Bab 8

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and Coment 💜

Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.

1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.


Jujur aku masih sakit, tapi ini aku paksa update 😂😂

Semoga suka 🤗🤗

***

Sebelum pulang ke indekos, Yola mampir ke rumah makan. Ia hanya memesan nasi sayur, gorengan, dan es teh. Uangnya sudah menipis. Yola belum meminta kiriman kepada ibunya. Yola tidak ingin merepotkan ibunya terlalu banyak. Biaya indekos, kuota yang untung ada WiFi di kos dan kampus, serta kuliah. Belum yang lainnya membuat Yola kasihan dengan ibunya yang single parent. Karena bukan hanya dia yang butuh biaya, tapi adik laki-lakinya juga. Lebih baik, ia yang berhemat yang terpenting ibu dan adiknya tidak kekurangan.

Yola kembali ke kos dengan suasana hati yang campur aduk. Jujur, ia mulai terbawa perasaan atau istilah jaman sekarang baper dengan kode-kode abstrak yang diberikan Arsha padanya. Namun, ia takut jika itu semua tidak nyata. Ia sadar diri ia tidak sebanding dengan dosen pembimbingnya. Kenapa akhir-akhir ini, ia suka memikirkan Arsha terus? Seharusnya, ia fokus dengan tugas akhirnya, bukan baper begini.

Kasur adalah tempat ternyaman bagi anak kos-kosan setelah kuliah. Rasanya, tidak ingin beranjak satu senti saja jika sudah terlena. Dulu, Yola dan teman-temannya pernah telat gara-gara kasur. Mereka ketika istirahat pulang ke indekos untuk rehat sejenak dan ujung-ujungnya mereka telat masuk kelas karena daya magnet kasur yang begitu besar. Nasib baik telat berjamaah. Jadi tidak begitu malu dan juga dimaklumi dosen—ya, paling di sindir habis-habisan.

Yola berbaring sambil membuka ponsel. Notifikasi dari grup WA Jurusan Multimedia begitu banyak. Yola memiliki firasat yang tidak enak. Benar saja, teman laknatnya yang meledeknya dengan memajang fotonya yang dibonceng Arsha di grup.

Anjir! Astaga cobaan macam apa ini....

Pengin, deh, gantiin posisi Yola.

Yola tertawa kecil membaca pesan itu. Yola dengan ikhlas menukar posisinya.

Mereka pada heboh yang mempertanyakan hubungan seperti apa yang Yola miliki dengan Arsha. Yola cemberut membaca itu, dikira hubungan romantis apa, yang ada tuh hubungan abstrak yang di bawa baper setinggi langit terus dihempas begitu saja. Tidak ada manis-manisnya.

Yol. Sempet grepe-grepe Kak Arsha nggak? Badannya pasti gagah banget.

Mata Yola memelotot membaca pesan itu. Tidak ingin tambah gila, Yola memutuskan keluar dari grup. Dia jengah dengan semua chat yang ada di sana. Bisa-bisanya mereka mengatakan hal seperti itu. Bener, sih, badan Arsha bagus, tapi kan Yola mana sempat mau pegang-pegang. Yola menggelengkan kepalanya membuang pikiran kotornya.

Kemudian, Yola membuka pesan Wattpad-nya. Ia terkejut karena bersamaan datangnya pesan dari Prince Charming. Kenapa kebetulan sekali, sih?

Prince Charming
|Terima kasih sudah update.

AwLala
|Sama-sama. Sengaja kok update. Karena bimbingan.

|Takut ditagih sama asdos galak.

Prince Charming
|Asdos galak? Segalak apa dia?

AwLala
|Kayak harimau yang mau makan orang.

|Untung ganteng, coba kalau enggak udah aku tendang ke Antartika.

Prince Charming
|Memang berani?

AwLala
|Enggak, lah. Cuma sebel aja. Kok, ada ya asdos nyebelin kayak dia.

|Nggak kasihan sama aku. Kalau kayak gini terus, aku kapan lulusnya.

|Mau nangis rasanya ganti judul terus.

Prince Charming
|Sabar ya, pasti kamu bisa.

AwLala

|Selalu sabar menghadapi asdos rese tukang PHP.

|Pokoknya sebel banget!

|Sok ganteng, sok keren, sok jagoan kayak ayam jago.

|Dasar Arshakampret!

Prince Charming

|Kamu berani banget ngatain asdos kamu kayak gitu.

|Kamu nggak takut dia tahu?

AwLala
|Ngapain takut, dia nggak bakal tahu.

|Akukan ceritanya cuma sama kamu.

|Jangan bilang-bilang ya sama Kak Arsha kalau misalnya kamu kenal dia.

Prince Charming
|Oke.

AwLala
|Makasih, ya. Kamu baik banget, beda sama Kak Arsha.

|Kalau lihat Kak Arsha tuh bawaannya mau nendang bokongnya.

Yola tersadar dia baru saja mengetik kata bokong. Kenapa ia malah bawa-bawa bokong Kak Arsha? Astaga, otaknya sudah tercemar. Seksi, sih, tapi.... Kenapa ia malah jadi membayangkan? Fix, Yola yakin jika dirinya sudah gila. Pasti Arsha sudah memberikan jampi-jampi pada minuman tadi.

Prince Charming
|Jangan capek-capek, ya, See you.

Yola tersenyum membacanya. Mood-nya akan berubah menjadi baik jika membaca pesan dari orang itu. Rasanya nyaman aja, padahal sosok Prince Charming itu tidak nyata bahkan belum pernah ia temui.

Kemudian, Yola teringat besok akan ketemuan dengan Arsha. Sialnya, ia lupa kalau uangnya sisa tiga puluh ribu rupiah. Astaga, ke mal bawa segini mau makan apa? Bagaimana jika Arsha mengajaknya ke restoran mahal? Mati sudah hidup Yola! Tiga puluh ribu dapat apa? Haruskah ia pura-pura puasa saja di hadapan Arsha besok? Yola memijat pelipisnya pening, semua hal yang berhubungan dengan Arsha pasti membuatnya stres berkepanjangan. Lebih baik ia tidur dari pada semakin gila.

*

Arsha terduduk di depan laptop, setelah menyelesaikan chat singkat antara dia dan Yola yang sampai detik ini tidak tahu bahwa dirinyalah pemilik akun Prince Charming. Arsha tersenyum geli tanpa dia sadari, perlahan ingatan membawa dirinya kepada kejadian beberapa tahun lalu.

Seorang gadis tertidur dengan kepala bertumpu di meja yang terbuat dari kayu dengan warna kecokelatan. Banyak sekali kertas dan buku yang bertebaran di sekelilingnya. Arsha tersenyum kecil melihatnya. Ia melangkah mendekati gadis itu sambil memasukkan kedua tangannya di dalam saku. Tadi, ia ada acara diskusi dengan beberapa mahasiswa membahas perihal kepenulisan di ruangan bilik literasi perpustakaan.

"Ceroboh sekali gadis ini!" Arsha mendelik melihat ponsel dan dompet gadis itu yang tergeletak sembarangan. Untung, tempat ini sepi. Bisa saja barang-barang gadis itu lenyap diambil orang iseng. Helm di atas motor parkiran aja bisa lenyap, apalagi ini.

Arsha membereskannya, ia meletakkannya ke dalam tas gadis itu yang berada di atas meja. Sebuah buku berjudul Linguistik karangan Abdul Chaer menarik perhatiannya. Arsha tersenyum membacanya. Jadi, gadis itu tertidur karena mengerjakan hukuman darinya. Arsha mengambil kertas polio yang digunakan Yola untuk merangkum. Tulisannya lumayan rapi untuk ukuran gadis ceroboh sepertinya.

"Jadi ketiduran, kan, gara-gara dosen kampret itu! Arshakampret!" guman Yola masih memejamkan matanya. Berat sekali rasanya ingin membuka mata. Padahal, hari ini terakhir mengerjakan, besok harus dikumpulkan.

Arsha terkekeh-kekeh mendengar panggilan itu. Ia tahu dosen yang dimaksud gadis itu adalah dirinya. Ia meletakkan kembali kertas tersebut tanpa meninggalkan suara. Lalu pergi, sebelum gadis itu menyadari kehadirannya.

Dan kalau mengingat itu, Arsha hanya dapat tersenyum sendiri.

***

Jangan lupa follow RP nyaaaa

Gimana part ini?

Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?

Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?

SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE

Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla

Salam

Gulla

Istri sahnya Lee min ho ♥️

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top