Chapter 13 : Kembali Seperti Semula

Mobil terhentak dengan sangat keras, rangkanya penyot dan mesinnya rusak. Dari bagian bawah pintu, setetes cairan menyentuh tanah. Tidak tampak, tapi semakin lama banyak dari cairan itu yang menetes hingga menunjukkan warna aslinya, merah segar.

***

"Sudah terlambat ...," mengayuh sepeda sekuat tenaga, kakinya terhenti mendadak hingga terlempar ke depan dan terguling-guling di tanah.

Tubuhnya lemas, terkapar dilumuri cairan gelap pekat yang lengket karena berguling di atasnya. Lebih baik dia seorang yang tahu apa cairan ini.

"Ah ... aku terlambat."

***

Kebakaran, percikan api, ledakan. Pemandangan yang terlihat dari atas bukit, seorang pria tersenyum lebar. "Akhirnya ... ritual selesai!" bertepatan dengan kata-kata terakhir, tubuhnya terhembus ke depan mengikuti angin dan terjatuh dari ujung tebing. Jangan ada yang melihatnya.

Desa penuh dengan kepanikan. Teriakan demi teriakan terdengar kencang. Seorang anak berdiri menatap keempat tubuh yang terkapar di hadapannya.

"Aku ... mengingatnya."

Air matanya mengalir, "aku ... sudah mengingatnya."

Berlari ke arah hutan, sebuah batu meluncur ke ujung kakinya hingga terputar ke kanan. Wajahnya terlihat berteriak tanpa suara ketika kakinya seketika sudah membiru. Tubuhnya yang keram dipaksa menggeliat ke depan.

"Aku ... benar-benar mengingatnya."

Air matanya yang sempat terhenti kembali mengalir.

"Dari pada seperti ini ...," terus maju, "lebih banyak korban ...," dia tidak menghentikan pergerakannya, "lebih baik semuanya kembali seperti semula!"

Tubuhnya terus didorong maju, hantaman batu dari langit sudah berakhir. Batu-batu terakhir sangat kecil tetapi masih memberikan dampak luar biasa, menabrak punggung anak itu hingga tertanam di dalamnya, bagaikan sebuah peluru.

Termuntah, aliran air matanya mengering. Pergerakannya terhenti.
"Daripada seperti ini ... kumohon,"

Tangannya mencoba untuk menggapai ke depan, tetapi tubuhnya tidak berdaya. Akhirnya tangan itu mengenggam di tempat. "Kembalikan semuanya seperti semula!"

Bersamaan dengan genggaman itu, sebuah bunga kuning kecil mekar di genggaman tangannya. Bunga yang indah dan masih sangat mudah, tetapi tidak mempengaruhi kekuatan dari bunga itu.

Seluruh dunia kembali diselimuti oleh cahaya. "Tolong kembalikan dunia seperti asalnya!"

Cahaya itu membawa perubahan, mengembalikan dunia seperti keadaan semula.

Di tengah derasnya hujan, tubuh seorang anak kecil yang terkapar tidak berdaya terdengar isak tangis kecil

"Aku percaya ... ini adalah bentuk terbaik dari dunia yang seharusnya."

Ucapan penutup dari tangisan dan kisah ini. Misteri yang ada tersisa tidak akan bisa dipecahkan oleh siapapun.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #arzure