Chapter 10 : Raha, si Gadis Penyelidik dan Klub Dektektif

Namaku Raha, seorang anak dari dektektif terkenal yang sedang menyamar. Banyak orang menganggapku membual, tapi aku tidak terganggu. Malahan, aku merasa senang karena hal itu musuh dari ayah tidak mengincarku dan aku bebas dari pengawasan sesuai janjinya.

Ayah masih ragu, tetapi aku berhasil mengalahkan keraguan ayah dengan bakat mengamati yang kupunya. Kasus "Pesan Merpati" yang ayah beri— sudah terjadi 30 tahun yang lalu berhasil kupecahkan ulang. Rekam jejaknya sulit dicari, tetapi aku berhasil menyelesaikannya dalam tiga hari setelah ayah memberikan kasus itu.

Tempat kejadiannya tidak pernah disentuh kembali. Bukti di TKP juga masih jelas. Tempatnya berada di pulau pribadi dan tempat yang sulit dijangkau hewan buas— meski bukti di luar ruangan masih terpudar oleh alam, ayah tidak berbuat curang dan menyediakan segalanya sebisa mungkin.

Saksi dan pelaku yang sudah tobat terlibat di dalamnya didatangkan langsung oleh ayah ke TKP. Aku juga diberikan peralatan dan mobilitas penuh selayaknya dektektif baru. Kasus ini adalah kasus tingkat tinggi. Ayah sudah memilahkan serapi mungkin, menyamarkan identitasku, menyediakan semua keperluan yang ada, dan aku menyelesaikannya dengan waktu yang singkat dalam posisi tidak mengetahui seluk beluk waktu lampau. Dengan kata lain, kemampuanku sebagai dektektif menengah ke bawah sudah diakui.

Sepertinya pengenalanku terlalu panjang, tapi tidak masalah selama ada yang menikmatinya. Lagipula aku hanya bicara sendiri, siapa pula yang bisa mendengarnya? Kecuali kamu menggunakan pihak ketiga. Jika benar, itu "curang"~ .

Hari ini aku sudah selesai menyelidiki kegelisahan dari Bu Yamu, guru matematika. Seorang guru yang mengaku sebagai sahabatnya berkata khawatir atas kesehatan mental Bu Yamu dan memintaku untuk menyelidikinya, tetapi aku tidak punya alasan untuk menolak setelah dia menawarkan kami sejumlah fasilitas klub. Aku selaku ketua akan langsung turun tangan agar tingkat keberhasilan permintaan ini semakin tinggi.

Tentu saja, tidak ada yang iri atau menganggapku mengambil panggung. Seluruhnya memprioritaskan menyelidiki hal yang mereka suka masing-masing dan di saat seperti inilah jabatan "ketua"-ku berfungsi. Aku memfokuskan diri kepada suatu kasus jadi hanya menerima terhadap "permintaan khusus".

Jika kalian bertanya "apa kasus yang kamu selidiki?" maka kalian minim informasi karena ini ditayangkan setiap harinya selama setahun. Oh, maafkan aku. Orang yang mengetahui ini adalah sosok yang menggunakan pihak ketiga agar dapat mengintip isi pikiranku. Nama kasusnya adalah "Hujan Batu" yang terjadi di sebuah jalan bukit menuju ke perdesaan setahun lalu.

Konon katanya ada makhluk kuno dari legenda sekitar yang mengamuk di sana. Orang di kota terdekat bilang merasakan sebuah getaran dari tanah beberapa saat sebelum kejadian itu terjadi. Berita di televisi mengumumkan bahwa tindakan dari pemerintah sangatlah mencurigakan. Namun, ketiga informasi tersebut tidak ada yang benar. Aku tidak akan langsung mengatakan apa yang kuketahui karena itu bisa saja menyakitkan hati para korban.

Fakta yang benar-benar menyakitkan. Bahkan tetap sulit diterima oleh orang luar yang sudah terbiasa dengan kasus kematian sepertiku. Oh, jika kamu bilang aku tidak berpengalaman, ini kasus resmi ketigaku, tetapi secara tidak resmi sudah yang ke-29. Jika diikutkan oleh kasus-kasus kecil di luar pertaruhan nyawa, sudah yang ke-174. Jangan kaget, itu jumlah yang sedikit mengingat aku hampir menghadapinya setiap hari selama 5 tahun karena ayahku seorang dektektif. Ada sistem dektektif magang dimulai dari usia 6 tahun juga, soalnya.

***

"Hari ini kita ada kasus baru?"

"Ah, ketua. Tidak ada," ucap gadis berambut pirang mirip milik Raha berbaring terlentang di lantai.

"Kamu ini, daripada bermalas-malasan lebih baik cepat dapatkan kepercayaan dari orang tuamu! Mereka terus mengawasi ruang klub karena kamu belum menyelesaikan satu kasus pun. Aku juga, walau fokus ke satu hal tidak meninggalkan kesempatan untuk meningkatkan peluangnya."

Jika terus diawasi, rrtinya belum mampu dan kami tidak bisa melangkah ke dalam kasus lebih jauh. Begitulah peraturannya.

Tersenyum membaca buku, "jangan merepotkan Raha. Mau bagaimana pun dia sepupu kita, itu membuatku merasa malu melihat perbedaan kalian."

Apa? Kalian mau aku menanggapi apa?

"Ah, kakak juga begitu! Seharusnya kakak mendukungku, tahu."

Tolong pergilah.

Memukul pelan, "jangan mengeluh dan naik ke sofa! Tubuhmu akan sakit jika terus begitu!"

Masih di sini? Ini sudah masalah keluargaku ...

"Ah, jangan memukul! Iya-iya ... aku akan naik!"

... ah, memalukan. Kukutuk kalian yang membaca ini ... tidak tertawa (?)

Mengusap pantatnya yang dipukul, "lagi pula kalian juga nantinya akan lari kepadaku. Di saat itulah, persiapanku selesai."

"Hm?" kami berdua memiringkan kepala.

Klub Dektektif, satu ketua, satu wakil dan satu anggota. Ketiganaya merupakan saudara dalam hubungan keluarga besar. Walau membosankan, tetapi perjalanan monoton ini akan membawa "dust" ke dalam lautan kedustaan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #arzure