Chapter 66 - Situasi Kota Arona
Seorang gadis berlari, di hutan yang gelap. Dia melaju ke arah yang berlawanan dari kota yang terbakar. Tubuh yang penuh luka, bahkan tulang tangan kiri yang remuk, tidak dia dihiraukan.
"Dia .... "
Wajah gadis itu terlihat sangat marah. Pupil mata yang merah menyala, memancarkan cahaya membara di setiap langkah perjalanan. Dia mencengkram erat - erat telapak tangannya.
Siapa yang sangka, orang yang pernah dia bunuh muncul kembali, diikuti oleh orang yang paling sahabatnya benci. Memikirkan itu, wajahnya tak henti menunjukkan kekesalan.
"Ah ... kamu tidak lelah main kejar - kejaran? "
Pohon di hadapannya tumbang, karena sebuah belati yang dilempar. Dari sana seorang pria keluar dan tertawa. Pria itu memiliki tubuh tinggi dan rambut putih yang panjang.
"Aku tidak menyangka kamu hidup, master. Meski penampilanmu berbeda .... "
"Banyak hal yang masih tidak kamu ketahui Amu. Organisasi besar lainnya saling mengorek informasi dari balik bayangan. "
Pria itu mengangkat siku kanan dan menatap telapak tangan. "Bagi organisasi lain, selain yang berhadapan dan bersaing langsung, keberadaan seorang kunci di organisasi lainnya sangat sulit di dapat. Salah satu alasannya mereka tidak punya cukup waktu untuk memikirkan pihak netral. Oleh karena itu ..., " menggenggam, "aku beruntung bertemu dengan 'dia' di organisasi ini. "
Seorang pria lain dengan santai berjalan keluar dari semak - semak. Dia memiliki rambut pendek berwarna kuning dan senyum yang terus terpampang di wajahnya.
Shuut!
Kepala pria itu menekuk, sebuah peluru melesat dari samping kiri. Wilayah yang dilalui oleh peluru itu terbelah oleh angin dan terjadi ledakan di tempat mendaratnya. "Wah, wah, wah, kejutan dalam kejutan. "
Pria itu menoleh ke kiri, "aku penasaran bagaimana kamu bisa bertahan hidup ...— " gadis dengan sniper yang digenggam bagaikan tombak melaju dengan kecepatan hampir menyerupai peluru, menyambar ke arah pria berambut kuning. Pria itu terhempas terbawa oleh dorongan.
Dia tetap santai dengan pistol yang dijadikan tameng olehnya, "bagaimana caramu bisa bertahan hidup? Seingatku sesaat setelahnya aku menghapus eksistensimu. "
"Orang bodoh mana yang mau memberitahu, " ucap gadis itu setelah melakukan putaran depan dengan menjadikan snipernya dan pistol pria itu sebagai tumpuan. Saat berada di posisi membelakangi pria itu tidak mungkin untuk menyerang.
Benar saja, dia sudah siap di posisi bertahan dengann menjadikan sniper sebagai tameng ketika sebuah peluru ditembakkan ke arahnya. Sniper itu tidak tergores dan bahkan peluru terpantul kembali didukung oleh arah percepatan kedua orang itu. Peluru yang dipantulkan berhasil ditangkis dengan pistol pria berambut kuning itu. Sama seperti milik gadis itu, dia menembakkan kembali beberapa peluru menggunakan pistol yang tak tergores.
"Kemampuanmu tidak berkurang ya, Zero. "
"Diamlah, pengkhianat! "
Sementara itu, 120 meter ke belakang di tempat sebelumnya pria itu berasal, dua pengguna belati sedang beradu dengan belati ganda. Tidak ada dialog di antara mereka, seperti ada kebencian yang telah menyatu dengan diri sendiri.
***
Di sebuah air terjun.
Tak jauh dari Pusat Kota Arona, dikenal oleh para anggota Pencari Harta Antik sebagai kawasan 4D. Tidak jauh dari sana, terdapat kawasan bernama 5D yang merupakan tempat pembangkit tenaga listrik tenaga air,
... dulunya.
Seorang pria bertubuh besar sedang berdiri di sana. Menunggu di depan kawah kecil yang tanahnya berwarna merah gelap. Terkadang pria itu bergumam, "Serena .... "
Dengusan hidung terdengar dari seberang sungai. Di sana terdapat sesosok beruang gelap yang sedang berjalan ke arah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Dia tidak menyadari keberadaan pria itu, tapi ....
"Akhirnya sampai juga. "
Pedang besar yang tertancap di tanah dengan mudah ditariknya. Bersamaan dengan itu, angin kuat berhembus. "Wahai roh angin, wahai roh tanah, wahai sang roh darah. "
Cahaya melingkar merah terang bersinar di sekitarnya. Beruang gelap itu melihat seseorang yang berdiri di tengah - tengah cahaya mencurigakan itu. "Hroam? "
"Wahai roh cahaya, sang roh jiwa, " dia kaget melihat sosok itu sudah menghilang, sebelum beruang itu menyadari cahaya merah di sana telah meredup dan berpindah ke bawahnya. "— kumohon, berikanlah aku kesempatan Upacara Alfroid. "
Beruang itu hendak mencakar perut pria besar yang sudah pasti akan mengenainya telak, tetapi dia bergetar sesaat setelah mendengar nama Upacara itu dan refleks melompat ke belakang. "Kenapa kamu sampai nekat merelakan nyawa untuk melakukan upacara itu?! "
Pria berbadan besar itu tersenyum, "mudah, karena kamu sudah merenggut sesuatu yang berharga dariku. "
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top