Prolog
Hay semuanya kalian pasti terkejut dan tak menyangka. Entahlah banyak cerita yang aku tulis. Semoga kalian menikmati semuanya walau aku bingung gimana cara namatinnya. HAHAHAHAHAH
TOLONG SPAM KOMEN DAN VOTE YA SWEETES!!!
I LOVE YOU
"Lelaki yang merasa beruntung memilikimu, dia tak akan pernah menggoda wanita lain. Karena baginya kamu adalah satu-satunya wanita di hidupnya. Sama seperti aku yang beruntung memilikimu sebagai pasanganku, Afiqah."
- Arsena.
****
Bahtera rumah tangga itu sebenarnya simple. Apa yang membuat pasangan bisa bertahan lama, yaitu rasa syukur. Ketika dari pihak istri dan suami mampu mensyukuri kelebihan dan kekurangan mereka masing-masing. Lalu mereka saling berusaha untuk melengkapi satu sama lain. Namun tidak semua orang punya rasa syukur, maka terjadilah banyak kasus perceraian dimana-mana. Terlebih dari pihak laki-laki mereka adalah penentu sejauh mana hubungan itu bisa berjalan.
Banyak kasus perceraian sekarang. Penyebab utamanya pasti karena laki-laki, kalau tidak selingkuh, nggak mau nyari nafkah, kekerasan rumah tangga atau mengabaikan istri. Maka dari itu memilih pria baik tidaklah cukup, harus dipenuhi tanggung jawab dan kasih sayang. Afiqah beruntung memiliki Arsena di dalam hidupnya. Pria yang mau bersabar mencintainya, dan selalu punya cara untuk membuatnya bahagia.
"Kenapa dari ngeliatin hp serius begitu?" Arsena memeluk pinggang istrinya dari belakang. Lalu ia melayangkan sebuah ciuman di atas puncak kepala Afiqah. Mereka sedang duduk di sofa.
"Aku takut mas, liat banyak kasus perceraian. Inara yang cantik dan sholeh aja diselingkuhin sama suaminya, Larisa chou juga. Apalagi aku yang kurang dari sempurna."
"Nggak boleh ngomong gitu. Lagian Mas nggak bakal selingkuh. Hati Mas udah buat adek seorang."
"Beneran?"
"Iya dong, kamu masih raguin, Mas. Kalau mas nggak cinta kamu ngapain Mas ngebet ngejar-ngejar kamu."
"Maaf adek ngeraguin, Mas."
"Asal kamu tau dek, Lelaki yang merasa beruntung memilikimu, dia tak akan pernah menggoda wanita lain. Karena baginya kamu adalah satu-satunya wanita di hidupnya. Sama seperti aku yang beruntung memilikimu sebagai pasanganku, Afiqah."
Rayuan Arsena membuat pipi Afiqah bersemu merah. Ia langsung berbalik duduk di pangkuan Arsena lalu memeluk pria itu dengan erat seakan takut kehilangan. Ia bersyukur di cintai pria seperti Arsena.
"Mas bisa aja bikin adek blushing."
"Bisa dong Mas kan CEO of Afiqah's Blushing." Afiqah tertawa mendengar itu, biasanya orang-orang akan bangga memamerkan kalau mereka CEO perusahaan besar tapi berbeda dengan suaminya yang memberikan julukan pada dirinya sendiri CEO yang pandai membuat Afiqah merona.
"Mas jangan gitu."
"Liat pipi kamu merah, itu artinya minta di cium."
"Mana ada, Mas ngibul mulu. Merah itu artinya merona malu bukan minta dicium." Afiqah mencoba mengelak dari serangan Arsena. Ia paham kalau Arsena sudah bilang cium pasti bukan cuma cium pasti lebih dahsyat dari itu.
"Nggak usah malu-malu sayang, Mas rela kok dicium kamu." Afiqah memutar bola mata kesal, karena Arsena asyik sendiri. Padahal ia bilang tidak mau.
"Adek mau ngerjain tugas dulu, besok mau ada quiz," ucap Afiqah yang berusaha menghindari Arsena. Ia capek karena digempur Arsena terus dari tadi. Baru tadi pagi mereka melakukan itu di kamar mandi. Lagipula ia memang ada jadwal kuliah besok.
Afiqah memutuskan untuk kuliah. Ada banyak alasan. Satu ia tak ingin di pandang rendah oleh orang-orang yang membulinya, ia dibully karena nikah muda dan cuma lulusan SMA, lalu banyak yang bilang masa istri polisi cuma lulusan SMA. Sebenarnya Arsena sudah mengatakan ia tak peduli kalau Afiqah hanya lulusan SMA. Arsena menerima Afiqah apa adanya. Namun Afiqah tak mau diremehkan, jadi ia akan berusaha menamatkan kuliahnya meski ia kuliah sambil merawat suami dan anak. Kuliah yang diambil Afiqah juga di swasta jadi tidak seberat kuliah di negeri.
Alasan kedua, karena ia masih muda, ia tidak mau kehilangan masa-masa mudanya begitu saja dengan larut di dunia pernikahan. Ia ingin mencoba mengeksplor dirinya lebih jauh lagi. Dan terakhir karena ia ingin jadi orang yang lebih baik lagi dengan banyak belajar.
"Mau mas bantuin?"
"Bantuin apa? Yang ada mas ngerecokin. Kayak semalem. bukannya aku ngerjain tugas yang ada mas ngerjain aku sampe malam." Semalem Arsena bilang mau membantunya membuat makalah tapi berujung mereka yang bercinta hingga malam.
Afiqah mengambil jurusan pendidikan biologi. Ia suka biologi. Biologi pelajaran yang mudah. Menjadi guru juga bukanlah hal yang sulit. Kalau ia tidak bekerja nanti, ilmunya bisa ia ajarkan untuk anaknya. Tidak ada yang sia-sia dari ilmu. Ia kuliah ketika Arga berusia dua tahun. Sekarang ia sudah semester 4. Sebentar lagi ia mau akhir semester dan memasuki semester 5. Tinggal beberapa langkah lagi untuk lulus kuliah.
"Habis kamu semalem godain, Mas. Siapa suruh pake baju seksi." Arsena tidak ingin disalahkan. Sedangkan Afiqah menatap Arsena dengan tatapan yang benar aja. Padahal ia pakai baju tidur biasa yang tidak ada seksi-seksinya.
"Kok aku yang disalahin, Mas itu yang mesum. Cabul!" Arsena tertawa mendengar itu, ia langsung memeluk Afiqah dan menciumi wajah istrinya dengan gemas. Ia tak menyangka kalau istrinya bisa segemas itu seperti anak kucing yang sedang merajuk.
"Mas lepassss!!!!!" Afiqah berusaha untuk kabur dari terkaman Arsena tapi percuma. Tenaganya terbuang sia-sia. Sialan memang! Badan saja yang gede, tapi suaminya ini manja sekali. Sekarang liat lah kepalanya sedang mengelus-ngelus perutnya.
"Nambah satu lagi boleh?"
"Mas inget kita udah punya dua anak, kamu nggak capek apa? Aku aja capek ngurus dua. Mana jaraknya cuma beda 3 tahun doang." Afiqah kembali mengingatkan Arsena untuk tidak minta macam-macam.
"Canda sayang gitu aja marah."
"Makannya kalau minta jangan aneh-aneh."
"Iya sayang."
"Aku mau kerjain tugas dulu, ya, Mas. Besok dikumpulin aku belum buat sama sekali." Arsena menghela napas, kemudian mengangguk, ia merelakan kepergian Afiqah.
"Alay banget Mas ditinggal ngerjain tugas aja kayak ditinggal kawin ekspresinya."
"Kan emang ditinggal kawin sama kamu. Di tinggal pas lagi pengen-pengennya di manja." Keluh Arsena.
"Mas udah ihhhh, mesum melu."
"Iya, maaf sayang. Yaudah kamu kerjain tugas kuliah kamu. Mas biar jaga Arga sama Aurel takut mereka kebangun." Arsena merelakan istrinya untuk mengerjakan tugas, sedangkan dirinya mengurus anak. Sudah jadi kebiasaan mereka untuk saling membantu. Kadang Arsena juga yang membersihkan kotoran atau pempers anak-anak mereka disaat Afiqah sedang sibuk. Intinya mereka berusaha untuk saling mengerti sama lain.
"AAAA MAKASIH SAYANGG KAMU PERHATIAN BANGET!!!"
"CIUM DULU DI SINI!" Arsena menunjuk bagian pipi kanannya pada Afiqah.
Afiqah dengan malu-malu berjalan ke arah Arsena lalu mengecup pipi pria itu lembut. Setelah mencium Arsena, Afiqah langsung kabur lari ke ruang belajar. Sedangkan Arsena tertawa melihat tingkah menggemaskan istrinya yang masih malu-malu. Padahal mereka sudah 3 tahun menikah tapi Afiqah masih saja malu-malu padanya.
***
lanjut atau nggak?
nggak usah aja ya, soalnya nggak ada yang baca hahahahah
GULLA
ISTRI SAHNYA LEE MIN HOO
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top