Demigod's Diary
Ditulis oleh xohanrie
◤ ──┅┅┄┄*ೃ:.✧✲゚*。⋆─── ⋆✩⋆
🌸Epistolary Story🌸
♥Aisha♥
✧༝┉┉┉┉┉˚*❋ ❋ ❋*˚┉┉┉┉┉༝✧
˜"*°•.˜"*°• 23 Agustus 2020 •°*"˜.•°*"˜
Perjalanan sebagai demigod ku mulai dari masuknya aku ke dalam perkampungan kemah bernama Hunter SPIN. Aku menemukan banyak teman sesama demigod, satyr dan Pendiri Perkemahan yang baik hati. Mereka menyambut kehadiranku dengan ramah.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 30 Agustus 2020 •°*"˜.•°*"˜
Selama seminggu beradaptasi, rupanya Ketua bersama satyr-nya membagi aku dan peserta perkemahan lainnya ke dalam empat wilayah. Katanya, itu perintah Dewa untuk melindungi dan menyeimbangkan lingkungan di bumi. Maka demikian, terbagilah empat kelompok dengan kekuatan khusus masing-masing.
Coba tebak, aku mendapatkan wilayah apa? Inti bumi! Tentu saja, itu karena pengurus perkemahan melihat percikan api yang muncul tak sengaja dari ujung jariku.
Astaga. Aku ketakutan. Satyr bernama Kak Hil mengancamku untuk meminum sianida jika aku gagal dalam tugas. Dewa Zeus, tolong aku!
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 31 Agustus 2020 •°*"˜.•°*"˜
Mungkin karena menempati kawasan di bagian atasnya wilayah Bapak Hades, tempat kami jadi begitu sepi. Saking sepinya, para satyr mencemaskan kami. Takut-takut kalau saja kami dicemplungkan ke dalam kolam arwahnya Pak Hades. Duh, menakutkan. Jadi tidak aneh bila satyr kerap mengunjungi tempat kami. Seperti saat ini, dua satyr datang dan memperingati kami untuk tidak diam saja.
Satyr bernama Kak Ley menyuruh kami untuk menentukan ketua dan wakil ketua. Akhirnya, dilakukan voting lalu terpilih satu ketua dan tiga wakil ketua yang disebut dayang oleh kami. Itu karena ketua adalah satu-satunya lelaki di kelompok kami.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 1 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Tugas sekaligus tantangan pertama bagi demigod adalah menunjukkan seberapa besar kekompakkan kami yang baru mengenal satu sama lain. Beruntung saja, salah satu anggota bernama Mei mengusulkan strategi yang unik. Kami mengumpulkan empat bahan lalu kita ramu bersama menjadi sebuah senjata.
Bola api di dalam inti bumi terus membara membuat kami tidak mudah kelelahan dan berusaha sekuat mungkin hingga terciptalah sebuah senjata yang dijuluki mematikan. Geez, kami sempat bingung memberi nama, tetapi karena kelebihan senjata itu cukup mengerikan. Jadilah, kami beri nama kematian.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 5 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Aku baru saja terbangun dari tidur ketika dua orang memasuki ruang tengah dengan berisik. "Guys, kalian menang kok." ucap Satyr Kak Hil yang disahut oleh Ketua yang berteriak heboh membangunkan seluruh anggota. "Woi! Selamat, kalian!"
Kami yang tidak tahu apa-apa, berlagak layaknya tukang keong yang meluncurkan satu kata, "Hah?" sambil melongo. Setelah Ketua menjerit histeris lagi, barulah kami tersadar tentang tugas tantangan kemarin. Lantas, kami menjerit bahagia. Apalagi ada keuntungan bagi pemenang kelompok, suasana perkemahan menjadi makin ramai. Bersyukur sekali, Bapak Hades tidak memarahi kami. Haha. Aku juga bersyukur karena Satyr Kak Hil tidak akan menyuruhku meminum sianida. Huhu. (╥_╥)
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 7 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Speaker di ujung ruangan berbunyi, "Tantangan akan datang satu jam lagi!" membuat kelompokku berjengit kaget. Namun, tidak ada satu pun yang mengeluh karena kami memang memahami nasib seorang demigod pemula harus diasah kemampuannya untuk menjadi demigod yang lebih baik.
Di waktu menantikan soal, kami dikejutkan oleh Bapak Hades yang datang sambil membawa obor api. Aku kira penjaga dunia bawah akan tampak mengerikan, tetapi beliau justru terkikik sambil mengatakan, "Hayo, belum dapet soal ya?"
Kami mengangguk dan Bapak Hades dengan spontan menitah, "Buatkan puisi romantis untuk Satyr kalian kemarin!" aku nyaris menjatuhkan rahangku. Raut teman-teman tampak terkejut dan kurang yakin. Akan tetapi, kami tetap mengerjakannya. Di saat itu pula, Ibu Persephone yang ternyata adalah Ketua Perkemahan datang sambil tertawa melihat kami yang merangkai puisi romantis. Aku agak terkejut melihat kehadiran Ibu Persephone.
Menatap para demigod yang kesusahan, Ibu Persephone pun membantu kami. Ah, Bapak Hades juga ikut membantu. Wah, terima kasih ya!
Setelah memakan beberapa waktu, sepucuk surat berisi puisi romantis pun mendarat di rumah Satyr Kak Hil. Beliau tampak bahagia dan terus tersenyum-senyum. Aku yakin pasti puisi itu mampu membuatnya terharu.
Kemudian, Persephone spontan memberi kami gulungan kertas berisi tantangan yang harus kami lewati. Tantangan kali ini membutuhkan kekuatan lebih, yaitu carilah rincian senjata yang lawan gunakan. Untungnya kami memiliki kitab dari perpustakaan, jadi sedikit ringan masalah yang harus diselesaikan. Ditambah, ketua yang membagi tugas kepada masing-masing anggota membuat tantangan kali ini sedikit mudah dihadapi.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 10 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Hari ini adalah hari yang menegangkan. Sebab, kami diharuskan berbicara di podium untuk menjelaskan rincian senjata yang menjadi tantangan kami kemarin. Syukurnya, acara itu berjalan lancar. Ah, ini karena usul Bang Rei sebagai ketua yang menyuruh kami untuk latihan terlebih dahulu agar tidak tegang di depan banyak orang.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 11 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Ibu Persephone datang bersama Bapak Hades. Mereka bergandengan tangan mesra. Romantis, sih. Namun, kami sudah tahu ada udang dibalik bakwan. Yap! Benar saja. Bapak Hades menjahili kami dengan memberi kertas rapot yang salah. Ini bermula karena Kak Ahya dengan watadosnya memberi api pada obor milik Pak Hades hingga beliau menjadi iseng luar biasa.
Tak lama kemudian, Bapak Hades memberi kertas rapot hasil penilaian asli sekaligus sekarung dinar atas pencapaian kami. Meski kami tidak memenangkan tantangan kali ini, kami bahagia kok. Setidaknya, kelompok api berada di peringkat kedua.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 14 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Pak Hades pulang ke dalam dunia bawah untuk mengerjakan dokumen langit. Ibu Persephone seringkali mengunjungi perkemahan kami. Meski begitu, terdapat dua satyr yang menjaga kami.
Satyr bernama Kak Ai datang membawa gulungan kertas hari ini. Kertas itu berisi tantangan yang harus demigod selesaikan, yaitu memperbaiki senjata lawan yang dipelajari kemarin. Terlihat mudah 'kan? Iya, kami pun berpikir demikian.
Seperti biasa, kami membagi tugas masing-masing dan saling menghubungi bila terdapat pertanyaan atau kendala.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 15 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Senjata berbentuk pedang sudah nyaris selesai, tinggal mencoba untuk menebaskannya ke boneka jerami. Namun, seseorang berkata lantang, "Pedangnya kurang panjang. Kita harus memperbaikinya lagi." membuat seluruh anggota tersadar dan kembali memperbaiki senjata tajam itu.
Di penghujung malam, pedang beserta kertas rincian sudah selesai. Kami berniat untuk mengirimkan mereka ke kantor bumi perkemahan besok. Semoga tidak ada kendala dan kami memenangkan tantangan ini lagi.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 16 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Celaka! Permata yang menjadi hiasan pedang lepas begitu kami masukkan ke dalam kardus.
Bersyukur demigod bernama Mei menyadarkan kami dan meminta bantuan agar semuanya memperbaiki pedang lagi.
Fiuh.
Akhirnya, kami dapat mengirimkan paket ke kantor bumi perkemahan dengan selamat. Sekarang, kami bisa beristirahat sebentar setelah begadang semalaman suntuk kemarin.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 18 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Setelah lama menantikan pengumuman dari kantor, ternyata kami mendapatkan peringkat dua lagi. Tidak apa, sih. Meski kami sudah berjuang sampai titik penghabisan, aku merasa kami menjadi semakin kompak.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 19 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Banjir! Badai! Gempa!
Perkemahan kami dilanda suatu bencana. Anggota kelompok terpisah karena hal itu. Aku bersama Bang Rei, Icel dan Leca digulung oleh tanah sampai memasuki sebuah perkemahan yang sudah tak layak huni.
Rupanya, kami berada di perkemahan tanah. Hm. Sepertinya, Dewa menyadari kekuatan para demigod yang asli.
Karena tenda dan rumah yang rusak, kami diharuskan membersihkan sekaligus membangun kembali perkemahan. Aduh. Aku malah membuat sedikit kekacauan saat mengecat huruf di papan kayu. Aku menuliskan namaku bukan nama kelompok kami. Syukur saja, Bu Persephone tidak memarahiku. Beliau malah menertawaiku, aku jadi malu. Huhu. Akan tetapi, itu tak apa. Sebab, tulisan itu bisa diganti dengan cat lain.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 20 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Kami diberi kertas gulungan berisi tantangan lagi. Namun, kali ini berbeda karena kami akan kedatangan tamu dari kelompok perkemahan lain. Mereka akan bertarung bersama kami. Oleh karena itu, aku dan anggota kelompok mempersiapkan senjata dengan cermat. Kami juga memakai strategi untuk perang besok.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 21 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Hari ini adalah hari istimewa. Akhirnya, kami dapat menunjukkan kekuatan yang terasah selama ini. Semangat! Kami pasti bisa menang!
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 23 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Kantor mengumumkan pemenang pertarungan kemarin. Kami menempati peringkat dua lagi-lagi. Hm, apakah ini kutukan dari bau anjingnya Pak Hades bernama Cerberus itu? Masalahnya, aku terkena air liur mereka saat melakukan tantangan membuat senjata beberapa pekan lalu.
Tak sampai di situ, kami diberi kubik warna pelangi. Pihak kantor menyuruh kami untuk menyelesaikan permainan benda kubus ini. Karena kami sudah mengantuk, otak kami memerlukan waktu lama untuk menyelesaikannya. Yah, kami menyerah pada akhirnya.
⊱────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 24 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Wow! Menakjubkan!
Kubiknya berubah menjadi lempengan besi yang berisi sebuah tantangan. Wah, ternyata kubik itu hanya permulaan dari sebuah tantangan.
Katanya, tantangan ini adalah tantangan terakhir bagi para demigod. Kami sudah tersenyum-senyum penuh kemenangan. Akhirnya, kami bernapas lega. Akan tetapi, itu sebelum kami membaca teks dari lempengan besi. Sungguh, kami dibuat pusing lagi oleh tantangan kali ini.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 26 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Setelah menyelesaikan tantangan dan mengirimkan sepaket kitab, kami menunggu pengumuman di ruang tengah. Menatap speaker dengan penuh antusias. "Penilaian akhir akan disimpan oleh petugas perkemahan. Jadi, tidak ada pengumuman penilaian sampai putaran tantangan besok. Biar kalian dugun-dugun ulalala." suara speaker membuat kami menghembuskan napas kecewa. Namun, itu tak lama. Sebab, kami menyadari satu kalimat janggal
Masih ada tantangan lagi.
Wah ... Wah ....
Baik-baiklah otak kesayanganku. Jangan marah lagi kalau aku suruh mencari memori di dalam laci berkas.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 28 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Benar saja. Seekor burung yang merupakan anak buahnya Pak Hermes menjatuhkan gulungan kertas tepat di kepalanya Zaskia. Dia pun memanggil seluruh anggota untuk berkumpul di ruang tengah dan membahas strategi untuk tantangan ini.
Coba tebak, apa tantangan kali ini?
Kami disuruh membuat laporan diri sendiri selama menjalani ospek sebagai demigod pemula. Aku pikir kami akan bernostalgia. Haha.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
˜"*°•.˜"*°• 30 September 2020 •°*"˜.•°*"˜
Uhuk ... Uhuk ....
Aku sedang menuliskan catatan harian untuk melaporkan apa yang terjadi sekarang sebagaimana tantangan kemarin. Hm, aku tidak tahu harus menulis seperti apa.
Ah, benar. Aku melupakan sesuatu yang penting. Padahal tanpa mereka, aku dan demigod lainnya tidak akan menjadi seperti sekarang. Iya. Karena setiap tantangan yang kami lewati mengakibatkan para demigod pemula menjadi terlatih dan semakin kuat. Lalu, semua tantangan itu berasal dari Ibu Persephone, Bapak Hades dan kakak-kakak satyr lainnya.
Terima kasih kepada para petugas perkemahan Hunter SPIN yang memberikan kami tugas berupa tantangan, selalu menjaga kami dan sabar menghadapi demigod kurang akhlak.
Maafkan kami yang nakal dan menyebalkan ini, ya. Meski, aku tak begitu yakin kalau kami nakal sebab Pak Hades yang selalu menjahili kami.
Ah, catatan ini belum selesai.
Hm. Pak Hades memang iseng luar biasa, tetapi beliau malah menjadi petugas perkemahan yang aku sukai. Haha. Ibu Persephone juga demikian, beliau yang selalu muncul di saat penjaga kami berhalangan hadir. Aku sangat menyayangi mereka berdua. Ah, aku juga menyayangi satyr lainnya kok! Haha.
Di penghujung catatan hari ini, aku sedikit merasa hampa. Sebab, setelah mengirimkan buku harian ini, maka tugasku sebagai demigod pemula pun sudah selesai. Aku akan merindukan perjuangan diriku selama ini.
Aku berharap semoga petugas dan perkemahan selalu ada untuk para demigod-demigod pemula yang masih banyak di luar sana. Semoga kalian selalu sehat dan bahagia.
Terima kasih lagi kepada para petugas dan perkemahan.
⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top