Shopping
Mari beristirahat sejenak dari rutinitas yang membosankan dan menikmati tayangan salah satu channel di platform youtube.
Hi, it's Arthur and Leo.
Sebuah tulisan dengan font menggemaskan muncul di layar disertai musik pembuka setelah mengklik judul 'Arthur and Leo: Shopping' yang diunggah dua jam yang lalu. Layar berubah menjadi gelap, sedetik kemudian kamera menyorot salah satu sudut kamar.
Sebuah kasur king size dengan gundukan selimut di atasnya. Dinding berwarna putih-krem dengan hiasan lukisan di atas tempat tidur. Di sebelah kiri tempat tidur, terlihat seperempat jendela besar yang tertutup korden yang muncul di kamera. Cahaya matahari mengintip dari celahnya.
Gundukan di atas tempat tidur bergerak. Sebuah tangan muncul, kemudian Leo terbangun dengan rambut bekas tidur sedang mengucek sebelah mata tanpa busana atas. Ia menguap dan merenggangkan tangan. Kemudian menoleh ke sisi sebelah dan mendekatkan wajahnya di sana.
Sebuah suara muncul bermonolog.
"Hi, it's Arthur and Leo. Pagi ini seperti biasa aku bangun lebih dulu. Arthur masih terlelap, semalam dia lembur sampai subuh. Tapi dia tetap membalas ciuman pagiku. Kupikir dia masih terlelap, hehe."
Seseorang di dalam selimut segera menampakkan diri dari balik selimut. Seekor anjing golden retriever muncul mengganggu si pemilik.
"Oke, Xianjun kami sudah merengek minta makan."
Layar berubah tidak stabil. Golden retriever-nya menggonggong keras, baru berhenti setelah diberi makan pagi.
"Aku sedang membuat sarapan untuk bayi besarku, hehe."
Leo sibuk membuat sarapan untuk dua porsi yang kemudian video dipercepat hingga Leo selesai membuat sarapan; avocado toast dengan irisan bacon dan telur yang ditaburi parsley di atasnya, semangkuk buah strawberi, segelas kopi americano untuk Arthur dan segelas susu untuk Leo.
"Lihat, teman-teman. Sarapan pagi hari ini." Leo memperlihatkan breakfast aesthetic di depan kamera.
"Kalian jangan lupa sarapan juga."
Leo menata piring di atas meja, ketika itu Arthur sudah bangun dengan setengah nyawa masih entah dimana. Tapi segera melek setelah melihat Leo sedang membuat sarapan untuknya.
"Morning, babe." Leo menyapa meskipun tangan masih sibuk dengan piring dan cangkir.
"Morning, babe." Arthur memeluk Leo dari belakang dan mencium bibirnya.
"Sana cuci muka dulu." Leo mendorong punggung Arthur yang masih mengenakan singlet putih. Arthur terlihat ogah-ogahan, masih ingin menambah energi pagi, tapi Leo segera mendorongnya pergi.
Leo kembali bermonolog dengan time lapse video mereka sedang menghabiskan sarapan pagi.
"Akhirnya Arthur mendapatkan libur, dan aku juga sedang libur, jadi hari ini kami mau berjalan-jalan keluar kalau cuaca cerah. Sekalian mau belanja bulanan. Stok di lemari sudah habis. Sepertinya hari ini akan cerah meskipun udara sudah mulai dingin."
Selesai sarapan, Arthur bertugas mencuci piring bekas sarapan yang mendapat gangguan dari Leo.
"Please, babe, aku sedang cuci piring." Arthur mulai merasa jengkel karena Leo menggelitik bagian sensitif Arthur di dekat ketiak.
"Sangat menyenangkan menggoda Arthur seperti ini, hihihi."
"You're really naughty boy." Arthur mengabaikan cucian dan berbalik memberi hukuman berupa ciuman kepada Leo sambil memeluk dan menggendongnya.
"Hei, selesaikan dulu!" kata Leo disela ciuman mereka.
"Siapa yang duluan menggodaku, hmm?" tanya Arthur menyeringai puas yang dijawab kekehan pelan Leo. Layar menjadi gelap, jadi mari biarkan dua orang ini menikmati 'rutinitas' pagi mereka.
Kamera dinyalakan, menampilkan Leo di dalam sebuah mobil. Di belakangnya Arthur sedang sibuk bersiap. Leo berbicara sendiri di depan kamera.
"Hai, teman-teman. Aku dan Arthur hari ini mau belanja dulu karena stok di rumah sudah menipis jadi hari ini mau belanja banyak sekali. Lihat aku sudah membuat daftar belanjaan juga."
Leo menampilkan layar ponsel yang berisi daftar belanjaan hari itu.
"Lalu aku juga ingin makan hotpot di restoran kesukaan kami."
Arthur masuk ke dalam kursi pengemudi, "Ready, babe?" tanya Arthur.
"I'm ready." Arthur mendekatkan wajah ke Leo dan memberikan kecupan ringan. Mobil melaju di jalan raya, kamera menyorot keluar jendela. Musik menenangkan mengalun mengiringi perjalanan Arthur dan Leo. Cahaya matahari bersinar cerah dengan langit biru membentang.
"Hi, akhinya kita sampai di supermarket. Lihat teman-teman." Leo menyorot papan nama besar bertuliskan Stew Leonard's.
"Tempat favorit kita kalau belanja." Leo tertawa kemudian menjelaskan, "Sebenarnya tempat belanja favoritku, karena nuansanya mirip seperti Disneyland. Karena inilah aku sering diejek bocah oleh Arthur."
Leo mendekatkan wajah ke kamera kemudian berbisik, "Padahal kan Arthur yang bocah."
Pada layar sebuah anak panas menunjuk ke arah Leo dengan tulisan, usia 33 tahun. Dan anak panah menunjuk Arthur yang baru kembali setelah memarkir mobil dengan tulisan usia 21 tahun.
"Apa yang kaulakukan?" tanya Arthur dengan curiga.
"Tidak apa-apa." Leo mencium pipi Arthur kemudian menariknya masuk ke dalam supermarket.
Kamera menyorot ke setiap sudut supermarket. Segala jenis produk yang dijual dan pernak-perniknya. Kebetulan bulan ini bertema Natal karena sudah memasuki bulan Desember. Arthur mengambil keranjang dorong besar.
Time lapse video, mereka berkeliling sambil mengambil barang belanjaan yang sudah ditulis dalam daftar. Sesekali kamera menyorot Yunxi yang bertindak kekanakan seperti menirukan robot hewan yang sedang bernyanyi bersama anak kecil di sekitarnya, atau menjadikan buah dan sayur sebagai objek mainan dengan membuat drama.
Kamera bergoyang dan terdengar suara Arthur di baliknya, "You're so cute." atau "So funny." sambil terkekeh.
Selesai berbelanja, Leo dan Arthur tiba di restoran China. Leo kembali bermonolog dengan kamera menyorot ke setiap sudut restoran. Ornamen khas China berwarna merah sangat kental terasa.
"Belakangan ini aku ingin sekali makan masakan China, terutama masakan Chengdu. Ini juga restoran favoritku. Aku merasa sedang berada di China sekarang. Aku sedikit sentimental kalau mengingat tentang China. Sebenarnya aku sangat rindu pulang ke rumah, terutama ke Chengdu. Tapi maaf aku belum siap untuk itu."
Emotikon sedih ditambahkan ke dalam layar.
Leo dan Arthur duduk berjejeran di meja pribadi. Pelayan datang mengantarkan pesanan, hotpot dua rasa sup yang disajikan dalam satu panci. Satu bagian rasa pedas dan satu bagian lagi rasa gurih. Disusul berbagai hidangan seperti sepiring irisan daging, bermacam sayuran dan seafood.
"Arthur tidak suka pedas, padahal aku sangat suka pedas. Ditambah dia sangat picky dengan makanan. Sangat rewel." Leo menoleh ke arah Arthur, Arthur menoleh ke arah Leo. Sejenak mata mereka saling bertemu kemudian Leo tersenyum.
"For our information, beratku pernah mencapai 200 kilo saat sekolah." ujar Arthur.
Leo terkejut dan menolehkan kepala ke arah Arthur dan mendapat anggukan dari pemuda itu. Leo menoleh lagi ke arah kamera dan berbisik, "Wow."
Pada bagian ini, Leo menambahkan tulisan di sudut kamera. "Aku sudah tahu dengan fakta ini, aku hanya pura-pura terkejut, hehe."
"Selamat makan," Leo memamerkan daging rebus yang sudah matang ke arah kamera. Ia menyuap penuh ke dalam mulut. "Hm~ nikmatnya~" gumamnya tak jelas sambil mengunyah. Satu suapan habis, Arthur memberikan satu suap sayur lobak ke mulut Leo.
"Thanks beb."
Leo gantian memberi service kepada Arthur dengan menyuap seiris daging dari sup rasa gurih.
"Ngomong-ngomong, Arthur memang sangat picky soal makanan. Tapi belakangan dia tidak menolak kalau kuajak makan di restoran fast food, tapi tetap dengan porsi kecil dan sangat-sangat memperhatikan kalori." Leo menyalakan kembali kamera setelah makanan di meja hanya tersisa piring dan sup hotpot yang tinggal setengah.
"Actually," Arthur tiba-tiba masuk ke dalam kamera duduk di samping Leo. "Aku iri denganmu yang bisa makan banyak tanpa takut gemuk."
Leo menoleh ke arah Arthur, "Tapi kau selalu protes kalau badanku terlalu kurus."
Arthur tak menanggapi, kemudian menyubit pelan kulit di balik pakaian Leo, "Dulu kau terlalu kurus, setelah bersamaku setidaknya kau jadi lebih berisi."
"Apa itu pertanda aku bahagia?"
"Yes, babe." Arthur mengecup pelan pipi Leo.
Kamera berganti dengan mulus kembali ke rumah Arthur dan Leo. Menampakkan dapur dengan banyak kantong belanjaan di atas meja.
"Akhirnya kembali ke rumah, dan inilah belanjaan kami hari ini. Banyak sekali, dan sekarang aku dan Arthur akan menata ke dalam penyimpanan."
Time lapse, Arthur dan Leo menata ruang penyimpanan bahan makanan di lemari es dan lemari makanan.
"Finally sudah selesai, tara~" Leo menyorot ke arah lemari yang sudah bersih dan tertata rapi. Arthur di belakang masih sibuk membenahi beberapa letak barang yang tidak sesuai atau miring.
"Arthur sedang membenahi, karena selain picky, dia juga perfectionist."
"Kau membicarakanku di belakang?" Arthur selesai kemudian memeluk Leo dari belakang dan mengecup ringan pipinya.
"Sudah selesai?" tanya Leo mengalihkan topik.
"Yup."
"Okay, teman-teman. Seperti inilah kegiatan kita di hari libur. Terima kasih teman-teman sudah mengikuti kegiatan kami hari ini, sampai jumpa di video berikutnya. Byebye!" Leo memberi lambaian tangan ke arah lensa kamera, begitu juga dengan Arthur. Kemudian, Arthur memberi ciuman kejutan di bibir Leo.
"Your lip still smell so spicy, beb."
Terdengar tawa kecil oleh Leo di layar yang sudah berubah menjadi gelap.
Arthur
Leo
**
Terima kasih sudah membaca
Salam,
Bella
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top