Bab 4 Story Time
Nita tersentak kaget ketika membuka matanya, dirinya tiba-tiba duduk di salah satu kursi di kelas yang kotor dengan debu yang tebal dimana-mana termasuk meja di hadapannya sekarang. Bingung kenapa dirinya berada disana ia berniat beranjak dari duduknya tetapi tubuhnya tidak bisa ia gerakan sama sekali, jantungnya seketika berpacu sangat cepat ketika merasakan atmofer yang pengap dan sangat dingin mencekik.
Sosokmu adalah impianku
Cintaku kepadamu yang tenggelam dalam kalbu
Akan menjadi candu bagiku
Jaka, aku sangat menyukaimu
Mari kita pergi bersama-sama
Seketika tubuh Nita mematung saat mendengar suara perempuan yang berada tidak jauh dari tempatnya berada. Ia tersentak kaget saat menoleh ke kirinya dan melihat seorang gadis yang tengah duduk di kursi di seberang sana sambil menundukkan kepala, sementara di atas meja tergeletak sebuah buku yang sudah usang dalam kondisi terbuka lebar namun tampak kusut seolah baru saja di remah-remah. Gadis yang ia lihat tadi di kelas dan kini berada di sana, membiarkan rambutnya menjuntai ke bawah.
"Hei Jaka, tolong jawab aku! Apakah kau menyukaiku juga ?" gumam gadis tersebut.
Mendengar gadis itu mengumam membuat Nita heran,'Apa dia bicara denganku?'pikir Nita. Akan tetapi matanya seketika terbelalak saat melihat gadis itu melayang dari atas kursinya bersamaan dengan darah yang tiba-tiba membasahi seragamnya dari bawah tubuh gadis tersebut hingga menetes kebawah mengenai kursi dan lantai kemudian berputar lalu menghampirinya. Seketika bulu kuduknya berdiri Nita berusaha untuk pergi dari sana namun sia-sia sampai sosok gadis itu berdiri di samping Nita dengan kepala masih menunduk. Nita seketika merasa mau muntah saat mencium aroma tidak sedap yang sangat menyengat dari tubuh gadis itu hingga sosok tersebut mendongak wajahnya yang memperlihatkan darah yang mengalir deras dari kepala serta luka menganga di bagian leher di sela rambut panjangnya yang tampak sudah membusuk.
"Jaka, aku sangat menyukaimu" gadis itu tersenyum seram. di ulurnya tangannya yang pucat lalu meyentuh leher Nita kemudian menekannya membuat Nita jadi kesulitan bernapas.
"Jaka, jika kau menolak cintaku maka...kau harus mati."
Mata Nita seketika melotot saat merasa lehernya di cekik oleh gadis itu, cepat-cepat ia berusaha sekuat tenaga untuk melepas tangan gadis tersebut yang terasa sangat dingin seperti es, sayangnya cengkeraman cewek itu sangat kuat dan sulit untuk dilepas.
"Le..pas! le..pas..kan aku !" cicit Nita mulai kehabisan napas dan merasakan tubuhnya kini melayang tinggi di udara bersama dengan gadis di hadapannya.
Akan tetapi sosok tersebut justru memperkuat cengkeramannya di leher Nita, sontak Nita mulai panik dan semakin sekuat tenaga melepaskan diri di sela napasnya yang mulai menipis. Secara tiba-tiba gadis itu melepaskan cengkeramannya dari leher Nita dan membiarkan tubuh Nita jatuh ke bawah, reflek gadis bertubuh ramping tersebut memejamkan kedua matanya seolah tubuhnya siap menerima benturan. Akan tetapi Nita tidak merasakan apapun di tubuhnya, saat membuka matanya ia langsung di sambut dengan langit-langit kamarnya yang tampak remang-remang karena cahaya dari lampu jalan di luar jendela kamarnya serta suara azan subuh yang tengah berkumandang. Tetapi bayangan seram yang di dalam mimpinya barusan membuat gadis itu langsung bangun dari tidurnya dalam keadaan jantung berdebar kencang seolah baru saja lari marathon dan reflek memegang lehernya yang terasa sangat dingin seolah cengkeraman tangan sosok tersebut tertinggal disana. Setelah menenangkan jantungnya sejenak barulah ia segera turun dari atas tempat tidur dan jalan keluar menuju kamar kecil untuk mengambil air wudhu.
****
"Apa ini gara-gara aku datang ke kelas lama kemarin?" batin Nita ditengah lamunannya saat menelusuri lorong menuju kantin bersama Nazira dan Salsa, sesampainya di kantin mereka segera duduk di salah satu meja setelah memesan bakso di lapak Mas Arif.
"Eh Nit kemarin kamu pergi ke bioskop bersama keluargamu ya ?" tanya Nazira di tengah obrolan seru diantara mereka.
Nita mengangguk,"Iya? Tahu darimana kalau aku sama keluargaku nonton film !" gadis itu balik bertanya.
Nazira menaikkan alis sebelahnya dengan mimik penuh tanya,"Beneran nggak tahu? Padahal kemarin aku juga ada disana buat nonton film juga !" balasnya.
Dengan polos Nita menggeleng kepala,"Mungkin aku sudah masuk bersama keluargaku buat nonton film horor !"
"Hah film horor? Bukannya kakakmu nggak suka film yang begituan ?" tanya Nazira heran, "Kok nggak ajak-ajak sih, aku kan suka film horor !" sambungnya sambil gerutu.
"Mana kutahu..orang tuaku yang ajak !" sahut Nita,"Sebenarnya aku sudah melarang orang tuaku buat nonton film horor dan menyuruh mereka buat nonton film Boboiboy the movie tapi Kak Fika malah nolak. Jadi ya..hasilnya gitu deh, malamnya dia merengek minta tidur bareng, mana Kak Fika suka kentut sembarangan lagi !" keluhnya.
Otomatis Nazira dan Salsa terbahak mendengarnya, dengan baik hati Nazira menepuk bahu Nita,"Yang sabar ya..ini hanya cobaan !" hibur Nazira yang duduk di samping Nita sedangkan Salsa tertawa akhirnya dan kemudian berhenti saat Mas Arif datang ke meja mereka bertiga sambil membawa nampan berisi pesanan mereka. Setelah memindahkan tiga mangkok dan tiga gelas ke atas meja pria itu segera kembali ke tempatnya untuk mengambil pesanan lainnya. Lantas Salsa dan Nazira segera menyantap makanan mereka sementara Nita menuangkan satu sendok sambal cabai ke dalam mangkoknya serta sedikit kecap manis dan setelah itu mengaduknya hingga merata.
Tes..
Tes..
Tes..
Tetesan darah tiba-tiba jatuh ke dalam mangkok bakso membuat Nita yang hendak menyendok kuah bakso seketika meletakkan sendoknya kembali ke dalam mangkoknya saat melihat kuah baksonya berubah menjadi merah darah dengan bakso dan mie bihun yang berenang didalamnya. Sontak gadis itu langsung mendongak ke atas, tidak ada apa-apa disana. Menyadari kejanggalan tersebut Nita mendorong mangkok itu dengan raut wajah jijik dan membuat nafsu makannya seketika hilang, sementara itu Salsa dan Nazira sibuk dengan mangkok masing-masing tanpa menyadari kejanggalan yang menimpah Nita. Barulah Salsa melirik ke arah Nita yang memilih untuk meneguk es teh manisnya namun tidak menyentuh mangkoknya.
"Nita kamu nggak makan ?" tanya Salsa heran.
Sambil meletakkan gelasnya Nita menggeleng kepalanya. Bagaimana ia bisa makan jika kuah baksonya kini berubah menjadi merah seperti darah, sangat merah dan bau amis sementara bakso dan kawan-kawannya berenang didalamnya.
"Nggak, tiba-tiba saja aku nggak nafsu makan !" jawab Nita sambil cengesan guna menutupi fakta yang terjadi kepadanya barusan.
Nazira yang baru saja menghabiskan makanannya lantas menoleh ke arah Nita lalu berpaling melihat mangkok milik Nita yang isinya masih utuh.
"Kenapa Nita? Tumben, biasanya kamu doyan makan bakso ?" tanya Nazira, ikut penasaran.
Masih masang wajah cengesan Nita menjawab,"Bukan apa-apa !".
"Kalau kamu nggak mau buatku saja ya !" seru Nazira seraya mengambil mangkok bakso tersebut. Sontak Nita berniat mencegahnya namun sayangnya Nazira sudah keburu memakannya dengan lahap, melihat itu Nita seketika ingin mual sekaligus jijik. Tetapi di sisi lain ia ingin bilang kepada Nazira.
"Nazira jangan..! di mangkok itu ada darah!" Ucap Nita akhirnya.
Nazira yang mendengarnya seketika membeku dengan posisi tangan memegang garpu yang baru saja nusuk bakso berukuran besar di banding bakso yang lain, terlihat jelas raut wajah gadis itu berubah menjadi datar setelah melihat isi mangkok tersebut.
"Darah? Nggak ada tuh, kamu mau nakutin ya?" Tanya Nazira kepada Nita.
Tertegun. Nita langsung mengambil mangkok itu dan melihat kembali isinya, gadis itu tampak bingung sekaligus bertanya-tanya saat melihat isi mangkok bakso miliknya seperti bakso pada umumnya dan tidak ada yang janggal didalamnya.
"Sebenarnya ada apa Nita, kok wajahmu jadi aneh gitu ?" tanya Salsa penasaran sekaligus heran. Begitu juga dengan Nazira.
Masih bingung Nita lantas mendorong kembali mangkok tersebut ke hadapan Nazira kemudian menjawab.
"Nggak..bukan apa-apa, Cuma salah lihat tadi !" jawabnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
Setelah makan dan bayar mereka bertiga segera kembali ke kelas sebelum bel masuk berbunyi, selang 2 menit bel masuk akhirnya berbunyi. Selama pelajaran fisika berlangsung Nita sekuat tenaga untuk tidak tidur di jam pelajaran. 'Aneh, padahal Cuma minum saja tetapi mataku berat banget,' pikir Nita seraya menahan mulutnya untuk tidak menguap. Di liriknya Salsa yang duduk di sampingnya; yang malah tidur dengan menjadikan tangan kirinya sebagai bantal.
Kriing...Kriiing....
"Baik anak-anak materi yang bapak sampaikan sampai di sini dulu! Silakan buka halaman 22 dan kerjakan dirumah, minggu depan dikumpulkan !" ucap Pak Faisal mengakhiri pelajaran fisika. Setelah mengucap salam dan keluar suasana di dalam kelas mulai riuh di tambah dengan suara gesekan kursi yang ditarik, satu per satu teman-teman Nita keluar untuk pulang namun sebagian ada yang mampir untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau urusan lain seperti Nita. Setelah berpisah dengan Nazira dan Salsa gadis itu segera pergi ke ruang OSIS untuk melihat dan mengecek pekerjaan anggotanya guna mempersiapkan festival ulang tahun sekolahnya yang ke-30.
.
.
.
Bersambung....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top