[Non - Canon] Chapter - 1 : Rahasia~
"Hoam ...."
"Hei, Shia. Matikan lampunya."
"Hum?"
Dia menoleh ke arah pintu, melihat seorang wanita yang memasuki sebagian tubuh dari celah pintu. "Ibuku tidak seperti itu ...."
"Sudah matikan laptop-mu, jangan terlalu banyak menonton Draka."
"Huh, apa itu?"
Alis ibu naik sebelah, "aku merasa ... ingin menanyakan bagaimana cara melakukannya."
"Tunggu," mencoba, "ah, iya, aku sudah bisa."
"Ah, ada - ada saja. Kalau tidak segera kamu matikan, akan ibu sita."
"Aku rasa tidak masalah, tetapi apa - apaan perasaan kesal dan marah bercampur kecewa dan sedih ini?"
Ibu tersenyum, "tidak usah seperti itu. Jangan khawatir, besok kamu bisa menonton sepuasnya."
"Benarkah?!"
Shia tersenyum. "Aku tidak tahu apa, tapi rasanya senang."
"Kalau begitu, selamat malam."
Pintu ditutup, setelah cahaya lampu yang masuk terhalangi pintu, sinar bulan terasa cukup terang. "Harusnya aku tidak sesensitif ini, tapi ...."
Shia menatap ke atas melihat bulan. Bintang - bintang di sekitarnya berkelap - kelip.
"Indahnya, ya ...."
BUKK!
"SUDAH IBU BILANG TIDUR!"
Saat ibu masuk dengan galak, dia terkejut dan wajahnya terlihat bersalah. Shia sudah tertidur di kasur dalam selimutnya.
"Aku kemungkinan terlalu berlebihan ...."
Wajahnya yang khawatir jika Shia terbangun tidak dapat disembunyikan. Sementara itu, ada seseorang yang sedang gemetar kaku dengan tubuh berkeringat di balik selimut.
"Aku hampir mati, aku hampir mati, aku hampir mati ...."
Malam itu, Shia tertidur setelah bergemetat selama beberapa menit. Sempat terbangun karena burung gagak yang berkicau, tapi dia tidak ambil pusing dan langsung tidur.
Benar saja, pintu kembali terbuka dengan cepat tetapi lemah dengan ibu yang sudah berdiri di baliknya. "Hm ...," dia berbalik pergi tak lupa membawa sapu.
Instingku benar, ingin sekali dia katakan tapi seperti berteriak "makan aku" di depan buaya kelaparan.
Atau mungkin karena sendiri, namanya hanya bu.
"Papa pulang!"
Suara dari luar terdengar. Ah, ini -aya nya. "Bu— " Shia menahan tawa, tetapi pintu sudah terlanjur terbuka. Terpaksa harus;
"Mengaku."
PLAKK!
Takut, "tidak, tidak, tidak mungkin!"
Kedua, pura - pura tidur.
"Hm?" tanpa sadar ibunya sudah di depan wajah. Shia panik, untung saja dia sanggup menahan ekspresi hingga si ibu pergi.
Saat ibu keluar, ayah berdiri di depan pintu. Sembari pelan - pelan menutup pintu, dengan gagah ayahnya berkata :
"Bu - Ayah."
Akhirnya Shia tak bisa menahan tawa dan ibunya datang, untung saja yang terkena sapu malah sang ayah. Ketika ibu menghela nafas karena perilaku si suami, ayah malah memberikan sebuah jempol.
Mata Shia berbinar karena dalam sekejap dia bisa memahami artinya. Lalu, malam kembali berjalan di mana dalam kamar si gadis kecil tertidur.
"Eh, gadis kecil?"
PLAKK ...!
PLAK! PLAK! PLAK!
Kali ini Shia yang terkena.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top