Bab 5
Love dulu buat part ini ♥️
Jangan lupa follow vote and Coment 💜
Beberapa peraturan baca cerita ini. Karena antusias kalian menentukan cerita ini lanjut atau enggak. Karena kalian tahu aku suka bgt unpublish cerita hahah disaat merasa kurang.
1. Komen disetiap part-nya dan tekan bintang/vote..
2. Follow wattpad aku biar kalian ngk kaget kalau ada bagian yg tiba-tiba hilang.
3. tolong tag juga temen-temen kalian biar ikut bucin
4. Jangan Hate Komentar ya 💜😉
5. Semakin dikit yang komen dan vote semakin lama aku update.
6. Viralkan cerita ini biar seviral ikatan cinta 🤣🤣
Selamat membaca kesayanganku 🤗
***
Waktu menunjukan pukul sepuluh pagi tepat, Universitas Permata tampak ramai. Beberapa mahasiswa lalu-lalang di sekitar kampus, khususnya arah kantin. Begitu juga Yola dan ketiga temannya berniat ke kantin untuk sarapan. Mereka tadi tidak sempat sarapan karena langsung ke tempat seminar. Makan snack yang didapat dari seminar, tak cukup membuat mereka kenyang. Maklum anak kos memiliki kebiasanan makan pagi dirapel siang hari biar hemat. Istilah kerennya brunch, break fast and lunch.
Ketika Yola dan teman-temannya melintasi gedung rektorat, langkah mereka berhenti melihat sosok Arsha. Arsha terlalu tampan untuk dilewatkan setiap pergerakannya. Pria itu berjalan sambil memasukkan tangan kanannya ke saku celana masuk ke pintu utama gedung rektorat.
"Ternyata, Kak Arsha ada rapat sama dosen kampus kayaknya," bisik Kiran.
"Eh, itu bukannya asisten dosen baru, ya?" Adelia menunjuk ke salah satu wanita cantik yang berjalan ke arah Arsha.
"Kata orang-orang dia itu temen SMA Kak Arsha?"
"Ada yang bilang juga dia mantannya Arsha."
"Kayaknya, dia suka Kak Arsha, deh. Coba lihat dia nyamperin Kak Arsha. Nempelin terus lagi." Vivi menganalisis hubungan di antara ke dua orang itu. Benar saja, Arsha langsung berhenti dan berbicara dengan wanita itu. Ekspresinya begitu senang karena ditanggapi Arsha.
"Namanya Bu Xena bukan, sih?"
"Iya, namanya itu. Cocok, sih, mereka berdua sama-sama pinter dan dari keluarga yang sederajat."
Yola diam mendengar itu, padahal tadi ia sudah kegeeran karena diberi buku puisi oleh Arsha. Lagi pula, Yola sadar siapa dirinya jika dibandingkan dengan asisten dosennya itu. Mereka bagai langit dan bumi sama sekali tidak selevel.
"Noh, mereka masuk bareng ke gedung rektor."
"Fix, kayaknya mereka pacaran."
"Udah, udah. Makan, yuk, aku laper banget." Yola menyudahi gosip temannya. Walau ia yakin pasti nanti di kantin mereka akan tetap bergosip membicarakan hubungan Arsha dan Xena.
*
Pulang dari kampus Yola langsung masuk ke kamar. Ia lelah sekali, ditambah tadi mereka nongkrong sampai pukul tiga sore. Ia langsung mengunci pintu rapat-rapat agar tidak dapat diganggu. Biasanya teman-temannya akan masuk ke dalam mengajaknya ngobrol sambil makan cemilan dan nonton drakor. Namun, untuk saat ini Yola ingin istirahat. Ia menaruh tasnya di atas meja belajar. Lalu ia mengganti dress yang ia kenakan dengan pakaian santai. Kaus lengan pendek dan celana selutut.
Setelah hampir seminggu Yola memikirkan tugas akhir yang akan dia buat, akhirnya Yola memutuskan untuk memakai cerita Wattpad-nya "Married with My Assistant Lecture". Ia membuang rasa malunya jauh-jauh demi lulus tepat waktu. Ia juga sudah menyiapkan segala jawaban yang mungkin saja akan di tanyakan oleh asdosnya itu, menurutnya tidak apa-apa lah mengakui bahwa ia menjadikan Arshaka sebagai visual cast ceritanta, toh semua orang pasti setuju kalau asdosnya itu cocok di perankan sebagai tokoh di dalam ceritanya.
Yola berbaring di kasurnya sambil membuka laptopnya. Ia menyambungkan koneksi internet dengan Wi-Fi indekos. Ia akan update cerita sekaligus tugas akhirnya juga sudah setengah ia kerjakan tinggal menyusun nama judul yang pas untuk laporannya. Semalaman, Yola begadang mengunduh jurnal, sekaligus membacanya. Ia ingin cepat diacc. Ia tidak mau menunda lagi.
Yola mengembuskan napas, tiba-tiba bayangan Arsha yang sedang berbicara di panggung terlitas dipikirannya. Kenapa ia jadi memikirkan pria itu terus? Apa ini karena buku yang tadi Arsha berikan? Dasar buku sialan! Seharusnya tadi Yola buang saja di tong sampah. Ini pasti karena kebanyakan halu jadi gini deh. Maklum cewek fiksi, diperhatiin dikit langsung baper.
Yola kembali membuka website Wattpad. Baru saja ia akan pergi ke work-nya ia urungkan ketika ada sebuah pesan masuk dari Prince Charming. Tanpa sadar Yola tersenyum, orang itu memang selalu ada ketika mood-nya rusak. Berbanding terbalik dengan Arsha yang suka merusak mood-nya. Dasar asisten dosen sok ganteng! Yola kesal karena sudah hampir terjerat pesona Arshaka.
Prince Charming
|Gimana kuliah kamu? Asisten dosen kamu masih nyebelin?
AwLala
Masih pake banget. Udah nyebelin tukang PHP lagi. |
Prince Charming
|PHP gimana asisten dosen kamu?
AwLala
Dia pake acara kasih buku yang judulnya, Aku Ingin Mencintaimu Tanpa Tapi. Eh, malah jalan sama cewek lain. |
Prince Charming
|Jadi, kamu merasa ter-PHP karena itu?
|Apa kamu udah mulai suka sama asisten dosen kamu?
Yola terdiam membaca pesan di layar laptopnya itu. Apa yang Prince Charming katakan benar? Jika ia merasa asisten dosennya memberikan harapan palsu, itu tandanya Yola sudah memiliki perasaan dengan Arsha bukan? Yola menggeleng, ini pasti efek tugas akhir. Tidak mungkin ia jatuh cinta dengan Arsha. Ia membenci pria itu setengah mati, bahkan ingin menyantetnya.
AwLala
Nggak! |
Pokoknya, aku nggak suka dia. Sok ganteng, sok artis sok keren! |
Padahal, dia biasa aja. Tapi, suka tukang PHP semua cewek. |
Prince Charming
|Jadi, kamu masih merasa ter-PHP sama asisten dosen kamu?
|Kalau dia misal serius gimana? Langsung ngajak kamu nikah gitu?
AwLala
Itu mah nggak mungkin. Kak Arsha nggak mungkin lirik aku bahkan suka aku. |
Pasti dia itu cuma dendam sama aku karena pernah mengacau di kelasnya. |
Prince Charming
|Jangan banyak negatif thinking. Kadang, apa yang kita asumsikan bisa saja salah.
AwLala
Kamu, kok, belain asisten dosen itu. Kenal aja enggak! |
Prince Charming
|Saya nggak membela hanya meminta kamu untuk positif thinking.
|Kadang, negatif thinking terus itu bisa merusak mental.
|Kamu memang mau sakit hanya karena memikirkan hal yang belum pasti.
|Lebih baik berpikir hal yang pasti aja, kayak update cerita kamu gitu.
|Jangan terlalu benci sama asisten dosen kamu, nanti tugas akhir kamu nggak selesai-selesai.
AwLala
Emang, ada kolerasinya? |
Prince Charming
|Kalau dari awal udah benci dan nggak suka, pasti bikin kita bad mood buat nyelesaiinnya.
|Kecuali kalau kamu suka, pasti semangat ngerjain.
AwLala
Berarti, aku harus ubah mindset aku terhadap Kak Arsha. |
Prince Charming
|Bisa dibilang begitu.
|Kamu tahu, orang yang sukses itu orang yang dipenuhi dengan vibes yang positif.
AwLala
Makasih, ya, selalu mau jadi temen curhat aku. |
Yola tertawa membaca akhir dari pesan Prince Charming ujung-ujungnya pasti minta update. Kadang, ia bosan selalu diteror pembaca. Ia seakan-akan tidak diijinkan punya dunia sendiri. Padahal, hidupnya bukan hanya sekedar di dunia Wattpad. Mungkin, ini juga penyebab Yola menjomlo hingga sekarang. Ia lebih sayang pembaca Wattpad-nya daripada cowok-cowok yang mendekatinya. Pesan pembaca ia balas, tapi gebetan ia abaikan.
Kemudian, Yola mengambil buku yang Arsha berikan dalam tas. Ia mencoba untuk membacanya. Ia tidak boleh membenci Arsha, seharusnya ia berterima kasih telah diberikan buku gratis. Ia berusaha menuruti Prince Charming untuk postif thinking. Agar tugas akhirnya lancar. Ia harus berhenti membenci asisten dosen itu.
Cinta telah menawanku
Merasuk ke dalam hatiku tanpa permisi
Mengobrak-abrik hatiku
Sesuka hati
Menjadikan kamu candu layak ekstasi
Yang akan membuatku mati tanpa kamu di sisi
Izinkan aku mencintaimu tanpa tapi
Layaknya burung merpati yang jauh pergi
Namun akan tetap kembali pada yang terkasih
Yola langsung menutup buku itu, baru satu puisi saja sudah membuatnya salah tingkah. Apalagi, ia baca sampai akhir, pasti ia akan berteriak-teriak seperti orang gila dan seluruh penghuni kos akan mengiranya sakit jiwa. Napasnya terasa sesak membaca setiap kata yang Arsha tulis. Tulisan Arsha tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Ini hanya kata-kata, tapi kenapa sanggup menyentuh hatinya? Jangan baper! Yola jadi bimbang.
"Kenapa kata-katamu begitu manis, sih, Kak?"
"Kamu nggak kasihan sama aku yang jomlo? Aku tuh nggak bisa diginiin." Yola mendesah, kenapa ia jadi baper? Baca Wattpad saja ia sudah lemah apalagi baca buku pemberian dari penulisnya langsung. Padahal dulu ia tidak pernah tertarik dengan Arsha, kecuali visualnya yang cocok untuk ceritanya. Sepertinya, Yola sudah gila! Tergila-gila oleh Arshaka. Sampai-sampai setiap detik, menit hanya mengumpati orang itu. Mungkin, ia akan mabuk Arshaka satu semester ke depan.
*
Keesokan harinya selesai kelas di kampus, seperti biasa Arshaka mampir ke kafe bersama teman-temannya. Mereka duduk santai menghabiskan sore dengan segelas kopi dan live music. Mereka juga manusia butuh hiburan.
"Lo ngeliatin apa? Kok, mukanya serem banget?" bisik Tunjung kepada Danang. Mereka duduk saling berhadapan. Mereka sedang bersantai.
"Entah."
"Sri!" Tunjung tersentak mendengar panggilan Arsha.
"Tunjung, woy, nama gue," balas Tunjung kesal. Hanya Arsha yang berani memanggilnya dengan nama laknat itu.
"Nama lengkap lo Sri Tunjung Ramadhan." Tunjung hanya mengembuskan napas pasrah. Ia paling benci dipanggil Sri. Kenapa orang tuanya dengan tega menyematkan nama Sri sebagai nama depannya.
"Ada apa, sih?"
"Menurut lo, Sri, gue keliatan agresif nggak sih kalau jadi editor Yola?"
"Tunjung, woy." Tunjung kesal karena ia dipanggil Sri lagi.
"Lebih singkat Sri."
"Tapi, gue merasa cantik kalo di panggil Sri. Jangan-jangan lo tertarik sama gue lagi."
Padahal, Tunjung tidak terlihat banci meski namanya feminin. Bahkan, style fashion-nya normal seperti laki-laki pada umumnya. Ia mengenakan kemeja hitam polos dan celana hitam kain.
Danang tertawa mendengar perdebatan kedua orang itu. Konyol sekali! Mereka terlihat seperti anak kecilnya yang bertengkar rebutan mobil-mobilan.
"Oke, menurut pendapat lo gimana, kalau lo Nang?" Arsha memilih mengalah. Ia menoleh ke arah cermin kecil yang berada di sebelah laptopnya memastikan penampilannya masih rapi.
Tunjung meringis melihat kebiasaan Arsha yang suka bercermin, mengingatkannya dengan Park Seo Joon di drama Whats Wrong with Secretary Kim. Bisa dikatakan keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Dulu, Tunjung dipaksa menonton drama ini oleh mantan pacarnya.
"Enggak sih, asal lo nggak modus aja kayak gombal dan kasih perhatian kecil."
"Lo suka ya sama Yola?"
"Jangan bilang lo mau sekalian ngelamar naskah Yola cuma buat deketin dia aja?" Danang yang sedari tadi diam, jadi penasaran.
Danang dan Tunjung adalah sahabat Arsha sedari mahasiswa baru, jadi segala sesuatu tentang Arsha pasti mereka mengetahuinya dan kebetulan Danang juga sedang magang di bagian marketing penerbitannya, sedangkan Tunjung merasa menjadi asisten abadi Arshaka di manapun berada.
Arsha tidak menjawab pria itu, hanya mengangkat bahu saja, membuat kedua orang itu mati penasaran. Arsha bangkit dari kursi, lalu berdiri menghadap ke jendela sambil mengetik sebuah pesan kepada Yola. Dulu, Yola pernah mengirimnya pesan untuk janjian mengajukan judul. Sudah pasti dengan sigap Arsha menyimpannya.
Arsha: Jangan lupa update, ya!
***
Yuk panaskan lapak ini
Sebelum Next Vote dulu ya ♥️
Lapak Wajib Bar-bar
SPAM ♥️
SPAM 🔥
SPAM "AKU SUKA ARSHAKA"
Gimana part ini?
Follow RP ini yaaaa
Kalau bisa 50K viewer aku bakal update cepet 🔥
Ada yang mau disampaikan ke Arshaka?
Ada yang mau disampaikan ke Yolanda?
Ada yang mau disampaikan ke Antariksa?
SPAM NEXT DISINI BIAR CEPET UPDATEEEE
Jangan lupa follow @wgulla_ @wattpadgulla
Salam
Gulla
Istri sahnya Lee min ho ♥️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top