan teriknya pagi-pagi.
"Ngaku aja, lo pasti suka deket-deket sama gue," ujar Sim saat kami bersebelahan lagi setelah lima minggu berturut-turut.
Aku mendengus. "Apes aja tinggi gue segini, tinggi lo segitu."
Sim cowok paling tinggi kedua di kelasnya, sementara aku cewek paling tinggi kedua di kelasku. Bisa dibayangkan dong, kalau kami sebelahan terus waktu upacara, yang barisnya diurutkan dari yang paling tinggi sampai paling rendah?
Sim tertawa. "Tapi seneng kan?"
Aku mengomel sambil berpaling, Sim tertawa lagi. Dalam hati, aku tahu jawabannya adalah iya. Aku senang bersebelahan dengan Sim. Aku jadi tidak usah kepanasan lagi kalau upacara.
Dan ... diam-diam, aku mulai naksir Sim. Jadi tentu, aku senang bisa bersebelahan dengan Sim.
Jangan tambah tinggi ya, Sim?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top